Sekte Taiyun tiba-tiba mengeluarkan pengumuman akan menyelenggarakan turnamen sebagai ujian seleksi. Para murid sekte pun berbondong-bondong membaca pengumuman yang ditulis di awan melayang Sekte Taiyun atau juga bisa disebut sebagai mading.
“Akhirnya. Ini kesempatan bagi kita membuktikan diri kita!”“Jika aku maju bertarung, pasti akan ada banyak wanita yang terkesan dan menyorakiku.”“Hahaha. Yang benar, mereka akan menertawakanmu karena kalah bertarung melawanku.”Para murid Sekte Taiyun tampak gembira kala pengumuman disebarluaskan. Pengumuman itu menjanjikan bagi siapa saja murid yang berhasil menduduki peringkat 10 teratas, maka mereka akan diizinkan untuk turun gunung dan berkelana di Dunia Jianghu. Bagi beberapa murid pria, turnamen itu juga adalah kesempatan bagi mereka untuk tebar pesona kepada para gadis agar dikagumi dan diharapkan. Mereka saling membanggakan diri mereka kepada rekan seperguruan mengenai tingkat kultivasi yang telah mereka capai selama berlatih di Sekte Taiyun.Tingkat kultivasi Dunia Fana terdiri dari:1. Pemurnian Qi2. Pendirian Yayasan3. Formasi Inti4. Inti Emas5. Lahirnya Jiwa Baru6. Transformasi Roh7. Pemurnian Kekosongan8. Penggabungan Tubuh9. Melampaui Kesengsaraan/Melintasi Bencana10. Mahayana/Kenaikan Besar“Menyingkir!” Tiba-tiba seseorang mendorong Zhang Xu Feng hingga ia hampir terjatuh jika saja seseorang tidak sigap menahan tubuh Zhang Xu Feng dengan sihirnya. “Oh … kau?” Zhang Xu Feng gegas menegakkan tubuhnya.“Apa kau baik-baik saja?” tanyanya.“Terimakasih,” ucap Zhang Xu Feng dengan wajah tertunduk malu. Ia terlalu malu menampakkan wajahnya atas kejadian beberapa saat lalu. Menjaga keseimbangan tubuhnya saja dia tidak bisa. Apalagi ketika melihat sihir sosok yang baru saja menolongnya, dia tak lain adalah Mu Lan.Berbeda dengan para murid Sekte Taiyun yang lainnya. Mereka sangat gembira ketika mendengar pengumuman tentang turnamen yang akan segera diselenggarakan. Sedangkan Zhang Xu Feng, ia tampak sangat tidak bersemangat. Bagaimana tidak, sebab mayoritas murid Sekte Taiyun telah mencapai ranah kultivasi tingkat ke-6, yakni Transformasi Roh. Sedangkan Zhang Xu Feng bahkan belum mencapai awal permulaan kultivasi. Dia hanyalah manusia fana biasa.“Apa kau akan mengikuti lomba itu?” tanya Mu Lan.“Di sana tertulis, semua murid wajib berpartisipasi,” jawabnya, “maaf, Senior. Sepertinya kita harus menjaga jarak. Jika tidak, mereka pasti akan membicarakanmu di belakang karena bergaul dengan orang sepertiku,” ucap Zhang Xu Feng tak percaya diri.“Memangnya aku peduli dengan mereka? Jika mereka berani menggangguku, aku pasti akan menghajarnya. Zhang Xu Feng, karena kau adalah murid Ketua Sekte … maka kau juga termasuk adik seperguruanku. Jika kulihat ada yang berani mengganggumu, aku pasti tidak akan tinggal diam!” cetus Mu Lan.Ucapan Mu Lan seketika membuat Zhang Xu Feng terharu mendengarnya. Namun tetap saja, dia masih tak percaya diri.“Senior, kalau begitu … aku pergi dulu. Terimakasih atas bantuannya.” Zhang Xu Feng berlalu pergi meninggalkan Mu Lan begitu saja.“Eh … kau pergi begitu saja? Ternyata mendekati manusia terkucil memang sesulit ini.”***Masih seperti biasa. Setiap kembali ke kediamannya, Zhang Xu Feng selalu melihat pemandangan yang sama. Tentu saja, bukan pemandangan yang bagus untuk dilihat.Setiap kali Zhang Xu Feng telah selesai membersihkan kediamannya, ada saja murid seperguruan yang usil mengotorinya lagi setiap kali mengirimkan pakaian-pakaian kotor mereka. Zhang Xu Feng sudah seperti pembantu. Setiap hari, mau tidak mau dia harus memasak dan mencuci pakaian para saudara seperguruannya. Jika dia melawan, maka mereka akan menghajarnya berkeroyokan hingga membuat Zhang Xu Feng babak belur.Di dunia ini, hanya yang kuatlah yang berkuasa. Sementara yang lemah akan selalu ditindas oleh para predator kejam. Yang lemah tidak punya hak untuk berbicara, apalagi membela diri atas segala ketidakadilan yang dia terima.“Sampai kapankah semua ini harus berakhir? Guru, benarkah aku tidak akan pernah bisa berkultivasi?” Zhang Xu Feng memprotes takdir yang dia alami.Kemudian, dia memungut pakaian para senior seperguruannya, lalu meletakkan ke lanjung guna membawanya ke gunung belakang. Di sana terdapat mata air jernih, tempat biasanya Zhang Xu Feng mencuci pakaian.Sesampainya di sana, ia langsung disambut oleh hewan spiritual yang diberikan oleh gurunya. Nama hewan spiritual itu adalah Hayulara.“Kau … kau … kau siapa?” tanya Zhang Xu Feng dengan gagap. Ketakutan dan sangat terkejut, hingga jatuh tergelincir batu yang licin. “Ouch … sakit sekali,” pekiknya.Bukannya merasa senang seperti biasanya, Zhang Xu Feng kini justru sangat ketakutan tatkala menatap wujud manusia dari hewan spiritual yang selama ini dia pelihara.“Oy, Zhang Xu Feng! Bagaimana dengan penampilanku ini? Bukankah sangat tampan? Ahhh … aku sangat mengagumi ketampanan ini.” Memuji diri sendiri kala bercermin lewat mata air yang jernih.“Aku tanya, siapa kau?!” Zhang Xu Feng meninggikan nada bicaranya.“Hei, dasar anak bodoh! Apa kau tidak bisa mengenaliku?”Zhang Xu Feng meneliti penampilan sosok di hadapannya dengan seksama. Tatkala melihat aksesoris yang menghiasi rambutnya, seketika pada saat itu akhirnya dia mengenalinya.“Hei Na? Apa ini kau?!” Reflek Zhang Xu Feng bangkit dengan semangat. Netranya terbelelak kala menatap sosok di hadapannya.“Aisshh … mendengar nama itu sungguh membuatku geli,” celetuknya.“Hei Na, apa ini benar-benar kamu? Sejak kapan kau berubah wujud manusia?” tanyanya penasaran.Belum sempat hewan spiritual yang diberinama Hei Na itu menjawab pertanyaan Zhang Xu Feng, tiba-tiba mereka merasakan guncangan dahsyat. Tubuh mereka terhuyung-huyung karena guncangan yang dahsyat. Sedangkan Zhang Xu Feng masih kesulitan menjaga kesimbangannya dan akhirnya terpeleset jatuh menggelinding. Dia tenggelam ke dalam mata air yang berguncang membentuk pusaran air yang dahsyat.“Zhang Xu Feng, apa kau baik-baik saja?” Hei Na mulai panik ketika tak melihat Zhang Xu Feng timbul dari dalam mata air.Ketika Hei Na berencana menolongnya, tiba-tiba tubuh Zhang Xu Feng melayang bersamaan dengan benda aneh yang menyala. Benda itu menghisap darah di telapak tangan Zhang Xu Feng.“Aaaarrgghh!!!” Zhang Xu Feng berteriak kesakitan tatkala reaksi benda itu semakin menyiksa aliran darah di tubuhnya.“Zhang Xu Feng, aku akan menolongmu!” cetus Hei Na. Sebagai hewan spiritual kuno, Hayulara memiliki kekuatan magis berlemen air. Namun, kultivasinya masih sangat lemah karena dia baru saja berubah wujud manusia. Dia gagal menyelamatkan Zhang Xu Feng dan kembali ke wujud selestialnya.“Aaaarrrggh!!! Aaaarrgghhh!!!” Erangannya semakin lantang tatkala benda aneh itu seakan menguasai tubuhnya. Selang beberapa saat kemudian, pusaran air perlahan kembali tenang tak lagi bergejolak. Sedangkan tubuh Zhang Xu Feng tak melayang di udara lagi. Tubuhnya langsung kembali jatuh tenggelam ke dalam mata air."Zhang Xu Feng?!"Byurr!!!Hei Na gegas berubah ke wujud selestialnya demi menyelamatkan Zhang Xu Feng yang tenggelam ke dalam mata air.Pada 500 tahun silam, dunia dilanda kesengsaraan saat Alam Surgawi dan Alam Iblis terus berperang. Pada saat itu, Dewa Iblis berhasil menyempurnakan kultivasinya hingga tahap akhir. Ambisinya adalah memimpin dunia, menghancurkan 3 alam dan menyatukannya menjadi satu. Namun, ambisinya yang mengerikan itu berhasil digagalkan oleh Kaisar Langit Li Qin. Dewa Iblis tidak bisa dibunuh. Kaisar Li Qin hanya bisa menyegel jiwanya dengan mengorbankan roh primodialnya untuk memperoleh kedamaian dunia. Dewa Iblis akhirnya berhasil disegel. Akan tetapi, setengah jiwanya berhasil luput dan menyebar ke alam lain. Hingga saat ini, Klan Iblis masih belum menyerah. Mereka selalu melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan Dewa Iblis guna mengembalikan kejayaan Klan Iblis seperti 500 tahun silam. Sedangkan sisa jiwa Dewa Iblis, sampai saat ini masih belum diketahui letak keberadaannya. “Zhang Xu Feng? Zhang Xu Feng!” Hei Na berusaha membangunkan Zhang Xu Feng setelah menyelamatkannya dan membawa tubu
Selama kenaikan basis kultivasi Zhang Xu Feng, lawannya yang tak lain adalah Zhu Hao seakan merasakan keanehan dengan tubuhnya. Aliran darahnya terasa ditekan kuat hingga tak kuasa mengendalikan tubuhnya sendiri dan akhirnya Zhu Hao jatuh dalam posisi berlutut di hadapan Zhang Xu Feng. Tubuhnya kaku tak bisa digerakkan, Zhu Hao hanya bisa mempertahankan diri dengan cara memfokuskan energi internalnya dalam jiwa dan pikirannya guna menyeimbangkan Qi energi dalam tubuhnya. “HIAATT!!!” teriak Zhang Xu Feng dengan lantang seraya mengangkat pedangnya yang telah memanjang sekitar 50 Cm. Pedangnya mengeluarkan sinar emas, lalu menghantam Zhu Hao hingga tubuhnya terpental jauh keluar dari panggung arena. “Ouucchhh! Hah?” Zhu Hao terkecoh kala mendapati dirinya telah keluar dari garis batas. Semua orang tercengang menyaksikan pertarungan yang cukup berkesan di mata mereka. Pada tahap ini, ternyata bukan Zhu Hao yang memenangkan perlombaan, melainkan Zhang Xu Feng. Tentu saja, semua orang tak
“Lihatlah siapa yang datang. Pemenang kita. Oy, pecundang, kemarilah!” seru salah seorang saudara seperguruan Zhang Xu Feng yang telah lama menunggu kedatangan Zhang Xu Feng di kediamannya. Malam itu, dia tak hanya datang seorang diri. Para rekannya yang ada di sana turut menyambut kedatangan Zhang Xu Feng. Seperti biasanya, mereka telah mengobrak-abrik kediaman Zhang Xu Feng. Namun, kali ini mereka tidak membawa pakaian kotor mereka. Tatkala Zhang Xu Feng datang, mereka menyambut hangat dengan seulas senyum semringah penuh aura kelicikan. Yang paling mencolok dari mereka semua adalah Zhu Hao, lawan yang berhasil dikalahkan Zhang Xu Feng dalam perlombaan tadi siang. “Lihatlah raut wajah pengecutnya. Bukankah tadi siang kau sangat hebat? Semuanya, apa kalian tidak penasaran dengan sihirnya?” “Bagaimana jika kita mengujinya?” “Ohoy, janganlah. Kita bisa dibuat babak belur nanti.” “HAHAHA.” “Kalau begitu, kita lihat bagaimana dia membuat kita babak belur.” Salah seorang dari merek
Usai seluruh pengumuman turnamen diumumkan, kemudian Ketua Sekte baru yakni Ketua Tian pun mengumpulkan para pemenang 10 besar turnamen, termasuk Zhang Xu Feng yang masih merasa kemenangannya tak masuk akal pula berkumpul di dalam aula utama Sekte Taiyun. “Bukankah dia Zhang Xu Feng?” “Benar, itu dia. Yang benar saja. Bisa-bisanya dia mendapatkan peringkat 9. Juri yang menilainya sungguh tidak adil.” Beberapa murid Sekte Taiyun yang berkumpul di aula kerap membicarakan kemenangan Zhang Xu Feng yang dianggap tak masuk akal. “Apa kalian lihat-lihat? Ah, aku tahu. Kalian pasti iri ‘kan karena tidak bisa sebaik Zhang Xu Feng. Akui saja!” celetuk Mu Lan seraya memajukan dagunya ke sekelompok murid yang ada di aula. “Hah! Kau pasti sedang bercanda. Untuk apa juga kami iri kepada pecundang sepertinya?” tantang murid wanita bernama Shen Yuan yang memenangkan peringkat 8. “Memang dua orang yang cocok,” ejeknya seraya memincingkan lirikannya. “Kalian memang cocok. Dua orang yang masuk sekt
Tidak ada cara lain lagi. Satu-satunya cara menghentikan keagresifan Tian Chun hanya dengan menyegel tubuhnya ke dalam peti es yang ditempeli banyak jimat. Tubuh Tian Chun akhirnya berhasil disegel, lalu dirantai dengan kuat, dan juga diberi formasi. Menurut pendapat Tetua Chonghua, Tian Chun yang saat ini sudah tak lagi bernyawa. Hanya menyisakan jasad kosong yang telah sepenuhnya menjadi boneka yang telah dikendalikan. Setelah berhasil menyegel tubuh Tian Chun di sebuah goa, Ketua Sekte dan Tetua Chonghua akhirnya meninggalkannya dalam keadaan khawatir. Sedangkan di aula utama, para murid telah lama menunggu kedatangannya. *** “Menurutmu … apa yang di maksud boneka hidup oleh Ketua Sekte?” tanya Mu Lan kepada Zhang Xu Feng yang sejak tadi hanya melamun sepanjang perjalanan menuruni gunung. “Ah? Aku tidak tahu. Mungkin … .” “Manusia hidup yang bisa memakan manusia. Zhang Xu Feng, hati-hati boneka hidup itu akan memakanmu. Haaarggh!” Mu Lan menakut-nakuti Zhang Xu Feng hingga berh
“Di mana ini? Arrggh,” lirih Zhang Xu Feng sembari memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Samar-samar pandangannya mengedar ke sekitar dan mendapati saudara seperguruannya yang lain terkurung di sebuah sel penjara. Suara bising suara banyak orang yang meminta pertolongan menggema ke seisi ruangan. Akan tetapi, anehnya Zhang Xu Feng tak melihat orang lain selain kedua seniornya. “Senior! Senior!” panggil Zhang Xu Feng dengan lantang. Berusaha keras membangunkan Mu Lan dan juga Mu Gang. “Senior!” Tap … Tap … Tap … Reflek Zhang Xu Feng menutup mulutnya tatkala mendengar suara langkah kaki yang saling bersahutan. Selang beberapa menit kemudian, muncullah seorang pria yang asing namun sepertinya Zhang Xu Feng pernah melihatnya di satu tempat. ‘Ternyata itu mereka,’ batin Zhang Xu Feng. Teringat terakhir kali sebelum mereka tak sadarkan diri, dua orang pria asing tiba-tiba muncul dan sepertinya itu mereka. Set! Dengan sigap Zhang Xu Feng membaringkan tubuhnya seraua memejamka
Hantaman keras membanting tubuh Zhang Xu Feng dan ketiga seniornya. Dari arah tak terduga, muncul seorang manusia yang tak tampak seperti manusia. Ya, manusia itu adalah salah satu manusia boneka hasil eksperimen. Kekuatannya jauh lebih kuat daripada manusia biasa. Sementara Mu Lan dan Mu Gang yang berusaha melawannya justru dibuat babak belur."Errrgghhh!" erang Mu Lan tatkala monster itu berhasil mencekik leher Mu Lan dan mengangkat tubuhnya hingga melayang."Seniorr!!!" teriak ZhangXu Feng.Sementara Mu Gang reflek melancarkan serangan, namun gagal karena serangannya terpental melukai dirinya sendiri."Oucch!" erang Mu Gang yang jatuh tersungkur membentur dinding gua.Zhang Xu Feng bergegas menghampiri Mu Gang seraya membantunya berdiri."Jangan sentuh aku! Ini semua karenamu. Jika saja kita ... lupakan! kau memang sangat merepotkan!" cerca Mu Gang dengan sikap ketus dan tatapan tajam dan dingin. Baru saja bangkit, Mu Gang tanpa putus asa menyerang sang monster yang tak juga melep
Melihat kondisi Mu Lan yang sungguh mengenaskan kala disisa oleh Jiu Lu, sangatlah menyayat hati Zhang Xu Feng dan Mu Gang. Mereka merasa sangat tidak berguna. Karena di saat seperti ini, mereka tak dapat berbuat apa-apa dan hanya bisa menyaksikan Mu Lan yang berteriak, mengerang kesakitan tatkala ilmu sihirnya diserap oleh Jiu Lu. Sementara Jiu Lu tak berhenti tertawa bahagia ketika melihat korbannya begitu tersiksa."Memohonlah padaku. Minta aku berhenti dan segera berikan Permata Empedu Merak kepadaku!" cetusnya dengan mata terbelalak kemerahan. Menatap Mu Lan yang tersiksa dengan perasaan bersemangat.Jiu Lu sengaja menghentikan perbuatannya dan membiarkan Mu Lan mengambil napas. Napas Mu Lan terengah-engah. Keringat dingin tak henti membasahi sekujur tubuhnya. Wajahnya pucat pasi bak mayat hidup. Ia amat sangat lemah tatkala energi kultivasinya telah diserap banyak oleh Jiu Lu."Cuih!" Meludahi wajah Jiu Lu. Bahkan ketika penampilannya telah dibuat mengenaskan sedemikian rupa, Mu
"Ternyata kau bisa bicara. Kenapa tadi hanya diam saja?" Mu Lan tetap bersikeras mendekati manusia duyung itu. Sang manusia duyung tetap acuh tak acuh. Dia selalu mengabaikan Mu Lan, bahkan memalingkan wajahnya. "Sepertinya kau tidak punya nama. Bagaimana jika aku memanggilmu Xiaoshi? Shi yang artinya batu. Nama itu cocok untukmu yang keras kepala," ejeknya. "Jika kau punya banyak waktu luang, lebih baik khawatirkan dirimu sendiri. Aku telah lama terperangkap di tempat ini. Apa kau juga ingin tetap di sini?" celetuknya. "Ah, kau benar. Bagaimana caranya keluar dari sini. Apa kau tahu bagaimana caranya?" tanya Mu Lan. "Jika aku tahu, kenapa aku terperangkap di sini selama ratusan tahun?" Ucapan Xiaoshi cukup masuk akal. "Benar juga. Eh, tapi tidak juga sih. Alasan kau terperangkap di tempat ini kan karena kesadaran spiritualmu tersegel. Sedangkan saat ini, kau telah terbangun. Jadi, kemungkinan besar ada peluang untuk keluar dari sini. Xiaoshi, aku yakin kau adalah kuncinya
"Dasar bocah keras kepala. Sudah kubilang, seniormu tidak ada di laut ini. Penciumanku tidak mungkin salah. Aku tidak merasakan adanya aura seniormu," celetuk Hong Jun dengan santainya seraya melipat kedua lengannya."Aku tidak percaya. Apa kau anjing?" timpal Zhang Xu Feng."Hei!" Tidak Terima dengan ucapan Zhang Xu Feng. "sudahlah. Tidak ada gunanya aku bicara denganmu di sini." Tak ingin banyak beromong kosong. Tanpa meminta persetujuan dari Zhang Xu Feng terlebih dahulu, Hong Jun menyeret Zhang Xu Feng pergi hanya dengan waktu sekejap mata.Tatkala Zhang Xu Feng membuka mata, Tiba-tiba dia telah berada di tempat asing. Segala sesuatu yang ada di sana berwarna ungu. Ia tak yakin saat ini dia sedang berada di mana. Tempat yang ia singgahi seperti ruangan hampa yang sangat luas. Hanya terdapat lantai ungu bening dan langit-langit yang juga berwarna ungu."Di mana ini? hei, roh pedang busuk! kau sedang membawaku ke mana? aku ingin kembali sekarang juga! aku harus menemukan senior!" Ma
Mu Lan tertegun kala menyaksikan sesosok makhluk aneh yang baru pertama kali ditemuinya. Penampilannya mirip seperti manusia, namun memiliki ekor ikan. Sepertinya, Mu Lan pernah membaca deskripai mengenai ciri-ciri makhluk yang dilihatnya saat ini. "Mungkinkah, ini yang dimaksud manusia duyung?" gunamnya.Tanpa sadar, langkah kakinya membawa ia menghampiri makhluk yang disebut manusia duyung itu tanpa ragu. Seketika hatinya tersentuh dan prihatin kala melihat kondisinya yang mengenaskan. Ekor ikannya telah patah, terpisah dari tubuhnya. Entah siapa yang telah melakukan kekejaman itu terhadapnya. Tak terasa, telapak tangannya menyentuh wajah manusia duyung yang memejamkan netranya. "Wajah yang tampan. Kasihan sekali. Sebenarnya, siapa yang telah melakukan ini kepadanya?" Mu Lan bertanya-tanya. "Ah!" Reflek terkejut dan melangkah mundur kala manusia duyung itu membuka netranya. Tatapannya sangat galak. Netranya memerah karena murka. Ia terlihat sedang mengerahkan kekuatannya, namun t
"Zhang Xu Feng! Sadarlah!" Lagi-lagi Hong Jun sang roh pedang yang menolong Zhang Xu Feng. Hong Jun menggunakan teknik gelembung air dan melindungi Zhang Xu Feng, serta memberikan oksigen di dalam gelembung. Dia mengguncang-guncang tubuh Zhang Xu Feng guna membangunkannya. "Hah! Tolong! tolong! aku tidak bisa bernapas!" Zhang Xu Feng berteriak kehebohan tatkala tersadar dan mendapati dirinya tengah berada di dalam air. Pikirnya dia sedang tenggelam, padahal sebenarnya dia tengah berada di dalam gelembung. Ia bahkan menutup hidup dan menggembungkan pipinya, menahan napas karena ketakutan. "Dasar bodoh! lepaskan tanganmu itu." Hong Jun memaksa Zhang Xu Feng menyingkirkan tangannya yang menutupi hidung. Karena takut menghirup air, Zhang Xu Feng menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia bersikeras untuk tak menyingkirkan lengannya. "Huh... ." Hong Jun menghela napas. "Coba lepaskan tanganmu," titah Hong Jun. "Cepat!" Masih menggeleng-gelengkan kepalanya karena takut. Tak ada cara lain lagi
BAAMMM!!!DUARRRR!!!JDERRRR!!!Ledakan dahsyat terjadi secara tiba-tiba di beberapa tempat, terutama di tempat 7 formasi kilat cahaya berasal. Sementara Zhang Xu Feng dan Mu Lan yang kala itu tengah berada di dalam Lembah Merah, kini mereka terlempar hingga tenggelam ke dalam mata air tempat formasi dipasang.Lonceng peringatan Sekte Xuanyuan segera dibunyikan pada malam itu dan mengumpulkan para murid Sekte Xuanyuan di Aula. Mereka semua sangat panik dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi di sana.Tatkala para murid telah dikumpulkan di Aula Pertemuan, maka Ketua Sekte pun mulai angkat bicara, "Para murid Sekte Xuanyuan, silakan terima perintah! jaga 7 lembah pelangi dan pertahankan 7 formasi kilat cahaya!" titahnya, "para elite!""SIAP!""Selidiki masalah yang terjadi dan segera laporkan!" titahnya."Baik!"Ketua Sekte Xuan selesai memberi perintah kepada para muridnya. Baru saja hari ini murid Sekte Taiyun datang untuk memperingatkan, tidak disangka kemalangan akan t
"Senior!" sambut Mu Gang yang bergegas menghampiri Mu Lan. Sedangkan Liguang Bi Yao dan Liguang Yuan pun menghampiri Liguang Naihe. "Senior, kami sudah memeriksanya," ujar Mu Gang kepada Liguang Naihe. Sebelumnya, Liguang Naihe sengaja menugaskan dan kedua juniornya untuk pergi menuju Sekte Xuanyuan terlebih dahulu guna memerika pertahanan artefak Payung Pelangi. Untungnya, Ketua Sekte Xuan mengizinkan mereka memeriksanya. Sampai hari ini, masih tidak ada masalah dengan pertahanan artefak Payung Pelangi. Ketujuh hewan spiritual kuno tak bereaksi dan masih tertidur tanpa gangguan. Tampaknya, Sekte Iblis memang belum melakukan pergerakan. Namun, bukan berarti mereka harus melonggarkan kewaspadaan. Sebab tak ada yang mencurigakan dan kemungkinan besar Sekte Xuanyuan dapat menjaganya, mereka pun memutuskan untuk tidak ikut campur urusan sekte. Karena hari sudah gelap, malam ini mereka terpaksa harus meninggalkan Sekte Xuanyuan.***"Hanya menghadapi murid-murid lemah saja tidak bisa!
"Itulah takdir. Manusia hanya bisa berencana, tetapi tetap takdir yang menentukan. Setiap orang dapat jatuh cinta kepada siapa pun, namun pada akhirnya dia harus menikah dengan orang yang pada akhirnya bukan siapa-siapa. Takdir suka mempermainkan manusia, tetapi bukan salah takdir," tutur Gu Lian Jie dengan nada bicara santai seperti biasanya."Kalian lihat sendiri 'kan? Kali ini, bukan Sekte Iblis yang berulah, tapi Siluman Rubah Berekor Sembilan yang dimabuk cinta itu," cetus Gu Lian Jie dengan percaya diri karena telah berhasil menunjukkan mereka tentang kebenarannya."Tidak, justru aku semakin curiga dengan Sekte Iblis. Memang benar bahwa Ding Huan yang menyebarkan penyakit ganas, tetapi aku melihat ada dalang yang menghasutnya. Sialnya aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia sangat misterius dan berpenampilan tertutup," cetus Zhang Xu Feng."Benar, aku juga melihat pria itu. Dia yang menghasut Ding Huan untuk merapalkan sihir jahat demi membangkitkan nyawa ayahku. Beruntungnya
Ding Huan meleburkan inti siluman miliknya dan menciptakan ruang ilusi untuk membuat Zhang Xu Feng dan para seniornya terperangkap di dalamnya. Dengan demikian, ia dapat menyerap kultivasi mereka secara perlahan. Terutama Liguang Naihe yang memiliki basis kultivasi tertinggi. Seperti yang dikatakan seseorang, Ding Huan percaya bahwa basis kultivasi jauh lebih berguna dibandingkan beberapa nyawa para manusia lainnya.Sayangnya, keinginan Ding Huan tak berjalan sesuai rencananya tatkala Zhang Xu Feng berhasil menghancurkan ilusi dan terbangun dalam tidurnya."HIYAAAATTT!!!" teriak Zhang Xu Feng dengan lantang. Waktu yang sangat tepat, qi energi di dalam tubuh Zhang Xu Feng berkumpul dahsyat, hingga tak sulit baginya untuk menghancurkan ruang ilusi dan membangunkan kedua seniornya."PRRRFFF!!!" Ding Huan memuntahkan banyak darah segar tatkala menerima serangan balik yang semakin melukai tenaga dalamnya sendiri. Ding Huan yang tak kuasa menyangga tubuhnya, kini jatuh tersungkur dengan le
Zang Xu Feng tiba-tiba merasakan dimensi waktu yang berlalu lebih cepat. Jika dikisarkan, waktu telah berlalu sekitar 2 tahun di dalam ruang ilusi. Tempat dan kisah yang terjadi pun masih sama. Ini kisah tentang seorang pangeran yang menyelamatkan seekor rubah dari perut ular. Pemuda itu bernama Liguang Jing Yan. Dia adalah seorang putra mahkota yang akhirnya diangkat menjadi Kaisar 2 tahun kemudian setelah ayahnya meninggal. Ketika ia telah naik takhta, maka para menteri pun memaksanya untuk mengambil seorang permaisuri.“Rubah kecil, tidak terasa kita sudah berteman selama 2 tahun. Sebentar lagi aku akan menikah. Sekarang, aku akan membebaskanmu.” Liguang Jing Yan akhirnya membebaskan rubah kecil itu. Namun, si rubah kecil ternyata enggan pergi. Dia masih sangat ingin bersama dengan Liguang Jing Yan. ‘Apa? Apa maksudmu, kau akan menikah? Liguang Jing Yan, apa kau akan meninggalkanku? Liguang Jing Yan, aku ingin menungguku. Sebentar lagi. Hanya sebentar lagi, usiaku akan mencapa