Beranda / Romansa / MALAM PERTAMA SI GADIS DESA / Bab 12 Acara pernikahan

Share

Bab 12 Acara pernikahan

Penulis: Uni Tari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-21 06:21:53

"Neng, ayo dipakai dulu kebayanya!"

"Oh, iya!" Hilma segera menutup kembali surat yang baru saja ia baca. Gadis itu menyimpannya di atas lemari kecil, kemudian berdiri untuk dipakaikan kebaya dan juga singger Sunda.

Tiga puluh menit berlalu, kini Hilma sudah siap. Ia nampak sangat anggun dengan kebaya putih menjuntai panjang, juga make-up yang membuat aura penyanyinya keluar.

MUA itu sampai tersenyum takjup. Hilma yang selama ini terpoles lipstik saja belum pernah, sekalinya di makupin sangat manglingi sekali.

"Masya Allah... Cantik banget, Neng," ujar MUA itu. Ia bergegas ke luar untuk memanggil Pak Hasan. Wanita beranak dua itu membawanya ke kamar, memperlihatkan betapa cantiknya sang anak.

Pak Hasan diam sejenak menatap dari atas sampai bawah, matanya memerah menahan tangis. Terharu melihat sang anak yang sangat cantik sekali dengan riasan itu.

"Nuhun, Des, sudah bikin anak Mamang cantik sekali begini," ujarnya.

"Sama-sama, Mang. Ayo Desi foto dulu buat kenang-kenangan." Wani
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 13 Malam setelah akad

    "Asik ya, ditangkap mantan kekasih pas mau jatuh. Tatapan yang sangat mesra."Hilma berdiri ingin menjawab kata-kata suaminya itu, tapi urung karena Teh Desi kembali. Wanita itu bergegas memakaikan sabuk pada Zafar, kemudian merapikan Hilma kembali dengan gaun berwarna Navy itu. Keduanya kembali ke pelaminan, tidak ada tawa dan senyuman, mereka bahkan duduk berjauhan. Sedangkan Zafar sibuk bermain dengan ponselnya, pria itu sama sekali tidak berniat untuk membuat kenangan di ponselnya. "Foto lagi ya!" ucap fotografer. Salah satu asistennya mengatur sepasang pengantin itu dengan gaya yang romantis. Membuat Hilma tak nyaman, sedangkan Zafar datar-datar saja."Senyum atuh, jangan cemberut!" seru tukang foto. Mereka terpaksa tersenyum dengan gaya foto yang tukang foto itu berikan. Sampai pada akhirnya sesi foto selesai, mereka baru bisa menghela napas lega. Hilma meminta Teh Desi untuk segera mencopot konde yang dipakai karena berat sekali sampai-sampai kepalanya itu terasa puing seka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 14 Ancaman

    "Ke—kenapa memang?" tanya Hilma terbata, ia menggeser kembali tubuhnya agar sedikit lebih jauh dari suaminya itu. "Gak papa, cuma di sini dingin. Apa gak ada selimut atau apa gitu?" Gadis itu langsung duduk, ia kemudian mengambil selimut dari lemari yang sudah usang, kemudian memberikannya pada Zafar. "Maaf, ya. Aku lupa," katanya. "Gak papa. Kirain tadi satu selimut berdua."Mendengar itu Hilma menatap protes, Zafar tertawa kemudian kembali meringkuk karena dingin. "Astaghfirullah, harus banyak-banyak istighfar, Hilma," gumam gadis itu. Kemudian kembali berbaring. Malam semakin larut, bahkan sebentar lagi waktu subuh, Zafar tak kuat dingin, ia menggigil karena memang di sana tempat di bawah kaki gunung, udara jadi sangat dingin jika subuh. Pria itu menggigil semakin parah, kemudian ia memegang tangan Hilma yang hangat, tanpa sadar dia bergeser, menenggelamkan wajah di antara leher dan pundak istrinya itu. Sedangkan Hilma tak sadar saking pulang karena merasa capek seharian men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 15 Rencana Zafar

    "Kenapa dibuang?" tanya Hilma, yang melihat aksi suaminya itu. "Pokonya selama seminggu ke depan kamu jangan keluar rumah dulu." Setelahnya Zafar mengambil kunci motor dan pergi. Hilma yang melihat itu bingung, kenapa dengan suaminya itu. Setelah semua beres, gadis itu duduk di dekat jendela, menikmati embusan angin pagi yang terasa segar, dengan matahari yang masih sebunyi-sebunyi di atas sana. Tak lama Pak Hasan pulang membawa jaring di tangannya yang berisi ikan kecil-kecil. Melihat itu Hilma sangat antusias karena ikan itu adalah ikan yang sudah tiga minggu lalu ia inginkan. "Neng, buka pintu belakang, nya. Dan ini tolong dibawa."Gadis itu mengambil sambil tersenyum girang, ia berucap terima kasih dengan nada yang manja. Kemudian bergegas membukakan pintu belakang agar sang Bapak bisa masuk untuk mencuci kaki yang kotor. Hilma juga mengambil nasi dan lauk yang tadi ia bereskan. Kemudian mengambil ulekan batu untuk membuat sambal dadak kesukaan Pak Hasan. Sang Bapak keluar da

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 16 Kepergian Hilma

    Pagi sekitar pukul sembilan, Hilma merapikan baju karena diingatkan oleh Zafar agar segera beres-beres. Ia juga membereskan baju sang Bapak. Sedangkan Zafar duduk di depan teras rumahnya sambil bermain ponsel. Pria itu saling kabar dengan seseorang yang kemarin ia temui. Sedang pokus pada ponsel, suara motor terdengar memasuki perkarangan rumah, membuat Zafar menatap siapa yang datang. "Dia lagi," gumam Zafar, saat melihat Ajat yang datang, pria itu berdiri menyebutnya. "Assalamu'alaikum, Kang!" ucap Ajat. "Waalaikumsalam," jawab Zafar datar. "Bapaknya ada? Ini ada undangan pengajian di rumah Teh Rina, tolong disampaikan ya, Kang.""Oh, iya." Zafar mengangguk, matanya pokus pada Ajat yang seperti sedang mencari sesuatu di dalam rumah. "Ya udah, kalau gitu saya pamit, ya. Assalamu'alaikum.""Hmmm." Hanya itu yang Zafar berikan. Entah kenapa dia curiga pada lelaki itu, apa memang dia mata-mata Sinta? ***Sore menyapa, keduanya tengah duduk di samping rumah. Menikmati embusan angi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 17

    Zafar izin ke kamar dulu pada teman-temannya, ia membuka surat itu dan perlahan membacanya. [Assalamu'alaikum, Neng Hilma. Maaf dengan surat ini Aa ingin mengutarakan, kalau Aa teh sebenarnya sudah jatuh hati pada Neng sudah lama. Maafin Aa yah, karena tidak berani mengutarakan, sampai pada akhirnya kamu diambil orang. Aa kira kamu teh akan tetap menjadi milik Aa. Tapi orang kota itu merebut segalanya, Neng. Padahal akhir tahun ini Aa niat ingin melamar Neng Hilma. Tolong jangan berikan surat ini pada siapa pun ya, Neng. Sekali lagi Aa minta maaf karena selama ini hanya diam, padahal tau, kalau kita saling mencintai. Selamat menikah, ya. Semoga bahagia dengan lelaki kota itu. ]Zafar menghembuskan napas pelan setelah membaca suratnya. Ia menyimpan surat itu di dalam lemari, kemudian kembali ke luar. Ternyata benar dugaan Zafar, bahwa Hilma dan Ajat ada saling menyimpan perasaan satu sama lain. Zafar kembali duduk bersama temannya. Mereka membahas apa yang akan dilakukan saat Sinta d

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 18

    Pagi menyapa, setelah kejadian semalam, Zafar dan teman-temannya merasa lelah dan memutuskan untuk tidur sebentar. Tapi mereka malah pulas, begitupun dengan Zafar. Saat mendengar suara ayam berkokok, dan cahaya masuk lewat celah gorden, membuat pria itu perlahan membuka mata. Ia mengecek ponsel ingin tahu jam berapa ini. "Oh... Baru jam enam." Zafar menguap lalu ingin kembali tidur, tapi.... "Apa, jam enam!" teriak Zafar, pria itu langsung berdiri dan lari ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Ia sangat merasa bersalah jika sampai tidak melaksanakan solat. Pria itu kembali ke dalam, mengambil sajadah dan sarung di kamar, kemudian melaksanakan solat. Sedangan di tempat lain, Hilma sedang menyapu rumah karena merasa bingung harus berbuat apa lagi. Dia sampi ke Bekasi baru saja, tapi tidak bisa diam karena merasa tak nyaman dengan rumahnya. Kedua teman Zafar yang mengendarai mobil itu meminta Hilma untuk tetap diam di rumah. Makanan dan apa pun itu akan diberikan olehnya. Jika ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 19

    Zafar dan pria itu saling tatap, yang pada akhirnya Zafar memilih turun untuk menghampirinya. Ajat yang sengaja mencegat Zafar berusaha tersenyum pada pria itu. "Ada apa?" tanya Zafar dingin. "Maaf kalau nyegat kamu di jalan begini. Saya hanya ingin menanyakan Neng Hilma dan Pak Hasan, ke mana mereka?""Untuk apa kamu nanyain mereka? Ada penting?""Tidak ada, hanya saja sebagai warga yang perduli sesama warga, wajar saja kan jika saya bertanya?"Mendengar itu Zafar memalingkan wajah sambil tersenyum miring. Ia berpikir sok sekali lelaki di hadapannya ini, pandai berakting berusaha mendapatkan cap si paling peduli sesama warga. "Mereka gak ada, dan kamu tidak perlu tau ke mana mereka pergi. Permisi." Zafar berbalik menaiki motornya, ia melaju melewati Ajat yang hanya bisa mengembuskan napas kecewa, karena tidak tau keberadaan gadis itu di mana. Bahkan saat ada kebakaran pun Hilma dan Pak Hasan tak ada membantu. Biasanya mereka selalu turut apa pun yang tengah terjadi. Pria itu memi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 20

    Perkenalkan ibu-ibu, bapak-bapak, ini adalah Pak Andre dan ini ponakannya Kakak Sinta. Niat mereka ke sini seperti yang sudah waktu itu saya sampaikan, bahwa mereka ingin membeli tanah yang dekat jalan itu, untuk dibuatkan pabrik."Seterusnya Kepala Desa menjelaskan lagi, jika mereka ingin membuat pabrik pengolahan padi, para warga akan mendoakan pekerjaan baru saat pabrik itu sudah selesai dibangun, warga juga akan mendapatkan hara tinggi untuk penjualan padi. "Betul begitu, Pak Andre?" tanya kepala desa. "Iya, Pak. Betul sekali. Kenapa saya ingin membuat pabrik di sini? Itu semua karena saya mau, kalian bertani di kampung ini, kalian juga mengolahnya di sini. Dengan begitu, para petani semua tak perlu menjual jauh-jauh hasil panen ke kampung seberang, mahal ongkos tapi harga sangat rendah.""Iya, dan kami di sini, tidak akan membeli tanah kalian dengan harga yang sudah ditentukan. Kami akan membayarnya dua kali lipat!" ujar Sinta, setelah sang paman selesai berbicara. Mendengar w

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26

Bab terbaru

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 52

    "Kamu tak perlu tau orang itu siapa. Yang jelas, Paman kecewa pada kalian berdua. Mulai sekarang, Paman tidak mau berurusan dengan kalian lagi.""Tapi aku akan cari tau siapa orang yang sudah memfitnah istriku!" tekan Zafar, ia menarik Hilma saat wanita itu hendak berbicara. Zafar pergi dengan emosi yang meluap-luap di dadanya. Ia yakin sekali, jika dalang dari semuanya adalah Santi. Karena tidak ada lagi orang yang tidak menyukai istrinya itu kecuali dia."Aa aku belum sempat bicara sama Pak Haji.""Ngapain. Biarin aja dia, lama-lama juga bakalan ketauan iblis apa yang ada di rumahnya itu. Memfitnah orang lain agar dia bisa menikmati semuanya!"Hilma diam. Ia berpikir ada benarnya juga apa yang Zafar katakan, jika memang bukan Santi siapa lagi, karena di desa hanya dia yang berurusan dengannya."Mungkin karena dia suka sama Aa, makanya menghalalkan segala cara agar kalian bisa dekat."Mendengar itu Zafar langsung ngerem mendadak. Ia melirik sang istri yang juga tengah menatapnya."J

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 51

    Sebelum menuju ke rumah Haji Burhan, mereka makan siang lebih dulu karena merasa lapar setelah kehujanan. Zafar yang berusaha menenangkan istrinya itu dengan mencoba menyuapi makanan pada Hilma, tapi wanita itu seakan enggan untuk menerima.Belum pernah ia melihat Haji Burhan semarah itu padanya, tapi kenapa setelah ada anak perempuannya, Hilma rasa banyak yang berubah dari bos ayahnya itu.Padahal dulu ia orangnya sangat lembut dan penyayang. Bahkan orang yang salah di mata yang lain pun, ia selalu membela dan memilih untuk berdamai. Tapi sekarang, hal yang bahkan tidak Hilma ketahui hal buruk apa yang sudah ia lakukan, Haji Burhan nampak tidak menyukainya."Hilma...." Suara Zafar membuat wanita itu buyar dari lamunannya. Ia hanya bisa menarik napas pelan dengan wajah yang muram."Kamu tau paman, kan? Mungkin dia cuma mau mastiin aja.""Tapi... kata-kata dia tadi sangat tidak enak aku dengar, A. Kapan aku punya niat busuk padanya, sedangkan aku selalu berdoa agar dia hidupnya sejaht

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 50

    Santi melirik dari ujung matanya, kemudian dia tersenyum miring melihat sang ayah yang nampak emosi sekali. Wanita itu berhasil membuat seorang Haji Burhan yang dulunya rendah hati dan baik pada semua orang, kini ia nampak menjadi orang yang perhitungan."Tenang, Ayah... aku akan bantu untuk bikin mereka menyesali semuanya."'Lihat aja, setelah ini Hilma pasti akan kena marah habis-habisan sama Ayah. Aku harus menyusun rencana baru agar Zafar membela Ayah dan hubungan dia dengan istrinya itu renggang,' batin Santi."Ternyata wanita selugu dia bermuka dua. Padahal dulu siapa yang sering menolongnya kalau bukan saya!" tekan Haji Burhan, membuat hati Santi semakin gembira mendengarnya."Minta aja modal yang pernah Ayah berikan pada Zafar. Biar mereka tau rasa!"Haji Burhan menatap anaknya itu, ia kemudian duduk kembali setelah tadi berdiri karena emosi."Ayah gak bisa kalau lakuin itu, karena modal yang diberikan pada Zafar, itu uang ibunya dulu yang Ayah pinjam.""Jadi....""Kalau soal

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 49

    "Akhirnya selesai, sekarang aku tinggal mandi dan ngasih bekal ini buat Aa." Hilma tersenyum melihat menu-menu makanan yang sudah tersaji di meja. Ia sudah memisahkan mana yang akan di bawa dan untuk sarapan sang ayah di rumah.Wanita itu naik ke kamar untuk mandi gan berganti baju, kemudian sedikit memoles wajahnya dan memakai lipstik agar lebih segar.Setelah rapi ia turun lagi dengan suasana hati yang gembira. Pokoknya nanti ia harus meminta maaf atas perilakunya yang semalam. Hanya karena cemburu ia jadi mengacuhkan sang suami. Yang padahal Zafar sama sekali tidak ada niat untuk berdekatan dengan Santi.Sepeda ia goes menuju ke Konveksi setelah berpamitan dengan sang ayah yang sedang menikmati hidangannya. Semilir angin menabrak wajah membuat wanita itu tersenyum. Menarik napas dalam menghirup udara desa yang masih sangat segar.Dari kejauhan matanya menatap sang suami yang sedang membantu menurunkan bahan-bahan kain yang sangat besar itu. Membuat suaminya sampai membungkuk memba

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 48

    "A, yakin beli sebanyak itu?" Komar yang tadi hanya melongo kini bertanya saat melihat penjual dodol itu mulai menimbang dan memasukan dodol ke dalam kresek hitam yang cukup besar."Yakin dong... hanya dengan cara ini aku bisa meluluhkannya!""Meluluhkan siapa, A?"Zafar yang keceplosan langsung tutup mulut, kemudian meminta Komar untuk diam. Berisik sekali dia sedari tadi terus bertanya.Wajah Zafar berbinar dan dia membayangkan raut wajah sang istri saat mendapatkan dodol-dodol ini. Pria itu bergegas membayar dan mengajak Komar untuk pulang. Sepanjang jalan ia berharap semoga Kanjeng Putri itu tidak merajuk lagi.Malam semakin larut, mereka berdua kini sudah sampai di depan rumah, Zafar memberikan satu kilo dodol itu untuk Komar, dan juga uang sebagai tanda terima kasih untuknya."Kok, pake segala ngasih uang, A. Kan saya jadi enak," kata Koma r sambil nyengir. "Makasih ya, Mar. Udah kamu sekarang pulang, kasian istri kamu nungguin.""Iya, A. Makasih, ya. Kalau butuh bantuan lagi,

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 47

    Hujan kembali deras lagi setelah tadi agak sedikit reda. Zafar menembusnya karena sang paman berbicara dengan sangat panik di telfon tadi. Dia terpaksa datang karena sang paman memohon, sedangkan hatinya merasa berat untuk meninggalkan Hilma yang masih belum mau bicara dengannya. Pria itu bergegas turun dari motor dan mengetuk pintu dengan tubuh yang kedinginan. Haji Burhan datang, ia melihat Zafar basah kuyup, kemudian meminta Santi untuk mengambilkan anduk. Santi tersenyum saat mengalungkan handuk itu padanya, sedangkan Zafar langsung menepis tangan wanita itu yang sangat tidak sopan. "Apa yang bunyi, Paman?" tanya Zafar, sambil masuk ke dapur, karena tadi sang paman bicara bahwa gasnya bocor karena mengeluarkan bunyi dan bau. "Gak tau, tadi bau sama ada bunyi, ya kan, Santi?""I–iya, Aa, tadi bunyi gitu. Aku jadi takut...." Santi memanfaatkan situasi sambil memegangi tangan Zafar, membuat pria itu menatapnya tajam. "Kamu cek deh, paman mau ke atas dulu, sakit pinggang rasanya.

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 46

    Hilma kembali menikmati makanan yang sudah tidak mengunggah selera, tapi karena sayang jika di buang, maka ia harus menghabiskannya. Dengan wajah yang ditekuk, matanya melirik Zafar yang kembali turun mengenakan jaket. Karena posisi baru jam sembilan, bahkan matahari belum sepenuhnya muncul di langit. Membuat udara menjadi dingin. "Aku pergi dulu, ya." Zafar menghampiri kemudian mengecup kepala istrinya itu. Saat mengulurkan tangan, ia melihat istrinya itu berubah, tidak seperti tadi yang nampak segar sekali wajahnya. "Boleh kan aku pergi?""Kalau pun di larang, kamu bakalan tetap pergi, kan?"Zafat tersenyum, ia tau kenapa istrinya itu menjadi seperti ini. "Sayang... Aku ke rumah paman cuma mau membicarakan pembuatan alat untuk menarik air sungai ke sawah. Gak aneh-aneh, kok.""Hmm, ya udah pergilah kalau begitu. Nanti telat."Zafar menghela napas pelan melihat istrinya yang berbicara tanpa menatap dirinya. Karena waktu sudah semakin lambat, akhirnya ia kembali mengecup kening Hil

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 45

    "Ayah tau punya ponakan modelan Zafar kenapa gak dinikahkan dengan Santi? Kenapa harus memilih perempuan kampungan itu? Kan aku juga bisa menikah sama dia, Ayah.""Mereka juga menikah karena tak sengaja, bukan murni saling suka.""Maksudnya gak sengaja?"Haji Burhan menaruh sendok yang sedang ia pegang, kemudian menceritakan awal mula Zafar dan Hilma menikah karena apa."Gitu, mana bisa ayah larang mereka. Ini sudah menjadi tradisi di sini."Santi mengangguk paham. Dia tersenyum miring memikirkan suatu hal gila apa yang akan wanita licik itu lakukan. "Sayang sekali, ya. Padahal aku lihat-lihat Zafar tertarik sama aku. Kemarin aja dia lihat aku sampai segitunya. Cuma ya... Istrinya aja itu, si Hilma yang suka tiba-tiba muncul kayak kunti!""Kamu jangan berharap apa pun sama dia. Zafar sudah bisa menerima Hilma, bahkan mereka sedang bahagia ini, karena telah mengandung anak pertama.""Apa!" Santi melotot tak percaya mendengar penuturan sang ayah, karena Haji Burhan kemarin tiga hari se

  • MALAM PERTAMA SI GADIS DESA   Bab 44

    Zafar memancing untuk istrinya itu berbicara, padahal dia sudah tau pasti yang sedang Hilma pikirkan adalah Haji Burhan. Pria itu menggenggam tangan sang istri lembut, kemudian menciumnya. "Aku tau, kamu mikirin ucapan Paman, kan? Sudah aku bilang, gak usah dimasukin ke hati, jangan terlalu dipikirkan. Dia begitu pasti karena hasutan Santi.""Tapi kenapa dia jahat banget, A. Santi itu dari awal datang seperti tak suka sama aku. Apalagi kalau kita lagi berdua, terlihat jelas raut wajah sinisnya.""Maklumin aja, mungkin karena dia baru menikmati hidupnya sebagai anak dari Paman, dulu kan dia sembunyi-sembunyi dari warga, ya sekarang mungkin dia sudah bebas berperilaku. Dan itu lah sifat aslinya.""Apa mungkin juga dia suka sama kamu, A?"Mendengar penuturan sang istri, Zafar terdiam memandangnya. Ia mengingat kejadian saat pulang dari masjid tadi, seseorang menghadangnya saat di jalan, yang ternyata dia adalah Santi. Karena kebetulan wanita itu ada di sana, Zafar turun dengan niat ing

DMCA.com Protection Status