Share

Part 20

Penulis: DazedGirl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kara masuk ke dalam kamar barunya untuk pertama kali. Semua barang-barangnya memang sudah di pindahkan ke rumah Dean sejak dua hari yang lalu, sehingga ia bisa langsung menempati kamarnya. Dean pun sepertinya juga menata barang-barangnya dengan baik sehingga terlihat rapi dan nyaman untuk di tempati.

Ia pun mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih nyaman lalu duduk di meja komputernya. 

"Ah iya, gue harus setor naskah ke Pak Sunil dulu."

Setelah mengirim naskahnya, ia pun berniat untuk menelepon Rumi, namun saat layar ponselnya tak sengaja menampilkan foto pernikahannya tadi membuatnya berhenti sejenak. Foto itu adalah foto yang Gilang kirimkan padanya yang dia ambil dengan kameranya.

Ia melihat seluruh anggota keluarnya tersenyum bahagia di atas pelaminan bersama ia dan Dean. Dan lagi-lagi wajahnya memanas, ia pun mematikan layar ponselnya lalu bertelungkup di atas meja sambil menahan air matanya agar tak jatuh lagi.

"Gak apa-apa K

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 21

    Kara memasukan ponselnya dengan kesal ke dalam saku jaketnya begitu membaca pesan chat yang masuk dari Dean. Kenapa Pria itu tau saja jika ia sedang berada di minimarket sekarang. Sampai-sampai ia menyuruhnya membeli sabun mandi. “Baru sehari, dia udah nyuruh-nyuruh gue!” gumam Kara sambil memasukkan sabun cair ke dalam keranjang belanjanya. Setelah mendapatkan semua barang yang ia butuhkan, ia pun segera pergi ke kasir untuk membayar semuanya. Setelah itu ia keluar dari minimarket yang memang ada di lantai pertama Apartemen Dean. Ia agak kesulitan karena tak membawa tote bag, dan kebetulan stok tote bag di minimarket pun juga sedang habis. Ia pun berjalan dengan susah payah membawa semua belanjaannya menuju lift. Namun langkahnya tertahan karena ada tiga Ibu-ibu yang menghalangi jalannya. “Kaya Istrinya Pak Dean.” selidik Bu Bambang, Ibu RT Winter Garden Apartement yang mencoba melihat wajah Kara dibalik tumpukan barang belanjaan Kar

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 22

    Selesai rapat gabungan di kantornya, Dean berniat ingin memeriksa file kasus yang baru datang ke mejanya tadi pagi. Namun ia mengurungkan niatnya karena tiba-tiba ia teringat dengan Ibunya. Ia belum mengunjunginya karena sibuk mengurus pernikahannya kemarin. Ia hanya memantau perkembangan Ibunya lewat Suster yang bertanggung jawab menjaga Ibunya. Ia pun memakai jasnya kembali lalu mengambil kunci mobilnya dan pergi ke area parkir untuk mengambil mobilnya. Tak lupa sebelum ia pergi ke Rumah Sakit, ia mampir ke toko Donat untuk membeli Donat favorit Ibunya. Keadaan Ibu Dean pun sudah membaik, ia sudah keluar dari ruang ICU sejak seminggu yang lalu dan kini telah kembali ke kamarnya. Tak makan waktu lama, mobil sedan hitam Dean sudah memasuki area parkir Rumah sakit. Ia pun langsung menuju kamar Ibunya yang berada di lantai 3. “Bu Karin.” panggil Dean yang mengintip sedikit dari balik pintu. “Pak Pengacara!” seru Karin yang senang karena su

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 23

    “Pokoknya saya mau nuntut orang ini atas kasus penyerangan!” kelakar Pria bernama Jody, Pria yang ribut dengan Kara di Taman. “Yang harusnya masuk penjara itu lo! Orang yang main kekerasan dengan anak kecil!” sahut Kara tak kalah emosi. “Coba tolong tenang dulu, jelasin dari awal sebenarnya ada apa.” lerai Pak Dodo, Petugas keamanan di Apartemen Winter Garden. “Pak Dodo, Bu Dean ini mengatakan yang sebenarnya, liat nih, tangan Si Jojo sampe biru begini.” tambah Bu Bambang yang mengenali anak kecil itu. Anak kecil berumur tujuh tahun itu bernama Jojo, dia tinggal di unit 506 yang berada di lantai 5. “Iya Pak Dodo, bawa aja nih orang ke kantor polisi!” tambah Bu Haikal ikut memanas-manasi. “Haduh Ibu-ibu, sabar dulu, coba saya mau tanya Jojo dulu, Jojo, bener kamu di pukul sama Om ini?” tanya Pak Dodo. Jojo tak menjawab, ia hanya diam sambil bersembunyi di belakang Kara. “Dia pasti syok, sampe gak bisa bicara.” ketus Kara sambil

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 24

    Dean merapatkan jaket traningnya lalu masuk ke dalam lift, namun belum sempat pintu lift itu tertutup, sebuah bola plastik melesat cepat di depannya dan mendarat mulus tepat di wajahnya. Pekikan kencang langsung keluar dari mulutnya dan dilanjuti dengan ringisan panjang karena wajahnya terasa panas. Ia pun menahan pintu lift agar tidak tertutup dan memeriksa sekitarnya untuk melihat siapa yang melempar bola ke wajahnya. Dan tak butuh waktu lama, ia langsung bisa melihat sosok kecil dengan hoodie merah yang sebelumnya sudah pernah ia lihat. “Anak itu lagi!” geramnya lalu keluar dari lift dan mengejar anak itu yang turun ke lantai bawah lewat tangga darurat. Langkah kaki Dean yang tiga kali lebih besar dari anak itu tentu dapat mengejarnya dengan mudah. Sehingga ia berhasil menarik kupluk hoodie anak itu dan membuatnya berhenti berlari. “KETANGKEP!” serunya puas, ia memang sudah gemas dengan anak ini karena anak ini pula yang mengerjai wajahnya

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 25

    Kara turun dari atas motor ojek onlinenya begitu sampai di depan lobby Apartemen Winter Garden. Setelah itu ia bergegas masuk ke dalam gedung dan berjalan ke arah lift. Namun saat melintasi minimarket, ia jadi memutar tubuhnya karena mengingat jika ia harus membeli alat tulis, karena alat tulisnya tertinggal di rumah lamanya. Ia pun segera pergi ke rak yang memajang perlengkapan alat tulis. Dan setelah mengambil tiga buah pulpen, satu pensil, dan rautan, ia langsung menuju kasir untuk membayar. Namun saat mengantre, matanya tak sengaja menangkap sosok anak kecil yang ia lihat di taman waktu itu. “Jojo!” Seru Kara. Jojo yang selalu tampil dengan hoodie merah berlogo Iron Man itu langsung tersenyum saat Kara memanggilnya. “Kamu ngapain di sini?” tanya Kara karena Jojo sedang berdiri di depan freezer ice cream yang ada di minimarket. “Aku mau beli Ice Cream.” sahutnya. “Oh, mau pilih yang mana? Biar Tante ambilin.” tawar Kara karena stok

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 26

    Kara membuka matanya saat jam beker di atas meja kerjanya berbunyi. Dengan malas ia merangkak untuk mematikan jam yang berbunyi dengan sangat keras itu. Sambil menguap ia menguncir rambutnya ke atas lalu mencari ponselnya yang sepertinya ikut tertimbun di bawah selimut. Namun tiba-tiba saja ia jadi ingat kejadian tadi malam. "Oh iya, Dean!" Ia pun langsung keluar dari kamarnya dan menuju kamar Dean yang ada di sebelah kamarnya. Ia mengetuk pintu itu lagi seperti semalam sambil memanggil nama Dean berkali-kali. Namun tak ada jawaban, ia pun mencoba membuka kenop pintu itu dengan perlahan. Kara agak terkejut karena pintu itu tak terkunci seperti biasanya. Dengah hati-hati Kara menyembulkan kepalanya untuk melihat keadaan di dalam kamar Dean. Ia tak menyadari adanya tanda-tanda pria itu ada di sana. Kamarnya pun terlihat sangat berantakan. Ia pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam dan langsung berdecak heran saat melihat kasur Dean penuh dengan noda da

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 27

    Satu minggu berlalu sejak pertengkaran hebat Dean dan Kara. suasana Apartemen Dean kini tampak lebih hening. Keduanya masih saling mengabaikan satu sama lain dan menjaga jarak sebisa mungkin. Baik Dean atau Kara tak ada yang ingin memulai pembicaraan lebih dulu. Dean banyak menghabiskan waktunya di kantor, ia memilih untuk menyibukan diri dengan bekerja dan memilih menghabiskan waktu luangnya di rumah sakit bersama Ibunya yang kini sudah mulai membaik. Sementara Kara lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar, jika bosan ia pergi ke Café milik Rumi hingga larut dan pulang ke rumah setelah Dean pulang kerja dan tidur di dalam kamar. “Kar, misalnya naskah lo diterima terus jadi dibuat serial, berarti nanti bisa tayang di luar negeri juga gitu?” tanya Rumi saat Kara makan siang di dapur Cafenya. Kara mengangguk sambil meminum air putih, “Hm, lo tau kan ZetFlix udah ada di banyak negara.” “Waaah gaji lo pake Dollar dong nanti!” seru

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 28

    Dean berlari kecil untuk menghindari tetesan air hujan begitu ia turun dari mobilnya yang terparkir di halaman Polsek. Ia langsung menghampiri petugas pertama yang ia lihat sambil menengok ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Kara. “Pak, tadi ada cewek korban pencopetan yang buat laporan di sini? Tanya Dean. “Oh, Bapak yang tadi telepon ya?” tanya polisi yang ternyata menerima panggilan Dean tadi. “Iya Pak, terus sekarang dia di mana?” Petugas polisi itu pun menghentikan salah satu rekannya yang sejak sore piket di depan pos. “Har, Mbak rambut pendek tadi yang duduk di sini ke mana?” tanyanya. “Oh udah pulang, ada kali dua jam yang lalu.” sahut rekan polisi itu. “Dia pulang naik apa Pak?” tanya Dean lagi. “Mm… saya sih gak liat dia naik apa-apa, soalnya tadi dia jalan kaki aja ke sana.” sahutnya. Dean menyugar rambutnya ke belakang sambil menghela napas berat, “Terima kasih Pak, saya permisi.” Pamit Dean c

Bab terbaru

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 56

    Kara mengetuk pelan pintu ruang Dokter Helen begitu tiba gilirannya masuk. Seorang perawat pun langsung menyambutnya dan menyuruhnya masuk. setelah itu ia menurut saat Perawat itu menyuruhnya duduk sejenak karena Dokter Helen sedang keluar sebentar.Bisa ia lihat map rekam medis Dean sudah tergeletak di atas meja, map itu pun terlihat tebal, menandakan jika sudah banyak sesi yang Dean lewati bersama Dokter ini.“Bu Kara ya?” sapa seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.Kara pun langsung berdiri untuk menyambut seserorang yang ia yakin adalah Dokter Helen.“Iya Dok.” sahut Kara sopan.“Silakan duduk.” ucap Dokter Helen lalu duduk juga di kursinya.“Pak Dean gak ikut?” tanya Dokter Helen.“Enggak Dok, dia masih ada kerjaan, gak apa-apa kan?” tanya Kara balik.“Gak apa-apa, saya memang mau ngobrol sama Bu Kara aja kok.” sahutnya sambil tersenyum hingg

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 55

    Dean masuk ke dalam ruangan Dokter Helen setelah seorang perawat memanggil namanya. Setelah itu ia duduk di depan meja Dokter Helen yang sudah menyambutnya dengan senyuman hangatnya.“Siang Dok.” sapa Dean.“Siang Pak Dean, hm... kenapa baru ke sini sekarang? sesi kita harusnya 2 minggu yang lalu.” ucap Dokter Helen sambil memicingkan matanya.Dean tersenyum simpul, “Maaf Dokter, saya gak sempat, banyak kerjaan di kantor.”“Tapi sepertinya Pak Dean baik-baik saja, apa sudah gak ada keluhan sakit kepala lagi?”“Iya, saya rasa kondisi saya saat ini jauh lebih baik.”“Masih minum obat?”“Masih, tapi obat penghilang rasa sakitnya udah gak pernah saya minum dua minggu terakhir ini.” ungkap Dean.Dokter Helen pun mengangguk pelan, ia kemudian membuka map yang berisi rekam medis Dean dan mulai mencatat perkembangan terbaru Dean.“Gimana ka

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 54

    Pelanggan terakhir Aprodite Café mulai bangun dari kursinya lalu keluar lewat pintu keluar yang ada di samping. Andrea pun segera bergegas menuju pintu depan untuk membalik papan tanda buka menjadi tutup agar tak ada pelanggan lain yang masuk.Dari mesin kasir, Rumi melirik ke arah Andrea yang tampak bekerja seperti biasa. Selama ini memang hanya ia sendiri yang bersikap berbeda, ia lebih sering menghindari tatapan mata dengan Andrea dan lebih banyak menyibukkan diri dengan melayani pelanggan.“Mbak Rumi, lampu neon box di depan mati.” teriak Andrea dari arah pintu.“Em… Iya Ndre, besok aja gantinya, gue beli lampunya dulu.” sahut Rumi.“Sekarang aja, toko listriknya masih buka.” balas Andrea lalu pergi begitu saja, padahal Rumi berniat ingin memberinya uang lebih dulu.Rumi pun menghela napas berat, sepertinya sikap Andrea menjadi lebih dingin padanya. biar bagaimanapun sudah seminggu lamanya ia me

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 53

    Romlah : Kamu temui dulu Stela, jangan membantah perintah Mami.Jamal : Apa Mami serius? Mi aku ini udah menikah, bagaimana bisa Mami nyuruh aku ketemu wanita lain!Romlah : Apa salahnya? Kan hanya ketemu aja, siapa tau aja kalian bisa jadi teman baik.Jamal : Gimana kalau Jamila denger Mi? dia pasti akan sakit hati.Romlah : Jamila biar Mami yang urus, dia gak akan tau, lagian siapa suruh sampai sekarang belum juga hamil!Jamal : Mami benar-benar keterlaluan!“Hm… waktunya tepat gak ya buat munculin orang ketiga?” Kara mengoceh sendiri di depan komputernya, lebih tepatnya komputer Dean.“Apanya yang orang ketiga?” Dean yang sedang mengutak-atik laci rak bukunya jadi teralihkan sejenak.“Oh enggak, ini naskah gue.” sahut Kara lalu membetulkan letak kacamatanya dan kembali fokus ke layar komputernya.“Oh iy

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 52

    Hujan gerimis membuat Kara jadi berlari kecil menuju lobby Apartemen sambil memeluk tasnya agar tak basah. Namun sebelum ia masuk ke dalam lift ia terhenti karena ada seseorang yang memanggilnya dari arah lobby.“Bu Dean!” Bu Bambang melambaikan tangannya.Kara pun jadi mundur selankah dari depan lift dan menunggu sampai Bu Bambang dan dua Ibu-ibu lainnya datang menghampirinya.“Dari mana Bu Dean?” sapa Bu Haikal yang membawa plastik besar yang berisi banyak roti.“Dari rumah temen, Ibu-ibu mau kemana?”“Ini, kami mau ke rumahnya Jojo.” sahut Bu Rudi.“Ke rumah Jojo?”“Iya, sejak kejadian waktu itu kami gak sempat-sempat ke rumahnya Jojo buat minta maaf ke Bu Lucy.” ungkap Bu Haikal.“Bukannya gak sempat, tapi Bu Rudi sama Bu Haikal masih gengsi kan?” seloroh Bu Bambang.“Bukan gitu Bu, kan kita sibuk waktu itu, segala ngurus Bakti

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 51

    Kara mengintip dari balik pintu kaca Aprodite Café yang masih tertutup rapat, padahal jam sudah menunjukan pukul 10 pagi. Harusnya Café ini sudah buka sejak satu jam yang lalu.“Sepi banget sih?” gumam Kara, ia memang sedikit khawatir pada Rumi makanya ia memutuskan untuk datang menemuinya saja dari pada mendengarnya bicara lewat telepon.Namun baru saja ia ingin mengambil ponselnya untuk menelepon Rumi, Andrea keburu datang dan menepuk pundaknya dari belakang.“Mbak Kara.” sapa Andrea.“Eh kaget!” Kara sedikit melenjit, “Gak ada suaranya lo Ndre ah!” protes Kara.“Heheh maaf Mbak, Mbak Kara ngapain?”“Kok masih tutup Cafenya? Rumi mana?” tanya Kara langsung.“Mbak Rumi masih di jalan katanya, tadi abis dari salon dulu katanya.” jelas Andrea.Kara pun mengangguk mengerti, “Em… lo masih kerja di Club waktu itu Ndre?&rdq

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 50

    Hubungan Dean dan Kara benar-benar berubah 180º. Kontrak penuh poin perjanjian yang sudah mereka buat sebelumnya seperti sengaja mereka lupakan begitu saja tanpa ada yang berniat membahasnya. Kini tak ada lagi batas kontak fisik, keduanya bisa saling menyentuh satu-sama lain kapanpun mereka mau. Kini mereka tak lagi berpisah saat malam datang. Entah itu di kamar Kara, atau di kamar Dean, melewati malam bersama kini sudah menjadi hal rutin yang tak bisa mereka lewatkan, baik hanya untuk saling bercengkrama, berkeluh kesah, berpelukan, atau bercinta sampai lelah.Satu bulan pun terlewat begitu saja dengan bertambahnya kisah Kara dan Dean yang sedang dimabuk cinta.“Lo lagi baca apa?” tanya Dean yang dari tadi merasa dicueki.“Buku baru.” sahut Kara yang masih asik membaca Novel berbahasa Inggris yang baru ia beli.Dean menyentuh lengan Kara dengan jari telunjuknya dan mengusapnya lembut, sambil mengamati wajah Kara dari samping.

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 49

    Pintu ruangan Dean terbuka setelah diketuk dua kali. Lalu masuklah seorang Pria yang membawa tumpukan kertas tebal di tangannya.“Siang Pak Dean, ini print out kasus Pak Hendra yang tadi Pak Dean minta.” ucap Pria kurus itu yang bernama Dikta, dia adalah Junior Dean di Fakultas Hukum dulu, dan kini ia menjadi asisten Dean di Alpha Law Firm.“Hm, taro aja di meja.” sahut Dean sambil menunjuk meja sofa dengan dagunya.“Ah iya Pak, sidang kasus perceraian Bu Sarah itu saya kasih ke siapa ya? Pak Dean udah gak bisa urus itu kan?” tanya Dikta.Dean berhenti sejenak untuk berpikir, “Hm… kamu lagi ngerjain kasus apa?”“Saya masih bantuin kasus sengketa tanah Apotek yang di Ancol.”“Kamu bisa kalo pegang kasusnya Bu Sarah sekalian?”Mata Dikta langsung berbinar, “Beneran Pak? Saya boleh pegang kasus ini?”Dean mengangguk, “Ya, pela

  • MADried Couple (Indonesia)   Part 48

    Kara mengekori Dean begitu Pria itu masuk ke dalam rumah setelah kembali dari unit Apartemen Bu Bambang yang ada di lantai 11.“Gimana? Lo gak di laporin Polisi kan?” tanya Kara penasaran.“Gue gak akan bisa masuk penjara, itu kan bentuk pertahanan diri, yang penting udah ada buktinya dia nyerang lo duluan.” sahut Dean sambil mengambil air dingin dari kulkas.“Tapi tuh orang sampe babak belur hampir mati begitu, kalo dia nuntut lo gimana?”“Bodo, salah sendiri mancing emosi gue.” sahut Dean enteng, namun setelah itu ia mendelik ke arah Kara.“Yak! Udah gue bilang, segalak-galaknya lo, jangan coba-coba cari masalah sama orang jahat, kenapa lo hobi banget nantangin orang? Seandainya gak ada gue semalem bisa-bisa lo yang ada di rumah sakit sekarang.” omel Dean.Kara langsung melengos, pasti ada saja ocehan Dean yang hinggap padanya.“Itu karena lo gak percaya sama gue, kan

DMCA.com Protection Status