Follow Jemyadam8 untuk info dan pertanyaan menegnai cerita ini bisa DM
Seluruh isi istana Zubair langsung heboh dengan berita penyiraman air panas yang dilakukan oleh istri Pangeran Serkan terhadap Putri Kalifa. Putri Kalifa langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Kabarnya Tuan Hasyim yang tidak terima akan mendatangi istana Zubair untuk minta pertanggungjawaban dari Pangeran Serkan atas putrinya yang bisa saja cacat.Anelies sangat ketakutan, bahkan lebih takut dari ketika dia tidak sengaja menendang dada Tuan Husain sampai tidak bernapas. Anelies takut karena Pangeran Serkan pasti akan sangat marah. Anelies sudah diperintahkan untuk tidak membuat masalah tapi dia malah menciptakan keheboban sebesar ini.Pangeran Serkan yang sedang memimpin kongres anggota negara-negara teluk langsung bergegas pulang meninggalkan acara begitu mendengar kehebohan yang diciptakan istrinya."Tolong Bibi, jangan tinggalkan aku sendiri." Anelies menahan lengan Bibi Hulya. "Aku takut.""Aku tahu kau tidak bersalah pasti Pangeran Serkan akan percaya padamu!"
Semua adalah ide Hulya yang menyuruh gadis sepolos Anelies untuk menggoda suaminya demi mendapatkan informasi, dan salahkan George Loghan yang telah membesarkan anak gadis tanpa dia beri pengetahuan mengenai laki-laki.Sebenarnya Anelies masih sakit tapi Anelies tidak berani bercerita ketika Hulya menyarankan agar dia memakai gaun tidur tipis tanpa pakaian dalam. Hulya juga yang memilihkan gaun tidur untuk Anelies. Anelies sempat malu ketika menatap dirinya sendiri di depan cermin karena bahan gaunnya yang terlalu tipis hampir tidak berguna untuk menutupi apa-apa. Selah pinggul Anelies nampak jelas dan gumpalan bulat buah dadanya jadi nampak seperti jeli kenyal yang bergerak-gerak. Anelies juga Hulya bersihkan dan diberi cukup banyak parfum yang disukai oleh Pangeran Serkan."Ingat! cari kesempatan untuk membahas surat perjanjian kalian agar Pangeran Serkan memikirkannya!"Hulya benar-benar tega mengumpankan gadis polos itu sebagai umpan untuk mendapatkan informasi."Turuti saja dulu s
Malam itu juga Yang Mulya Seika segera menghubungi Putri Kalifa untuk menghentikan ayahnya."Sekarang juga hentikan ayahmu! jangan sampai dia bertemu Serkan!" tegas Yang Mulya Seika begitu Putri Kalifa menjawab teleponnya."Kenapa, Bibi?" Putri Kalifa masih agak bingung."Serkan sudah tahu rencanamu untuk mencelakai Serena mengunakan teh saffron!""Oh, bagaimana dia bisa tahu?" Putri Kalifa juga terkejut."Kurasa pelayan itu yang sudah terlalu banyak bicara!""Ternyata Serena tidak sebodoh yang kita duga!" Putri kalifa merasa terkecoh dengan kepolosan musuhnya."Serkan mengancam akan membongkar persekongkolan kita jika keluargamu masih memperkarakannya."Sudah bisa Kalifa bayangkan semarah apa Pangeran Serkan jika sampai mengancam ibunya."Maaf Bibi, aku tidak bermaksud ikut menyusahkan Bibi." Memberi teh saffron adalah ide Putri Kalifa sendiri meski Yang Mulya Seika membiarkannya."Kita harus lebih berhati-hati!" Yang Mulya Seika juga semakin sadar setelah kemarahan putranya tadi. Pan
"Kami sudah memastikan ke semua yayasan milik istana dan tidak ada data orang yang Anda cari, Yang Mulya.""Coba pastikan sekali lagi!" Yang Mulya Seika masih tidak puas dengan informasi yang diberikan anak buahnya. "Aku akan memberi imbalan yang sangat besar jika kau bisa mendapatkan informasi yang aku cari!""Baik, Yang Mulya. Besok saya akan kembali menemui Anda."Pria berkepala botak dengan perut agak membuncit itu segera permisi dari hadapan Yang Mulya Seika. Yang Mulya Seika siap memberikan hadiah yang bahkan bisa membuat orang setia rela berkhianat."Sudah kuduga, Serena menyimpan banyak rahasia." Putri Kalifa terus memprovokasi kecurigaan Yang Mulya Seika. "Atau mungkin Serena juga bukan nama aslinya!""Jika itu benar, aku yakin Serkan mengetahui semua ini dan sengaja berbohong padaku."*****Anelies sama sekali belum menaruh curiga jika diam-diam Yang Mulya Seika dan Putri Kalifa mulai menyelidiki asal usulnya. Anelies sendiri tidak pernah mencemaskan latar belakangnya karena
Anelies segera mencari Bibi Hulya, dia tidak bisa bekerja sendiri, Anelies butuh bantuan karena di juga belum mengenal seluk-beluk istana Tuan Husain."Bibi, aku melihatnya!" Anelies menarik Hulya untuk kembali masuk ke dalam kamar. "Pangeran Serkan menyimpannya di istana Tuan Husain.""Sepertinya itu akan sulit!" Hulya juga jadi cemas. "Bahkan Yang Mulya Seika pun juga tidak bisa pergi ke sana!"Hulya coba menjelaskan. "Setelah Tuan Husain meninggal bukan hanya Pangeran Serkan saja yang berkantor di istana, tapi juga Tuan Jalal. Istana Tuan Husain dikhususkan untuk pemerintahan dan cuma yang berkepentingan saja bisa masuk ke sana. Penjagaannya sangat ketat.""Apa notaris Pangeran Serkan bisa ke sana?" Anelies buru-buru bertanya."Ya, karena sekarang Pangeran Serkan berkantor di sana dan dia bekerja untuk semua urusan penting Pangeran Serkan.""Sepertinya Yang Mulya Seika akan menyuruh notaris Pangeran Serkan untuk mengambil dokumen tersebut!""Itu tidak mungkin!" Hulya kembali terkej
Anelies masih tidak menyangka jika orang yang masuk ke dalam lift kemudian adalah Tuan Jalal dan asistennya, pria tinggi kurus itu sempat menatap ke arahnya sebentar. Jantung Anelies langsung dibuat berdentam-dentam, Anelies takut Tuan Jalal akan mengenalinya. Tapi untungnya Tuan Jalal segera sibuk bicara dengan seseorang di dalam telepon.Beberapa kali Tuan Jalal menyebut nama Mr. Loghan. Sepertinya ada perkara penting yang mereka bahas, semacam penandatanganan kontrak bisnis yang akan mereka sepakati bulan depan. Tidak tahu kenapa Anelies malah jadi ikut menyimak pembicaraan mereka. Anelies masih ingat dengan pria bernama Jeremy Loghan dan istrinya yang waktu itu juga ikut datang di acara berkuda, Anelies cuma tidak menyangkan jika mereka malah bekerja sama dengan Tuan Jalal untuk mengalahkan Pangeran Serkan."Aku pastikan Pangeran Serkan juga akan menyetujuinya."Jalal terdengar menjanjikan sesuatu kepada Jeremy Loghan dengan mengunakan nama Pangeran Serkan. Aneleis yakin semua itu
Setelah berkeliling mencari Anelies, akhirnya Pangeran Serkan menemukan pelayannya Hulya yang masih mondar-mandir di teras belakang istana Zubair."Di mana istriku?" tegas Pangeran Serkan.Hulya sampai terpental mundur oleh keterkejutannya sendiri begitu melihat Pangeran Serkan yang sudah berapi-api dengan kemurkaannya."Kau bilang istriku sedang ada di ruang spa!""Oh, Tuanku ..." Hulya segera berlutut memohon ampun sambil terus ingin mencium kaki Pangeran Serkan. "Maafkan aku Tuan Muda ... maafkan aku ....""Bicaralah yang benar, karena seharusnya kau lebih paham apa hukuman untuk pendusta!"Pangeran Serkan tidak main-main karena bisa benar-benar kehilangan kesabaran menghadapi Hulya yang malah menangis."Dia pergi ke istana Tuan Husain dan sampai sekarang belum kembali ...""Apa maksudmu!" bentak Serkan langsung melotot pada Hulya."Dia yang bersikeras pergi, aku tidak bisa mencegahnya ..."Hulya Menangis dan terpaksa menceritakan semuanya karena takut Anelies celaka."Aku sangat ta
Hari sudah kembali pagi ketika Anelies terbangun dengan Bibi Hulya yang bantu menyeka tubuhnya dengan handuk hangat."Apa pangeran Serkan menghukummu?" tanya Hulya dengan tatapan prihatin dan cemas."Dia marah," cuma itu yang yang diucapkan Anelies tanpa menyebutkan detailnya.Hulya sangat prihatin dengan kondisi Anelies dan secara tidak langsung dia juga merasa bersalah. Meskipun gadis muda itu tidak mau bercerita tapi Hulya tetap bisa melihat semua jejak yang ditinggalkan Pangeran Serkan di sekujur tubuh Anelies."Aku tidak apa-apa Bibi."Hulya kembali menyeka dada Anelies yang penuh dengan jejak hisapan pria."Tengkuraplah biar kuseka punggungmu."Anelies mengikuti dengan patuh, gadis itu tengkurap pelan-pelan kemudian meletakkan kepalanya dengan posisi miring di atas bantal untuk menghindari tatapan Bibi Hulya. Ada cukup banyak bekas hisapan di sekujur punggung, mulai dari bahu kemudian turun menelusuri garis tulang belakang hingga ke pinggul dan sekitar paha. Anelies memiliki kuli
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa
BAB 231 LATUZA VS LANALatuza kembali mendatangi musuhnya satu-persatu, menelan mereka seperti mangsa lezat untuk menambah kekuatan sihir agar menjadi mahluk terkuat. Semakin hebat kemapuan penyihir yang berhasil Latuza telan, maka akan semakin hebat pula kemampuan sihir yang dia dapatkan. Bukan hal mustahil jika Latuza bisa benar-benar menjadi tak terkalahkan.Latuza sedang berdiri di pinggir garis hutan tanah keluarga Clark yang sudah tidak memiliki pelindung. Dari kejauhan Latuza memperhatikan bocah wanita kecil dengan rok tutu merah muda sedang bermain seorang diri di halaman, kaki kecilnya terlihat asik melompat bermain percikan air dengan sepatu booth merah.Latuza tidak menduga bakal kembali melihat anak imortal itu di tanah keluarga Clark. Anak immortal yang juga memiliki kemampuan membangunkan Latuza dari sihir beku milik Zontus. Sebuah kemampuan luar biasa tidak terduga dan bisa jadi mangsa sangat bergizi. Tapi, walaupun terlihat seperti mangsa menggiurkan, bocah nakal adala
BAB 230Latuza semakin berulah, dia telah berani menyerang Helena dan masih akan terus mendatangi musuh musuhnya yang lain."Ular terkutuk!" Lengan Zontus mengepal keras dengan otot meregang kencang.Latuza dan para lycan telah mengusik rajanya. Sepertinya Zontus memang harus segera melenyapkan para pembangkang.Zontus pergi ke Timur, mendatangi istana megah milik keturunan Raja Husain. Sama halnya seperti darah para raja yang telah diberkati, selama berabad-abad, keturuan Raja Husain memiliki garis darah yang terus terjaga. Sampai tiba-tiba keturunan terakhirnya menikahi wanita berambut merah dan melahirkan bocah laki-laki pembuat onar.Pangeran Husain baru melangkah masuk ke dalam kamarnya, ketika dibuat berjingkat terkejut karena melihat sosok Zontus yang tegap tinggi menjulang sudah menghadangnya."Ikut denganku!" Zontus memberi perintah tegas."Aku tidak boleh pergi dari istana!" Pangeran Husain menggeleng. "Baba akan marah!"Bagi Zontus, Pangeran Husain adalah biang masalah kare
BAB 229 BARU SADAR TELAH HILANG Zontus telah menelan darah murni raja negeri Utara. Sesaat setelah darah pekat itu Zontus teguk, seketika sekujur tubuhnya seperti terbakar hebat. Jantung Zontus seolah meledak, pembuluh darahnya meluap deras dan tiap sel tubuhnya tumbuh pesat untuk melawan siksaan. Ketika darah terkutuk bercampur dengan darah murni, maka siksaannya bisa jauh lebih hebat dari terbakar hidup-hidup di dasar api neraka. Seandainya Zontus bukan mahluk immortal yang telah hidup berabad-abad, mungkin tubuhnya bakal ikut hancur. Sebelumnya Zontus juga tidak pernah menduga jika menelan darah murni akan membuat tubuhnya berkembang seperti monster. Setelah mengerang keras dan meregang hebat, tubuh Zontus masih harus terus berjuang untuk bisa mengendalikan energi baru yang tumbuh dalam tubuhnya. Untuk itu Zontus harus bisa mengalahkan api di dalam aliran darahnya. Setelah darahnya yang mendidih panas perlahan mereda, jantung Zontus ikut berangsur normal. Zontus pikir dirinya
BAB 228 DARAH YANG PANASMalam setelah berkumpul di meja makan, Mia kembali ke kamarnya sedangkan Zontus pergi entah kemana. Diam-diam Gerald juga menyelinap pergi untuk menyusul Zontus. Setelah melihat ke sekeliling halaman yang luas. Gerald melihat Zontus berdiri di tengah gelap, di tepi danau dekat dengan garis hutan jauh di ujung halaman. Gerald berjalan tenang mendekati Zontus yang masih berdiri mengunjungi teras pondok tua. Gerald tahu dirinya sedang ditunggu. Begitu sudah cukup dekat, Zontus langsung berpaling menatap mata Gerald denga tajam."Hentikan semua usaha kalian jika ingin selamat!" Kalimat itu keluar dari mulut Zontus tanpa sedikitpun membuat ekspredi dingin di wajahnhya bergerak."Apa yang kau inginkan dari keluargaku?" Gerald balas melempar pertannyaan."Satu lagi harus kau ingat!" Zontus kembali mempertegas. "Jangan campuri urusanku jika kau ingin masih ingin hidup bersama anak dan istrimu!""Aku akan mati untuk keluargaku!" Gerald langsung menyatakan prinsipnya