BAB 87 BENCANADaisy Barker menjerit histeris, Pangeran Habibi benar-benar mengigit lengannya sampai meninggalkan jejak barisan gigi susu yang tertancap dalam. Setelah menggigit, Pangeran Habibi juga langsung ikut berteriak menangis seolah dia yang telah menjadi korban kejahatan. Anak-anak memang bisa berbuat sesuka hati dan reaksinya sering tidak terduga. Akhirnya teriakan mereka berdua langsung menghebohkan semua orang, yang satu menjerit histeris, satunya lagi meraungkan tangisan nyaring. Jared yang berlari paling dulu, bukan untuk menolong Daisy tapi langsung membopong Pangeran Habibi untuk dia tenangkan."Kenapa?" Jared bertanya pada Habibi yang menangis sampai wajahnya merah tersengal-sengal gagap."Biasanya pangeran kecil tidak akan menangis seperti itu jika tidak sedang ketakutan." Pelayan yang bertugas mengasuh Pangeran Habibi menjelaskan, wanita itu juga baru berlari gugup karena mendengar suara tangis."Dia menggigitku!" Daisy bicara sambil meringis menggenggam lengannya
BAB 88 DAISY BARKERLengan Daisy memang sampai membengkak biru, tapi tetap saja itu cuma bekas gigitan anak empat tahun. Dokter keluarga Lington memberi salep, penghilang nyeri, dan plaster luka."Maafkan anak-anak." Lily yang menimta maaf, dia juga yang terus menemani Daisy karena Jacob entah pergi ke mana. "Menginaplah." Lily menawarkan kamar di mansionnya. " Aku tahu kau hanya tinggal seorang diri di New York."Lily belum tahu jika Jacob dan Daisy baru saja putus. Daisy juga tidak mungkin bercerita, dia tidak bodoh dan tidak akan mengalah dengan mudah."Terimakasi atas kemurahan hati Anda, Mrs. Lington." Daisy setuju untuk menginap. Lily sama sekali tidak menaruh curiga dengan segala niat Daisy. Lily dan Daisy sama-sama dibesarkan di lingkungan keluarga kaya, mereka jadi semakin mudah untuk saling menemukan kecocokan dalam berbagai obrolan. Lily menyukai Daisy Barker yang cantik, berpendidikan tinggi dan banyak wawasan. Tentu Lily bakal sangat mendukung hubunga Daisy bersama Jacob
BAB 89 KETAKUTAN DAISYKeempat pembunuh bayaran yang telah dikirim Daisy telah tewas dibantai dengan sangat mengerikan. Daisy syok dan terus muntah sampai otot perutnya kejang."Apa kau sakit?" Lily terlihat cemas, dia bantu mengambilkan air mineral untuk Daisy yang masih terus tersengal-sengal."Aku bisa memanggil dokter untukmu." Lily memberi saran."Oh, tidak aku baik-baik saja." Daisy buru-buru menggeleng kemudian menegakkan duduknya. "Aku hanya tidak biasa dengan teh di pagi hari."Daisy terus mengarang kebohongan untuk menyakinkan Lily, dia juga lekas memperbaiki sikapnya dengan banyak senyum ceria seolah tidak sedang cemas dan takut."Istirahatlah, biar nanti pelayan mengantar sarapanmu ke kamar."Daisy menuruti nasehat Lily, dia benar-benar sedang ketakutan. Daisy Barker tidak sendirian, banyak yang ikut bermain di belakangnya untuk sebuah tujuan besar. Benar-benar gawat jika rencana mereka semua sampai terbongkar karena kecerobohannya. Daisy segera menghubungi kakak laki-laki
BAB 90 HARI SIAL DAISYSiang harinya Lily mengajak Daisy keluar rumah karena dia butuh teman untuk membeli hadiah."Apa kau mau menemaniku berbelanja?""Ya, tetu." Daisy tersenyum sangat manis untuk menutupi segala masalahnya yang genting.Ternyata Lily mengajak Daisy pergi membeli mainan untuk anak-anak. Sungguh Daisy benar-benar jijik. Jika bukan karena terpaksa untuk meraih simpati keluarga Lington, Daisy tidak akan mau ikut serta.Lily berniat untuk meminta maaf pada keluarga Yang Mulya Serkan karena kemarin Pangeran Habibi telah menangis dirumahnya. Dalam pikiran Daisy, 'Lengannya yang digigit oleh bocah nakal itu, kenapa harus dia juga yang minta maaf?'"Kira-kira mana yang lebih bagus, puzzle atau mainan robot?" Lily minta pendapat Daisy."Puzzle akan merangsang anak berinovasi. Robot canggih cenderung menumbuhkan sifat konsumtif.""Ya, kau benar!" Lily setuju dengan pendapat Daisy, tak ubahnya ponsel pintar yang sekarang banyak menjadikan anak pemalas.Daisy juga membantu pi
BAB 91 HARUMI NAKATATim detektif kepolisian menemukan sidik jari di lokasi kejadian, mereka sudah mencocokkan sidik jari tersebut dengan bank data nasional tapi tidak ada yang cocok. Karena itu mereka kembali mewawancarai keluarga Walker.Mula-mula detektif kepolisian menunjukkan foto beberapa sudut toko setelah kejadian kepada Mr. Walker."Apa masih sama seperti ini ketika kalian terakhir meninggalkan toko?""Ya, karena pembeli menginginkan toko kami beserta isinya."Kembali terdengar aneh, kenapa seseorang mau membeli toko bunga beserta isinya dengan harga fantastis."Jadi kalian tidak memindahkan barang apapun dari toko?""Kami tidak membawa apapun." Mr. Walker menjawab dengan sangat tegas."Oke, seharusnya kau tau apa saja yang ada di dalam toko!""Kami juga langsung sibuk mempersiapkan restoran yang ingin kami buka, kami tidak sempat mengurusi barang kami di toko bunga." Mr. Walker cemas jika keluarganya sampai dicurigai."Kami menemukan sidik jari di sekitar laci meja kasir. K
BAB 92 KABURInspektur Connor bertanya pada Mr. Walker mengenai keberadaan gadis Asia yang pernah bekerja sebagai karyawannya di toko bunga."Di mana gadis itu sekarang?"Ternyata Mr. Walker juga tidak tahu selama ini Ami tinggal di mana."Putraku yang sering datang ke tempat tinggalnya."Akhirnya tim detektif kepolisian yang dipimpin oleh Inspektur Connor membawa Andreas Walker untuk mendatangi flat tempat tingga Harumi."Dia sudah kabur!"Inspektur Connor menemukan flat kecil itu sudah kosong, semua barang-barang Harumi sudah tidak ada yang tertinggal. Andreas juga terkejut bila Ami telah pergi tanpa memberitahunya."Mungkin dia pindah bersama sepupunya." Andreas memberitahu."Dia punya sepupu?" Inspektur Connor mengernyitkan alis pada pemuda di hadapannya."Aku melihat mereka tinggal bersama selama beberapa minggu terakhir ini.""Kau juga mengenal sepupunya?""Tidak." Andreas terus bicara jujur. "Aku hanya melihatnya saat menjemput Ami bekerja."Sebenarnya Andreas juga tidak mau
BAB 93 TIDAK TERDUGASetelah gagal dengan sidik jari tersangka, kali ini Tim detektif kepolisian mulai mencocokkan DNA dari helaian rambut yang mereka temukan di kamar mandi ke dalam Sistem Index DNA. Sistem yang semakin canggih dapat mencocokan ratusan juta profil DNA dari seluruh dunia dalam waktu singkat."DNA-nya tidak ada yang cocok dengan basis data manapun!" anak buah Inspektur Connor melaporkan hasil pelacakan mereka."Ulang sekali lagi!" Inspektur Connor trus dibuat terkejut dan sekali lagi Harumi selamat dari pelacakan.Sistem Index DNA menyimpan lebih dari tujuh puluh persen basis data DNA penduduk resmi dari banyak sumber termasuk dari para pelaku kejahatan yang pernah terjaring oleh pihak kepolisian. Artinya masih ada sekitar tiga puluh persen yang DNA nya belum terdata."Lacak semua tangkapan kamera CCTV di area sekitar!" Inspektur Connor juga terus memberi perintah tegas."Kami sudah memeriksa semua kamera jalan dan dari beberapa pertokoan.""Mustahil!" Inspektur Conn
BAB 94 BERHADAPANAkhirnya Henry Loghan benar-benar bisa duduk berhadapan dengan Dominic Rodriguez, pria tinggi besar dengan bekas sayatan melintang di sisi pelipis wajahnya, terlihat mengerikan tapi tetap sangat karismatik. Dominik Rodriguez juga memiliki tatapan yang sangat jeli ketika memperhatikan pemuda tampan di hadapannya."Aku curiga keluarga Barker sengaja mendekati keluarga Lington untuk sebuah tujuan kotor!" Henry mulai menyampaikan informasi dengan hati-hati seperti pesan Harumi. Dom terlihat menyimak dengan tenang sampai kemudian Henry mulai menyebut nama keluarga Nakata."Aku juga curiga keluarga Barker bekerja untuk keluarga Nakata!""Dari man kau mendapat informasi itu?" Dom terkejut."Aku mendengar rumor keluarga Barker pernah terlibat bisnis kotor dengan komplotan gangster dari Jepang."Henry harus berbohong karena Dom tidak boleh tahu jika dia sedang menyembunyikan Harumi Nakata."Aku hanya ingin memperingatkan, karena aku tahu seperti apa kalian semua telah berus
BAB 8 MELIHAT KILASANSudah hampir satu kali dua puluh empat jam, Putri Sofia belum juga ditemukan, bahkan belum ada petunjuk sama sekali siapa yang membantu gadis muda itu kabur. Serkan terus menemani Anelies agar dapat lebih tenang untuk memusatkan konsentrasi. Anelies sedang berusaha melihat kilasan dari dalam kepalanya untuk menemukan kebenaran putri mereka."Aku tidak melihat apa-apa." Anelies merasa putus asa, sudah puluhan kali dia mencoba tapi tetap gagal."Coba pelan-pelan dengan lebih tenang." Serkan bantu menggenggam telapak tangan Anelies.Anelies kembali memejamkan mata, memusatkan konsentrasi sambil beberapa kali menyebut lembut nama Putri Sofia. Rasanya seperti meluncur ke dalam lorong gelap tidak berujung, tapi Anelies tetap tidak melihat apa-apa."Aku tidak bisa!" Anelies menghela napas dalam kemudian mengerjap lebar untuk menatap suaminya. "Ini sangat aneh, aku benar-benar tidak bisa melihat apapun!"Mungkin karena Putri Sofia pergi atas kemauannya sendiri dan sedang
BAB 7 ZAHRAAyah Zahra juga seorang tentara, menjabat sebagai panglima komando persenjataan rahasia. Pada saat negara mereka dalam pertempuran besar, rumah keluarga Zahra menjadi salah satu target utama serangan musuh. Pihak musuh berdalih rumah tersebut digunakan sebagai gudang persenjataan pemusnah masal meski akhirnya tuduhan itu tetap tidak terbukti.Hanya dalam hitungan detik, ditengah larut malam, ketika seluruh orang terlelap tidur, tiba-tiba rumah keluarga Zahra dihantam dua buah rudal. Kedua rudal tersebut meluluh lantakkan seluruh bangunan tiga lantai hingga rata dengan tanah. Benar-benar sebuah serangan keji yang telah menyalahi aturan peperangan dan kemanusiaan.Kedua orang tua Zahra beserta seluruh pekerja di rumah mereka meninggal dalam tragedi mengerikan tersebut. Pagi harinya Zahra ditemukan sedang tertimbun puing beton bersama adik laki-lakinya di sudut kolam. Ketika ledakan terjadi Zahra memeluk adik laki-lakinya untuk dia bawa melompat ke kolam dari jendela kamar me
BAB 6 KACAUSudah hampir setengah jam Putri Sofia masuk ke dalam toilet dan sampai sekarang belum keluar. Penata makeup dan gaun yang tadi bersabar menunggu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu toilet."Putri Sofia!"Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam."Putri Sofia, apa Anda baik-baik saja?"Tetap tidak ada jawaban, mereka semua mulai cemas. Dua orang yang lain ikut mengetuk pintu, memutar handel dan mendorong."Pintunya terkunci dari dalam!"Mereka panik."Panggil pengawal!"Salah satu dari mereka berlari keluar untuk memangil pengawal sementara yang lain terus berusaha menggedor pintu toilet sambil memanggil nama Putri Sofia berulang-ulang. Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, mustahil jika mereka semua tidak cemas ketakutan, apa lagi Putri Sofia sudah hampir setengah jam di dalam kamar toilet.Tiga orang pengawal wanita tiba, mereka langsung mencongkel daun pintu kamar mandi untuk didobrak paksa."Oh, Tuhan!"Mereka semua syok, Putri Sofia sudah tidak ada di d
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZA Tiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan. "Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak "Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda. "Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed. "Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para pro
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a