"Ahhh..." desah Leila tanpa sengaja yang menaikan libido Jack yang tidak ia tumpaskan tadi pagi. saat Cindy membangunkan timunnya yang sedang tidur itu.
Senyuman Jack semakin lebar, ia mulai mempercepat gerakan jemarinya. Di bagian lunak yang merupakan tempat sensitive Leila.
Leila tidak berani mendesah, ia mengigit bibir bawahnya dengan sensual dan berusaha menyingkirkan tangan Jack yang sedari mengoda intinya.
"Bagaimana kalau kita ke kamar untuk menuntaskan gairah yang sudah semakin nikmat," bisik Jack secara sensual.
Tetapi aksi Jack harus terhenti. Ketika mendengar suara sang ibu yang memanggil nama Leila yang semakin mendekat.
Leila segera menyingkirkan jemari Jack. Lalu berpura-pura minum untuk menipu ibu mertuanya.
"Mom lupa bilang, hari ini kita semuanya pergi ke mall. Mom ingin Jack jadi supir dan Leila juga harus ikut. Karena mom mau belikan berapa dress hamil untuk mu," ucap Maria Mikaela yang mendadak berubah pikiran untuk
"Jangan terlalu memanjakan Jack. Ada kalanya harus membuat Jack menunggu di luar," ucap Maria Mikaela yang mengajari Leila untuk bisa menyenangkan diri sendiri dan menguji kesabaran suami yang menunggu istri di luar salon. Leila menampakkan wajah malunya, mendengar nasehat ibu mertua yang mengajarin dirinya untuk menyenangkan diri sendiri. "Baik mom," balas Leila yang mendapatkan ilmu dari ibu mertuanya. "Nah gitu dong, daripada hanya memikirkan satu pihak saja dan kamunya yang rugi. hidup harus seimbang dengan pasangan," jelas Maria Mikaela yang gemas melihat sikap Leila yang suka malu-malu. "Aku-" ucap Leila mengantungkan kalimatnya. "Jangan hanya aku dan aku melulu, ingat saran Mom. Mom ingin kamu mendapatkan yang terbaik di keluarga Mikaela dan kamu itu bukan seorang pembantu, melainkan seorang istri dari Jack Mikaela. bersikaplah seperti seorang Nyonya Mikaela yang penuh wibawa dan hormat," jelas Maria Mikaela yang mulai tegas dengan perk
"Maaf lama," ucap Jack yang menghampiri kedua wanita yang duduk di sofa. yang terlihat sedang bercanda ria. "Ayo berangkat," lanjut Jack yang berjalan duluan ke arah pintu utama. Maria Mikaela dan Leila tidak curiga sama sekali. Keduanya berjalan mengikuti Jack dari arah belakang. Sembari bercerita banyak hal. Di dalam mobil, Jack melirik kedua wanita yang masih berbicara dengan tawa. Ia pun tersenyum tipis melihat kebahagiaan keduanya. Mobil yang di kemudikan oleh Jack, akhirnya sampai di pakiran mall. Ia membuka pintu untuk ibu dan istrinya. "Jangan kabur," ucap Maria Mikaela yang menasehati Jack. Jack tertawa renyah, ia berjalan di arah belakang kedua wanita yang merupakan ibu dan istrinya yang memasuki dalam lift menuju ke arah lantai dasar. Maria Mikaela mengajak Leila ke arah salon dulu dan Jack menunggu di luar sembari melihat manusia berjalan lalu lalang di hadapannya. Merasakan getaran di ponselnya, tetiba Jack merasak
"Mom mengira kamu menghubungi Cindy secara diam-diam, maka Mom segera merebut ponselnya dari tanganmu. eh tak tahunya ternyata main game," ucap Maria Mikaela dengan tawa kecil melihat kekesalan di wajah Jack yang menatapi layar ponsel yang terdengar kata GAME OVER. Jack menatapi ibunya dengan tatapan pura-pura kesal. "Mom punya hobi menuduh segala. sudah aku berdiri seperti orang gila di sini, main game saja di curigai seperti itu. ampun deh Mom," balas Jack dengan dustanya. karena ia selamat dari kecurigaan ibunya dengan menghapus nama panggilan masuk dan memilih main game. jika tidak, di pastikan sudah tamat riwayatnya dan entah bagaimana hubunganya dengan Leila. mendapatkan tatapan kekesalan dari Jack, Maria merasa sedih. "Maaf, Mom salah. maaf..." ujar Maria Mikaela lirih dengan kedua amta berkaca-kaca meminta maaf kepada Jack yang sudah marah kepadanya. "Jantungan aku Mom, lain kali jangan seperti ini lagi. sana temani Leila dan aku mau l
Sesuai janji, Cindy datang lebih awal ke tempat pertemuan dengan mengunakan pakaian pendek dan tipis di balik jaket panjang yang ia kenakan saat ini. Pintu hotel terbuka, kedua mata Cindy terbelalak besar. karena di dalam hotel tidak hanya ada pria bernama Piter. melainkan ada dua pria berkulit hitam seperti orang Afrika ada di dalam kamar. Kedua pria hitam itu mengeluarkan tatapan bergairah kepada Cindy yang masuk ke dalam kamar seorang diri. "Ini?" ucap Cindy terkejut dengan apa yang ia lihat kali ini. piter segera menyambut kedatangan Cindy dan mengunci pintunya, agar Cindy tidak kabur dari dalam kamar hotel.
"Aku tahu kau menyukai ini, maka sengaja menawarkan tubuhmu untuk di jamah lagi. akui saja," ucap Pitter yang terus mendesak rudalnya masuk semakin dalam ke celah inti Cindy yang sudah tidak mampu menerima ukuran rudal sebesar itu. "Ahhh," desah Cindy ketika merasakan rudal piter masuk ke dalam mulut rahimnya, kedua tangan Cindy menjambak rambut Piter dengan kuat. namun semua itu semakin membuat Piter semakin bengis. Piter mulai mengoyangkan tubuh Cindy dengan cepat. hingga kedua kaki Cindy hendak jatuh dari lingkaran pinggul Piter. namun Piter menahanya dengan terus mempercepat ritme hentakkannya untuk mengejar perlepasan yang akan datang sebentar lagi.
"Ohhhh..." desah Tom ketika memasukkan rudalnya ke dalam celah inti Cindy. lalu mengoyangkan tubuh Cindy begitu cepat, hingga lonjakkan sofa naik turun dengan cepat. Cindy hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan jemari meremas sofa. "Ahhhh...sungguh sempit dan mencengkeram," puji Tom yang merasakan kenikmatan tiada tara dari celah inti Cindy yang begitu memanjakan rudalnya. Puas menyetubuhi Cindy dari arah depan, kini Tom membalikan tubuh Cindy dan memaksanya untuk menungging. "Ahh..." pekik Cindy dengan suara nyaring, ketika di masuki dari belakang dan terasa semakin masuk lebih dalam. Roy yang sedari melihat mulai tidak bisa menahan gairah. ia melepaskan pakaiannya satu persatu. lalu berjalan kearah sofa untuk memaksa mulut Cindy terbuka. Cindy hampir mati tersendak, ketika rudal hitam itu masuk ke dalam mulutnya. Tidak hanya mau menjadi penonton, Piter berjalan menghampiri Cindy untuk memasukkan rudalnya ke lia
"Aku yakin kamu masih bermain sandiwara," batin Kyo yang masih tidak percaya dengan perubahan sikap Jack. Tepatnya, Kyo meragukan keseriusan Jack, setelah ia menangkap basah Jack sedang bersama dengan Cindy semalam. *** Di rumah, Jack meminta Leila untuk tidur duluan. karena ia mau menyiapkan berkas untuk pekerjaan besok. Leila yang tidak curiga, ia segera menutup kedua matanya. setelah mendapatkan kecupan mestra dari Jack yang begitu mencintai dirinya. Setelah Leila tidur, Jack berjalan ke lantai bawah. ia berjalan ke arah daput untuk meminum air dingin. tepatnya memenangkan hatinya yang kini gusar oleh keberadaan Cindy yang mulai mengusik kehidupan dan pikirannya. Berapa kali Jack mengecek ponselnya, untuk memastikan tidak ada pesan dari Cindy yang masuk ke dalam ponselnya. Sedangkan Cindy yang kini tersadar tengah malam, menatapi sekelilingnya yang merupakan kamar hotel. ia berdecak kesal sembari menyentuh area intinya yang pe
Melihat layar ponsel menunjukkan nama Andre. Jack menghela nafas lega, ia segera mengirimkan pesan untuk Andre. sekedar bertanya ada apa, karena Jack tidak berani mengangkat panggilan Andre di tempat seramai ini dan suara nyaring dengan lampu kedap kedip berputar di atas kepala. Andre tahu Jack takut mengangkat panggilannya, ia tersenyum mencemoh untuk membalas pesan dari Jack. "Jangan lupa berkas dokumen rapat jam 8 pagi besok," balas Andre dengan sengaja menggunakan kata-kata tersebut untuk menakut-nakuti Jack. Wajah Jack seketika pucat pasih. ia baru ingat ada rapat penting besok pagi. "Sial," umpat Jack yang menepuk dahinya. Cindy melihat ke arah Jack dengan tatapan heran. "Kita pulang sekarang!" perintah Jack yang menarik Cindy untuk keluar dari klub malam. "Kok pulang?" protes