VOTE VOTE VOTE
BAB 21 MELAWAN KELICIKAN JALALTuan Jalal sudah meningkatkan penjagaan berlapis untuk mengamankan seluruh istana. Pengawal bersenjata selalu siaga dua puluh empat jam, mustahil ada yang bisa menyelinap masuk. Tuan Jalal masih tidak habis pikir bagaimana ratunya bisa tiba-tiba kembali ke Istana Zubair."Selama Yang Mulya Serkan belum kembali, aku yang memegang kuasa di Istana Zubair!" Anelies mempertegas kekuasaannya di hadapan Tuan Jalal.Anelies juga benar-benar berakting seolah dia dan anak-anaknya cuma pergi untuk berlibur, padahal kemarin Tuan Jalal telah menyekap dan menghadang mereka di perbatasan. Selain merasa terkecoh, kali ini Tuan Jalal juga merasa sedang diejek."Kau wanita licik!" Jalal balas menunjuk Anelies dengan barisan gigi berdesis."Pergilah jika Anda tidak punya kata-kata yang lebih berguna!" Anelies juga terus menantang dengan senyum remeh. "Aku sama sekali tidak takut dengan Anda, Tuan Jalal!""Jangan terlalu percaya diri jika kau akan selalu beruntung!""Bukan
BAB 22 PEMIMPIN Siapa yang telah menjadi pemimpin baru setelah Mike Lukin binas*a masih menjadi pertanyaan besar. Gerald juga tiba-tiba menghilang dengan misterius. Satu-satunya petunjuk yang tersisa hanya tinggal Harumi Nakata. Dominic Rodriguez pergi sendiri ke Scotland untuk menemui Harumi. Sejak mengalami kecelakaan dalam aksinya menyabotase uji-coba peluncuran roket milik Mike Lukin, Harumi Nakata harus mereka sembunyikan. Tidak boleh ada yang tahu jika putri tunggal keluarga Nakata itu masih hidup. Harumi menderita luka yang cukup parah, dia harus mendapatkan perawatan intensif serta beberapa rekonstruksi wajah. Walaupun kondisinya sudah semakin membaik tapi penglihatan Harumi tetap tidak bisa disembuhkan. Dom sangat sedih ketika melihat gadis muda itu cuma duduk seharian di dekat bingkai jendela tanpa bisa melihat apa-apa. "Siapa?" Harumi langsung bisa merasakan kehadiran seseorang meskipun langkah Dom nyaris tanpa suara. Kehilangan penglihatan ternyata bisa menumbuhkan k
BAB 23 KEHILANGANEmillie menggenggam belatinya dengan erat, belati dari tulang berukir itu seolah mengeras dalam genggaman tanpa dapat dia lepas. Darah hitam pekat dan kental mulai merembas dari sela jari-jari Emillie yang kaku tidak dapat bergerak."Tidak ...!" Napas Emillie bergetar, bibirnya menggigil ketakutan. "Tidak ...!"Emillie sudah pernah melihat Gerald meregang nyawa karena belati yang dia tancapkan tepat ke jantungnya. Napas Gerald perlahan tersendat, tubuh besarnya roboh, luapan darah hitam kental ikut menyembur keluar dari mulut serta hidungnya. Terlalu mengerikan untuk di ingat, apa lagi sampai terulang kembali.Kali ini bahkan Emillie tidak tahu kenapa dia bisa menancapkan belati yang sama ke jantung Gerald. Dorongannya sangat kuat tidak dapat Emillie hentikan. Bahkan Gerald masih berbaring di atas ranjang ketika Emillie tiba-tiba menunggangi tubuhnya untuk dia tikam. Mata Gerald terbuka lebar, tapanya pedih dengan tubuh bersimbah darah tak berdaya."Tidak ..." Emill
BAB 24 BENCANA YANG DILIHAT PANGERAN HUSAINYang Mulya Serkan pergi ke pertemuan kongres mengunakan penerbangan privat maskapai kerajaan yang selalu terkontrol semua sistem keamanannya. Penerbangan tinggal sekitar dua jam lagi ketika Yang Mulya Serkan merasakan turbulensi udara di dalam kabin pesawat."Ada apa?" Serkan langsung menatap Omar yang duduk di hadapannya."Sepertinya ada yang tidak beres!"Yang Mulya Serkan serkan dan Omar sama-sama merasa ada yang tidak normal, pesawat mereka tiba-tiba seperti berputar arah dan mengurangi ketinggian."Tenang yang Mulya." Omar segera menghubungi kru penerbangan."Sepertinya ada pembajakan!" Omar menyampaikan informasi dari operator. "Gedung tempat diadakanya kongres baru saja dihantam oleh dua buah pesawat yang diduga telah dibajak."Omar sendiri sampai ikut gugup ketika harus menyampaikan berita tersebut, tapi anehnya Yang Mulya Serkan justru terlihat tenang."Pesawat kita akan berputar untuk mendarat darurat." Omar melanjutkan."Beritahu s
BAB 25 TERKEJUTGerald dan Emillie menjadi orang terakhir yang baru mendengar berita mengenai pembajakan pesawat di gedung kongres."Ada apa lagi ini? Emillie terkejut apalagi mendengar banyak korbannya adalah para pemimpin tinggi negara."Aku belum tahu." Gerald terus melacak berbagai sumber informasi.Insting Gerald seketika ikut waspada jika semua itu pasti ada hubungannya, apalagi bila dia ingat mengenai mimpi buruk Emillie akhir akhir ini. Gerald hanya belum berani bercerita."Sepertinya kita harus pulang!"******Jacob yang terakhir datang langsung ikut bergabung duduk di meja makan bersama keluarganya. Sebuah kesempatan langka bagi Brandon Lington untuk bisa makan malam bersama putranya seperti itu. Jacob memang jarang ikut berkumpul karena anak itu lebih betah tinggal di peternakan dari pada pulang ke Scotland. Kali ini Jacob sengaja pulang untuk hari ulang tahun ibunya akhir pekan nanti."Aku senang kau pulang lebih cepat." Lily tersenyum pada putranya. "Tinggallah lebih lam
BAB 26 TEGANG"Bisa tolong ambilkan aku gunting?"Sebenarnya Jacob tidak akan mau diberi perintah seperti itu, tapi Jacob benar-benar mengira Harumi akan bunuh diri mengunakan gunting.Akhirnya Jacob terpaksa pergi mengambil gunting dari laci toilet. Dalam hati Jacob terus menggerutu karena tidak pernah disuruh-suruh macam pelayan. Meski besar dan tinggal di tanah peternakan, sikap Jacob tetap seperti putra dari keluarga kaya. Jacob tidak pernah mau membantu pekerjaan di istal, bertingkah sesuka hati dia dan paling keras kepala jika dibanding Kai yang paling disiplin dan dewasa, atau Ethan yang paling penurut dan suka membantu banyak pekerja.Harumi sudah duduk di salah satu kursi di dekat jendela ketika Jacob kembali dengan membawa gunting. Jacob tetap tidak bersuara ketika menyerahkan guntingnya pada Harumi. Tentu Jacob tidak mau ketahuan karena gengsinya yang juga setinggi langit. Terutama, Jacob tidak mau ketahuan jika sebenarnya dia benar-benar takut Harumi akan bunuh diri mengun
BAB 27 ANAK ISTIMEWA Gerald membalas tatapan sosok tinggi besar yang sudah sejak tadi mengawasinya dari bawah pohon. Sepertinya dia sengaja datang untuk menunggu Gerald keluar. Gerald berjalan menyebrangi halaman, menuju sisi gelap yang banyak di naungi barisan pohon-pohon besar. "Kau menungguku?" "Apa wanitamu sedang mengandung?" "Ya." Gerald tidak dapat mengelak. Pria itu melangkah ke bagian sisi yang lebih terang sampai setengah wajah rupawannya ikut tertimpa cahaya perak bulan. Mahluk abadi yang sangat tampan dan tidak pernah menua setelah berabad-abad berlalu. "Aku datang untuk memperingatkanmu!" Suara Pangeran Artur terdengar tegas berwibawa. "Maaf, karena aku tidak bisa menepati janji." Ketika Pangeran Artur menyelamatkan Gerald dari kematian belati beracun, dia sudah meminta anak muda itu untuk bersumpah atas beberapa hal yang salah satunya yaitu tidak melahirkan mahluk abadi. "Aku akan menanggung semuanya, tolong jangan libatkan Emillie." Gerald sudah siap jika memang
BAB 28 PANGERAN KECIL "Apa yang sedang kalian lakukan di situ?" Anelies memanggil anak-anaknya yang masih berjongkok di dekat pagar. "Aku menemukan burung kecil!" Pangeran Hamdan langsung bangkit berdiri dengan antusias untuk bercerita. "Husain mengobati burungnya!" "Dimana burungnya?" "Sudah terbang!" Anelies kurang menanggapi serius cerita Pangeran Hamdan karena dia pikir mereka cuma anak-anak yang sedang bermain. Apalagi setelah itu perhatian Anelies teralihkan pada putrinya yang paling manja. "Kenapa Sofia menangis?" "Dia penakut!" Meskipun Pangeran Hamdan dan Putri Sofia merupakan pasangan kembar tapi mereka membiasakan Pangeran Hamdan sebagai anak tertua. Pangeran Hamdan memang tidak memiliki kemampuan ajaib seperti Pangeran Husain, tapi sepertinya Pangeran Hamdan memiliki kepekaan dan keberanian seperti Yang Mulya Serkan. "Husain kenapa kau masih kotor!" Anelies juga menegur Pangeran Husain yang paling bandel karena malah bermain rumput. "Cepat bersihkan Pangeran Husai
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk