"Aku yakin, kalian berdua pasti tahu di mana keberadaan Leila. Aku sangat yakin itu," batin Jack yang mulai semangat untuk mencari tahu keberadaan Leila secara diam-diam dari kedua orang tuanya. Sekaligus sangat yakin Andre pasti terlibat kerjasama dengan kedua orang tuanya untuk menyembunyikan keberadaan Leila darinya.
“Kenapa aku baru sadar akan hal yang terlewatkan di depan mata,” batin Jack yang semakin curiga dengan ketiga orang yang berkerjasama sebagai komplotan untuk membuat dirinya mendetita.
Sekian lama menunggu, akhirnya nama Jack di panggil oleh pihak apotik. Maria Mikaela bergegas menuju ke arah apoteker untuk mengembik obat Jack dan sekaligus untuk menembusnya.
"Terima kasih dan semoga cepat sembuh," ucap kasir dengan senyuman ramahnya kepada Maria Mikaela.
Maria Mikaela yang sudah mendapatkan obat, segera menghampiri Jack.
"Ayo pulang Jack, hari sudah malam. Kasihan Daddy mu yang menunggu lama di luar dalam kesendirian,"
Berapa menit kemudian, Jack yang sudah selesai mandi. melihat di atas nakas ada makanan untuk makan malam.Mau tidak mau, Jack terpaksa menyantapnya. lalu meminum obat yang di letakan atas nampan.Tok Tok Tok TokPintu kamar Jack di ketuk dari luar untuk kesekian kalinya."Jack," sahut Maria Mikaela yang kini berdiri di depan pintu kamar Jack untuk memastikan Jack ada minum obat atau tidak."Masuk," balas Jack yang sedikit terkantuk-kantuk karena efek obat yang ia minum barusan dan berusaha payah mengancing kancing kemeja piyama yang kini ia kenakan di tubuh.Sebenarnya Jack bisa saja tidak menggunakan atasan. Tetapi tubuhnya sedang kedinginan. Mau tidak mau, Jack terpaksa memakai kemeja piyama agar memberikan rasa hangat pada tubuhnya. Daripada masuk angina karena sikap keras kepalanya.Maria Mikaela berjalan masuk ke dalam kamar Jack, ia melihat Jack berbaring di atas tempat tidur.Sosok Jack yang dulu gagah dan tampan.
"Jangan bersedih lagi, jika ada yang bisa aku bantu. Katakan saja, aku pasti akan membantumu sebisa mungkin. Lagian Lala juga tahu," jelas Andre jujur dengan menggenggam kedua telapak tangan Leila yang kurus kering."Iya," balas Leila yang masih berusaha untuk tersenyum tabah dalam menghadapi kehidupan ini.Karena Leila sudah memutuskan tidak akan berlama-lama tengelam ke dalam kesedihan lagi. ia harus bangkit dan berjalan ke depan.Pengalaman pahit seperti ini sudah membuat kedua mata Leila terbuka lebar. Atas cintanya kepada Jack masih bertepuk sebelah tangan dan berakhir dengan pengorbanan bayinya yang tidak berdosa.Andre terdiam sesat, ia berpikir apa yang di katakan oleh Leila memang ada benarnya."Pulanglah, aku sudah berdamai dengan apa yang aku alami. jadi jangan cemas lagi," bujuk Leila yang mengenggam kedua telapak tangan Andre yang besar."Tapi..." ragu Andre."Aku tahu kamu di sini karena merasa kasihan padaku, atas apa y
"Kalian bicara apaan sih, selama aku tidak ada?" tanya Andre yang penasaran. ketika melihat wajah lala sudah seperti kepiting rebus yang siap di santap."Tidak ada," dusta Lala."Ha..." ragu Andre."Aku membuat makan malam, sepertinya gagal. Miura mengejek aku," dusta Lala yang menarik Andre untuk segera duduk dan menyantap makan malam bersama dengan dirinya.Andre terkekeh geli, hanya karena masakan gagal. Lala sampai memasang wajah merah merona seperti itu. seakan menghindari amukan darinya."Aku tidak keberatan dengan masakan gagal yang kamu buat, asal masih bisa di makan. akan aku makan sampai habis," ucap Andre yang menghibur Lala yang sejak tadi menundukan kepalanya. bahkan memakan dengan kepala menunduk juga yang membuatnya kurang senang dengan sikap Lala yang seperti itu.Lala mendongkan kepalanya. kedua matanya sedikit berkaca-kaca karena perhatian Andre yang membuatnya melayang jauh ke atas langit."Jangan sedih,
Sekarang, Lala merasa seakan kena karma, setelah memutuskan pensiun dari pekerjaan. Lala baru menyadari satu hal, betapa sulitnya mencari waktu untuk bersama-sama di saat Andre begitu sibuk dengan pekerjaan sebagai kepala keluarga."Aku senang, akhirnya istriku mau pergi jalan-jalan bersama dengan aku. kita akan bersama-sama sepanjang waktu besok," ucap Andre yang tersenyum manis kepada Lala yang sudah berwajah merah padam.Lala yang tidak bisa berkata-kata lagi, memilih segera menyantap makan malamnya. ia sungguh malu dengan sikap Andre yang sungguh romantis sekali."Duh, kok aku baru sadar sih?" batin Lala yang menyalahkan diri sendiri. karena baru mengetahui Andre merupaka pria yang romantis dan penuh kasih sayang kepada istri. berbeda dengan Jack yang merupakan pria bajingan.Menyebut nama Jack, tetiba api dalam hati Lala menyebur keluar. beruntungnya dapat ia tahan. sehingga tidak terlampiaskan kepada suaminya yang tidak tahu menahu apapun soal
"Aku lapar, pengen makan soto. mau tidak?" tawar Miura Diamentri kepada Leila yang berbaring dengan wajah lelah."Mau yang asin dan pedas, tidak pakai nasi dan bihun. pakai kentang dan kecembah banyak," balas Leila yang menyembutkan ciri-ciri Soto ayam yang akan di santapnya."Mau apa lagi?" tanya Miura Diamentri yang sekalian belanja ke Indomaret."Minuman coklat dingin, teh pucuk tawar dan berapa aneka cemilan. usahakan cemilan krupuk," balas Leila menyebutkan apa yang ingin di makan."Aku pergi dulu, kau jangan coba kabur!" perintah Miura Diamentri dengan nada mengancam.Leila terkekeh renyah. ia mana mungkin kabur ke luar, setelah melihat pengorbanan sahabat yang begitu ikhlas menjaga dan mendukung dirinya sampai bisa melewati semua penderitaan pahit."Aku tidak akan kabur, tenang saja. sekarang hanya mau baring dan tidur sesat," balas Leila dengan sikap menyakinkan Miura Diamentri.Melihat wajah Miura Diamentri. begitu cemas. Lei
Dengan langkah cepat, Miura Diamentri terus berjalan ke arah lift dan ia sempat berpapasan dengan seorang pria yang juga masuk ke dalam lift. Miura Diamentri hanya melihat sekilas wajah pria itu tanpa banyak bertanya. karena ia melihat tombol di lift ada yang menekan angka 5. jadi ia menekan tombol 8 yang khusus untuk kamar VVIP.Tinglift berbunyi, pria itu segera melangkah kaki untuk keluar. Miura Diamentri menatapi punggung pria tampan yang berjalan menjauh sampai pintu lift tertutup."Tampan dan gagah," batin Miura Diamentri yang memuji sosok pria tersebut.Lift mulai berjalan ke arah lantai 8.TingPintu lift terbuka lagi, Miura Diamentri segera keluar dari dalam lift. ia bergegas masuk ke kamar VVIP yang di huni oleh Leila.Sesampai di dalam kamar, Miura Diamentri melihat Leila sedang tidur lelap di atas ranjang pasien.Ada keraguan dalam Miura Diamentri untuk membangunkan Leila yang sedang tertidur lelap. tetapi ia tidak
"Aku bercanda, jangan di anggap serius. mungkin akan tinggal bersama dengan Miura Diamentri untuk sementara waktu," balas Leila yang berusaha menyakinkan kedua orang tua Jack. karena Leila tidak ingin lagi melibatkan keduanya dalam misi balas dendam kedepannya."Mom dukung keputusanmu," ucap Maria Mikaela pada akhirnya."Jangan cemas, aku sudah menerima semua musibah ini. jadi aku harus kuat untuk melangkah ke depan. soal hubungan aku dengan Jack, aku tidak tahu. belum mau memikirkannya dulu," balas Leila jujur.Kyo Mikaela berdecak kesal, setiap kali mengingat kelakuan Jack yang membuat dirinya malu. begitu juga dengan Maria Mikaela yang merasa gagal menjadi seorang ibu."Tolong rahasiakan keberadaan aku dulu. aku masih ingin tenang dulu sementara waktu," pinta Leila memohon kepada Kyo Mikaela dan Maria Mikaela yang merupakan orang tua dari Jack."Tentu saja akan kami rahasiakan. sekarang fokus dengan penyembuhan dulu, biar bisa keluar dari
"Sewajarnya aku mengingatkanmu, kau suka bandel sih. suka berlama-lama di sini," cibir Miura Diamentri yang sedikit kesal dengan sikap Leila. di larang, malah semakin menjadi-jadi untuk melakukannya."Jangan marah-marah lagi, ibu mertua membawakan bekal malam untuk kita berdua. ayo makan," ajak Leila yang membuat Miura Diamentri terkejut."Mertuamu datang ke sini?" tanya Miura Diamentri dengan memperlihatkan wajah terkejut, lalu melihat kanan dan kiri untuk mencari tahu. Apakah ada Jack di sekitar mereka, karena Miura Diamentri tidak ingin melihat Jack menganggu keberadaan Leila."Iya dan keduanya mendukung aku untuk membalas dendam atas rasa sakit hati yang aku terima. lalu mereka juga merahasiakan keberadaan aku dari Jack," jelas Leila yang mengenggam kedua tangan Miura Diamentri. agar Miura Diamentri tidak salah paham dengan niat baik kedatangan kedua mertuanya barusan."Syukurlah, aku kira Si Banjingan juga ikutan datang kesini. awas aja sampai
"Aku harus minta maaf padanya," batin Alponso yang membulatkan tekatnya untuk menemui Miura Diamentri yang kini sedang belanja bersama Lala di salah satu mall. sebenarnya Alponso ingin juga menemui Leila di kediaman keluarga Mikaela. tetapi ia tidak berani pergi kesana, karena penjagaan yang luar biasa ketat sekali.Tidak ingin berlama-lama, Alponso segera pergi ke mall yang di kasih tahu oleh Lala.Kehadiran Alponso di sambut biasa saja oleh Miura Diamentri yang kini sudah tidak ada rasa lagi kepada Alponso."Kita cari tempat duduk," tawar Lala yang tidak ingin situasi tegang antara Miura Diamentri dengan Alponso.Keduanya langsung setuju dengan ide Lala.Ketiganya memasuki salah satu kafe yang menyediahkan makanan siap saji. Miura Diamentri hanya mengoder soda dan kentang goreng."Kenapa makannya sedikit?" tanya Alponso yang mengkritik makanan yang di oder oleh Miura Diamentri.Miura Diamentri yang sadar diri dengan berat tubu
Senruhan Miura Diamentri membangunkan Jim yang sedang tertidur lelap."Ura,"ujar Jim yang terbangun dari mimpi buruknya."Ya," balas Miura Diamentri dengan senyuman lembutnya. yang berusaha menyembunyikan wajah lelahnya dari Jim.Jim yang seperti anak kecil, memeluk Miura Diamentri dengan tangisan meraung-ranung. karena ia sungguh cemas dengan keandaan Miura Diamentri selama berhari-hari tidak sadarkan diri."Di mana anak kita?" tanya Miura Diamentri yang ingin melihat anaknya."Ada di rumah, Lala dan Leila yang merawat Loki. aku di sini menjagamu," balas Jim jujur."Aku ingin melihat anak kita," ucap Miura Diametri yang tidak sabaran."Aku akan memberitaukan kepada Leila dan Lala," balas Jim yang berusaha menghibur Miura Diamentri untuk tidak cemas atau berpikiran negatif.Mendengar apa yang di katakan oleh Jim, hati Miura mulai tenang. ia sempat berpikir bayinya sudah meninggal saat di lahirkan."Aku sudah berapa hari
"Tidak perlu Syock, Jim orangnya baik dan romantis banget. hanya saja expresi wajahnya itu menyevalkan. dulu pertama kali melihatnya saja pegen aku cakar dengan kedua tangan ini," timpal Miura Diamentri yang ingat masa lalu.Jack terkekeh renyah, ia mendudukkan Leo dan Rosa di atas pahanya."Benci jadi cintakan," balas Jack yang mengoda Miur Diamentri yang di balas dengan tatapan marah oleh Miura Diamentri dengan wajah kesalnya.Acara makan bersama-sama di mulai dengan canda tawa di taman belakang rumah keluarga Mikaela.Kyo Mikaela dan Maria Mikaela yang pulang dari acara melihat ke arah belakang rumah. keduanya tersenyum bahagia. karena rumah yang sebesar ini akhirnya di huni oleh para anak-anak kandung dan angkat.***Menjelang kelahiran Miura Diamentri, Jim memutuskan libur sehari. ia ingin menjaga istrinya di dalam ruangan bersalin.Di luar ruangan, sudah berkumpul satu keluarga besar yang merupakan keluarga Mikaela yang sedari w
Sepanjang perjalanan ke rumah keluarga Mikaela. Andre masih saja kepo dengan istri dari Jim. ia sungguh penasaran sekali."Jangan penasaran melulu, tidak baik buat jantung. lagian kau pasti kenal siapa istrinya," balas Jack yang masih duduk dengan santainya di dalam mobil.Mobil yang di kemudikan oleh Jim memasuki pakiran mobil di keluarga Mikaela. Andre keluar duluan. baru di susul oleh Jack."Tuan," saut Jim yang hendak membantu Jack untuk berjalan."Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas. Jangan memanjakan aku!" perintah Jack kepada Jim."Baik," balas Jim yang melepaskan tangannya dari Jack."Jim, ini punyamu.""Oh iya," balas Jim yang mengambil salah satu kantong kresek dari tangan Jack. lalu menekan bel tanda bunyi.Bodyguard yang di dalam ruangan segera membuka pintu dan mempersilahkan ketiga pria masuk ke dalam."Daddy," sahut Leo yang berlari ke arah Jack."Daddy sudah pulang, mana Mom?" tanya Jack yang ber
Andre masuk ke dalam mobil dengan perasaan masih tidak tenang, lalu di susul oleh Jack."Jim, kita langsung pulang ke rumah atau kau ingin mampir ke suatu tempat lagi?" tanya Jack yang melihat jam di pergelangan tangannya."Tuan, apa anda tahu di mana tempat jual soto dan rujak?" tanya Jim yang tanpa menoleh ke arah belakang."Ya, kau mau makan di sana?" tanya Jack yang kaget, karena selama ini ia tidak pernah melihat Jim memakan jenis makanan tersebut."Tidak, istri mau makan. jadi saya harus beli untuknya," balas Jim yang mulai menjalankan mobilnya."ikuti saja gps ini," ucap Jack yang menyerahkan ponselnya kepada Jim.Jim segera menerima ponsel Jack dan menatapi gerakan Gps sembari menyetir mobil mewah.Andre menatapi Jack dengan tatapan kaget, karena ia baru tahu Jim bisa bahasa Indonesia. karena semalam Jim memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris."Jim bisa mengunakan berapa bahasa," balas Jack dengan menahan tawa. ia ti
"Apakah ini perbuatan David?" ujar Cindy masih dengan wajah terkejut. "Ya, maka dari itu aku tidak bisa mengemudikan mobil. selalu memakai supir pribadi," balas Jack jujur. Cindy yang percaya, segera masuk ke dalam mobil dan bersamaan berapa pria lain juga masuk ke dalam. "Jack," pekik Cindy terkejut. Jack tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada Cindy. "Aku juga terpaksa melakukan ini padamu, aku juga di ancam oleh David. jadi kalian berdua selesaikan dulu," ucap Jack yang berjalan masuk ke dalam kafe. Jim segera menjalankan mobilnya, Cindy yang di himpit oleh kedua pria di sisi kanan dan kiri. tidak bisa melakukan apapun. termasuk melawan, ia hanya melototi kedua matanya kepada supir yang menjalankan mobil. Jim mengemudikan mobilnya kembali ke villa yang di mana ada David di sana. "Aku tidak mau kembali ke sana," pekik Cindy yang masih mencoba melepaskan diri. Jim menulikan telinganya, ia masih mengemudik
David memukul kedua kaki palsunya yang tidak bisa di gerakkan dengan pukulan kuat sembari mengutuk Jack dan keluarga Mikaela. ia bersumpah akan membuat keluarga Mikaela membayar penderitanya di masa depan atas apa yang mereka lakukan padanya sampai bernasib tragis seperti ini.***Jim yang mendapatkan laporan, segera bergegas ke lapangan untuk membereskan Cindy.Dalam perlarian, Cindy masih berusaha meminta bantuan Jack. ia yakin Jack akan menyelamatkan dirinya dari kejaran David yang ingin membunuh dirinya saat ini."Jack tolong aku," lirih Cindy yang masih mengingat nomor ponsel Jack."Kau masih ingat dengan aku, setelah apa yang kau lakukan dulu?" tanya Jack yang membalas panggilan Cindy dengan santainya. Seolah-olah ia tidak marah pada Cindy sedikitpun."Maafkan aku Jack, semua salah David. ia yang merencanakan semua ini dan aku tidak berdaya sama sekali dengan ancamannya. tolong percayalah padaku," dusta Cindy dengan berlinang air mata
Miura Diamentri mengulum senyumannya dengan wajah tersipu malu."Dua tahun lalu, jika tidak salah. aku di lamar dadakan oleh Jim dan semuanya dia yang ngurus.," balas Miura Diamentri dengan wajah merah merona."Astaga, kenapa tidak kasih tahu aku?" pekik Lala yang kecewa dengan sikap Miura Diamentri."Iya, kok tidak kasih tahu kita sih. pakai rahasia-rahasiaan segala," timpal Leila yang juga ikutan kecewa dengan sikap Miura Diamentri.Miura Diamentri menampakkan wajah kesalnya kepada Leila dan Lala secara bersamaan."Kalian saja main rahasia-rahasian. masa aku tidak boleh. huh," ngeluh Miura Diamentri kesal.Lala dan Leila tertawa bersamaan. mereka berdua lupa akan apa yang mereka lakukan kepada Miura Diamentri yang saat itu merahasiakan kehamilan dari Miura."Kita impas deh," ucap Leila dengan tawanya"Kita impas sudah sekarang," timpal Lala yang ikutan ketawa."Ngomong aku belum melihat suamimu?" lanjut Lala yang kepo
"Oh ya, hampir saja aku lupa dengan tujuan kedatangan aku hari ini." Jack mulai bercerita dengan ide dan tujuan untuk menjebak Cindy keluar dari persembunyiannya. Andre langsung tidak setuju, karena ini sungguh berbahaya. Mengingat kegilaan yang pernah di lakukan oleh Jack terdahulu yang berakhir dengan kegagalan dan taruhan nyawa. "Dengar dulu sampai selesai," ucap Jack yang memotong pembicaraan Andre yang masih ngotot tidak mau setuju dengan rencananya. "Gimana aku bisa setuju dengan ide gilamu itu," seru Andre yang penuh kemarahan. Jack terkekeh renyah kembali, ia pun kembali menjelaskan secara detail semua rencananya dari awal hingga akhir.