BAB 71 DARAH GERALDGerald benar-benar sudah tidak bergerak, tubuh besarnya merosot ke lantai dengan mata masih terbuka, darah hitam pekat menyembur dari mulut dan merembas dari jantungnya yang tertikam belati. Benar-benar pemandangan yang mengerikan dan bakal meninggalkan trauma keras karena Emillie sendiri yang menikam jantungnya.Atmosfer seolah ikut berhenti, dingin dan beku."Dia benar-benar mati ...!" Emillie masih bergumam dalam syok. "Belatinya beracun." Jared juga berpikir seperti Emillie meski tetap tidak menyangka jika mutan seperti Gerald ternyata bisa dilumpuhkan hanya dengan sepucuk belati.Setelah memastikan Gerald sudah benar-benar mati, Jared segera kembali menghampiri Emillie."Ayo, kita harus lekas pergi!"Jared meminta Emillie untuk naik ke punggungnya."Semua ini telah berakhir, kau akan pulang!"Emillie mengikuti perintah papanya, gadis itu memeluk bahu Jared yang juga langsung membawanya kembali meloncat. Perjalanan mereka masih cukup jauh, harus melalui tebing
BAB 72 AKHIR DAN AWAL YANG BARU"Papa aku berdarah!"Emillie melihat telapak tangannya sudah berwarna merah darah mengerikan dan perutnya nyeri.Jared langsung terlonjak menyibak selimut putrinya yang juga sudah merembas darah."Perutku sakit ...!"Jared segera menyambar tubuh Emillie untuk dia larikan ke rumah sakit yang untungnya tidak terlalu jauh dari hotel mereka menginap. Emillie juga langsung mendapat pertolongan."Sakit, Papa."Emillie terus menggeliat menahan kram hebat di perutnya yang berdenyut-denyut."Aku takut ....!""Dokter akan segera menanganimu, kau akan baik-baik saja." Jared menggenggam tanga Emillie.Emillie segera dibawa masuk ke dalam ruangan tertutup untuk ditangani tim medis dan Jared panik meski dokter sudah mengatakan putrinya sedang mengalami pendarahan awal kehamilan. Mustahil jika Jared tidak stres mengetahui putrinya yang baru berumur sembilan belas tahun telah dibuat hamil oleh seorang mutan."Papa ...!" Emillie terdengar kembali menjerit.Meski Emillie
BAB 73 KONDISI GENTING "Ba ... ba ...! Ba ... ba ...!" "Ya, baba pasti juga merindukanmu ...." Anelies mendekap pipi montok putranya. "Ba ... ba ...! Ba ... ba ...!" "Doakan baba, agar kita bisa segera berkumpul kembali." Bagaimanapun tetap akan ada kepedihan di hati Anelies tiap kali melihat Husain merindukan Yang Mulya Serkan. "Ba ... ba ...! Ba ... ba ...!" Bibir mengemaskan Husain tetap tidak mau berhenti menyebut babanya sepanjang pagi. Kali ini Anelies merunduk untuk mencium bayi laki-lakinya kemudian berbisik. "Kita, semua merindukannya." Anelies juga membelai calon bayi yang sedang tumbuh di dalam perutnya. Anelies dan Husain dijaga oleh Jane, mereka tinggal bersama Tiva dan kedua putrinya di markas militer tempat Jane memimpin sebagai kepala badan intelijen. Meski tempat tersebut sangat aman tapi Anelies dan bayinya jadi kurang leluasa karena tidak pernah bisa keluar. Kondisi mereka sedang genting, perburuan atas George Loghan makin gencar dilakukan. Seharusnya rua
BAB 74 HARUS BERJUANG SENDIRILoyalitas, cinta, dan kepercayaan menjadi hal yang paling sering harus dipertaruhkan. Tidak sedikit yang telah kecewa, sakit hati, hingga benci karena bisa begitu mudahnya membolak-balik hati.Jika ditanya apa Emillie sudah dapat melepaskan kebenciannya terhadap perbuatan Gerald, tentu tidak akan semudah itu. Apa dia akan memaafkan? sepertinya juga tidak harus demikian. Faktanya, hidup harus terus berjalan, tanpa harus lupa atau memaafkan, cukup abaikan dan terus melangkah, begitu juga yang sebenarnya telah dilakukan banyak orang setelah bencana.Emillie sedang berjalan di pesisir Hampton, bertelanjang kaki menikmati sapuan pasir hangat dan sengatan matahari. Tempat yang hangat membuat gadis itu merasa lebih sehat. Emillie kembali mendongak untuk memperhatikan camar yang berterbangan, menyapu anak rambutnya yang berkibaran melintasi wajah.Tidak ada suara kebisingan selain ocehan camar, desingan angin, dan sapuan ombak. Emillie menginjak pasir basah yang
BAN 75 KARNA TIDAK SENGAJA MENDENGARAnelies baru melangkah keluar dari pintu kamarnya ketika tidak sengaja mendengar percakapan Tiva dan Jane."Yang Mulya Sekan menikahi Putri Haya demi untuk kerjasama militer."Seketika dada Anelies langsung berglepar kosong, Anelies belum merasakan sakit atau nyeri karena syoknya masih belum usai, seolah wujudnya cuma rongga rapuh tanpa isi yang siap hancur."Jangan sampai Anelies mengetahui hal ini!" Napas Anelies tersendat beku tidak dapat bergerak, lututnya hampir runtuh ke lantai mendengar Yang Mulya Serkan telah menikahi seorang wanita. Anelies sampai harus berpegangan pada bingkai pintu agar tidak benar-benar runtu.Airmata yang menetes dari pelupuk mata Anelies berikutnya adalah kehancuran. Napasnya kembali dengan rasa panas menjalar, sulit untuk dia deskripsikan jika bakal ada rasa sesakit itu. Sementara Jane dan Tiva masih tetap belum sadar jika Anelies sudah ikut menyimak pembicaraan mereka.Pelan-pelan Anelies kembali melangkah mundur u
BAB 76 DALAM TEKANANYang Mulya Serkan jatuh terkulai dengan darah merah segar terus merembas dari kedua sisi kepalanya. Noda darah itu membasahi sorban putih bersih yang sedang dia kenakan. Matanya terpejam tenang seperti cuma sedang tertidur dan masih sangat tampan.Entah bagaimana telapak tangan Anelies bisa ikut berlumuran darah dan suara jeritan itu ternyata bukan Putri Haya, tapi Anelies sendiri."Jangan pergi Yang Mulia ... Jangan tinggalkan aku ....!"Anelies terus meraung, menggoncang tubuh suaminya yang sudah tidak bergerak agar mau kembai bangun. Saat itu rasanya Anelies rela menukar apapun asal Yang Mulya Serkan mau kembali bangun. Anelies tidak sanggup melihat wajah rupawannya yang pucat tidak bergerak."Yang Mulia ... jangan tinggalkan aku dan anak-anak."Anelies gemetar oleh tangis, dadanya sesak hingga buntu."Akan kuterima apapun asal jangan pergi!"Airmata Anelies deras bercucuran, memeluk kepala suaminya dalam pangkuan. Anelies bersimpuh menggigil di tengah kerumuna
BAB 77 KESALAHAN Meskipun sedang tidak ingin berpikir, ternyata Anelies tetap tidak bisa berhenti memikirkan suaminya. Sebagai seorang raja, Yang Mulya Serkan memang bisa memiliki lebih dari satu istri, dia dapat menikahi siapapun tanpa memerlukan persetujuan Anelies. Yang Mulya Serkan adalah seorang pria dengan tanggung jawab besar, setiap tindakannya pasti penuh perhitungan. Anelies juga percaya jika Yang Mulya Serkan mencintainya dan sejatinya hanya ingin memiliki satu orang istri, tapi sekarang dia juga punya Putri Haya. Yang Mulya Serkan belum menelpon Anelies sama sekali sejak beberapa hari ini, mustahil jika Anelies tidak gusar dan jadi berpikir mungkin Yang Mulya Serkan lebih sibuk dengan istri barunya. Anelies kembali merembaskan airmata, rasanya sangat sakit cuma untuk sekedar dibayangkan. "Husain ..." Anelies membelai pipi montok bayinya yang masih tidur. "Apa kau akan memaafkan baba?" Sebenarnya pertanyaan itu untuk Anelies sendiri. Karena jika teringat suaminya y
BAB 78 KEKACAUANGeby yang ketakutan segera menghubungi Tobias, tapi tiga kali panggilan teleponnya tidak juga dijawab oleh Tobias. Akhirnya Geby menghubungi Jared."Jared tolong aku, Jeremy ditangkap oleh pihak intelijen!""Apa yang terjadi?" Jared juga terkejut."Aku tidak tahu, mereka tidak mau memberi informasi apapun, bahkan aku tidak bisa menemui Jeremy." Geby terdengar panik."Tenang jangan panik aku akan kesana!"Kebetulan Jared dan yang lain juga sedang berada di London."Ada apa?" Nathan yang bertanya."Pihak intelijen menangkap Jeremy.""Oh!"Mereka semua ikut terkejut."Kode itu milik keluarga Loghan!" Nathan lagi yang langsung menembak."Kau benar!"Masalahnya bisa benar-benar kacau. Pihak intelijen akan menuduh Jeremy Loghan terlibat organisasi gelap."George Loghan terkutuk!" Jared meninju meja.Apapun yang dilakukan George atas nama keluarga Loghan, maka Jeremy yang akan menanggungnya. George sudah mati puluhan tahun lalu, dia sudah tidak memiliki identitas, sudah tid
BAB 6 KACAUSudah hampir setengah jam Putri Sofia masuk ke dalam toilet dan sampai sekarang belum keluar. Penata makeup dan gaun yang tadi bersabar menunggu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu toilet."Putri Sofia!"Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam."Putri Sofia, apa Anda baik-baik saja?"Tetap tidak ada jawaban, mereka semua mulai cemas. Dua orang yang lain ikut mengetuk pintu, memutar handel dan mendorong."Pintunya terkunci dari dalam!"Mereka panik."Panggil pengawal!"Salah satu dari mereka berlari keluar untuk memangil pengawal sementara yang lain terus berusaha menggedor pintu toilet sambil memanggil nama Putri Sofia berulang-ulang. Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, mustahil jika mereka semua tidak cemas ketakutan, apa lagi Putri Sofia sudah hampir setengah jam di dalam kamar toilet.Tiga orang pengawal wanita tiba, mereka langsung mencongkel daun pintu kamar mandi untuk didobrak paksa."Oh, Tuhan!"Mereka semua syok, Putri Sofia sudah tidak ada di d
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZATiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan."Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak"Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda."Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed."Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para profesional
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a
BAB 296Sepulang dari pesta pernikahan Theo dan Julie, Mia yang baru berganti pakaian menyusul duduk di samping Zontus. Zontus terlihat baru menghidupkan layar laptopnya ketika Mia mulai bicara."Sepertinya aku setuju dengan saranmu mengenai bayi tabung."Zontus terkejut mendengar Mia tiba-tiba kembali membahas mengenai bayi tabung."Papaku juga berasal dari hasil inseminasi buatan yang dibekukan dan ditanamkan pada rahim wanita lain beberapa tahun kemudian setelah James Loghan lahir. Papaku dan James Loghan sebenarnya adalah hasil iseminasi buatan dari satu sel telur, sama seperti Gerald dengan Nathan, mereka kembar identik tapi tumbuh di rahim wanita berbeda."Mia menceritakan semua hal yang tadi baru dia dengar dari Aron Loghan. Niat awal Mia, sebenarnya cuma ingin curhat pada Aron tentang keinginan Zontus mengenai bayi tabung. Awalnya Mia mengeluh sedih, tapi ternyata Aron justru sangat mendukung hingga memberikan banyak contoh nyata dari orang-orang di dekat mereka."Sepertinya
BAB 295 MENDAPATKAN KELUARGASetelah mengucapkan janji pernikahan, Theo memakaikan sebuah cincin berlian cantik di jari manis Juli."Terima kasih karena telah menyelamatkanku dari dunia gelap tanpa masa depan. Terimakasih kasih telah hadir dengan hatimu yang penuh cinta tanpa batas." Theo mencium pengantin cantiknya di hadapan semua tamu.Semua yang tahu perjalanan Theo bersama Julie pasti akan terharu melihat Theo berani menentang keluarganya untuk nekat menikahi Julie. Gerald dan Emillie juga datang ke pernikahan Theo, mereka duduk dalam satu meja bersama Mara, Mia dan Zontus. Mara juga ikut sangat bangga melihat Jared berjalan mendampingi Julie. Julie yang telah hidup sebatang kara kali ini akan ikut mendapatkan banyak keluarga."Oh, dia sangat manis." Mara menitikkan airmata haru ketika mendengar Theo menyebut nama Julie sebagai istrinya.Suara tepuk tangan dan ucapan selamat serempak bergemuruh dari para tamu yang ikut berbahagia. Cuma Mrs. Haris yang sama sekali tidak mau memb