BAB 46 LENYAP Organisasi kejahatan terbesar, tertua, dan tergelap yang selama ini paling mustahil untuk ditumpas, akhirnya lenyap cuma dalam hitungan detik oleh campur tangan Pangeran Husain. "Mereka semua lenyap!" Gerald menggendong Pangeran Husain yang sedang menghisap botol susu sambil sama-sama melihat pulau yang baru mereka meninggalkan. "Pulaunya juga lenyap!" Lenyap dengan cara yang mengerikan dan sama sekali tidak terduga oleh siapapun. Seluruh pulau hancur tengelam bersama semua manusia di dalamnya, benar-benar lenyap di telan oleh lautan yang sudah kembali hening. Terbayang bakal sedahsyat apa senjata yang mereka ciptakan jika seandainya berhasil mengorbit. Memusnahkan sekumpulan manusia-manusia berhati iblis demi untuk menyelamatkan kehancuran umat manusia menjadi pilihan terakhir yang akhirnya diambil oleh Pangeran Husain. "Kita akan pulang!" Gerald mengecup sisi kening Pangeran Husain yang masih dia gendong. Husain juga langsung balas memberi kecupan nyaring ke raha
BAB 47 PASANGAN"Gerald, apa ini?" Emilie terkejut melihat gelang dari biji-bijian di lengan kanan putrinya.Gerald ikut mendekat untuk memperhatikan bayi kecil mereka yang masih berada dalam dekapan Emillie untuk menyusu."Gelang itu adalah benih doa yang akan mengiringi pertumbuhan putri kita, seperti doa untuk menjaga dalam keselamatan dan kesehatan."Memang seperti itu filosofi penduduk utara ketika memberikan gelang biji-bijian pada anak-anak mereka. Biji yang berarti benih yang akan tumbuh menjadi generasi baru mereka yaitu anak-anak."Dia akan jadi bayi yang beruntung dan terjaga." Emillie tersenyum hangat menatap putri kecilnya, dia juga sudah tidak bertanya dari mana asal gelang biji-bijian tersebut, karena mengira Gerald yang telah memberikannya.Tentu Gerald tahu siapa pelakunya tapi dia tidak harus memberi tahu Emillie.*******"Husain sudah pulang bersama papa!" Anelies buru-buru memberitahu Yang Mulya Serkan. "Sekarang mereka berada di peternakan.""Putra kita akan selal
BAB 48 KELUARGASemua sedang berkumpul di ruang keluarga rumah peternakan, menikmati obrolan hangat sebagai keluarga yang sangat dekat. Setelah masa sulit yang mereka lalui bersama, sekarang mereka semua benar-benar telah menjadi keluarga besar.Sejatinya keluarga bukan cuma lahir dari hubungan darah, kadang juga bisa hadir dari berbagai masalah dan kesulitan yang berhasil mereka lalui bersama. Jeremy, Tobias, Brandon, Dom, bahkan Nathan ikut berkumpul bersama keluarga Jared untuk menikmati berlibur di tanah peternakan sekaligus utuk merayakan ulang tahun Mara dan hancurnya organisasi paling terkutuk yang telah dibangun oleh leluhur mereka.Mara mengendong bayi Emillie. "Apa dia rewel?""Tidak, dia sangat pintar." Emillie duduk di samping ibunya."Apa kalian sudah memberi nama?" Kali ini Mara menatap Emillie dan Gerald bergantian."Belum." Emillie yang menjawab lagi. "Aku ingin Mom yang memberinya nama.""Oh ...!" Mara terkejut tapi juga terharu diberi kesempatan spesial."Jangan berna
BAB 49 ANAK-ANAKSebuah pertanyaan terdengar dengan sangat jernih di dalam kepala Harumi."Siapa yang paling ingin kau lihat, seandainya matamu kembali bisa melihat?""Semua keluarga baruku, mereka yang telah menerimaku dalam kondisi sulit."Setelah itu Harumi tidak mendengar apa-apa lagi, bahkan dia tidak tahu siapa yang sudah bicara dengannya.******Lenyapnya organisasi kejahatan yang selama ini juga mengejar anak-anak spesial akhirnya juga memberi kebebasan untuk mereka yang berdarah mutan untuk bisa hidup dengan normal. Nathan dan keluarganya yang dulu harus selalu bersembunyi, sekarang tidak perlu merasa cemas melihat anak-anaknya bermain di halaman bersama yang lain. Kedua putri kembar Nathan belajar berkuda dengan Flin dan Evan, anak-anak Dom yang kebetulan juga kembar bersaudara dan mereka seumuran. Kai sengaja mengambil cuti dari segala pekerjaan demi untuk bisa ikut berkumpul dengan semua keluarganya dan kali ini dia yang bertugas melatih anak-anak itu untuk mulai belajar
BAB 50 PERASAAN HARUMI Harumi ditekan sampai terbaring di atas ranjang, dia tidak bisa melihat apa-apa, cuma bisa meraba-raba sampai tiba-tiba bibirnya dilumat dengan hangat, lembut, tapi juga sekaligus membuatnya takut. Mendadak tubuh Harumi tidak dapat bergerak, dia sama sekali belum pernah merasakan bibir pria. Memang Hanya sekedar ciuman, karena setelah itu Harumi juga langsung ditinggalkan tanpa suara. Entah apa yang salah, 'apa karena ia cuma wanita cacat?' ternyata pikiran itu melukai perasaannya. Harumi beralih meraba dadanya sendiri. Sekarang Harumi sangat takut, takut salah meletakkan hatinya. ***** Sama seperti kemari, Harumi duduk seorang diri di ayunan teras, diam-diam meraba nama pada bandul liontin mahluk berbulu di pangkuannya. Harumi sangat takut, takut tidak layak untuk mengharapkan seseorang yang sangat tidak terjangkau. Bahkan sekarang Harumi tidak tahu, apa dia yang sedang Harumi pikirkan masih berada di sana, karena suaranya pun tidak dapat ia dengar lagi. H
BAB 51 KEAJAIBAN Harumi benar-benar tidak tahu siapa yang bisa mengajaknya bicara dengan cara begitu ajaib. Terdengar jernih di dalam kepala tapi tidak ada gelombang suara yang bergerak di udara. "Aku akan membantumu kembali bisa melihat, tapi dengan satu syarat!" Dalam mimpi sekalipun, Harumi tidak pernah berani berharap untuk bisa kembali melihat, karena memang sangat mustahil. Harumi menyimak dengan tenang, menunggu persyaratan apa yang harus dia penuhi. "Kau tidak boleh memberitahu siapapun jika sudah bisa melihat!" Maksudnya Harumi tetap harus berpura-pura buta selamanya meskipun nanti dia bisa kembali melihat terangnya dunia. "Ya!" Harumi setuju dengan persyaratannya dan dalam sekejap kedipan mata berikutnya, semua yang semula gelap tiba-tiba kembali benderang. Harumi belum bisa bergerak karena takjub. Harumi benar-benar bisa melihat semua keluarga barunya. Genangan air mata bening yang merembas berikutnya adalah perasaan haru yang tidak dapat Harumi tahan. Dari tempa
BAB 52 PERANGKAPHarumi terkejut luar biasa karena tiba-tiba Jacob Lington duduk tepat di depan wajahnya, sangat dekat untuk langsung menatapnya lekat-lekat. Meskipun Harumi sering memikirkan pemuda itu, tapi mustahil dia tidak panik ketika langsung diajak berhadapan. Jacob Lington mewarisi 99% genetika ayahnya, berambut gelap dengan netra biru kehijauan, sangat tampan meski tatapannya terlihat keras.Jacob benar-benar hanya ingin menatap Harumi Nakata dari jarak sangat dekat, entah untuk alasan apa, cuma pemuda itu yang tahu karena dia juga tidak bicara samasekali. Harumi sudah sangat gugup, tapi masih harus menepati janji untuk berpura-pura buta seumur hidupnya. Padahal baru beberapa detik saja Harumi sudah tidak tahan, entah berapa alama lagi dia dapat bertahan dari tatapan Jacob Lington. Harumi terus menghitung detik waktu di kepalanya untuk mengalihkan perhatian agar tidak terlihat gugup. Dua menit berlalu, Harumi yang cuma ditatap dalam diam benar-benar bisa ketahuan sedang
BAB 53 JACOB LINGTON "Kau tidak jadi pergi?"Mia mendekati Jacob yang sampai sore masih ada di rumah. "Kenapa?" Jacob menoleh adik perempuannya, Mia sudah mendapat ponsel baru. "Sekarang kau mau aku cepat-cepat pergi?" Mia tidak perlu merengek pinjam ponsel Jacob lagi untuk bermain game. "Terima kasih!" Mia tersenyum sambil meringis menunjukkan ponselnya. "Aku suka, ponselnya keren." Ponsel Jacob merupakan produk edisi terbatas yang jumlahnya cuma ada dua puluh biji di seluruh dunia. Mia terlalu beruntung bisa mengunakan benda secanggih itu cuma untuk bermain game. "Flin dan Evan akan pulang!" Mia langsung berlari utuk menghampiri kedua temannya. Jacob juga melihat Dom yang sedang berpamitan pada yang lain. Mereka semua sedang berkumpul di beranda samping yang cukup luas. Jacob duduk satu meja dengan Henry dan Kai. Seorang pelayan datang meletakkan tiga gelas minuman hangat karena sore hari menjelang pergantian musim mulai terasa dingin. Sementara Kai dan Henry sibuk menekuni
BAB 8 MELIHAT KILASANSudah hampir satu kali dua puluh empat jam, Putri Sofia belum juga ditemukan, bahkan belum ada petunjuk sama sekali siapa yang membantu gadis muda itu kabur. Serkan terus menemani Anelies agar dapat lebih tenang untuk memusatkan konsentrasi. Anelies sedang berusaha melihat kilasan dari dalam kepalanya untuk menemukan kebenaran putri mereka."Aku tidak melihat apa-apa." Anelies merasa putus asa, sudah puluhan kali dia mencoba tapi tetap gagal."Coba pelan-pelan dengan lebih tenang." Serkan bantu menggenggam telapak tangan Anelies.Anelies kembali memejamkan mata, memusatkan konsentrasi sambil beberapa kali menyebut lembut nama Putri Sofia. Rasanya seperti meluncur ke dalam lorong gelap tidak berujung, tapi Anelies tetap tidak melihat apa-apa."Aku tidak bisa!" Anelies menghela napas dalam kemudian mengerjap lebar untuk menatap suaminya. "Ini sangat aneh, aku benar-benar tidak bisa melihat apapun!"Mungkin karena Putri Sofia pergi atas kemauannya sendiri dan sedang
BAB 7 ZAHRAAyah Zahra juga seorang tentara, menjabat sebagai panglima komando persenjataan rahasia. Pada saat negara mereka dalam pertempuran besar, rumah keluarga Zahra menjadi salah satu target utama serangan musuh. Pihak musuh berdalih rumah tersebut digunakan sebagai gudang persenjataan pemusnah masal meski akhirnya tuduhan itu tetap tidak terbukti.Hanya dalam hitungan detik, ditengah larut malam, ketika seluruh orang terlelap tidur, tiba-tiba rumah keluarga Zahra dihantam dua buah rudal. Kedua rudal tersebut meluluh lantakkan seluruh bangunan tiga lantai hingga rata dengan tanah. Benar-benar sebuah serangan keji yang telah menyalahi aturan peperangan dan kemanusiaan.Kedua orang tua Zahra beserta seluruh pekerja di rumah mereka meninggal dalam tragedi mengerikan tersebut. Pagi harinya Zahra ditemukan sedang tertimbun puing beton bersama adik laki-lakinya di sudut kolam. Ketika ledakan terjadi Zahra memeluk adik laki-lakinya untuk dia bawa melompat ke kolam dari jendela kamar me
BAB 6 KACAUSudah hampir setengah jam Putri Sofia masuk ke dalam toilet dan sampai sekarang belum keluar. Penata makeup dan gaun yang tadi bersabar menunggu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu toilet."Putri Sofia!"Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam."Putri Sofia, apa Anda baik-baik saja?"Tetap tidak ada jawaban, mereka semua mulai cemas. Dua orang yang lain ikut mengetuk pintu, memutar handel dan mendorong."Pintunya terkunci dari dalam!"Mereka panik."Panggil pengawal!"Salah satu dari mereka berlari keluar untuk memangil pengawal sementara yang lain terus berusaha menggedor pintu toilet sambil memanggil nama Putri Sofia berulang-ulang. Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, mustahil jika mereka semua tidak cemas ketakutan, apa lagi Putri Sofia sudah hampir setengah jam di dalam kamar toilet.Tiga orang pengawal wanita tiba, mereka langsung mencongkel daun pintu kamar mandi untuk didobrak paksa."Oh, Tuhan!"Mereka semua syok, Putri Sofia sudah tidak ada di d
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZA Tiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan. "Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak "Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda. "Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed. "Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para pro
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a