JANHGAN LUPA VOTE YA.
"Kematian Pangeran Rasyid dikarenakan jantungnya yang tiba-tiba gagal berfungsi tapi kami samasekali tidak menemukan adanya gangguan pada seluruh sistem alat bantu penopang kehidupannya, semuanya normal." Jelas tim dokter yang selama ini menangani Pangeran Rasyid secara intensif. "Kondisi Pangeran Rasyid juga masih terpantau stabil untuk satu minggu terakhir. Kami sudah menyertakan semua rekam medisnya pada penyelidik Anda, Pangeran Serkan.""Terima kasih atas bantuan Anda dan seluruh tim dokter untuk saudaraku." Serkan tetap mengucapkan terima kasih."Kepercayaan keluarga istana adalah kehormatan bagi kami, dan kehilangan ini juga kesedihan bagi kami semua." Sebagai kepala tim dokter kerajan, Profesor Yamin Kemal mengucapkan permohonan maaf serta belasungkawa mereka yang mendalam pada keluarga kerajan.Meskipun Pangeran Rasyid sudah koma selama dua puluh tahun tapi selama ini kondisinya sangat stabil. Hal itu semakin memperkuat dugaan jika Pangeran Rasyid memang sengaja di bunuh. S
BAB 102 ANAK PERTAMA YANG SPESIALSerkan harus lebih berhati-hati menjaga Anelies karena bisa jadi Pangeran Rasyid sengaja dicelakai karena ketahuan memiliki bayi laki-laki. Serkan pikir mungkin Pangeran Rasyid juga sengaja menyembunyikan bayi laki-lakinya untuk melindungi anak itu dari orang-orang yang pasti akan mengincarnya. Bayi yang belum sempat Pangeran Rasyid akui secara resmi karena dia lebih dulu celaka."Pasti Pangeran Rasyid ingin Anda menemukannya dan menjaganya!" Anelies sepakat dengan pemikiran Pangeran Serkan."Aku akan menemukan anak laki-laki itu!" Serkan bersumpah pada dirinya sendiri. "Aku juga akan membongkar semu dalang pembunuh keluargaku tanpa terkecuali!"Serkan menangkup wajah lembut Anelies. "Kalian adalah hartaku! akan kujaga dengan nyawaku!" Serkan terus bersumpah karena ternyata dia juga sedang melakukan hal yang sama dengan Pangeran Rasyid, melindungi putranya sampai ujung usianya. "Tidak akan kubiarkan siapapun menyentuh kalian!"Baru kali ini Anelies mer
"Pangeran Serkan kapan Anda bercukur?" Anelies baru bangun ketika meraba rahang suaminya yang sudah tidak terlalu tebal meski masih kasar."Hemmm ... Anda harum."Ternyata pria itu juga sudah mandi dan sangat segar. Tiba-tiba Pangeran Serkan jadi sangat enak, Anelies makin mendekat untuk menghirup dada suaminya yang beraroma lembut tapi tetap sangat maskulin, sangat nyaman untuk dihirup pagi-pagi."Aku akan membawamu pulang, mandilah dulu sebentar lagi Hulya akan mengantar sarapan.""Apa Anda akan pergi?" Anelies masih berada dalam pelukan Pangeran Serkan, menengadah menatap suaminya yang juga jadi terlihat semakin tampan. "Aku akan bertemu Omar untuk beberapa urusan dan akan kembali sebelum tengah hari."Anelies tahu Pangeran Serkan masih menyelidiki penyebab kematian Pangeran Rasyid yang masih dianggap tidak wajar."Anda akan mencari putra pangeran Rasyid?""Omar sudah mulai melacaknya.""Aku melihat Pangeran Albany keluar dari rung perawatan Pangeran Rasyid beberapa hari yang lalu
Perempuan memang mahluk yang suka ribut, itu sebabnya Serka tidak suka memiliki banyak wanita. Pangeran Serkan juga tidak habis pikir bagaimana notarisnya bisa berkelahi dengan Putri Kalifa di halaman istana untuk disaksikan banyak orang.Sungguh sebenarnya Serkan tidak mau berurusan dengan keributan para wanita. Tapi tidak ada yang berani melerai dan semua orang juga sudah ikut tahu jika kedua wanita itu sedang berkelahi untuk memperebutkannya."Apa yang kalian lakukan!" Pangeran Serkan benar-benar marah."Putri Kalifa yang memulai." Syarfi membela diri.Pangeran Serkan langsung menatap Putri Kalifa. "Mulai hari ini, tolong jangan datang lagi ke istana Zubair demi nama baik istana dan nama baik Anda, Putri Kalifa.""Aku hanya ingin mengunjungi, Bibi.""Ibuku sedang tidak bisa dikunjungi oleh siapapun!" Pangeran Serkan bicara dengan tegas."Terima kasih atas kebijakan Anda, Pangeran Serkan." Putri Kalifa segera mengucapkan salam kemudian permisi pergi.Entah apa yang dipikirkan Syarfi
Istana Zubair kehilangan dua anggota keluarga di tahu yang sama dan di waktu yang berdekatan. Pangeran Serkan menyatakan dalam pidatonya jika tahun itu akan menjadi tahun berkabung."Tidak akan ada perayaan dan bendera putih akan dikibarkan di halaman utama istana Zubair sepanjang tahu."Pangeran Serkan sendiri yang berdiri di atas podium, di depan pers untuk sekaligus berterimakasih atas semua dukungan bagi keluarganya."Penobatanku akan kembali ditunda sampai masa berkabung usai dan terimakasih untuk semua dukungan serta doa untuk keluarga istana."Siapapun yang telah mencelakai Pangeran Rasyid dia sudah sukses, bukan cuma berhasil mengulur penobatan Pangeran Serkan tapi juga mematahkan hatinya dalam duka yang begitu dalam. Pangeran Serkan sudah tidak terlalu perduli dengan penobatannya lagi, tapi dia bersumpah akan menuntut keadilan atas setiap nyawa keluarganya yang telah direnggut dengan keji.*****Setelah satu bulan yang menguras fisik dan emosi, akibat perubahan hormon di keha
Anelies segera ingat jika waktu itu Yang Mulya Seika meminta bantuan Sarah untuk mencarikan gadis perawan."Karen baru berumur sekitar sembilan belas tahun ketika keperawanannya dilelang.""Siapa yang melelangnya?" Anelies makin penasaran."Anda ingat dulu saya sempat bercerita jika pernah bekerja di klub?""Ya." Anelies mengangguk tidak sabar untuk menunggu cerita pelayannya.Sepertinya Sarah tidak begitu sadar dengan antusiame Anelies yang kepalanya langsung dipenuhi ribuan pertanyaan."Sebelum memutuskan bekerja di panti pijat dan rumah spa, dulu saya pernah bekerja sebagai penari di sebuah klub malam." Sarah bercerita dengan santai tanpa punya pikiran jika Anelies sedang coba mengali informasi."Saya pernah bekerja sebagai penari striptis di klub dewasa." Sarah baru terlihat agak malu ketika mengakui pekerjaannya, tapi jadi tidak mengherankan jika Sarah sangat pandai mengajari Anelies meliuk untuk menggoda pria."Ketika Yang Mulya Seika minta bantuanku untuk mencarikan gadis peraw
Usaha Yang Mulya Seika memberi istri yang lebih cantik dan lebih muda untuk suaminya memang telah berhasil untuk mengalahkan kesombongan Selir Kumaira. Selama ini Selir Kumaira selalu berbangga jika dirinya lebih dicintai oleh Tuan Husain meskipun cuma bisa menjadi selir. Tapi sejak kehadiran Selir Amina, Tuan Husain jadi lebih memanjakan istri mudanya."Jangan terlalu percaya dengan ucapan manis suamiku. Laki-laki tetap laki-laki, mereka akan tetap tergiur jika ada yang lebih cantik dan lebih muda, jangan terlalu berbangga dengan dirimu, kau hanya selir!" hina Yang Mulya Seika ketika berdiri di hadapan Selir Kumaira. "Kau tidak akan selamanya muda, tidak akan selamanya cantik, akan selalu ada yang lebih muda, lebih cantik, dan akan lebih dicintai oleh suamiku!""Aku tahu ini perbuatan Anda Yang Mulya Seika!" Selir Kumaira sangat murka dengan ejekan istri senior suaminya. Selir Kumaira merasa dibodohi dengan cara sangat licik.Karena tidak pernah bisa mengalahkan istri kedua suaminya,
Pangeran Serkan masih terlibat obrolan dengan Pangeran Sofyan dan paman-pamannya dalam ajang basa-basi para penguasa-penguasa kaya. Pikiran Pangeran Serkan sedang tidak tenang memikirkan Anelies yang belum juga kembali tapi Pangeran Serkan juga masih belum bisa meninggalkan obrolan.Salah seorang paman Pangeran Rasyid mengundang Pangeran Serkan utuk hadir dalam acara berkuda yang di adakan keluarganya minggu depan."Merupakan kehormatan jika Anda bisa ikut hadir dalam acara berkuda kami, Pangeran Serkan.""Ya, tentu dengan senang hati, Tuan Abdulah." Pangeran Serkan tersenyum ramah dengan etika yang sangat terjaga meski hubungan di antara mereka sebenarnya tidak pernah benar-benar cocok.Tuan Abdulah bin Salam adalah kakak tertua dari Selir Kumaira, semua saudaranya juga merupakan penguasa-penguasa kaya di tanah mereka. Maka jangan heran jika Selir Kumaira selalu berambisi untuk menjadi seorang ratu.Begitu mendapatkan kesempatan untuk kabur dari obrolan, Pangeran Serkan segera permisi
BAB 44 HILANGSampai hari kembali malam, demam Putri Sofia belum juga mereda, justru demamnya semakin tinggi. Zahra yang terus berjaga sepanjang malam melihat Putri Sofia terisak sedih, airmata bening mengalir dari sudut kelopak matanya yang masih terpejam rapat."Jangan pergi...."Putri Sofia juga terus mengigau dalam demam."Jangan hilang...."Meski sudah tidak menyebut nama Faaz tapi Putri Sofia terus menangis pedih dalam demam."Jangan pergi...."Zahra mengambil saputangan untuk pelan-pelan menghapus air mata Putri Sofia agar tidurnya tidak terusik. Dua jam lagi waktunya Putri Sofia bangun minum obat, sekarang dia harus beristirahat terlebih dahulu."Jangan pergi...." Putri Sofia terus bicara seperti itu berulang-ulang."Jangan pergi...."Sebagai pengawal pribadi yang telah mendampingi Putri Sofia sejak gadis itu masih anak-anak, Zahra ikut merasa sedih melihat Putri Sofia nampak tidak bahagia. Dalam hati Zahra ikut berdoa agar tuan putri cantiknya bisa segera kembali ceria sepert
BAB 43 PENGORBANANSetelah mendengar suara teriakan, Dua orang prajurit bersenjata muncul dari dua ujung lorong, mereka langsung melepaskan tembakan ke arah Faaza. Faaz yang saat itu masih memegangi lengan bocah laki-laki untuk turun ke lubang saluran irigasi jelas tidak dapat menghindar.Tanpa piki panjang, Dokter Faiza langsung berlari melompat untuk menghalangi peluru. Kejadiannya sangat cepat dan kacau, Faaz melotot beku, peluru ke dua nyaris menembus kepala Dokter Faiza kemudian terpantul ke dinding. Beruntung Faaz selalu jauh lebih cekatan, sebelum kedua prajurit itu kembali melepaskan tembakan, Faaz berhasil lebih dulu membidik kepala mereka dengan sangat tepat sasaran.Dua tubuh besar seketika roboh tumbang ke lantai. Faaz juga melihat Dokter Faiza masih tersungkur di lantai anak tangga, sekujur pinggangnya berlumuran darah hingga belum jelas bagian mana yang tertembak."Lari, selamatkan anak-anak!" Dengan kondisi tersengal berat Dokter Faiza masih memperdulikan keselamatan F
BAB 42 SIASAT UNTUK KABUR"Aku akan membebaskan kalian, tapi kita harus bekerja sama!" Faaz mengajak sandera yang lain untuk bekerja sama."Semua pintu dijaga tentara bersenjata, kami hanya akan mati konyol." Salah satu dari mereka mengingatkan Faaz."Karena itu kita perlu siasat!" Faaz terus meyakinkan. "Kecuali kalian ingin mati perlahan di tempat ini!"Beberapa orang terlihat saling bertukar tatapan tapi tidak ada yang bersuara."Ikuti saja rencanaku!" Faaz lanjut menjelaskan siasatnya. "Aku melihat ada lubang saluran pembuangan air di dekat anak tangga, bangunan sebesar ini pasti memiliki sistem irigasi besar yang tertata. Kita bisa kabur dari sana asal bisa keluar dari kamar ini!"Faaz mengitarkan pandangan pada setiap orang di sekelilingnya kemudian kembali bicara."Berapa petugas yang biasa mengantar makanan?" Faaz ingin tahu jumlah target sasarannya."Biasanya mereka berdua dengan salah satu membawa senjata.""Apa hari ini mereka sudah mengantar makanan?" Faaz benar-benar su
BAB 41 FAAZ TERTANGKAPFaaz sengaja membiarkan dirinya ikut tertangkap karena itu adalah cara paling mudah dan efektif untuk menemukan titik keberadaan para sandera yang lain. Lengan Faaza di borgol dan dimasukkan ke dalam mobil besar berbodi tebal. Ternyata di dalam mobil tersebut juga terdapat seorang pria yang juga baru tertangkap, dia seorang jurnalis, kedua rekannya telah ditembak mati di pinggir jalan karena tidak mau patuh."Tiarap, tundukkan kepalamu!"Punggung Faaz ditendang keras dari belakang sampai pemuda itu jatuh tertelungkup. Sebuah moncong senjata tiba-tiba sudah menempel tepat di tengkuk belakang Faaza. Kepala Faaz benar-benar bisa meledak setiap saat, tapi apapun yang terjadi Faaz tidak boleh melawan, dia juga harus terlihat patuh ketakutan."Aku akan menulis berita seperti yang kalian inginkan." Faaz berusaha menawar untuk keselamatan nyawanya.Faaz tahu mereka tetap membutuhkan jurnalis untuk menulis berita yang dapat menutupi mata dunia dari penindasan dan kekeji
BAB 40 PERTANDA BENCANASelama Zontus berhenti mengunakan sihir, Drakor tidak pernah lagi berubah ke wujud manusia. Drako juga mulai khawatir dia bakal jadi burung gagak hitam jelek untuk selamanya."Kak..." Kali ini Drakor bicara pada Zontus."Kak...!" Drako memberitahu akan ada bencana besar."Itu bukan urusanku!" Seperti biasa Zontus tidak perduli."Kak...Kak...Kak...""Manusia memang suka bertikai biarkan saja sampai mereka bosan agar bisa mengambil pelajaran sendiri!"Zontus benar-benar tidak mau ikut campur, dia sedang ingin fokus menjadi manusia tanpa sihir."Kak...." Drako masih memohon."Mereka akan berhenti sendiri jika sudah bosan dengan pertempuran!"Zontus merasa tidak ada gunanya memperingatkan manusia keras kepala, biarkan mereka terus berkelahi hingga bosan dengan pertikaian dan sadar jika mereka cuma menciptakan kerusakan serta penderitaan yang sebenarnya tidak perlu.Zontus telah hidup melalui banyak jaman, menyaksikan banyak pertempuran besar umat manusia. Setelah h
BAB 39 PANGERAN YUSUF VS PANGERAN AL-WALEED[Aku baik-baik saja, kau tidak perlu cemas]Pangeran Yusuf merasa aneh dengan jawaban putri Sofia yang merasa baik-baik saja. Sepanjang malam Pangeran Yusuf terus berpikir dan semakin cemas. Akhirnya pagi harinya Pangeran Yusuf kembali mengirim pesan.[Apa ada yang menekan mu?]Pangeran Yusuf tidak tahu jika ponsel Putri Sofia sudah berada di tangan pangeran Al-Waleed. Pastinya Pangeran Al-Waleed telah membaca semua pesan yang belum sempat terhapus dari ponsel Putri Sofia.[Beraninya kau berencana membawa kabur calon ratuku!]Seketika Pangeran Yusuf terkejut, rongga dadanya berdebar panas.[Di mana Sofia?]Yusuf tahu dia sedang berkomunikasi dengan Pangeran Al-Waleed.[Dia milikku, jangan berani-berani kau mendekatinya!] Pangeran Al-Waleed memberi kalimat ancaman. [Aku tahu latar belakang keluarga ibumu yang penghianat, kau masih beruntung mendapat kehormatan karena kemurahan hati Yang Mulya Serkan. Jangan berulah untuk kembali mempermaluka
BAB 38 INGIN KABURPengawal wanita yang baru dikirim oleh Pangeran Al-Waleed benar-benar membuat Putri Sofia murka. Hamna bukan cuma berani menentang perintah Putri Sofia, sepertinya dia juga tidak segan menyingkirkan Zahra. Putri Sofia tidak akan tinggal diam, dia tidak mau hidupnya diatur dan terus di awasi selama dua puluh empat jam oleh seorang mata-mata."Aku ingin kabur, apa kau bisa membantuku?" Putri Sofia menatap tajam ke mata Zahra."Maaf Putri Sofia, aku tidak bisa." Zahra tetap akan paling setia pada Yang Mulya Serkan."Dia akan terus mengawasi ku seperti tahanan, dia juga akan menyingkirkan mu dariku!" Putri Sofia terus mendorong Zahra agar mau membantunya kabur. "Pangeran Al-Waleed tidak akan memberiku kebebasan untuk sekedar bernapas karena dia bukan cuma ingin menguasai ku, dia juga ingin menguasai negaraku!"Akhirnya Putri Sofia bercerita pada Zahra meskipun Pangeran Yusuf sudah melarang."Pangeran Al-Waleed ingin menikahi ku demi kekuasaan yang lebih besar, dia akan
BAB 37 SIAPA YANG LEBIH BERKUASAPangeran Al-Waleed benar-benar cemburu pada kedekatan Putri Sofia dengan Pangeran Yusuf. Pangeran Al-Waleed yakin Pangeran Yusuf memiliki perasaan spesial dan tujuan tertentu pada Putri Sofia. Sampai kapanpun Pangeran Al-Waleed juga tidak akan lupa bagaimana kemarin pergelangan tangannya bisa membiru bengkak cuma karena cengkeraman sebuah tangan. Ada kekuatan yang tidak wajar pada Pangeran Yusuf.Ternyata Pangeran Al-Waleed juga tetap tidak kehabisan akal. Dengan mengunakan kekuasaannya Pangeran Al-Waleed meminta langsung pada Yang Mulya Serkan agar membatasi pergaulan Putri Sofia dengan laki-laki lain termasuk sepupunya sendiri. Pangeran Al-Waleed juga akan mengirim pengawal pribadi khusus untuk menjaga Putri Sofia."Siapa namamu?" Putri Sofia bertanya pada pengawal wanita yang baru dikirim dari Istana Tamir."Nama saya Hamna." Wanita berperawakan tinggi tegap itu memberi hormat pada Putri Sofia. "Mulai hari ini saya akan menjadi pengawal pribadi Anda
BAB 36Pangeran Al-Waleed jatuh terlempar ke saluran penampung kotoran kuda dengan kedalamannya hampir dua meter. Pangeran Habibi yang semula cemberut lesu seketika tertawa terbahak-bahak seperti sedang mendapat hiburan seru gratis. Pangeran Al-Waleed benar-benar harus berenang di kubangan kotor menjijikan dan pastinya sempat menelan beberapa teguk larutan kencing kuda."Cepat, di mana dokter!" teriak pengawal istana Tamir sambil mengulurkan tangan untuk membantu pangeran Alwaleed keluar dari parit penampungan kotoran istal."Mari Pangeran, dokter akan segera tiba."Pangeran Al-Waleed sudah menepi keluar dari lumpur kotor."Aku tidak butuh dokter, lepaskan tanganku!" Pangeran Al-Waleed menolak dibantu berdiri dia menepis tangan pengawalnya dengan kasar.Karena kondisinya masih basah dan licin, Pangeran Al-Waleed kembali tergelincir jatuh dan terjebur sekali lagi ke dalam adonan kencing kuda beraroma amoniak busuk."Wahahaha bukan aku yang menggelinding ke parit, tapi dia!" Cuma Pang