BAB 40 HUSAIN VS ZONTUSDari dermaga Zontus mengendarai sebuah mobil sport dengan atap terbuka untuk membawa Pangeran Husain ke mansion miliknya. Zontus membiarkan Pangeran Husain duduk sendiri tanpa kursi duduk bayi, Zontus cuma memasang sabuk pengaman standar yang akhirnya juga malah Husain gigit-gigit tepinya. Bayangkan jika Yang Mulya Serkan sampai tahu putranya dibiarkan duduk sendiri dengan sangat tidak aman."Ingat! jangan buang air sebelum memakai popok!" Zontus mengingatkan Husain sambil dia memakai kaca mata hitam serta topi.Jangan bayangkan penampilan Zontus seperti manusia purba, dia keren dengan selera fashion tinggi. Selera otomotifnya pun juga tidak main-main. Zontus memiliki berbagai koleksi mobil mewah yang dapat dia simpan di mana-mana."Ingat! jangan kencing di atas mobilku!"Mobil Zontus langsung meluncur dengan suara mesin berdengung seperti ekor jet tempur. Rambut, bulu mata, bahkan pipi tebal Husain ikut berkibar-kibar diterpa angin kencang. Husain belum pernah
BAB 41 KE UTARA "Zontus menculik Pangeran Husain!" Gerald memberitahu Emillie. "Dari man kau tahu?" Emillie buru-buru bangkit dari tempat duduknya, nampak kerepotan menyangga perutnya yang sudah terlalu besar. "Papamu singgah di perkampungan." Luthof yang baru saja menghubungi Gerald dari nomor darurat. "Papaku ada di utara?" Emillie kembali terkejut. "Papaku juga sudah tahu mengenai Zontus?" ****** Setelah Pangeran Hasan dan kedua rekannya keluar, Zontus sempat heran karena tidak mendengar suara Husain. "Apa yang kau lakukan?" Zontus menengok kebawah meja dengan mata melotot. Pipi Husain menempel di lantai sejak dia mengintip dari bawah celah kecil di kaki meja. Posisi bayi gendut itu menungging terjungkal semetara bokong tebalnya terjepit diantara pojok kaki meja dan laci. "Ehmmm... Ehmmm..." Husain mengeluh tidak bisa bergerak. "Bagaimana kau bisa masuk ke situ?" Zontus juga luar biasa heran dengan ulah Husain. "Diam! jangan bergerak!" Zontus mengangkat meja untuk bisa
BAB 42 AKHIRNYA GERALD KELUARBegitu mendengar Pangeran Husain sedang diculik oleh Zontus, saat itu juga Gerald langsung nekat menghubungi Jared yang sedang dalam perjalanan ke utara. Walaupun Jared masih kesal dengan ulah Gerald yang membawa kabur Emillie, tapi kali ini kondisi Pangeran Husain sedang lebih membuat Jared cemas. Anggap saja Jared masih belum punya waktu untuk mengutuk Gerald."Pangeran Husain di culik ke utara!" Jared memberitahu."Zontus menculik Pangeran Husain karena aku!""Jadi kau sudah tahu mengenai Zontus?" Jared terkejut.Jared sendiri baru tahu mengenai Zontus dari Yang Mulya Serkan."Zontus juga membajak penerbangan, meledakkan gedung konferensi PBB untuk memancingku keluar!""Apa kalian sama-sama gila!" Jared yang semula masih cukup bersabar akhirnya meledak juga."Maaf, karena itu pula aku harus membawa Emillie bersembunyi dari Zontus.""Jadi sekarang kau juga telah membuat putriku menjadi target mahluk gila itu?"Gerald coba menjelaskan tapi Jared yang su
BAB 43 DIBAWA KE PULAU"Yang Mulya Serkan yakin Zontus akan membawa Pangeran Husain ke utara." Jared menjelaskan. "Besok lusa mereka akan meluncurkan roketnya dan kau harus bisa membawa Pangeran Husain keluar dari pulau sebelum hari peluncuran!"Serkan hanya menjelaskan pada Jared mengenai waktu peluncuran roket dan berapa banyak anggota organisasi yang akan ikut datang untuk menyaksikan. Serkan meyakinkan jika Zontus pasti juga akan ikut hadir dengan membawa Pangeran Husain. Yang Mulya Serkan sama sekali tidak memberitahu jika akhirnya akan terjadi sebuah bencana dahsyat. Serkan tetap harus merahasiakan kemampuan Pangeran Husain dari semua orang, tidak boleh ada yang tahu jika putranya spesial. Karena itu Yang Mulya Serkan tidak bisa memberitahu jika sebenarnya dia sudah melihat akhir perbuatan Zontus dari kilasan yang ditunjukkan oleh Pangeran Husain. Serkan hanya menegaskan pada Jared untuk membawa Pangeran Husai keluar dari pulau sebelum hari peluncuran.Walaupun Serkan sudah me
BAB 44 PANGERAN CERDIKSetelah berulang kali terpental oleh gelombang perisai, akhirnya Gerald menyerah, dia kembali berenang menjauhi pulau untuk kembali pada Jared."Apa yang terjadi?" Jared terkejut melihat Gerald kembali tanpa membawa Pangeran Husain."Zontus memasang perisai di sekeliling pulau, aku tidak bisa menembusnya!""Maluk terkutuk!" Jared geram. "Peluncuran roketnya tinggal besok!" Mereka harus segera berpikir keras untuk mencari akal, karena Pangeran Husain harus sudah di bawa keluar dari pulau sebelum peluncuran.******Setelah selesai mengurus Husain, Jerry mengantar bayi itu ke menara seperti perintah Zontus."Bu ... Bu ..." Husain kembali ceria begitu melihat Zontus. Bocah itu memanggil Zontus dengan nama 'Bu ... Bu ...' yang artinya burung, seperti pada tato di dadanya."Dia sudah saya mandikan, dan kenyang diberi susu," Jerry melapor pada Zontus."Bu ... Bu ..." Pangeran Husain meronta dari gendongan Jerry, dia ingin ikut Zontus."Letakkan dia di tempat dudukku!"
BAB 45 BERAKHIR MUSNAHSetelah menjelaskan mengenai energi yang dapat dihasilkan oleh bahan bakar temua terbarunya utuk mesin pendorong roket, Profesor Hanoky juga menjelaskan kapasitas senjata yang dapat diangkut oleh roket tersebut sampai ke ruang angkasa."Setelah roket berhasil mengorbit, kita bisa mengendalikannya dari bumi. Kita bisa mengarahkan senjata pada target manapun tanpa pernah terdeteksi. Hanya butuh waktu tidak lebih dari tiga puluh menit untuk melenyapkan sebuah kota besar di belahan bumi manapun."Sorak sorai langsung bergema sebagai pujian atas kejeniusan Profesor Hanoky dan untuk kemenangan mereka semua. "Kita akan mengendalikan dunia hanya dengan jentikan jari. Kita akan membangun dunia baru di atas dunia yang sudah bobrok dengan manusia-manusia perusak."Ketika sebuah doktrin telah dibangun dengan pondasi yang sangat kuat, perbuatan sekeji apapun tetap akan mereka anggap sebagai tindakan paling benar dan mulia.Pangeran Husain menatap marah pada mereka semua yan
BAB 46 LENYAP Organisasi kejahatan terbesar, tertua, dan tergelap yang selama ini paling mustahil untuk ditumpas, akhirnya lenyap cuma dalam hitungan detik oleh campur tangan Pangeran Husain. "Mereka semua lenyap!" Gerald menggendong Pangeran Husain yang sedang menghisap botol susu sambil sama-sama melihat pulau yang baru mereka meninggalkan. "Pulaunya juga lenyap!" Lenyap dengan cara yang mengerikan dan sama sekali tidak terduga oleh siapapun. Seluruh pulau hancur tengelam bersama semua manusia di dalamnya, benar-benar lenyap di telan oleh lautan yang sudah kembali hening. Terbayang bakal sedahsyat apa senjata yang mereka ciptakan jika seandainya berhasil mengorbit. Memusnahkan sekumpulan manusia-manusia berhati iblis demi untuk menyelamatkan kehancuran umat manusia menjadi pilihan terakhir yang akhirnya diambil oleh Pangeran Husain. "Kita akan pulang!" Gerald mengecup sisi kening Pangeran Husain yang masih dia gendong. Husain juga langsung balas memberi kecupan nyaring ke raha
BAB 47 PASANGAN"Gerald, apa ini?" Emilie terkejut melihat gelang dari biji-bijian di lengan kanan putrinya.Gerald ikut mendekat untuk memperhatikan bayi kecil mereka yang masih berada dalam dekapan Emillie untuk menyusu."Gelang itu adalah benih doa yang akan mengiringi pertumbuhan putri kita, seperti doa untuk menjaga dalam keselamatan dan kesehatan."Memang seperti itu filosofi penduduk utara ketika memberikan gelang biji-bijian pada anak-anak mereka. Biji yang berarti benih yang akan tumbuh menjadi generasi baru mereka yaitu anak-anak."Dia akan jadi bayi yang beruntung dan terjaga." Emillie tersenyum hangat menatap putri kecilnya, dia juga sudah tidak bertanya dari mana asal gelang biji-bijian tersebut, karena mengira Gerald yang telah memberikannya.Tentu Gerald tahu siapa pelakunya tapi dia tidak harus memberi tahu Emillie.*******"Husain sudah pulang bersama papa!" Anelies buru-buru memberitahu Yang Mulya Serkan. "Sekarang mereka berada di peternakan.""Putra kita akan selal
BAB 8 MELIHAT KILASANSudah hampir satu kali dua puluh empat jam, Putri Sofia belum juga ditemukan, bahkan belum ada petunjuk sama sekali siapa yang membantu gadis muda itu kabur. Serkan terus menemani Anelies agar dapat lebih tenang untuk memusatkan konsentrasi. Anelies sedang berusaha melihat kilasan dari dalam kepalanya untuk menemukan kebenaran putri mereka."Aku tidak melihat apa-apa." Anelies merasa putus asa, sudah puluhan kali dia mencoba tapi tetap gagal."Coba pelan-pelan dengan lebih tenang." Serkan bantu menggenggam telapak tangan Anelies.Anelies kembali memejamkan mata, memusatkan konsentrasi sambil beberapa kali menyebut lembut nama Putri Sofia. Rasanya seperti meluncur ke dalam lorong gelap tidak berujung, tapi Anelies tetap tidak melihat apa-apa."Aku tidak bisa!" Anelies menghela napas dalam kemudian mengerjap lebar untuk menatap suaminya. "Ini sangat aneh, aku benar-benar tidak bisa melihat apapun!"Mungkin karena Putri Sofia pergi atas kemauannya sendiri dan sedang
BAB 7 ZAHRAAyah Zahra juga seorang tentara, menjabat sebagai panglima komando persenjataan rahasia. Pada saat negara mereka dalam pertempuran besar, rumah keluarga Zahra menjadi salah satu target utama serangan musuh. Pihak musuh berdalih rumah tersebut digunakan sebagai gudang persenjataan pemusnah masal meski akhirnya tuduhan itu tetap tidak terbukti.Hanya dalam hitungan detik, ditengah larut malam, ketika seluruh orang terlelap tidur, tiba-tiba rumah keluarga Zahra dihantam dua buah rudal. Kedua rudal tersebut meluluh lantakkan seluruh bangunan tiga lantai hingga rata dengan tanah. Benar-benar sebuah serangan keji yang telah menyalahi aturan peperangan dan kemanusiaan.Kedua orang tua Zahra beserta seluruh pekerja di rumah mereka meninggal dalam tragedi mengerikan tersebut. Pagi harinya Zahra ditemukan sedang tertimbun puing beton bersama adik laki-lakinya di sudut kolam. Ketika ledakan terjadi Zahra memeluk adik laki-lakinya untuk dia bawa melompat ke kolam dari jendela kamar me
BAB 6 KACAUSudah hampir setengah jam Putri Sofia masuk ke dalam toilet dan sampai sekarang belum keluar. Penata makeup dan gaun yang tadi bersabar menunggu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu toilet."Putri Sofia!"Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam."Putri Sofia, apa Anda baik-baik saja?"Tetap tidak ada jawaban, mereka semua mulai cemas. Dua orang yang lain ikut mengetuk pintu, memutar handel dan mendorong."Pintunya terkunci dari dalam!"Mereka panik."Panggil pengawal!"Salah satu dari mereka berlari keluar untuk memangil pengawal sementara yang lain terus berusaha menggedor pintu toilet sambil memanggil nama Putri Sofia berulang-ulang. Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, mustahil jika mereka semua tidak cemas ketakutan, apa lagi Putri Sofia sudah hampir setengah jam di dalam kamar toilet.Tiga orang pengawal wanita tiba, mereka langsung mencongkel daun pintu kamar mandi untuk didobrak paksa."Oh, Tuhan!"Mereka semua syok, Putri Sofia sudah tidak ada di d
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZA Tiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan. "Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak "Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda. "Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed. "Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para pro
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a