"Jangan pikirkan apapun, cukup rasakan aku yang sedang berada di dalam tubuhmu!" Tobias terus meluncur, keluar masuk semakin terjal. Mendorong Sanaz untuk ikut menikmati klimaksnya. "Apa masih sakit?" Tobias mengungkit lebih dalam. Sanaz menggeleng meski sebenarnya masih sakit. Tapi selama dapat dia tahan Sanaz sudah tidak keberatan. Sekarang Tobias Harlot adalah suaminya, boleh mengambil sebanyak yang dia mau. Sanaz hanya sibuk mengais permukaan seprai untuk ia cengkram kencang ketika pinggulnya mulai dibuat tumbuh mengejang. Tobias tahu Sanaz sedang diburu rasa hancur. "Ya, lepaskan Sayang ...." Tobias mengocok cepat sambil memulas puncak kecil wanitanya dengan gerakan berpusar. Semakin cepat, semakin terjal, dan semakin panas. "Tobias ...!" Sanaz menjerit karena benar-benar sudah tidak tahan. "Tatap aku!" Tobias tidak mau Sanaz menutup mata ketika ingin dia tuntaskan. "Ah, kau sangat cantik ...." Tobias ikut sangat puas menyaksikan bagaimana tatapan Sanaz mencair redup dala
"Geh ... Geh ... Geh ... Aleb' bruuu!""Geh ... Geh ... Geh ... Aleb' bruuu!" Bibir si Gusi merah muda kembali menyembur, pipi montoknya merona merah dan mata bulatnya bening ceria bercampur celoteh tawa."Geh ... Geh ... Geh ... Aleb' bruuu!"Gerald masih belun sepenuhnya sadar sampai tiba-tiba telapak tangan montok bayi laki-laki mengemaskan itu menyentuh pipinya dan Gerald langsung terkesiap bangun."Oh!" Gerald terkejut karena dirinya bermimpi, anehnya dia memimpikan bayi jorok yang suka bermain ludah dan menertawakannya.Gerald sempat kembali memejamkan mata, menghela napas dalam kemudian menjambak rambut di kepalanya. Setelah itu Gerald juga baru sadar jika Emillie sudah tidak ada di sampingnya. Gerald langsung kembali terlonjak dan berteriak."Ems!""Ems ...!"Gerald memeriksa ke kamar mandi yang kosong."Ems ...!"Gerald cuma sempat memakai celana ketika bergegas keluar dari kamar untuk berlari kilat menuruni tangga."Ems ...!""Apa yang kau lakukan, berisik sekali!" tegur Emi
Puncak-puncak tebing berlembah curam itu juga dikelilingi garis pegunungan, luasnya bermil-mil. Tetap tidak akan mudah bagi Jared untuk menemukan tempat persembunyian Gerald meskipun dia tahu putrinya sudah sangat dekat.Jared terus memanjat dan melompat dari puncak-puncak tebing, sesekali berhenti untuk menghirup hembusan angin. Jared berharap dapat mencium aroma tubuh putrinya tapi sama sekali tidak ada. Jared pikir cuma karena udara beku dan badai, Jared tidak akan pernah tahu jika Gerald telah mencemari tubuh Emillie dengan darahnya.Udara di puncak tebing makin berdesing-desing, lolongan serigala juga terus terdengar bersautan dari banyak penjuru. Jared khawatir jika malam nanti akan kembali terjadi badai. Jared akan tetap butuh celah untuk bernaung jika tidak mau beku terkubur salju.Selama hari masih cukup terang dan badai masih cukup bersahabat, Jared tidak mau membuang waktu. Dia terus melompat dari satu puncak tebing ke puncak yang lainya. Kadang meluncur turun untuk mencari
BAB 71 DARAH GERALDGerald benar-benar sudah tidak bergerak, tubuh besarnya merosot ke lantai dengan mata masih terbuka, darah hitam pekat menyembur dari mulut dan merembas dari jantungnya yang tertikam belati. Benar-benar pemandangan yang mengerikan dan bakal meninggalkan trauma keras karena Emillie sendiri yang menikam jantungnya.Atmosfer seolah ikut berhenti, dingin dan beku."Dia benar-benar mati ...!" Emillie masih bergumam dalam syok. "Belatinya beracun." Jared juga berpikir seperti Emillie meski tetap tidak menyangka jika mutan seperti Gerald ternyata bisa dilumpuhkan hanya dengan sepucuk belati.Setelah memastikan Gerald sudah benar-benar mati, Jared segera kembali menghampiri Emillie."Ayo, kita harus lekas pergi!"Jared meminta Emillie untuk naik ke punggungnya."Semua ini telah berakhir, kau akan pulang!"Emillie mengikuti perintah papanya, gadis itu memeluk bahu Jared yang juga langsung membawanya kembali meloncat. Perjalanan mereka masih cukup jauh, harus melalui tebing
BAB 72 AKHIR DAN AWAL YANG BARU"Papa aku berdarah!"Emillie melihat telapak tangannya sudah berwarna merah darah mengerikan dan perutnya nyeri.Jared langsung terlonjak menyibak selimut putrinya yang juga sudah merembas darah."Perutku sakit ...!"Jared segera menyambar tubuh Emillie untuk dia larikan ke rumah sakit yang untungnya tidak terlalu jauh dari hotel mereka menginap. Emillie juga langsung mendapat pertolongan."Sakit, Papa."Emillie terus menggeliat menahan kram hebat di perutnya yang berdenyut-denyut."Aku takut ....!""Dokter akan segera menanganimu, kau akan baik-baik saja." Jared menggenggam tanga Emillie.Emillie segera dibawa masuk ke dalam ruangan tertutup untuk ditangani tim medis dan Jared panik meski dokter sudah mengatakan putrinya sedang mengalami pendarahan awal kehamilan. Mustahil jika Jared tidak stres mengetahui putrinya yang baru berumur sembilan belas tahun telah dibuat hamil oleh seorang mutan."Papa ...!" Emillie terdengar kembali menjerit.Meski Emillie
BAB 73 KONDISI GENTING "Ba ... ba ...! Ba ... ba ...!" "Ya, baba pasti juga merindukanmu ...." Anelies mendekap pipi montok putranya. "Ba ... ba ...! Ba ... ba ...!" "Doakan baba, agar kita bisa segera berkumpul kembali." Bagaimanapun tetap akan ada kepedihan di hati Anelies tiap kali melihat Husain merindukan Yang Mulya Serkan. "Ba ... ba ...! Ba ... ba ...!" Bibir mengemaskan Husain tetap tidak mau berhenti menyebut babanya sepanjang pagi. Kali ini Anelies merunduk untuk mencium bayi laki-lakinya kemudian berbisik. "Kita, semua merindukannya." Anelies juga membelai calon bayi yang sedang tumbuh di dalam perutnya. Anelies dan Husain dijaga oleh Jane, mereka tinggal bersama Tiva dan kedua putrinya di markas militer tempat Jane memimpin sebagai kepala badan intelijen. Meski tempat tersebut sangat aman tapi Anelies dan bayinya jadi kurang leluasa karena tidak pernah bisa keluar. Kondisi mereka sedang genting, perburuan atas George Loghan makin gencar dilakukan. Seharusnya rua
BAB 74 HARUS BERJUANG SENDIRILoyalitas, cinta, dan kepercayaan menjadi hal yang paling sering harus dipertaruhkan. Tidak sedikit yang telah kecewa, sakit hati, hingga benci karena bisa begitu mudahnya membolak-balik hati.Jika ditanya apa Emillie sudah dapat melepaskan kebenciannya terhadap perbuatan Gerald, tentu tidak akan semudah itu. Apa dia akan memaafkan? sepertinya juga tidak harus demikian. Faktanya, hidup harus terus berjalan, tanpa harus lupa atau memaafkan, cukup abaikan dan terus melangkah, begitu juga yang sebenarnya telah dilakukan banyak orang setelah bencana.Emillie sedang berjalan di pesisir Hampton, bertelanjang kaki menikmati sapuan pasir hangat dan sengatan matahari. Tempat yang hangat membuat gadis itu merasa lebih sehat. Emillie kembali mendongak untuk memperhatikan camar yang berterbangan, menyapu anak rambutnya yang berkibaran melintasi wajah.Tidak ada suara kebisingan selain ocehan camar, desingan angin, dan sapuan ombak. Emillie menginjak pasir basah yang
BAN 75 KARNA TIDAK SENGAJA MENDENGARAnelies baru melangkah keluar dari pintu kamarnya ketika tidak sengaja mendengar percakapan Tiva dan Jane."Yang Mulya Sekan menikahi Putri Haya demi untuk kerjasama militer."Seketika dada Anelies langsung berglepar kosong, Anelies belum merasakan sakit atau nyeri karena syoknya masih belum usai, seolah wujudnya cuma rongga rapuh tanpa isi yang siap hancur."Jangan sampai Anelies mengetahui hal ini!" Napas Anelies tersendat beku tidak dapat bergerak, lututnya hampir runtuh ke lantai mendengar Yang Mulya Serkan telah menikahi seorang wanita. Anelies sampai harus berpegangan pada bingkai pintu agar tidak benar-benar runtu.Airmata yang menetes dari pelupuk mata Anelies berikutnya adalah kehancuran. Napasnya kembali dengan rasa panas menjalar, sulit untuk dia deskripsikan jika bakal ada rasa sesakit itu. Sementara Jane dan Tiva masih tetap belum sadar jika Anelies sudah ikut menyimak pembicaraan mereka.Pelan-pelan Anelies kembali melangkah mundur u
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T