Beranda / CEO / MANIPULASI CINTA MAFIA / 3. HAMIL UNTUK MENIKAH

Share

3. HAMIL UNTUK MENIKAH

Penulis: QUEEN NIS CA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Emmm ... untuk saat ini memang belum. Tapi tenang saja, sebentar lagi kita akan menjadi suami istri sungguhan," tutur Edward.

"Belum? apa maksudmu?" Rosy sama sekali tidak mengerti.

"Sayang, sekarang kau adalah kekasihku. Satu-satunya wanita yang paling kucintai. Menikahlah denganku. Aku akan bersikap baik dan membahagiakanmu." Sebuah lamaran yang dilontarkan secara tiba-tiba. Entah bagaimana otak Edward sedang bekerja, dia bahkan dapat berbohong tanpa mengedikpkan mata sekali pun.

Antara bimbang dan ragu. Rosy saat ini sangat kebingungan. Baru saja terbangun, ia tiba-tiba menerima lamaran dari seorang pria yang entah apa dia pernah mengenalnya. Ditambah, saat ini dia sama sekali tak mengingat kejadian di masa lalu, termasuk siapa dirinya sendiri. Rasanya sangat aneh dan berlawanan. Dia kesulitan menjelaskan perasaannya.

Seorang Edward yang telah lama meneliti obat-obatan terlarang, kini dengan sengaja menggunakannya kepada salah satu kelinci percobaannya. Tidak disangka, ternyata efeknya bekerja. Edward tidak berharap sejauh itu, tetapi sangat puas dengan hasilnya.

"Lalu, bagaimana denganku? siapa namaku? dan siapa kau? untuk saat ini, aku sangat kebingingan. Rasanya seperti aku akan gila. Ini sangat menyiksaku," keluhnya. Rosy sangat tertekan karena kehilangan semua ingatannya.

"Percayalah padaku. Untuk saat ini, kau hanya bisa memercayaiku." Edward berusaha meyakinkan Rosy.

Sapuan lembut menyentuh pipi Rosy yang sejak tadi hanya menundukkan pandangannya. Dia tampak ketakutan menghadapi kenyataan yang sangat membingungkan. Ia sangat frustasi, tetapi tak tahu harus melakukan apa.

Untuk lebih meyakinkan Rosy, Edward memberikan sebuah kartu identitas kepada Rosy. Tentu saja, kartu itu hanyalah kartu identitas palsu. Sebab Edward dapat melakukan lebih banyak hal daripada itu.

Nama yang tertera di kartu itu adalah ROSY LING yang berkewarganegaraan Tiongkok.

"Apa aku orang Tiongkok? lalu, di mana ini?" tanya Rosy sembari menatap kartu identitas palsu miliknya.

"London. Sekarang, kita sedang di London. Di rumahku. Beberapa hari lalu, kau mengalami kecelakaan parah. Mungkin, itu sebabnya kau kehilangan semua ingatanmu. Tapi jangan takut, ada aku di sini. Aku akan selalu menjagamu sampai ingatanmu benar-benar pulih." Ucapan Edward terdengar sangat manis. Gadis mana pun pasti akan tertipu jika mendengar gombalan buaya darat sepertinya.

"Kecelakan? aku?" Rosy masih tak yakin sesuatu telah terjadi kepadanya, sebelum dia merasakan kepalanya yang terasa sakit. "Arkhh ... shhhtt," desisnya sembari memegangi kepalanya.

"Minumlah." Edward gegas menuangkan segelas air dan memberikannya kepada Rosy.

Rosy amat kehausan hingga menenggak habis air di gelas hingga tandas tak tersisa.

"Terimakasih," ucapnya. 'Kelihatannya, dia sangat baik. Sepertinya, aku bisa mencoba mempercayainya,' batin Rosy sembari menatap wajah Edward dengan tatapan intens.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Edward.

"Tidak, itu—"

"Tentu saja ada. Ketampananku." Edward sangat narsis memuji dirinya sendiri.

"Haha." Rosy tertawa canggung karena terlalu candaan Edward terdengar terlalu borong baginya.

Edward pun merasa canggung. Ia malu dan menyesal setelah mengatakan kata-kata yang tak pernah diucapkannya selama ini. Bisa-bisanya dia berubah drastis hanya demi mendalami akting mempermainkan Rosy.

"Lalu, di mana keluargaku?" tanya Rosy penasaran.

Edward mengela napas penuh keragu-raguan dan menjawab, "Rosy, maaf harus berkata jujur. Sekarang, kau sudah tidak punya keluarga." Rosy sangat sedih ketika mendengarnya. "Tapi jangan khawatir. Sebentar lagi, aku akan menjadi satu-satunya keluargamu. Kau akan punya keluarga. Jadi, jangan terlalu sedih." Edward menidurkan kepala Rosy di bahunya sembari menepuk-nepuk punggungnya pelan-pelan.

Dag!

Dig!

Dug!

'Sial! kenapa aku sangat gugup? tidak mungkin ... karena wanita ini? eiihh ... ini pasti karena udaranya terlalu panas. Panas sekali' batinnya.

Edward mengibas-ngibaskan kemajanya sebab hawa gerah mulai menjalari tubuhnya. Ia bahkan tak sadar jika dua kancing kemeja yang dikenakannya telah terlepas dan menampakan dada bidangnya yang padat dan berotot.

"Begini—" Rosy bergegas memalingkan wajahnya tatkala menoleh ke arah samping dan mendapati sepasang matanya seakan memotret betapa seksinya tubuh atletis milik Edward.

"Apa yang ingin kaukatakan?" tanya Edward. "Eishh! Siapa sih yang mematikan AC? tunggu sebentar." Edward hendak bangkit, namun sikutnya justru tertekuk dan ....

Cup!

Kecupan hangat tak sengaja mendarat di kening Rosy. Ternyata bukan hanya Rosy saja yang gugup karena sentuhan maut itu, Edward pun ikut salah tingkah dan gegas bangkit. Sampai-sampai dia lupa jika Rosy tengah bersandar di bahu bidangnya.

"Wooo!!!" Rosy yang tak lagi memiliki penyangga sepontan terkejut karena kehilangan keseimbangan. Sedangkan Edward dengan sigap menjadikan lengannya sebagai penyangga pipi Rosy.

"K-kau ... apa kau baik-baik saja?" tanya Edward gugup.

"Oh, aku baik-baik saja," jawab Rosy seraya membulatkan netranya tatkala menatap sosok Edward yang tak luput dari pandangan matanya.

"Bisakah ... kau bangun? tanganku keram," pinta Edward.

"Ah, benar." Rosy bergegas membenarkan posisinya.

Tok!

Tok!

Ketukan pelan terdengar dari luar pintu kamar. Reflek keduanya menoleh ke arah sumber suara.

"Siapa?" tanya Edward.

"Tuan, saya sudah membawakan sarapan untuk Nona. Apa harus dibawa masuk atau diletakkan di depan pintu saja?" tanya sang asisten di Mansion milik Edward.

"Masuklah," titah Edward.

Edward terlalu gugup dan akhirnya memutuskan keluar kamar setelah asisten itu masuk membawakan sarapan untuk Rosy.

'Tingkahnya sangat lucu,' batin Rosy. Tanpa sadar dia tertawa kecil ketika mengingat tingkah laku Edward yang salah tingkah.

***

Sesuai perintah dari Edward, Kelvin membawa jasad Tesla yang telah terbakar sebagai bukti kematiannya. Tentu saja, itu bukanlah hal yang mudah karena dia harus mencuri mayatnya dari forensik.

"Apa ini bajingan itu?" tanya Edward.

"Sepertinya benar." Kelvin tampak ragu karena tak dapat memastikan dengan jelas sebab wajahnya yang hancur terbakar.

"Sepertinya? Kelvin, apa kau sekarang mulai bermalas-malasan?" sindir Edward. "Aku tidak mau tahu. Sebelum jasad ini dipastikan adalah dia, aku tidak akan percaya kematiannya," cetus Edward. Tanpa banyak kata, ia pun gegas pergi. Namun, niatnya tiba-tiba tertunda karena sebuah panggilan telephon.

(Ibu)

Membaca satu nama di layar phonsellnya, tanpa banyak berpikir ia langsung menonaktifkan phonsellnya. Kemudian, melajukan mobilnya.

"Eh, yang benar saja. Dasar anak berandal ini. Beraninya dia mematikan telephon ibunya sendiri," protes Nyonya Britsh dengan kesal karena lagi-lagi dia gagal menghubungi putranya.

"Tante, apa Edward tidak mengangkatnya lagi?" tanya seorang wanita muda yang bersikap manja kepada Nyonya Britsh. Wanita muda itu bernama Rachel.

"Tidak bisa menunggu lagi. Jika dia tidak bisa dihubungi, kita yang harus bersiap mendatanginya. Sayang, ayo kita bersiap-siap. Kali ini, kau pasti bisa mendapatkannya," cetus Nyonya Britsh.

"Terimakasih, Tante." Rachel memeluk Nyonya Bristh dengan girang.

***

"Edward, kau sudah datang," sambut Rosy dengan senyum semringah.

Kedatangan Edward sangat mengejutkan Rosy. Apalagi ketika Edward tiba-tiba menyambar bibibirnya dan mendorong tubuhnya dengan agresif hingga tubuh Rosy menyentuh tembok. Rosy sangat terkejut tak dapat berkata-kata. Netranya membola karena serangan tiba-tiba, dua tercengang dan jujur sama sekali tidak menikmatinya. Kemudian, ia pun terpaksa mendorong tubuh Edward dengan kuat.

"Kau ... ."

"Rosy, bagaimana dengan lamaranku kemarin? aku membutuhkan jawaban sekarang juga."

"Begitu tiba-tiba? Edward, sebenarnya aku masih ... ."

"Sayang, kita tidak bisa menunda waktu lagi. Sebelum perutmu membesar, kita harus segera mengadakan acara pernikahan."

"Jadi maksudmu, aku hamil?" Rosy sangat terkejut mendengarnya. Ia terhenyak, mengelak tak ingin percaya. 'Jadi, apa hubungan kami sudah sejauh itu?'

Bab terkait

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   4. DRAMA MEMUAKKAN

    "Edward! Eward! Di mana kau? Edward!” Nyonya Britsh berteriak mencari Edward saat ia akhirnya tiba di mansion milik Edward.Nyonya Bristh tidak sendiri. Kali ini, dia datang bersama dengan Rachel. Sudah sering ia datang, tetapi tak pernah menjumpai anaknya. Tidak, lebih tepatnya anak sambungnya. Benar, Edward hanyalah anak sambung dari Nyonya Britsh. Sedangkan ibu kandung Edward telah lama meninggal. Mengenai ayahnya, ini cukup sensitif dalam pembahasan.Ayah Edward dulunya adalah seorang CEO atau pengusaha dan memiliki seorang teman yang sangat dekat. Namun, temannya mengkhianatinya dan menjebloskannya ke penjara. Di dalam penjara, ia menderita penyakit parah dan meninggal dunia. Kini, Edward tak memiliki keluarga lagi selain ibu sambungnya yang tak pernah dia anggap sebagai keluarganya.“Sepertinya, Edward sedang tidak di rumah. Tante, apa kita harus kembali lagi? ini sudah kesekian kalinya.” Ucapan Rachel terdengar kecewa.“Berandalan itu memang sulit diatur. Sudahlah--,”“Siapa ka

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   5. KECELAKAAN

    Pada malam di tengah hujan deras, Edward mengalami kecelakaan. Mobil yang dikendarainya menggelinding ke tebing. Untungnya, meskipun Edward terluka parah, toleransinya terhadap rasa sakit sangatlah kuat. Dia tak peduli dengan lukanya, asalkan dia dapat menyelamatkan nyawanya sendiri, ia takkan menyerah.Tetes demi tetes darah mengalir di keningnya yang bocor. Meskipun demikian, ia masih memiliki cukup tenaga untuk menghancurkan kaca mobil untuk keluar dari sana. Bau asap mulai tercium, kemudian...DUARRR!!!Mobil milik Edward meledak dan terbakar."Halo. Saya sudah berhasil membunuhnya. Bagaimana dengan yang Anda janjikan?""Kerja bagus. Akan kukirimkan lewat rekeningmu. Setelah ini, pastikan kau segera meninggalkan Negara ini. Jangan pernah kembali."Sekian obrolan yang terhubung antara supir track dengan partnernya.***'Bau obat yang menyengat. Di mana ini?' batin Edward.Perlahan Edward membuka netranya. Entah mengapa, sekujur tubuhnya terasa berat dan kaku untuk digerakkan. Hanya

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   6. KECURIGAAN

    "Sial! apa kau yakin, mayat itu bukan dia?" geram Edward seraya mengepalkan kedua telapak tangannya. "Tuan, Anda tidak pernah ragu dengan hasil penyelidikanku. Mayat itu bukanlah mayat Tesla, melainkan anak buahnya. Saya yakin, dia pasti telah melarikan diri," cetua Kelvin. Markas besar organisasi Black Devil yang tak lain adalah markas perkumpulan Mafia terbesar di London. Tak perlu ditanya siapa pemimpinnya, tentu saja dia adalah Edward Jesyleo. Setelah menjadi mata-mata di markas musuhnya, bahkan menjadi bodyguar seorang Mafia Queeen yakni Zanilia Rosyaliz, akhirnya Edward kembali ke sarangnya dan memimpin kembali setelah sekian lama. Tujuannya telah tercapai. Selama menjadi mata-mata, dia telah berhasil mengumpulkan banyak informasi dari pihak musuh. Tak hanya itu saja, kembali ke tujuan awalnya adalah membalaskan dendam. Edward berhasil membunuh pemimpin Mafia, ayah Rosy yang bernama Jackie Robert. Edward membunuhnya diam-diam tanpa ada yang mengetahuinya, bahkan sampai saat i

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   7. MEMORI MASA LALU

    "Ayah, siapa wanita ini?" tanya seorang anak perempuan yang termenung dengan wajah murung kala menyaksikan ayahnya membawa wanita lain ke rumahnya setelah sebulan lalu mereka mengadakan acara pemakaman untuk ibu si anak perempuan berusia 8 tahun itu."Rosy, mulai sekarang dia adalah ibumu. Cepat beri salam kepadanya," titah sang Ayah."Ibu? Ibu baru saja meninggal sebulan lalu. Dia bukan ibuku. Aku hanya memiliki satu ibu di dunia ini," ketusnya marah. Tak setuju ketika ayahnya membawa wanita lain untuk dijadikan istrinya, Rosy yang masih berusia 8 tahun gegas pergi meninggalkan rumah."Rosy! mau ke mana kamu?" Ayahnya dengan lantang berniat mencegah Rosy pergi. Namun, kepergian Rosy tak dapat dihentikan kala wanita di sampingnya merangkul lengan ayah Rosy."Biarkan dia menenangkan diri lebih dulu. Mungkin, dia masih belum bisa menerimaku sebagai ibunya. Sepertinya, aku yang kurang baik. Sayang, aku tidak pantas menjadi istrimu," lirihnya sayu sendu."Hussh, siapa yang bilang begitu?

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   8. APA YANG TELAH TERJADI?

    Setelah dirawat inap selama beberapa hari, akhirnya tiba hari di mana Edward diberi izin untuk pulang. Rasanya hati tak sabar ingin kembali ke rumah. Bukan karena merindukan rumahnya, tetapi merindukan seseorang yang ada di rumahnya. Walaupun sebenarnya ia sama sekali tak memahami bagaimana perasaannya yang sesungguhnya.Cklek … Perlahan Edward membuka pintu kamarnya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya yang luas, namun tetap tak mendapati sosok yang ia cari.“Tuan … .”“Kaget aku!” Terkejut alami ketika seorang asisten rumah tangga memanggil namanya secara tiba-tiba. “Ah, Bi Mirna,” ucapnya. Dari namanya yang sangat khas, dapat ditebak dengan mudah jika dia berasal dari Indonesia. Benar, Bi Mirna adalah seorang TKW asal Indonesia.“Tuan lagi nyari Nona Rosy, ya?” tanyanya.“Em, eh, itu … ke mana dia?” tanyanya gagap.“Oooh, Nona Rosy baru saja keluar,” jawabnya.“Keluar? Ke mana dia? Sejak kapan?” cecarnya antusias.Tanpa menunggu jawaban dari Bi Mirna terlebih dahulu,

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   9. KECURIGAAN TAK BISA DIHINDARI

    "Sial! dia kabur?" murkanya. Tampaknya, ia tak berniat mengejarnya. Setelah membuat keributan besar, ia berlalu pergi begitu saja. Selang beberapa saat kemudian, dari luar kaca kafe, Rosy tampak melihat Edward yang berlari menuju kafe. Kemudian, Edward tanpa ragu menghampiri Rosy dan reflek menjatuhkannya ke dalam pelukannya. Netra Rosy membola, ia sangat terkejut. Jantungnya berdebar sangat kencang, seolah mengalahkan sirene mobil polisi yang akhirnya datang ke TKP. Edward mencengkram erat kedua bahu Rosy. Tatapan nanar nan tajam itu penuh kekhawatiran. Seraya bertanya, "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya. "A-aku baik-baik saja," gagapnya. "Benar?" Edward membutuhkan kepastian. "Oh, benar. Kurasa aku baik-baik saja," jawabnya. Sekali lagi, Edward menjatuhkan Rosy ke dalam pelukannya. Edward mendekap erat tubuh Rosy, seolah tak rela untuk melepaskannya lagi. Sedangkan Rosy masih tercengang dengan perlakuan Edward yang tampak tulus mengkhawatirkan keselamatannya. "Syuk

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   10. AKU MENCINTAIMU

    Tubuh Rosy reflek bangkit dari posisinya. Ia menatap nyalang wajah Edward, seolah menafsirkan makna bahwa ia tak habis pikir dan marah. "Sayang, dengarkan penjelasanku dulu... ." Edward mencoba membujuk Rosy sembari meraih lengan Rosy. Namun, dengan sigap Rosy langsung menepia dengan kasar. "Jangan panggil aku begitu. Sekarang jawab! sebenarnya, siapa aku? apa aku benar-benar tunanganmu. Jika tidak ada yang kau sembunyikan, maka jujurlah padaku dan tatap mataku!" Rosy meninggikan volume suaranya. Edward pun turut bangkit. Dia mencengkram kedua bahu Rosy seraya berucap, "Percaya atau tidak, kau adalah wanita yang paling kucintai. Kita sudah bertunangan dan sebentar lagi acara pernikahan kita akan digelar. Tapi karena kau sempat mengalami kecelakaan, kau melupakan segalanya. Kau juga melupakanku. Meskipun kau telah melupakanku, tapi tidak masalah bagiku. Aku bisa menerimanya. Coba pikirkan saja. Bayangkan jika seseorang yang kaucintai melupakanmu. Kira-kira, bagaimana perasaanmu? Tap

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   11. INSIDEN KONYOL

    "Good Morning," sapa Edward kala Rosy berjalan menuruni tangga. Di bawah sana tampak Edward yang telah menyiapkan banyak menu sarapan yang sengaja dihidangkan untuk Rosy. Netra Rosy terbelalak tatkala melihat makanan yang dimasak Edward. Ternyata selain tampan, Edward pun memiliki keterampilan memasak yang hebat. "Woah... apa kau yang menyiapkan semua ini?" tanya Rosy. Ia cukup terkesima. "Nah, aaaa... " Edward menyumpit satu hidangan dan meminta Rosy membuka mulutnya untuk mencicipi rasa masakannya. Rosy tersenyum kecil, lalu menyantap makanan yang disuapi oleholeh Edward. Ekspresinya tak biasa tatkala indera pengecapnya merasakan cita rasa yang luar biasa. "Bagaimana?" tanya Edward. "Kau... bagaimana mungkin kau bisa... ini enak sekali! apa sebelumnya kau seorang cheff?" pujinya. "Haha. Biasa saja. Ini hanya satu dari sekian banyak keterampilan yang ku kuasai." Edward merendah sekaligus membanggakan dirinya sendiri. "Benarkah?" Tanpa diminta, Rosy pun mencicipi satu

Bab terbaru

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   44

    "Siapa dia? apa murid baru lagi? kenapa akhir-akhir ini banyak sekali murid pindahan? wajahnya tidak asing.""Sepertinya, aku pernah melihatnya di suatu tempat. Tapi di mana, ya?" "Iya. Aku juga seperti pernah melihatnya. Tapi, di mana ya?"Melihat seorang gadis berpenampilan modis, makeup tipis yang menghiasi wajahnya, serta rambut panjangnya yang tergerai dan terawat, seketika membuat semua siswa terkesima. Mereka kira siapa, tatkala gadis itu duduk di bangku milik Elsa, serentak semua orang dibuat terhenyak karena perubahan penampilan Elsa yang jauh berbeda. Tak hanya penampilannya saja, tetapi aura yang terpancar dalam dirinya dominan kuat."Ada apa dengan anak itu?" Bukan hanya siswa lain saja, termasuk Yena pun merasa ada yang berubah dengan Elsa. Elsa yang biasanya berpenampilan cupu dan rambut kepang dua, serta kacamata yang tak pernah lepas dari wajahnya, kini tiba-tiba mengubah penampilannya menjadi seperti orang lain yang jauh berbeda."Aneh sekali. Apa anak itu sedang pub

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   45

    Kali ini, sikap Rey benar-benar sangat serius dan terkesan menakutkan, seperti iblis yang tengah dipenuhi dengan dendam kesumatnya terhadap manusia bumi."Rey, aku mohon lepaskan aku! Aku sudah memohon kepadamu seperti ini. Punggungku sangat sakit, aku tidak bisa bernafas. Aku mohon ... ." Ucapan Hana terbata-bata karena nafasnya tak lega.Pada akhirnya, Hana menyerah kepada Rey. Ia merendahkan harga dirinya dan meminta Rey untuk segera melepaskannya. Akan tetapi, permohonan Hana tidak membuat Rey berbelas kasihan sedikit pun."Seorang curut hina sepertimu... ternyata berani memohon pengampunan dari kucing. Aku adalah kucing kelaparan. Pikirkan saja, apakah kucing yang kelaparan akan melepaskan tikus yang sudah ia terkam? Hana, kau tidak bisa lepas dari cengkramanku. Aku bisa menyakitimu, bahkan lebih dari ini," cetus Rey.Rey semakin menekan tubuh Hana di tembok dan membuat Hana semakin merasa kesakitan. Hana tak bisa lagi leluasa bergerak, dan kedua telapak tangannya mengepal. Kali

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   44

    Mendengar perkataan Hana, Rey pun hanya mengernyitkan kedua alisnya dan memikirkan arti dari perkataan Hana."Kalian? Para lelaki?" Rey bertanya-tanya."Ya, kalian. Kalian para lelaki. Tapi aku sama sekali tidak berdebar karenamu. Kau hanyalah Rey, lelaki yang nantinya pasti akan terobsesi denganku," cetus Hana dengan percaya diri."Jangan bilang kau . . . dengan lelaki lain, Ah, benar! Gadis murahan sepertimu, tentu saja sering melakukannya dengan banyak pria. Sudah berapa banyak pria yang kau cicipi?" Rey malah balik menyindir dan menuduh Hana.Hana pun tidak terima dengan perkataan Rey yang terdengar seolah-olah meremehkannya dan menuduhnya secara acak. Hana semakin menatap tajam netra Rey yang juga tak berkedip."Dengar, Rey . . . berhenti merendahkanku! Apa kau pikir kau akan merasa tinggi, setelah terus merendahkanku seperti ini?" Hana semakin geram dan gentar. Kedua telapak tangan Hana pun mulai mengepal."Tentu saja tidak. Kita berbeda, aku tidak sepertimu yang sangat hina. Ak

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   43

    Hana tidak sengaja melihat Rey yang sedang berada di tempat tongkrongan Rey biasanya. Tujuan Hana yaitu keluar dari halaman kampusnya. Namun, ketika melihat sosok Rey, Hana pun langsung memalingkan wajahnya."Kenapa bocah itu ada di sana? Aish! Merepotkan saja." Merasa dirinya ketimpa kesialan.Hana pun mendapat ide ketika melihat salah satu mahasiswi seumurannya, tengah berlalu melewatinya. Meski tidak mengenalnya, Hana tanpa malu meminta bantuannya."Kamu, siapa . . . tidak! siapa pun kamu, bantu aku dong!" Hana meminta bantuan kepada mahasiswi itu."...?"Mahasiswi itu awalnya merasa heran ketika Hana tiba-tiba menyaut lengannya yang tengah memegang buku. Hana menatap wajah mahasiswi itu dengan memelas, seperti isyarat memohon bantuan darinya.Mahasiswi itu pun tidak terlalu memperdulikannya, lalu ia membiarkan Hana berjalan di sampingnya. Hana melakukan hal itu agar seolah-olah dia adalah teman dekatnya, hanya untuk menghindari Rey.Hana berjalan di samping kirinya dan menutupi tu

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   42

    "Jadi, kau ingin aku membayar berapa?" tanya Hana sekali lagi. Nada suara Hana terkesan menantang."Tidak seru jika membayarnya dengan uang. Aku adalah orang kaya, aku tidak membutuhkan sepeser pun uang dari orang lain," cetus Johandra dengan bangganya.Mendengar ucapan Johandra yang terkesan angkuh, Hana pun hanya tersenyum kecil. Kemudian, ia pun berkacak sebelah pinggang. Tangan kanannya ditempatkan di pinggangnya."Hufft ... ." Hana menghela nafasnya sekejap, lalu melanjutkan perkataannya, "Lalu? Kau ingin aku membayar kompensasi dengan cara apa? Kau ini pamrih ya? Hanya benturan kecil seperti itu saja kau minta ganti rugi." Hana memprotes tindakan Johandra."Tentu saja, permintaan maaf saja tidak akan cukup. Jika ada orang yang mencuri di rumahmu, lalu kau melepaskannya dan memaafkannya begitu saja, tentu saja pencuri itu akan datang kembali keesokan harinya. Pencuri datang bukan untuk berkunjung dan berganti status menjadi tamu. Pencuri tetaplah pencuri, karena mencuri adalah ke

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   41

    Hana telah berhenti berlari menjauhi Rey. Kini, Hana tengah berjalan dengan santainya. Akan tetapi, Hana tiba-tiba ditabrak oleh seseorang dari arah samping.Orang tersebut menabrak Hana dari arah samping, dari balik samping tembok. Sedangkan Hana saat itu tengah berjalan lurus dengan santainya.Hana yang ditabrak olehnya pun sepontan terjatuh dan berteriak kesakitan. "Aaw!" pekiknya. "Siapa sih yang jalan nggak lihat-lihat?!!" protes Hana dengan lantang.Seketika buku-buku yang dibawa oleh Hana di lengannya pun terjatuh ke atas lantai. Buku-bukunya berantakan. Sedangkan Hana tengah sibuk mengusap lututnya yang terasa nyeri, karena membentur lantai keramik.Seseorang yang menabrak Hana pun membantu membereskan buku-buku milik Hana. Lalu, ia pun bertanya kepada Hana, "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya."Baik-baik saja kepalamu! Aku yang ditabrak seperti ini masih ditanya apa aku baik-baik saja. Seharusnya kau tanya, 'apa aku terluka?' Seharusnya begi ... ." Hana sengaja menggantung uca

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   40

    Setelah Resti menyelesaikan perkataannya, ia pun kembali meninggalkan Johandra. Sedangkan Johandra pribadi tidak menyerah untuk terus membujuk Resti."Resti, dengarkan aku dulu! Hei! Aku bisa membantumu." Resti tetap tidak menggubris Johandra. "Aku memang tidak bisa membantumu mendapatkan Reyhan, tapi aku bisa menargetkan Hana. Bagaimana? Apa kau tertarik?" Ucapan Johandra kali ini membuat Resti menghentikan langkahnya sekali lagi.Resti menghentikan langkahnya, tetapi ia tidak berbalik menatap Johandra yang jauh berada di belakangnya. Resti terhenti, sedangkan Johandra berjalan menghampiri.Johandra kali ini berada tepat di samping Resti. Resti menghembuskan nafasnya, lalu ia pun menoleh ke arah Johandra yang berada di sampingnya. Resti menatap Joahandra dengan tatapan malas, sama seperti sebelumnya."Kenapa? Bagaimana? Apa yang mau kau katakan? Ide apa yang kau punya?" tanya Resti dengan nada malas.Kemudian, Resti pun kembali meluruskan pandangannya ke arah depan, sembari melipat k

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   39

    Rey tidak bisa tidur semalaman, karena ia terus dihantui oleh bayangan Hana. Karena pagi telah tiba, Rey bangkit dari tempat tidurnya. Rasa kantuk yang dahsyat merajai tubuhnya. Untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut, Rey berencana menghilangkannya dengan cara mandi di pagi hari.Rey mulai mengambil handuknya. Namun, sebelum ia menunda niatnya ketika ia melirik sekilas bayangan dirinya di cermin. Wajah Rey kusut, tampak lingkaran hitam seperti mata pada, melingkari kedua matanya."What?!!" Rey histeris. "Kenapa wajahku seperti ini?" gumamnya. "Ini karena Hana sialan itu," sambung Rey.Rey menyalahkan Hana, karena bayang-bayang Hana selalu mengganggu tidurnya. Hal itu yang membuat Rey tidak bisa tidur semalaman.Rey menyentak telapak tangannya ke atas meja. Ia tampak sangat kesal. Kegeramannya itu harus segera ia redakan dengan cara mandi."Yo, lihat siapa ini? Rey, kenapa wajahmu seperti itu?" tanya salah satu teman Rey.Rey berangkat ke kampus lebih awal dan langsung datang mengha

  • MANIPULASI CINTA MAFIA   38

    Reyhan akhirnya membuka pintu kamarnya. Rey berdiri di tengah pintu sembari menundukkan wajahnya. Hana yang kala itu berada tepat di hadapan Rey pun berencana ingin merangkul Rey. Namun, sebelum Hana sempat melakukannya, Rey sepontan mendorong tubuh Hana, hingga membuat Hana jatuh tersungkur di hadapannya. "Kau ini apaan? Keras kepala sekali! Sudah kubilang untuk pergi dari sini. Enyah kau!" Rey mengusir Hana. Ucapannya lantang dan perlakuannya kasar. Hana menatap wajah Rey yang tak balas menatap wajahnya. Hana tidak mengerti dengan sikap Rey dan perlakuan yang ia terima. Tidak biasanya Rey bersikap seperti ini kepadanya. Ia tidak mengerti mengapa Rey yang biasanya selalu lembut kepadanya berubah drastis dan menjadi kasar. "Rey... kau kenap—" Ucapan Hana langsung dipotong oleh Rey. "Apa kau tuli? Sudah kubilang pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu," cetus Rey. Hana bangkit kembali. Dia kembali mendekat ke arah Rey. Namun, belum sempat Hana mendekat lebih dekat, Rey melangkah ma

DMCA.com Protection Status