BAB 108 SEMUA RENCANA HUSAINZontus terus memperhatikan tubuh gadis muda yang baru dia baringkan di atas ranjang. Zontus cuma menutup tubuh polos Mia dengan selembar selimut tipis. Mia masih belum sadar tapi saat itu Zontus sudah mulai berpikir keras.Sepertinya Zontus juga baru sadar jika tubuh Mia telah berbeda. Mia bukan cuma memiliki ingatan serta darah Putri Eluise, dia juga memiliki struktur tubuhnya dengan sempurna. Putri Eluise benar-benar bisa kembali hidup. Zontus bisa kembali mendapatkan kekasihnya dengan tubuh utuh seperti yang selama ini dia inginkan.Pelan-pelan Zontus mendekat untuk menyentuh dahi Mia. Ternyata Zontus juga dapat masuk lebih dalam ketika Mia tidak memakai gelangnya. Zontus dapat melihat seluruh adegan ketika Mia kabur dari tengah keluarganya. Mia melesat cepat dan meloncat lincah dari pohon ke pohon. Bahkan Jared Landon tidak dapat mengejar Mia. Seharusnya Mia memang tidak bisa melakukan semua itu meskipun dia mewarisi darah mutan.Zontus terus melihat l
BAB 109 TERKEJUTEmillie membawa Mia menemui Anelies yang sudah menunggu di ruang baca."Anelies akan coba mengunci sebagian memorimu.""Kenapa dengan memoriku?"Mia memang belum tahu jika dia memiliki memory orang lain di dalam kepalanya."Biar aku yang menjelaskan." Anelies yang bicara. "Ayo kemari!"Anelies memanggil Mia untuk duduk di sampingnya. Mereka bertiga duduk di sofa melengkung di bagian tengah ruang baca, duduk berdampingan dengan posisi Mia berada di tengah."Ada memory dari kehiduan orang lain yang ikut bersemayam di dalam kepalamu." Anelies mulai menjelaskan pelan-pelan agar Mia tidak panik dan takut."Siapa dia?" Mia langsung bertanya. "Siapa yang berada di kepalaku?""Putri Eluise, dia bisa mengambil alih tubuhmu sehingga kau lepas kendali seperti kemarin."Seharusnya penjelasan Anelies sudah cukup membuat Mia paham. Tapi Mia malah merasa semakin aneh dan tidak masuk akal."Karena itu aku harus kembali mengunci ingatannya agar tidak dapat kembali mengganggumu.""Sia
BAB 110Dari jendela kamar, Anelies melihat Pangeran Husain sedang bermain dengan bayi kucing milik Jacob yang kembali beranak, tapi Pangeran Habibi tidak terlihat bersama mereka ."Yang Mulya, di mana Habibi?" Anelies bertanya pada Yang Mulya Serkan."Tadi dia bermain dengan Husain." Serkan yang baru masuk ke dalam kamar berjalan menghampiri Anelies untuk meminta bayi perempuan dari gendongannya."Husain cuma bersama Mia, Habibi tidak ada."Serkan ikut menengok ke luar jendela. Pangeran Habibi memang tidak ada, dia juga sama sekali tidak terlihat di halaman. Saat itu juga Serkan langsung menelpon Omar yang berjaga di bawah."Omar, temukan Pangeran Habibi." Serkan memberi perintah pada pengawalnya."Baik, Yang Mulya."Omar lekas berkeliling, mencari di sekitar halaman rumah, istal kuda, bahkan sampai ke tepi danau tapi Pangeran Habibi sama sekali tidak terlihat. Omar kembali lagi ke rumah utaman karena melihat tatanan meja perjamuan di beranda samping. Para pelayan sedang menyiapkan
BAB 111 MIA Vs ZONTUSSemua orang di rumah peternakan sedang terlelap, Gerald sekalipun tidak akan dapat menyadari kedatangan Zontus yang menyelinap masuk ke dalam kamar Mia. Zontus adalah yang terkuat di antara jenis mereka. Walaupun pernah terlahir dengan darah campuran tapi Zontus telah sempurna menyatu dengan darah terkutuk dalam tubuhnya. Zontus bukan cuma memiliki ketangguhan fisik dan kecekatan luar biasa, dia juga menguasai segala sihir. Mahluk seperti Zontus tidak akan mudah untuk dimusnahkan, bahkan mustahil untuk terkalahkan meski mereka semua bersatu melawannya.Zontus membawa Mia melesat jauh ke tengah hutan gelap untuk membuat gadis muda itu takut. Hutan benar-benar sedang gelap gulita tanpa serpihan cahaya bulan, siapapun seharusnya gentar berdiri di hadapan monster yang telah hidup selama berabad-abad. Zontus melangkah maju dengan dada bergemuruh murka karena ke entengan Mia yang terus mengatakan ingin mati cuma untuk seorang anak manusia."Lebih baik kau mati kucekik
BAB 112 KEKECEWAAN MIA"Aku ingin kau singkirkan Zontus dari hidupku!" Mia memberi perintah pada Husain."Aku tidak bisa melakukan pekerjaan seperti itu?" Husain mengeleng polos seperti layaknya bocah."Aku yakin kau bisa!" Mia tidak percaya dengan omongan Husain."Sampai kuda milik baba melahirkan anak kucing aku juga tetap tidak akan bisa menyuruh Zontus berhenti mengikutimu!""Apa maksudmu!" Mia langsung melotot lebar dengan ucapan Husain.*******Mia tidak dapat berhenti memikirkan ucapan Husain mengenai Zontus yang tidak akan pernah bisa berhenti mengikutinya. Entah apa maksud Husain. Mia juga heran kenapa dirinya dan Zontus seperti sudah ditakdirkan untuk bertemu dan ribut.Malam ketika Anelies kembali menemui Mia di kamarnya, Mia langsung pura-pura tertidur."Aku tahu kau belum tidur." Anelies tidak akan tertipu."Ah ...!"Mia menyerah, dia langsung kembali membuka selimut yang semula menutup kepalannya. Anelies dan anak laki-lakinya sama-sama tidak bisa ditipu."Apa kau sudah
BAB 113 ANAK-ANAKJika saat itu Aron yang mewakili keluarga Loghan untuk datang ke acara pernikahan putri keluarga Haris, kali ini Mr. Haris serta istrinya yang datang sendiri ke Yorkshire untuk menghormati Jeremy Loghan. Jeremy Loghan telah banyak jadi dewa penolong dalam bisnis keluarga Haris sejak mereka baru merintis bisnis perhotelan. Setelah semua orang selesai bertepuk tangan dan bersuka cita mengucapkan selamat pada pasangan pengantin, Mr. Haris membawa istrinya menghampiri Aron Loghan untuk mengucapkan terimakasih. Saat itu Mia benar-benar ingin kabur tapi Aron tarik lagi lengannya agar diam duduk di sampingnya. Mrs. Haris yang semula belum begitu yakin dengan gadis muda di samping putra keluarga Loghan akhirnya tetap jadi benar-benar tercengang.Mr. Haris menghampiri Aron Loghan Terlebih dahulu sebelum kemudian ikut menyapa putra keluarga Lington. Sementara itu sepertinya Mrs. Haris masih terkejut melihat Mia duduk di antara Aron Loghan dan Jacob Lington."Kau juga di sini
BAB 114 PANGERAN HUSAIN HILANG"Oh Tuhan, apa itu ...?" Mia melihat dari jendela kamar, melihat para tamu yang berfoto dengan burung-burung kecil cantik penurut."Sepertinya aku ingin keluar!" Mia kembali berlari turun sampai dia lupa memakai sepatu."Kai tangkap satu burung untukku!" Mia yang baru bergabung berteriak pada kakaknya tapi malah Pangeran Habibi yang menghampiri Mia untuk memberikan dua genggam burung kecil berwarna kuning cerah."Ini untukmu!" Pangeran Habibi tersenyum cemerlang dengan sangat pemurah."Oh, kau tidak boleh menggenggam burung serapat itu!" Mia melotot terkejut melihat burung malang di tangan Pangeran Habibi yang nyaris tercekik. "Ayo cepat lepaskan!"Habibi mengikuti perintah Mia dengan patuh, dia melepaskan burung dalam gengamannya untuk terbang. Baru dua detik Mia merasa lega dan tiba-tiba dia baru sadar dengan sesuatu yang bergerak dari kantong celana Pangeran Habibi."Apa itu!" Mia buru-buru memeriksa ke kantong celana Habibi. "Kau tidak boleh memasukk
BAB 115 PESTA HENRYHari sudah hampir gelap, semua orang masih sibuk mencari pangeran Husain yang masih hilang. Anelies terkejut melihat putranya tiba-tiba muncul dalam gendongan Brandon Lington."Husain!"Pangeran Husain juga langsung merosot turun untuk berlari ke pelukan ibunya. "Mimi!"Anelies segera memeluk erat putranya dengan perasan lega luar biasa. "Terimakasih Tuhan ...." Anelies terus memeluk Husain yang kembali dengan utuh."Terimakasih." Kali ini Serkan yang mengucapkan terimakasih pada Brandon Lington."Aku menemukannya bermain seorang diri di lorong perpustakaan." Brandon menjelaskan tapi tidak memberitahu siapapun jika dia melihat anak laki-laki kecil itu membaca buku tua dalam bahasa Yunani kuno.Setelah itu Brando juga langsung kembali pergi utuk mengambil buku yang tadi dia tinggalkan di rak perpustakaan. Diam-diam Pangeran Husain terus memperhatikan sampai punggung Brandon Lington menghilang di ujung lorong dan Husain tersenyum dalam gendongan babanya.******Sun
BAB 241 MENJALANI HIDUPMia masih sangat muda dan labil, bisa bertindak ceroboh dalam kondisi tidak stabil. Sebelum pergi dari rumah peternakan, Anelies terus mengingatkan adiknya agar tidak pernah putus asa."Waktu adalah kesempatan dengan banyak pelajaran yang dapat menjadi penyembuh bagi hati dan jiwa yang sakit. Tidak boleh putus asa, hidup harus tetap dijalani seperti janji yang telah diambil sumpahnya!" Sebagai kakak perempuan, Anelies akan terus mengingatkan Mia lagi dan lagi sesering dia bisa."Berjanjilah untuk kami semua!" Anelies meminta Mia untuk berjanji agar tidak menyakiti dirinya sendiri."Aku berjanji tidak akan bertindak bodoh!" Mia bersumpah.Anelies memeluk Mia erat-erat sambil terus berbisik. "Kami semua mencintaimu!"Mia mengangguk kemudian balas memeluk Anelies yang berpamitan pergi bersama anakanak. Aneleis yang pergi paling terakhir dari rumah peternakan. Satu pekan setelah Anelies pergi Mia ikut kembali ke New York.*******Walapun Mia telah berjanji tidak a
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men