BAB 93 TIDAK TERDUGASetelah gagal dengan sidik jari tersangka, kali ini Tim detektif kepolisian mulai mencocokkan DNA dari helaian rambut yang mereka temukan di kamar mandi ke dalam Sistem Index DNA. Sistem yang semakin canggih dapat mencocokan ratusan juta profil DNA dari seluruh dunia dalam waktu singkat."DNA-nya tidak ada yang cocok dengan basis data manapun!" anak buah Inspektur Connor melaporkan hasil pelacakan mereka."Ulang sekali lagi!" Inspektur Connor trus dibuat terkejut dan sekali lagi Harumi selamat dari pelacakan.Sistem Index DNA menyimpan lebih dari tujuh puluh persen basis data DNA penduduk resmi dari banyak sumber termasuk dari para pelaku kejahatan yang pernah terjaring oleh pihak kepolisian. Artinya masih ada sekitar tiga puluh persen yang DNA nya belum terdata."Lacak semua tangkapan kamera CCTV di area sekitar!" Inspektur Connor juga terus memberi perintah tegas."Kami sudah memeriksa semua kamera jalan dan dari beberapa pertokoan.""Mustahil!" Inspektur Conn
BAB 94 BERHADAPANAkhirnya Henry Loghan benar-benar bisa duduk berhadapan dengan Dominic Rodriguez, pria tinggi besar dengan bekas sayatan melintang di sisi pelipis wajahnya, terlihat mengerikan tapi tetap sangat karismatik. Dominik Rodriguez juga memiliki tatapan yang sangat jeli ketika memperhatikan pemuda tampan di hadapannya."Aku curiga keluarga Barker sengaja mendekati keluarga Lington untuk sebuah tujuan kotor!" Henry mulai menyampaikan informasi dengan hati-hati seperti pesan Harumi. Dom terlihat menyimak dengan tenang sampai kemudian Henry mulai menyebut nama keluarga Nakata."Aku juga curiga keluarga Barker bekerja untuk keluarga Nakata!""Dari man kau mendapat informasi itu?" Dom terkejut."Aku mendengar rumor keluarga Barker pernah terlibat bisnis kotor dengan komplotan gangster dari Jepang."Henry harus berbohong karena Dom tidak boleh tahu jika dia sedang menyembunyikan Harumi Nakata."Aku hanya ingin memperingatkan, karena aku tahu seperti apa kalian semua telah berus
BAB 95 PERSAINGAN SENGITJacob sedang tertancap kencang, terus bermain keluar masuk sampai panas menjalar ke lutut dan jari-jari kaki. Semakin tenggorokannya mengerang, pinggulnya juga bergerak semakin kuat dan handal sebagai pejantan. Jacob benar-benar sedang bersemangat ingin membuat banyak bayi di dalam rahim Harumi agar gadis itu tidak berani kabur lagi."Oh Tuhan! Apa yang kalian lakukan!"Henry melotot syok dengan pemandangan gila Jacob Lington yang sedang menunggangi pinggul Ami, gadis itu Jacob jepit telanjang di atas sofa sampai tidak bisa bergerak.Begitu melihat mata melotot Henry, Jacob langsung menyambar kemejanya untuk membungkus tubuh Harumi. Jacob yang masih telanjang juga langsung berdiri untuk memungut celana di lantai.Jacob sama sekali tidak terganggu ketika Henry melihatnya masih mencuat kaku belum usai. Jacob Lington juga memakai celananya di hadapan Henry Loghan tanpa sedikitpun merasa bersalah atau malu."Apa yang kau lakukan di sini?" Henry langsung melempar pe
BAB 96 BERBAGAI KEJUTAN"Kau tetap harus segera membereskan masalah di Edinburgh!" Henry memberi tugas tersebut pada Jacob. "Ami harus bisa bebas muncul di publik."Henry benar, Harumi tidak akan bisa muncul di publik sebagai menantu keluarga Lington jika dia masih menjadi buronan. Artinya Jacob harus menyelesaikan urusan di Edinburgh terlebih dahulu sebelum menjalankan rencana Henry."Sementara itu, Ami tetap harus bersembunyi. Jangan sampai ada yang tahu dia berada di apartemenku!""Ami akan tinggal bersamaku!" Jacob yang menyerobot bicara, tentu dia tidak mau wanitanya terus tinggal di tempat Henry."Kau akan tinggal di apartemenku!" Jacob bicara tegas pada Harumi."Tapi ingat, jangan sampai Daisy Barker tahu kau adalah Harumi Nakata!" Henry lagi yang mengingatkan.Harumi mengangguk tegas untuk meyakinkan Henry."Oke! kita hanya tinggal menunggu momen yang tepat untuk membuat kejutan!"******"Dimana anak-anak?" Yang Mulya Serkan menanyakan kedua putranya."Pangeran kecil masih me
BAB 97 MENYEMBUNYIKAN RENCANA"Pelayan istana Zubair baru memberi tahu jika Pangeran Husain sudah bangun."Serkan sedang mengunjungi kandang elang ketika diberitahu oleh Omar."Suruh pengawal untuk membawa putraku kemari." Serkan memberi perintah."Baik Yang Mulya." Omar mengangguk hormat kemudian berjalan menghampiri salah seorang pengawal yang berdiri di pintu untuk berbisik.Tak berapa lama salah seorang pengawal datang dengan mengendong Pangeran Husain yang baru bangun dan masih agak lesu."Ayo kemari!" Serkan memanggil putranya untuk ganti dia gendong.Sebelum bertanya Serkan mengecup ujung hidung dan pipi Husain terlebih dahulu."Sikumu tergores, apa kemarin kau jatuh?" Serkan bertanya pelan-pelan.Husain menggeleng pelan dengan kelopak mata redup, sebenarnya Husain juga tidak adar ketika sikunya tergores."Lihat ini!" Serkan menunjukkan siku Husain pada anak itu sendiri."Tidak sakit." Husain masih bicara lesu kemudian menempelkan kepala ke bahu Serkan untuk bersandar malas.Se
BAB 98 SELALU TERLAMBATAnelies juga baru mendapatkan berita pernikahan Kai yang serba mendadak dan mengejutkan semua orang. Anelies buru-buru mencari Yang Mulya Serkan untuk memberitahu kabar bahagia tersebut. "Kai akan menikah akhir pekan ini, apa aku bisa datang, Yang Mulya?""Sepertinya kau belum bisa pergi dalam penerbangan panjang."Serkan tidak memberi ijin karena Anelies sedang hamil muda."Pangeran Albany juga tidak bisa datang karena Jeny hampir melahirkan." Anelies memberitahu. "Emillie juga tidak bisa membawa putrinya di tengah keramaian."Anelies merasa sedih jika semua saudaranya tidak ada yang bisa datang."Tolong biarkan aku datang, Yang Mulya." Anelies terus memohon."Aku tidak bisa mengizinkanmu dengan resiko!"Artinya Kai harus menikah tanpa kehadiran saudara-saudaranya, karena Jacob juga masih pergi ke Edinburgh untuk membereskan kekacauan yang ditingalkan Harumi.*******Inspektur Connor terkejut karena tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari Jacob Lington."I
BAB 99 PENUH KEJUTAN"Harumi!" Lily terkejut melihat gadis cantik yang dibawa oleh putranya.Semua orang juga ikut berhenti terkejut, termasuk Daisy yang dibuat syok melihat Mrs. Lington mengenali Harumi."Kau pulang?" Lily langsung menghampiri Harumi untuk ia peluk."Dia wanita penggoda yang selama ini sembunyi-sembunyi ingin merampas Jacob dariku!" Daisy masih menunjuk Harumi dengan tidak terima."Kita sudah putus!" Jacob yang bicara tegas.Daisy menggeleng keras. "Kau tidak bisa bicara semudah itu untuk mengakhiri hubungan dua tahun cuma untuk membela perselingkuhanmu dengannya!"Sebenarnya Lily bisa mengerti jika Daisy akan sangat sakit hati, tapi ketika tahu gadis yang diajak Jacob berselingkuh adalah Harumi, Lily juga jadi tidak bisa menyalahkan kenakalan putranya."Harumi!"Dom dan Amanda yang datang kemudian karena melihat kerumunan tamu. Dom makin luar biasa terkejut melihat Harumi Nakata sudah tidak buta."Apa kau baik-baik saja?" Dom tidak perduli dengan yang lain, dia hany
BAB 100 AKHIRNYAMenjelang sore, semua tamu bebas ikut berdansa dengan pasangan masing-masing. Alunan musik yang lebih ceria membuat mereka lebih bebas berdansa dengan aksi masing-masing, ada yang sengaja membuat gerakan konyol bahkan untuk saling menganggu dan bercanda. Setelah mengajak ibunya berdansa, kali ini Henry mengajak Mia untuk menyusul Jacob dan Ami."Jangan iri pada Jacob!" Mia langsung berjinjit mendekatkan bibir ke telinga Henry untuk berbisik. "Aku tahu kau juga menyukai Harumi!""Jangan sok tahu!" Henry menarik telinga Mia agar menjauh dari bergosip."Ao!" Henry memekik terkejut. "Jangan injak kakiku!" Henry langsung menjentikkan jari pada Mia yang memang paling tengil tapi juga paling mereka semua sayangi sebagai adik perempuan."Istri Kai sangat cantik, aku ingin gaun seperti itu jika menikah nanti.""Kau tidak akan diperbolehkan menikah!"Sekarang Jared dan Mara memang hanya tinggal punya Mia."Nanti jika aku sudah pergi ke London untuk kuliah dan bertemu pangeran In
BAB 251 BERKUMPULJulie memandikan anjing hitam yang dia bawa pulang dari pemakaman dengan mengunakan air dari selang di halaman."Ayo berputar lagi!" Julie memberi perintah. "Biar kubersihkan kaki kirimu!"Theo terus berputar patuh mengikuti perintah Julie yang sedang menggosok bulunya dengan busa sabun mandinya yang harum."Ingat nanti malam adalah malam tahun baru, kau harus bersih!"Julie juga terus mengajak Theo bicara. "Bibiku baru meninggal dua bulan lalu, sekarang aku juga sendirian."Theo bersuara lirih sambil menggosokkan hidung ke lengan Julie."Terima kasih." Ternyata Julie paham dengan maksud anjing hitam itu untuk bersimpati.Sebenarnya Julie juga tidak memiliki teman bercerita. Selama ini Julie hanya sibuk bekerja dan mengurus bibinya yang sakit-sakitan."Aku keringkan bulumu dulu baru kau bisa makan."Julie buru-buru masuk ke dalam rumah untuk mengambil handuk dan pengering rambut."Ayo kemari!" Julie memanggil dari teras.Theo segera berlari mendekat utuk dikering
BAB 250 MENJADI ANJINGMenjelang malam akhir tahun, hujan terus turun seolah tanpa jeda, begitu pagi agak cerah Julie buru-buru pergi keluar dengan pikup tuanya. Hari masih pagi, Julie berniat pergi mengunjungi makam kedua orang tuanya sebelum malam pergantian tahun.Ketika sampai di pemakaman, Julie terkejut melihat seekor anjing jenis serigala berbulu hitam legam sedang meringkuk di samping makam ayahnya. Sepertinya anjing kurus itu sudah berada di sana sejak hujan semalam, bulunya terlihat kotor kumal oleh percikan tanah lumpur basah."Hai apa kau lapar?"Julie bertanya pada anjing kurus yang terlihat lemah dengan perut cekung."Kau tidur dan kehujanan di sini?"Kebetulan Julie sedang membawa roti isi sisa sarapannya yang belum habis untuk dia ulurkan. Theo yang sudah sangat lapar langsung mengigit roti isi daging asap yang terasa sangat lezat luar biasa setelah beberapa hari tanpa makan. Theo makan dengan lahap dari tangan Julie yang juga sama sekali tidak merasa jijik atau takut
BAB 249"Apa Theo tidak ikut?" Mara baru ingat untuk menanyakan Theo karena Mia cuma datang sendirian."Theo sedang sibuk Mom." Mia terpaksa berbohong."Padahal kemarin dia berjanji akan ikut." Mara nampak kecewa.Seharusnya Mia memang pulang bersama Theo. Tapi sepertinya Theo sedang ingin balas tidak datang. Akhirnya Mia pulang sendiri."Anak muda itu sudah sangat baik, dia selalu menjagamu." Mara terus mengagumi Theo.Sampai di sini, ternyata Mia juga baru sadar jika tidak mudah untuk menjaga persahabatan dan asmara. Kadang harus ada yang mengalah atau lebih dipilih, meskipun sama-sama tidak ada yang buruk."Theo adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki."Mia mempertegas kata 'sahabat' untuk Theo, meski untuk sekarang Mia juga belum bisa menyebut nama Zontus. Zontus masih pergi, Mia belum bisa memberitahu siapapun bila Zontus masih hidup. Zontus sedang menyelesaikan semua urusannya dan tidak ingin kembali diganggu. Yang pasti Zontus juga sedang berjuang keras untuk mereka sem
BAB 248 SEORANG IBUMia berjanji akan memberikan kesempatan pada Helena untuk menjadi ibu yang baik, asal dia mau menemui Mara dan mengakui semua kesalahannya dengan jujur.Di sore hari yang dingin awal musim beku, Helena kembali datang ke tanah peternakan untuk bertemu Mara Clark. Kali ini Helena dan Mara sedang berdiri berhadapan di depan daun pintu yang baru terbuka."Aku ingin bicara denganmu."Helena merasa telah melakukan banyak kejahatan pada Mara Clark. Sekarang Helena harus mengakui dengan jujur dan meminta maaf meskipun mungkin Mara tetap tidak akan memaafkan."Hanya di antara kita berdua dan aku berjanji tidak akan menghapus ingatanmu."Sebenarnya Helena pernah beberapa kali menculik Mara Clark dan menghapus ingatannya mengunakan sihir."Apa kau Helena?" Mara bertanya dengan tubuh masih berdiri kaku karena terkejut."Ya." Helena mengangguk dengan senyum.Dalam pandangan Mara, Helena benar-benar sangat cantik dengan rambut merah seperti milik Anelies dan terlihat masih sanga
BAB 247 DIMAAFKANMia adalah putri yang telah lama sangat Helena nantikan kehadirannya di tengah rasa kesepian. Helena rela melakukan banyak dosa keji demi bisa memiliki seorang anak. Tapi Helena tetap bernasib malang, bayi perempuannya menolak untuk dia lahirkan. Mungkin Mia memang tidak mau lahir dari ibu penyihir dengan darah immortal terkutuk."Kau akan pergi kemana?" Tiba-tiba Mia bertanya. "Kau tidak punya keluarga lagi selain kami, Ibu."Napas Helena langsung seperti tersendat dan jantungnya berdebar kencang karena mendengar dirinya baru disebut 'ibu' oleh Mia. Tubuh Helena gemetar, air mata haru meluncur deras tak tertahan. Setelah sekian lama Helena hanya bisa melihat Mia dari kejauhan, memperhatikan gadis itu dari balik semak dan rimbun pepohonan, kali ini Mia benar-benar sedang berdiri menatapnya tanpa rasa marah atau jijik."Apa aku boleh memelukmu?"Bahkan Helena harus bertanya hanya untuk memeluk putri yang telah dia kandung selama dua puluh lima tahun. Mia masih berdi
BAB 246Di luar gerimis kembali turun, atmosfer pagi terus meredup setelah matahari juga kembali tertutup awan. Udara lembab seolah enggan bergerak, menghambat segala aktifitas dengan dingin menusuk tulang."Zontus...." Mia menggeliat dalam pelukan lengan besar yang ingin terus mendekapnya."Oh ..." Mia berpaling ke kanan dengan sisa napas tersengal. "Ah...!" bibirnya langsung kembali tertangkap.Suara decak basah dan desakan napas maskulin memburu bercampur dalam keributan intim yang meningkat panas di atas ranjang. Zontus terus melumat kasar tapi tetap belum juga terpuaskan. Setiap kali Mia berusaha luput berpaling, Zontus akan segera menangkapnya lagi dengan lebih keras, mencekal rahang lembutnya agar diam untuk di desak dan dihisap.Mia menyukai rasa bibir Zontus yang maskulin kasar, tapi juga sangat lembut membuai. Entah bagaimana, padahal mereka cuma sekedar berciuman tapi rasanya nyawa Mia siap untuk ikut dia berikan. Tubuh Mia merinding gemetar, Zontus sangat besar dan kuat, s
BAB 245 DIBEBASKANZontus melompat ke dalam kawah magma yang sedang bergolak. Zontus sudah tahu jika tubuhnya tidak akan hancur, karena darah Zontus bisa lebih panas dari magma dari prut bumi. Zontus telah menelan darah paling murni dari raja negeri Utara yang bisa membakar lebih panas dari api neraka. Jenis sihir apapun tidak akan dapat lagi menyentuh tubuh Zontus.Begitu masuk ke dalam sumur magma, Zontus langsung berenang, menyelam sampai dalam hingga dia menemukan jasad elang api. Tubuh elang raksasa itu masih utuh di dasar dapur magma. Zontus segera mencabut pedang perak dari punggungnya dan seketika luapan magma ikut bergolak dan bergemuruh."Aku adalah rajamu!" Zontus siap menebaskan pedang perak besarnya. "Hanya aku yang bisa membangkitkan mu atau meleburkan tubuhmu hingga lenyap!"Suara gemuruh dan letupan magma mulai meluap sampai ke puncak gunung."Aku akan membangkitkan mu dan membebaskan mu dari segala belenggu, tapi kau hanya boleh patuh padaku!"Zontus mengayunkan pedan
BAB 244 KESAL DENGAN PARA PENGACAU MEREPOTKAN."Zontus!" Bibir Mia berucap kebas karena masih terlalu syok.Zontus berdiri di bawah shower deras dengan tubuh maskulin telanjang penuh percikan lumpur. Mia melihat lengan besar Zontus menyaruk kasar rambut di kepalnya untuk membersihkan sisa lumpur. Air yang mengalir dari punggung Zontus ikut berwarna keruh pekat. Lelehan lumpur kotor terus meluncur turun melalui tiap inci pilinan otot maskulin yang sedang meregang keras. Mahluk yang sangat mengerikan dan berbahaya.Tiba-tiba Zontus berhenti, berpaling menatap Mia dengan mata masih berkobar seperti api. Benar-benar jingga seperti api, Mia gemetar hingga tidak berani bergerak. Tubuh Mia membeku tanpa mantra, Mia masih terlalu syok dan ketakutan. Rasa takut yang sulit dijelaskan dengan nalar, tapi auranya jelas sangat kuat, terlalu kuat.Nampaknya Zontus juga menyadari tubuh Mia yang sedang menggigil. Perlu beberapa saat sampai perlahan warna jingga di mata Zontus mulai meredup, kembali ke
BAB 243 HUJANHujan akhir musim gugur selalu turun dia sertai badai. Mia memperhatikan guguran daun basah di lantai balkon yang terbawa badai semalam. Sudah hampir tiga jam, Mia hanya meringkuk diam menyaksikan sisa hujan tanpa ingin beranjak dari ranjang.Sebentar lagi musim gugur berlalu, beralih ke musim yang baru tapi nampaknya hati Mia masih belum bisa beranjak ke manapun. Sesering apapun Mia berusaha tersenyum, tapi tetap tidak dapat menutupi kerinduan nya saat sendiri. Sungguh Mia rindu Zontus.Diam-diam air mata bening kembali mengalir dari sudut mata Mia tanpa sedikit suara isakan. Dua bulan lagi usia Mia sudah sembilan belas tahun. Waktu akan terus berjalan tanpa bisa diputar kembali, tapi Mia sudah bertekad menghabiskan seumur hidupnya untuk balas menunggu Zontus.[Ingat kau berjanji akan datang menjemputku di ulang tahunku yang ke dua puluh lima] Mia mengirim pesan ke ponsel Zontus yang sudah lama lenyap padam.********Suhu udara di luar semakin menusuk tulang, rintik h