Yuk VOTE biar rame LIUV U
Akhirnya Pangeran Serkan mau diajak keluar, Anelies sempat tersenyum ketika melihat Pangeran Serkan ikut memakai cena jeans dan hoodie tebal."Pakai topi dan kaca mata Anda jika masih takut ketahuan!" saran Anelies masih sambil tersenyum.Anelies juga memakai celana jeans dan hoodie, rambut hitam pendeknya cuma dia ikat dengan asal layaknya remaja bersepatu sneakers. "Panjangkan rambutmu." Pangeran Serkan balas mengoreksi penampilan Anelies.Serkan suka wanita dengan rambut panjang."Putri Kalifa berambut panjang apa Anda suka?" Anelies malah mengingatkan Putri Kalifa."Apa aku harus memberitahumu?" balas Serkan, dia tahu Anelies paling tidak suka dengan Putri Kalifa."Ingat Anda tidak boleh menikahi Putri Kalifa selama perjanjian kita masih berlaku!" Anelies mengingatkan perjanjian mereka di kertas memo yang masih dia simpan dan tiba-tiba Anelies kembali ingat dengan selembar foto dirinya dan George yang masih tertinggal di apartemen Antonio."Apa nanti Anda juga mau mengantarkan aku
Omar sudah pernah menangkap Madam Lexsis untuk diintrogasi tapi wanita itu terlalu licik, dia pandai mengarang cerita yang meyakinkan mereka jika Pablo Morez benar-benar bekerja sendiri untuk mengkhianatinya. Pangeran Serkan sampai harus berulang kali menegaskan pada Anelies agar jangan bertindak ceroboh atau semua rencana mereka akan kacau."Ingat kau harus mengikuti skenario yang sudah dijelaskan Omar!"Anelies mengangguk."Beberapa pengawal akan berjaga di luar, mereka tidak bisa ikut masuk karena Madam Lexsis pasti akan curiga. Kau harus menemuinya seorang diri, kau haya tinggal memancingnya utuk mendapatkan informasi siapa yang telah melakukan pembelian. Tidak perlu menggertak, cepat pergi jika kau sudah mendapatkan informasi.""Ya." Anelies mengangguk lagi."Ada alat kecil di sakumu, kau tinggal memencetnya jika butuh bantuan. Omar juga akan memasang alat pelacak di tubuhmu dan penyadap agar kami bisa tetap memantau."Anelies mengikuti semua perintah Pangeran Serkan dengan patuh
BAB 86 KEMAMPUAN BARUMadam Lexsis benar-benar berdiri kaku, tidak bisa bergerak tapi genggamannya masih erat pada gagang senjata apinya yang terarah pada Anelies."Katakan siapa yang membeliku?"Bibir Madam Lexsis terlihat berkedut kaku, kelihatanya dia juga kesulitan menahan dirinya untuk tidak bicara."Karen."Madam Lexsis menyebutkan nama yang tadi juga sudah dia sebutkan berulang-ulang di dalam rongga kepalanya."Siapa Karen?""Teman Pablo."Persis seperti dugaan Pangeran Serkan dan Omar jika Pablo mengenal baik pembelinya."Kau akan melupakan semua kejadian hari ini atau kepalamu akan sangat sakit jika coba mengingatnya!" Anelies bicara dengan tegas sambil menatap tajam ke dalam manik mata Madam Lexsis yang masih berdiri kaku.Selain membaca pikiran, sekarang Anelies juga bisa melakukan hipnotis dan mengunci ingatan seperti yang dilakukan Norman Biziel. Anelies langsung pergi keluar begitu saja meninggalkan Madam Lexsis yang masih berdiri kaku.Ketika berjalan di lorong untuk kel
Meskipun George bukan orang baik dan hidupnya harus berakhir dengan mengerikan. Ternyata Anelies tetap ingin mengenangnya sebagai orang yang dia cintai. Mungkin keterbukaannya itulah yang akhirnya bisa membuat kemampuan Anelies kembali. Anelies sudah tidak takut untuk memikirkan bencana itu lagi. Sebuah trauma yang pernah menutup kemampuan Anelies perlahan hilang.Anelies cuma tinggal memiliki selembar foto George yang waktu itu dia simpan di bawah tempat tidurnya dikamar Antonio. Anelies ingin mengambilnya lagi."George adalah satu-satunya keluarga yang pernah aku miliki, dia yang membesarkanku. Dia sudah tidak ada, aku tinggal memiliki satu lembar foto bersamanya yang tertinggal di apartemen Antonio, aku ingin mengambilnya." Anelies terus memohon pada Pangeran Serkan."Kenapa bisa berada di apartemen Antonio?"Sudah Anelies duga jika Pangeran Serkan akan selalu sensitif jika nama Antonio kembali disebut."Aku pernah tinggal bersamanya.""Dengan siapa saja?"Pangeran Serkan mulai sepe
Walaupun bisa sangat tegas dan keras dengan segala perinsipnya, Pangeran Serkan tetap sosok yang bijaksana dan sangat menyayangi anak-anak. Bagi Pangeran Serkan Anak-anak adalah satu-satunya malaikat tanpa dosa di muka bumi yang dapat mengelilinginya dengan senyum ceria paling jujur untuk dicintai tanpa ragu. Pangeran Serkan ingin memiliki malaikat kecil dari darah dagingnya sendiri bukan cuma sekedar untuk mengokohkan posisinya sebagai putra mahkota. Pageran Serkan ingin menjadi seorang ayah, karena itu keinginannya sekarang memang hanya untuk segera membuat Anelies hamil. Serkan ingin putranya dilahirkan oleh wanita yang tidak memiliki ambisi pada kekuasaan yang dia miliki.Anelies benar-benar dibawa ke Hawai, kesebuah resort private super eksclusive yang membuat mereka tidak perlu dikelilingi pengawal selama dua puluh empat jam. Mereka bisa memiliki pantai privat dengan pasir putih yang berombak lebih landai dan jauh dari aktifitas penduduk lokal atau wisatawan lain. Anelies dan Pan
"Kau sudah kembali?" Mara terkejut dengan kepulangan Jared yang lebih cepat."Aku tidak bisa tenang meningalkanmu yang seperti ini?" Jared menghampiri Mara. "Udaranya masih dingin."Mara berdiri di dekat bingkai jendela yang terbuka, di luar sedang hujan. Fisik Mara sedang kurang sehat akhir-akhir ini, karena itu Jared buru-buru kembali. "Di mana putriku berteduh saat hujan seperti ini?" ucap Mara sambil mendekap dadanya. "Aku benar-benar sangat takut, Jared."Sudah hampir empat bulan sejak ledakan itu terjadi dan sampai sekarang mereka belum mendapat kabar pasti dari Anelies. Jika dulu mereka tahu Anelies bersama George, sekarang Anelies sendirian, terlontang-lantung tidak punya tujuan dan mungkin sedang ketakutan. Empat bulan yang lebih membuat cemas bagi Mara dan Jared. Mara sampai jatuh sakit karena tidak mau menelan makanan. Jared sangat mencemaskan Anelies juga mencemaskan Mara."Seharusnya Tobias akan segera dapat melacaknya." Tobias Harlot telah meretas semua sistem pereka
BOLEH DI-SKIP BUAT YANG TIDAK NYAMAN DENGAN ADEGAN BULAN MADU. "Kenapa berhenti?" Anelies terkejut dengan Pangeran Serkan yang tiba-tiba mematikan mesin yacht-nya. "Kemarilah." Anelies dipanggil untuk berdiri. Cuaca siang hari yang cerah, tidak terlalu berangin dan hangat. Aneleis berjalan mendekati Pangeran Serkan. "Lihatlah!" Pangeran Serkan menunjukkan gerombolan ikan-ikan karang yang sangat cantik sedang brenang di permmukaan air jernih yang dangkal. Mereka sedang berhenti di dekat teluk, banyak wisatawan yang melakukan kegiatan snorkeling. "Kau mau turun?" "Aku?" Aneleis sampi menunjuk dirinya sendiri karena tidak percaya Pangeran Serkan menawarkan untuk berenang. "Ada peralatan snorkeling di kabin." "Ya, aku mau!" Anelies langsung bersemangat karena Pangeran Serkan serius ingin mengajaknya berenang dengan ikan karang. Anelies dibawa masuk ke dalam kabin. Mereka membawa yacht tidak terlalu besar tapi lumayan, ada sofa, tempat tidur tidak terlalu besar, dapur kecil, dan b
Rasanya Anelies tidak ingin hari-harinya cepat berlalu. Hubungannya dengan Pangeran Serkan sedang sangat baik dan tenang. Anelies belum ingin kembali ke istana Zubair, kembali dihadapkan dengan Putri Kalifa dan ibu Pangeran Serkan yang selalu ingin menjauhkan Anelies dari putranya.Anelies tidak mau berpisah dari Pangeran Serkan dia tidak akan sanggup lagi. Tapi waktu mereka tinggal dua hari lagi untuk menikmati surga dunia yang masih seperti mimpi.Sebenarnya sangat wajar jika Anelies yang cenderung jadi ketergantungan pada Pangeran Serka. Anelies baru berumur delapan belas tahun, masih sangat muda, polos dan pria itu sudah membuat jejak begitu dalam padanya.Anelies duduk di lantai teras, memainkan pasir dengan kaki telanjangnya sambil sesekali memperhatikan Pangeran Serkan yang duduk di kursi. Sejak pagi pria itu terlihat sibuk bicara di telpon dengan Omar. Anelies cuma ikut menyimak tanpa berani berkomentar."Kami tetap belum bisa melacak keberadaan Karen." Omar kembali membawa b
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa
BAB 231 LATUZA VS LANALatuza kembali mendatangi musuhnya satu-persatu, menelan mereka seperti mangsa lezat untuk menambah kekuatan sihir agar menjadi mahluk terkuat. Semakin hebat kemapuan penyihir yang berhasil Latuza telan, maka akan semakin hebat pula kemampuan sihir yang dia dapatkan. Bukan hal mustahil jika Latuza bisa benar-benar menjadi tak terkalahkan.Latuza sedang berdiri di pinggir garis hutan tanah keluarga Clark yang sudah tidak memiliki pelindung. Dari kejauhan Latuza memperhatikan bocah wanita kecil dengan rok tutu merah muda sedang bermain seorang diri di halaman, kaki kecilnya terlihat asik melompat bermain percikan air dengan sepatu booth merah.Latuza tidak menduga bakal kembali melihat anak imortal itu di tanah keluarga Clark. Anak immortal yang juga memiliki kemampuan membangunkan Latuza dari sihir beku milik Zontus. Sebuah kemampuan luar biasa tidak terduga dan bisa jadi mangsa sangat bergizi. Tapi, walaupun terlihat seperti mangsa menggiurkan, bocah nakal adala
BAB 230Latuza semakin berulah, dia telah berani menyerang Helena dan masih akan terus mendatangi musuh musuhnya yang lain."Ular terkutuk!" Lengan Zontus mengepal keras dengan otot meregang kencang.Latuza dan para lycan telah mengusik rajanya. Sepertinya Zontus memang harus segera melenyapkan para pembangkang.Zontus pergi ke Timur, mendatangi istana megah milik keturunan Raja Husain. Sama halnya seperti darah para raja yang telah diberkati, selama berabad-abad, keturuan Raja Husain memiliki garis darah yang terus terjaga. Sampai tiba-tiba keturunan terakhirnya menikahi wanita berambut merah dan melahirkan bocah laki-laki pembuat onar.Pangeran Husain baru melangkah masuk ke dalam kamarnya, ketika dibuat berjingkat terkejut karena melihat sosok Zontus yang tegap tinggi menjulang sudah menghadangnya."Ikut denganku!" Zontus memberi perintah tegas."Aku tidak boleh pergi dari istana!" Pangeran Husain menggeleng. "Baba akan marah!"Bagi Zontus, Pangeran Husain adalah biang masalah kare