BAB 111 MIA Vs ZONTUSSemua orang di rumah peternakan sedang terlelap, Gerald sekalipun tidak akan dapat menyadari kedatangan Zontus yang menyelinap masuk ke dalam kamar Mia. Zontus adalah yang terkuat di antara jenis mereka. Walaupun pernah terlahir dengan darah campuran tapi Zontus telah sempurna menyatu dengan darah terkutuk dalam tubuhnya. Zontus bukan cuma memiliki ketangguhan fisik dan kecekatan luar biasa, dia juga menguasai segala sihir. Mahluk seperti Zontus tidak akan mudah untuk dimusnahkan, bahkan mustahil untuk terkalahkan meski mereka semua bersatu melawannya.Zontus membawa Mia melesat jauh ke tengah hutan gelap untuk membuat gadis muda itu takut. Hutan benar-benar sedang gelap gulita tanpa serpihan cahaya bulan, siapapun seharusnya gentar berdiri di hadapan monster yang telah hidup selama berabad-abad. Zontus melangkah maju dengan dada bergemuruh murka karena ke entengan Mia yang terus mengatakan ingin mati cuma untuk seorang anak manusia."Lebih baik kau mati kucekik
BAB 112 KEKECEWAAN MIA"Aku ingin kau singkirkan Zontus dari hidupku!" Mia memberi perintah pada Husain."Aku tidak bisa melakukan pekerjaan seperti itu?" Husain mengeleng polos seperti layaknya bocah."Aku yakin kau bisa!" Mia tidak percaya dengan omongan Husain."Sampai kuda milik baba melahirkan anak kucing aku juga tetap tidak akan bisa menyuruh Zontus berhenti mengikutimu!""Apa maksudmu!" Mia langsung melotot lebar dengan ucapan Husain.*******Mia tidak dapat berhenti memikirkan ucapan Husain mengenai Zontus yang tidak akan pernah bisa berhenti mengikutinya. Entah apa maksud Husain. Mia juga heran kenapa dirinya dan Zontus seperti sudah ditakdirkan untuk bertemu dan ribut.Malam ketika Anelies kembali menemui Mia di kamarnya, Mia langsung pura-pura tertidur."Aku tahu kau belum tidur." Anelies tidak akan tertipu."Ah ...!"Mia menyerah, dia langsung kembali membuka selimut yang semula menutup kepalannya. Anelies dan anak laki-lakinya sama-sama tidak bisa ditipu."Apa kau sudah
BAB 113 ANAK-ANAKJika saat itu Aron yang mewakili keluarga Loghan untuk datang ke acara pernikahan putri keluarga Haris, kali ini Mr. Haris serta istrinya yang datang sendiri ke Yorkshire untuk menghormati Jeremy Loghan. Jeremy Loghan telah banyak jadi dewa penolong dalam bisnis keluarga Haris sejak mereka baru merintis bisnis perhotelan. Setelah semua orang selesai bertepuk tangan dan bersuka cita mengucapkan selamat pada pasangan pengantin, Mr. Haris membawa istrinya menghampiri Aron Loghan untuk mengucapkan terimakasih. Saat itu Mia benar-benar ingin kabur tapi Aron tarik lagi lengannya agar diam duduk di sampingnya. Mrs. Haris yang semula belum begitu yakin dengan gadis muda di samping putra keluarga Loghan akhirnya tetap jadi benar-benar tercengang.Mr. Haris menghampiri Aron Loghan Terlebih dahulu sebelum kemudian ikut menyapa putra keluarga Lington. Sementara itu sepertinya Mrs. Haris masih terkejut melihat Mia duduk di antara Aron Loghan dan Jacob Lington."Kau juga di sini
BAB 114 PANGERAN HUSAIN HILANG"Oh Tuhan, apa itu ...?" Mia melihat dari jendela kamar, melihat para tamu yang berfoto dengan burung-burung kecil cantik penurut."Sepertinya aku ingin keluar!" Mia kembali berlari turun sampai dia lupa memakai sepatu."Kai tangkap satu burung untukku!" Mia yang baru bergabung berteriak pada kakaknya tapi malah Pangeran Habibi yang menghampiri Mia untuk memberikan dua genggam burung kecil berwarna kuning cerah."Ini untukmu!" Pangeran Habibi tersenyum cemerlang dengan sangat pemurah."Oh, kau tidak boleh menggenggam burung serapat itu!" Mia melotot terkejut melihat burung malang di tangan Pangeran Habibi yang nyaris tercekik. "Ayo cepat lepaskan!"Habibi mengikuti perintah Mia dengan patuh, dia melepaskan burung dalam gengamannya untuk terbang. Baru dua detik Mia merasa lega dan tiba-tiba dia baru sadar dengan sesuatu yang bergerak dari kantong celana Pangeran Habibi."Apa itu!" Mia buru-buru memeriksa ke kantong celana Habibi. "Kau tidak boleh memasukk
BAB 115 PESTA HENRYHari sudah hampir gelap, semua orang masih sibuk mencari pangeran Husain yang masih hilang. Anelies terkejut melihat putranya tiba-tiba muncul dalam gendongan Brandon Lington."Husain!"Pangeran Husain juga langsung merosot turun untuk berlari ke pelukan ibunya. "Mimi!"Anelies segera memeluk erat putranya dengan perasan lega luar biasa. "Terimakasih Tuhan ...." Anelies terus memeluk Husain yang kembali dengan utuh."Terimakasih." Kali ini Serkan yang mengucapkan terimakasih pada Brandon Lington."Aku menemukannya bermain seorang diri di lorong perpustakaan." Brandon menjelaskan tapi tidak memberitahu siapapun jika dia melihat anak laki-laki kecil itu membaca buku tua dalam bahasa Yunani kuno.Setelah itu Brando juga langsung kembali pergi utuk mengambil buku yang tadi dia tinggalkan di rak perpustakaan. Diam-diam Pangeran Husain terus memperhatikan sampai punggung Brandon Lington menghilang di ujung lorong dan Husain tersenyum dalam gendongan babanya.******Sun
BAB 116 YANG DITEMUKAN BRANDONKarena kelelahan dan akibat sedikit mencicipi minuman ber alkohol, akhirnya Mia jatuh tertidur masih dengan gaun pesta dan makeup. Mia juga terus mengigau dalam tidur."Tidak Papa, aku mau yang rambutnya pendek!"Kelopak mata Mia terpejam tenang tapi mulutnya terus mengomel. Akhirnya Zontus mendekat untuk mengendus napas dan bibir Mia."Minuman busuk apa yang kau telan?" Zontus mencium aroma alkohol pekat.Sebagai mahluk immortal, entah sudah berapa abad Zontus tidak pernah meneguk minuman fermentasi lagi sampai dia lupa seperti apa rasanya. Jangankan minum, menelan makanan pun Zontus sudah tidak pernah. Semakin lama memang akan semakin hilang perasaan-perasaan sederhana sebagai manusia.Tiba-tiba Zontus menyapukan ujung jari ke bibir bawah Mia untuk coba mencicipi sisanya. Zontus baru menghisap ujung jarinya sendiri ketika Mia kembali bergumam."Ya, aku mau lagi."*****Di saat semua orang sudah lelap tertidur, diam-diam Brandon Lington masih terlihat s
BAB 117 KETAKUTAN MIAJared serta Brandon bertanya pada Gerald mengenai tongkat, mahkota, dan belati yang pernah dia simpan."Semuanya sudah tidak ada padaku." Gerald balas menatap Jared dan Brandon Lington bergantian. "Zontus yang mengambilnya!""Jadi semuanya ada di tangan Zontus?" Jared yang bicara."Tongkat serta mahkota tersebut hanya dapat disentuh oleh pemiliknya!"Pemiliknya juga tetap Zontus sebagai raja terakhir di utara."Apa mungkin Zontus mau bersedia untuk melenyapkan kutukan?" Brandon yang bertanya.Belum ada yang benar-benar tahu bagaimana cara untuk melenyapkan darah terkutuk dari elang api. Tapi Gerald yakin Zontus memang telah mengetahui caranya. "Satu-satunya jalan, aku harus bertemu dengan Zontus!" Gerald lagi yang bicara. "Tapi aku tidak tahu bagaimana cara utuk menemui mahluk seperi Zontus!"*******Mia benar-benar takut dirinya mulai berubah menjadi mutan. Setelah kembali dari bersepeda, Mia langsung pergi mencari papanya. Kebetulan jared sedang duduk bersama
BAB 118Walaupun suka berpenampilan super modis, tapi biasanya Zontus tetap membiarkan rambutnya tumbuh terlalu panjang untuk menjuntai ke dahi. Karena itu Mia benar-benar terkejut ketika melihat penampilan Zontus yang mendadak sangat rapi dengan staile lebih segar dan jujur saja gaya rambut baru Zontus membuatnya terlihat jauh lebih muda."Cepat pakai bajumu dan ikut denganku!" Zontus tidak suka ditatap dengan aneh."Aku baru sampai, capek dan belum makan malam!" Mia malah banyak beralasan."Siapa yang bersikeras ingin bertemu denganku?" Zontus mengingatkan semua pesan Mia dengan nada tegas."Oh, ya!" Mia bingung. "Tunggu sebentar!"Mia buru-buru mengambil pakaian untuk kembali dia bawa masuk ke kamar mandi karena tidak mau dilihat oleh Zontus. Mia berpakaian dengan cepat, cuma sempat menyisir rambut mengunakan jari kemudian keluar. Mia memakai setelan baju tidur bermotif Teddy Bear."Aku hanya ingin bicara." Mia juga langsung berkacak pinggang."Cepat katakan!" Zontus cuma berdiri
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin