Share

Part 27

Author: DazedGirl
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Satu minggu berlalu sejak pertengkaran hebat Dean dan Kara. suasana Apartemen Dean kini tampak lebih hening. Keduanya masih saling mengabaikan satu sama lain dan menjaga jarak sebisa mungkin. Baik Dean atau Kara tak ada yang ingin memulai pembicaraan lebih dulu.

Dean banyak menghabiskan waktunya di kantor, ia memilih untuk menyibukan diri dengan bekerja dan memilih menghabiskan waktu luangnya di rumah sakit bersama Ibunya yang kini sudah mulai membaik. Sementara Kara lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar, jika bosan ia pergi ke Café milik Rumi hingga larut dan pulang ke rumah setelah Dean pulang kerja dan tidur di dalam kamar. 

“Kar, misalnya naskah lo diterima terus jadi dibuat serial, berarti nanti bisa tayang di luar negeri juga gitu?” tanya Rumi saat Kara makan siang di dapur Cafenya.

Kara mengangguk sambil meminum air putih, “Hm, lo tau kan ZetFlix udah ada di banyak negara.”

“Waaah gaji lo pake Dollar dong nanti!” seru

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 28

    Dean berlari kecil untuk menghindari tetesan air hujan begitu ia turun dari mobilnya yang terparkir di halaman Polsek. Ia langsung menghampiri petugas pertama yang ia lihat sambil menengok ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Kara. “Pak, tadi ada cewek korban pencopetan yang buat laporan di sini? Tanya Dean. “Oh, Bapak yang tadi telepon ya?” tanya polisi yang ternyata menerima panggilan Dean tadi. “Iya Pak, terus sekarang dia di mana?” Petugas polisi itu pun menghentikan salah satu rekannya yang sejak sore piket di depan pos. “Har, Mbak rambut pendek tadi yang duduk di sini ke mana?” tanyanya. “Oh udah pulang, ada kali dua jam yang lalu.” sahut rekan polisi itu. “Dia pulang naik apa Pak?” tanya Dean lagi. “Mm… saya sih gak liat dia naik apa-apa, soalnya tadi dia jalan kaki aja ke sana.” sahutnya. Dean menyugar rambutnya ke belakang sambil menghela napas berat, “Terima kasih Pak, saya permisi.” Pamit Dean c

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 29

    “Saya rasa bukti-bukti yang Ibu berikan sudah cukup.” ucap Dean pada kliennya sambil memeriksa beberapa lembar kertas yang ada di tangannya.“Syukurlah, saya mau perceraian saya bisa cepat selesai sebelum saya pindah ke Jepang.” Sahut klien Dean yang bernama Mari.Kali ini Dean dan kliennya sedang berada di Coffe shop yang berada tak jauh dari kantor Dean.“Hm… soal tuntutan harta gonogini nanti saya pelajari dulu dengan tim saya, akan saya usahakan Ibu bisa mendapat semua hak-hak Ibu.”“Terima kasih, saya percaya saja pada Pak Dean.” Mari tersenyum hingga kerutan di sekitar matanya terlihat.Lalu tiba-tiba ponsel Dean yang berada di atas meja bergetar. Dean pun langsung mematikan layarnya kembali karena itu hanya bunyi alarm.“Pak Dean pasang alarm untuk makan siang? Pasti Pak Dean ini sibuk ya, jadi sampai pasang pengingat segala.” tanya Mari yang sempat melihat note alarm

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 30

    Kara berlari kecil menuju pintu begitu terdengar bunyi bel. Ia sudah tau siapa yang akan datang makanya ia amat antusias.“Rumi!!!” serunya.“Yak! Lo beneran gak apa-apa? Gue panik gak bisa hubungin lo dua hari tau gak!” semprot Rumi begitu melihat Kara.Kara pun langsung cengengesan lalu menarik Rumi masuk ke dalam Apartemen.“Sorry, gue baru punya HP lagi.” ucap Kara yang memang langsung menghubungi Rumi semalam dan menceritakan kejadian yang menimpanya beberapa hari lalu.“Terus gimana? Belum ada kabar dari polisi soal copet itu?”“Hm, gak tau deh, gue sih gak mau berharap banyak.” sahut Kara lalu menyuruh Rumi duduk di sofa ruang tengah.“Waaah Apartemen Dean ternyata bagus juga, pantes lo betah.” komentarnya sambil matanya mengabsen semua barang yang terlihat oleh matanya.“Tempat ini sempurna, kecuali yang punya.” sahut Kara.

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 31

    Kara keluar dari sebuah gedung tinggi dengan langkah ringan. Ia baru saja bertemu dengan Pak Najib untuk menyerahkan naskahnya yang akan diangkat menjadi sebuah serial di situs streaming. Jika Pak Najib menyukai naskahnya, maka bulan depan ia akan mulai menandatangani kontrak serial itu. Maka ia pun berharap jika pihak situs streaming itu benar-benar tertarik dan meminang naskahnya. Ia pun berencana untuk kembali ke rumah secepatnya karena siang ini Dean akan memasak Sup Ayam untuknya. Kara pun menyetop sebuah Taksi dan langsung mengarahkan Taksi itu menuju Apartemen Winter Garden. Dan satu jam kemudian Taksi yang Kara tumpangi sudah sampai di lobby Apartemen. Setelah membayar ongkos Taksinya, Kara pun turun lalu berjalan ke arah lift. Namun ia lagi-lagi bertemu dengan Jojo yang juga berniat ingin masuk ke lift. “Hei!” seru Kara senang karena melihat anak lucu itu lagi. Jojo pun tersenyum seperti biasa untuk merespon Kara. “Kamu dari m

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 32

    Pukul 12 lewat 20 menit Kara sudah melenggang masuk ke dalam lobby kantor Dean dengan membawa paper bag berisi makanan yang dimasak Gilang. Ia berjalan riang sambil bersenandung ke arah meja Reseptionis untuk meminta izin masuk ke ruangan Dean.“Selamat siang Bu.” sapa petugas Reseptionis.“Siang Mbak, saya mau ketemu Pak Dean.” sahut Kara.“Maaf sebelumnya, ini dengan Ibu siapa?” tanya petugas itu lagi, sepertinya ia karyawan baru jadi tak mengenali Kara.“Bu Dean, eh maksudnya Bu Kara.” ralat Kara cepat. Gara-gara Ibu-ibu Winter Garden, ia jadi lupa dengan namanya sendiri.“Baik sebentar saya konfirmasi ke Pak Dean dulu.”Kara pun menunggu beberapa saat sambil memperhatikan lobby kantor yang tampak besar dan memiliki arsitektur yang mewah. Pantas saja Dean mati-matian merencanakan pernikahan palsu demi warisan sebesar ini.“Bu Kara.” panggil petugas reseptionis

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 33

    Kara melihat ke arah Dean yang masih berusaha membuat alasan untuk para Om dan Tantenya. Namun hari ini ia sudah banyak melakukan kesalahan di depan ketiga Tante Dean. Hingga ia memikirkan sebuah cara untuk menebusnya. Ia pun meraih jaket Dean dengan sebelah tangannya hingga pria itu menghadap ke arahnya, lalu dengan tenang Kara mendaratkan bibirnya di atas bibir Dean hingga pria itu berhenti bicara.Dengan mata yang tertutup, kara kemudian melingkarkan kedua tangannya di belakang leher Dean dan meringkan kepalanya sedikit agar seluruh permukaan bibirnya bisa menjangkau seluruh permukaan bibir Dean juga.Sementara itu berbeda dengan Kara, mata Dean malah masih terbuka lebar karena kaget. Ia tak menyangka jika Kara akan menciumnya. Namun rasa kagetnya cepat menghilang karena ia mulai menikmati sentuhan bibir Kara yang membuat rasa menggelitik di perutnya semakin menjadi. Tanpa sadar ia pun memejamkan matanya, meraih kedua pipi Kara dengan tangannya dan ikut menggerakkan

  • MADried Couple (Indonesia)   part 34

    “Rileks aja Ndre, jangan tegang, pokoknya lo percaya aja sama gue.”“Hm… ini tinggal dimajuin aja Mbak Rumi?”“Iya, lo abis itu lo teken pelan-pelan deh, jangan kenceng-kenceng.”Andre menghela napas panjang sebelum akhirnya ia mengarahkan perseneling mobil ke arah huruf D.“Nah ayo teken gasnya pelan-pelan.” arah Rumi dengan sabar yang duduk di kursi samping.Andrea pun menekan pedal gas dengan kaki kanannya dengan perlahan hingga mobil yang mereka tumpangi bergerak perlahan.“Oke, pertahankan, terus di depan nanti lo siap-siap belok.”Andre pun mendengarkan arahan Rumi dengan seksama, matanya terus fokus melihat jalan kosong yang ada di depannya.“Nah ayo puter stirnya ke kanan dikit.” suruh Rumi saat mereka bertemu belokan.“Kaya gini Mbak?” Andre memutar stirnya ke arah kanan, namun ia memutarnya terlalu banyak hingga mobil itu

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 35

    “Jadi…” Dean menggantung sejenak kata-katanya sambil melihat tumpukan barang-barangnya yang berserakan di depannya. “Gue tidur di sini? sama lo? Di kamar ini?” tanyanya dengan wajah super malas. “Mau gimana lagi, kalo Ayah gue tau kita tidur beda kamar, bisa heboh!” bisik Kara. “Tapi… arggh… kenapa gak barang-barang lo aja yang di pindahin ke kamar gue. liat nih barang-barang gue, berantakan, lo tau berapa harga jam ini?” geram Dean gemas karena Kara meletakkan koleksi jam tangan mahalnya begitu saja di atas karpet kamarnya tanpa dialasi apapun. “Gak ada waktu, barang-barang lo lebih sedikit dari gue, jadi gampang dipindahinnya.” “Tapi seenggaknya susun barang-barang gue dengan benar!” sengit Dean. “Heh kuping lo budeg apa gimana sih, udah gue bilang gak ada waktu, Ayah gue keburu dateng!” sahut Kara tak kalah sengit. Dean mengatur napasnya sesaat. Ia sudah merasa lelah karena harus lembur hari ini, namun kini Kara malah menamb

Latest chapter

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 56

    Kara mengetuk pelan pintu ruang Dokter Helen begitu tiba gilirannya masuk. Seorang perawat pun langsung menyambutnya dan menyuruhnya masuk. setelah itu ia menurut saat Perawat itu menyuruhnya duduk sejenak karena Dokter Helen sedang keluar sebentar.Bisa ia lihat map rekam medis Dean sudah tergeletak di atas meja, map itu pun terlihat tebal, menandakan jika sudah banyak sesi yang Dean lewati bersama Dokter ini.“Bu Kara ya?” sapa seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.Kara pun langsung berdiri untuk menyambut seserorang yang ia yakin adalah Dokter Helen.“Iya Dok.” sahut Kara sopan.“Silakan duduk.” ucap Dokter Helen lalu duduk juga di kursinya.“Pak Dean gak ikut?” tanya Dokter Helen.“Enggak Dok, dia masih ada kerjaan, gak apa-apa kan?” tanya Kara balik.“Gak apa-apa, saya memang mau ngobrol sama Bu Kara aja kok.” sahutnya sambil tersenyum hingg

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 55

    Dean masuk ke dalam ruangan Dokter Helen setelah seorang perawat memanggil namanya. Setelah itu ia duduk di depan meja Dokter Helen yang sudah menyambutnya dengan senyuman hangatnya.“Siang Dok.” sapa Dean.“Siang Pak Dean, hm... kenapa baru ke sini sekarang? sesi kita harusnya 2 minggu yang lalu.” ucap Dokter Helen sambil memicingkan matanya.Dean tersenyum simpul, “Maaf Dokter, saya gak sempat, banyak kerjaan di kantor.”“Tapi sepertinya Pak Dean baik-baik saja, apa sudah gak ada keluhan sakit kepala lagi?”“Iya, saya rasa kondisi saya saat ini jauh lebih baik.”“Masih minum obat?”“Masih, tapi obat penghilang rasa sakitnya udah gak pernah saya minum dua minggu terakhir ini.” ungkap Dean.Dokter Helen pun mengangguk pelan, ia kemudian membuka map yang berisi rekam medis Dean dan mulai mencatat perkembangan terbaru Dean.“Gimana ka

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 54

    Pelanggan terakhir Aprodite Café mulai bangun dari kursinya lalu keluar lewat pintu keluar yang ada di samping. Andrea pun segera bergegas menuju pintu depan untuk membalik papan tanda buka menjadi tutup agar tak ada pelanggan lain yang masuk.Dari mesin kasir, Rumi melirik ke arah Andrea yang tampak bekerja seperti biasa. Selama ini memang hanya ia sendiri yang bersikap berbeda, ia lebih sering menghindari tatapan mata dengan Andrea dan lebih banyak menyibukkan diri dengan melayani pelanggan.“Mbak Rumi, lampu neon box di depan mati.” teriak Andrea dari arah pintu.“Em… Iya Ndre, besok aja gantinya, gue beli lampunya dulu.” sahut Rumi.“Sekarang aja, toko listriknya masih buka.” balas Andrea lalu pergi begitu saja, padahal Rumi berniat ingin memberinya uang lebih dulu.Rumi pun menghela napas berat, sepertinya sikap Andrea menjadi lebih dingin padanya. biar bagaimanapun sudah seminggu lamanya ia me

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 53

    Romlah : Kamu temui dulu Stela, jangan membantah perintah Mami.Jamal : Apa Mami serius? Mi aku ini udah menikah, bagaimana bisa Mami nyuruh aku ketemu wanita lain!Romlah : Apa salahnya? Kan hanya ketemu aja, siapa tau aja kalian bisa jadi teman baik.Jamal : Gimana kalau Jamila denger Mi? dia pasti akan sakit hati.Romlah : Jamila biar Mami yang urus, dia gak akan tau, lagian siapa suruh sampai sekarang belum juga hamil!Jamal : Mami benar-benar keterlaluan!“Hm… waktunya tepat gak ya buat munculin orang ketiga?” Kara mengoceh sendiri di depan komputernya, lebih tepatnya komputer Dean.“Apanya yang orang ketiga?” Dean yang sedang mengutak-atik laci rak bukunya jadi teralihkan sejenak.“Oh enggak, ini naskah gue.” sahut Kara lalu membetulkan letak kacamatanya dan kembali fokus ke layar komputernya.“Oh iy

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 52

    Hujan gerimis membuat Kara jadi berlari kecil menuju lobby Apartemen sambil memeluk tasnya agar tak basah. Namun sebelum ia masuk ke dalam lift ia terhenti karena ada seseorang yang memanggilnya dari arah lobby.“Bu Dean!” Bu Bambang melambaikan tangannya.Kara pun jadi mundur selankah dari depan lift dan menunggu sampai Bu Bambang dan dua Ibu-ibu lainnya datang menghampirinya.“Dari mana Bu Dean?” sapa Bu Haikal yang membawa plastik besar yang berisi banyak roti.“Dari rumah temen, Ibu-ibu mau kemana?”“Ini, kami mau ke rumahnya Jojo.” sahut Bu Rudi.“Ke rumah Jojo?”“Iya, sejak kejadian waktu itu kami gak sempat-sempat ke rumahnya Jojo buat minta maaf ke Bu Lucy.” ungkap Bu Haikal.“Bukannya gak sempat, tapi Bu Rudi sama Bu Haikal masih gengsi kan?” seloroh Bu Bambang.“Bukan gitu Bu, kan kita sibuk waktu itu, segala ngurus Bakti

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 51

    Kara mengintip dari balik pintu kaca Aprodite Café yang masih tertutup rapat, padahal jam sudah menunjukan pukul 10 pagi. Harusnya Café ini sudah buka sejak satu jam yang lalu.“Sepi banget sih?” gumam Kara, ia memang sedikit khawatir pada Rumi makanya ia memutuskan untuk datang menemuinya saja dari pada mendengarnya bicara lewat telepon.Namun baru saja ia ingin mengambil ponselnya untuk menelepon Rumi, Andrea keburu datang dan menepuk pundaknya dari belakang.“Mbak Kara.” sapa Andrea.“Eh kaget!” Kara sedikit melenjit, “Gak ada suaranya lo Ndre ah!” protes Kara.“Heheh maaf Mbak, Mbak Kara ngapain?”“Kok masih tutup Cafenya? Rumi mana?” tanya Kara langsung.“Mbak Rumi masih di jalan katanya, tadi abis dari salon dulu katanya.” jelas Andrea.Kara pun mengangguk mengerti, “Em… lo masih kerja di Club waktu itu Ndre?&rdq

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 50

    Hubungan Dean dan Kara benar-benar berubah 180º. Kontrak penuh poin perjanjian yang sudah mereka buat sebelumnya seperti sengaja mereka lupakan begitu saja tanpa ada yang berniat membahasnya. Kini tak ada lagi batas kontak fisik, keduanya bisa saling menyentuh satu-sama lain kapanpun mereka mau. Kini mereka tak lagi berpisah saat malam datang. Entah itu di kamar Kara, atau di kamar Dean, melewati malam bersama kini sudah menjadi hal rutin yang tak bisa mereka lewatkan, baik hanya untuk saling bercengkrama, berkeluh kesah, berpelukan, atau bercinta sampai lelah.Satu bulan pun terlewat begitu saja dengan bertambahnya kisah Kara dan Dean yang sedang dimabuk cinta.“Lo lagi baca apa?” tanya Dean yang dari tadi merasa dicueki.“Buku baru.” sahut Kara yang masih asik membaca Novel berbahasa Inggris yang baru ia beli.Dean menyentuh lengan Kara dengan jari telunjuknya dan mengusapnya lembut, sambil mengamati wajah Kara dari samping.

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 49

    Pintu ruangan Dean terbuka setelah diketuk dua kali. Lalu masuklah seorang Pria yang membawa tumpukan kertas tebal di tangannya.“Siang Pak Dean, ini print out kasus Pak Hendra yang tadi Pak Dean minta.” ucap Pria kurus itu yang bernama Dikta, dia adalah Junior Dean di Fakultas Hukum dulu, dan kini ia menjadi asisten Dean di Alpha Law Firm.“Hm, taro aja di meja.” sahut Dean sambil menunjuk meja sofa dengan dagunya.“Ah iya Pak, sidang kasus perceraian Bu Sarah itu saya kasih ke siapa ya? Pak Dean udah gak bisa urus itu kan?” tanya Dikta.Dean berhenti sejenak untuk berpikir, “Hm… kamu lagi ngerjain kasus apa?”“Saya masih bantuin kasus sengketa tanah Apotek yang di Ancol.”“Kamu bisa kalo pegang kasusnya Bu Sarah sekalian?”Mata Dikta langsung berbinar, “Beneran Pak? Saya boleh pegang kasus ini?”Dean mengangguk, “Ya, pela

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 48

    Kara mengekori Dean begitu Pria itu masuk ke dalam rumah setelah kembali dari unit Apartemen Bu Bambang yang ada di lantai 11.“Gimana? Lo gak di laporin Polisi kan?” tanya Kara penasaran.“Gue gak akan bisa masuk penjara, itu kan bentuk pertahanan diri, yang penting udah ada buktinya dia nyerang lo duluan.” sahut Dean sambil mengambil air dingin dari kulkas.“Tapi tuh orang sampe babak belur hampir mati begitu, kalo dia nuntut lo gimana?”“Bodo, salah sendiri mancing emosi gue.” sahut Dean enteng, namun setelah itu ia mendelik ke arah Kara.“Yak! Udah gue bilang, segalak-galaknya lo, jangan coba-coba cari masalah sama orang jahat, kenapa lo hobi banget nantangin orang? Seandainya gak ada gue semalem bisa-bisa lo yang ada di rumah sakit sekarang.” omel Dean.Kara langsung melengos, pasti ada saja ocehan Dean yang hinggap padanya.“Itu karena lo gak percaya sama gue, kan

DMCA.com Protection Status