Share

Menyusul Aruna

Penulis: Asda Witah busrin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dendra akhirnya membiarkan Aruna membawa Zahir karena gerbang sekolah menjadi ramai. Kerumunan siswa, wali murid, dan pengguna jalan raya berhenti untuk melihat ada keributan apa.

Dendra tahu posisinya tidak bagus. Semua orang mengenali siapa Aruna. Salah-salah dia bisa ada dalam masalah jika wanita itu berteriak penculik.

Lelaki itu masuk ke dalam mobil dan menelepon Tibra. Wajahnya mengeras, dia menyiapkan hati untuk dimaki.

Sementara di sini, Tibra sedang pusing karena rencana proyek hatchery dan pembesaran udang di salah satu pantai di kota yang dikenal dengan sebutan slogannya Tapis Berseri belum bisa berjalan. Padahal seharusnya menurut time line yang diberikan oleh Affan, saat ini sudah sampai tahap persiapan wadah untuk penebaran induk.

Begitu juga rencana membuka usaha baru dengan konsep family style agar bisa menjangkau semua lapisan. Semuanya harus tertunda karena konsepnya belum matang dari Aruna. Sehingga Tibra yang biasanya bertugas melakukan eksekusi lapang merasa keli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
dasar egois enggak mau berbagi harta padahal Aruna menemani dr Nok dr pada si pelakor baru aja udah dpt jatah banyak dsr pria gila
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   MATILAH KAU, PENGECUT!

    Tibra akhirnya memutuskan menyalakan radio untuk mengusir pikiran-pikiran di kepalanya. Semoga dengan mendengar musik atau pun berita bisa membuatnya sedikit melupakan permasalahan yang sedang sangat akrab dengannya saat ini.“Betul. Pasal yang kita gunakan sementara ini ada beberapa. Dasarnya adalah pasal 27 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang menyatakan pada waktu yang sama, seorang lelaki hanya boleh terikat perkawinan dengan satu orang perempuan saja; dan seorang perempuan hanya dengan satu orang lelaki saja.Dari sana kita bisa menggunakan pasal 284 KUHP tentang perselingkuhan / perzinahan jika yang terduga berdalih sudah melakukan nikah siri.Selanjutnya, jika yang terduga bisa membuktikan pernikahannya dilakukan secara sah dan tercatat dalam hukum negara. Maka, kita akan menggunakan pasal 279 KUHP ayat (2) yang menyatakan barang siapa mengadakan perkawinan padahal mengetahui bahwa perkawinan-perkawinan pihak lain menjadi penghalang, untuk itu dapat diancam deng

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Sebuah Hantaman

    Tibra bersandar di dinding sambil meringkuk memeluk kaki. Dia menyembunyikan kepalanya ke dalam lutut sambil memejamkan matanya rapat-rapat, jerih membayangkan vas bunga keramik yang diacungkan oleh Wira akan menghantam kepalanya.“ARRGGHH!!” Wira mengayunkan vas bunga ke belakang, bersiap menghantam kepala Tibra sekencang-kencangnya.“PAK! Astaghfirullahaladzim.” Adya yang tadi di belakang sedang memberi makan ikan koi bergegas ke dalam. Betapa terkejutnya wanita itu saat melihat suaminya sedang bersiap menghantam kepala Tibra dengan vas bunga. Beruntung sebelum Wira mengayunkan vas ke depan, dia berhasil menarik vas bunga itu sekuat tenaga sehingga mereka berdua terhuyung dan jatuh ke lantai. Bunyi nyaring yang khas terdengar memenuhi ruangan itu saat vas bunga menyentuh lantai.“Istighfar, Pak, istighfar.” Adya langsung bangkit dan memeluk suaminya yang sedang berusaha berdiri.“Astagfirullahaladzim.” Wira akhirnya duduk kembali. Dia memejamkan mata, merasakan dadanya yang berdegup

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Fitnah

    “Biarlah anak itu di sini. Toh ada ibunya yang akan menjaganya. Lagipula, kami sudah kangen sekali dengan cucu kami itu.” Wira menatap Tibra yang seperti sedang mempertimbangkan sesuatu.“Sebenarnya, apa salah putriku hingga dia pulang dalam keadaan yang sangat menyakitkan untuk dipandang?” Wira kembali berbicara saat dilihatnya Tibra kembali menunduk. Urung menyampaikan entah apalah yang ingin dikatakannya.“Atau begini saja. Kata Aruna kau sudah menjatuhkan talak padanya. Apa alasanmu menalak wanita yang sudah menemanimu berjuang dari nol? Bahkan karenamu, gadis kecilku yang manis ini rela menentang kami, kedua orangtuanya.”Aruna menarik napas panjang mendengar ucapan bapaknya. Hatinya berdesir setiap kali mengingat betapa berdosanya dia dulu karena melakukan itu.“Aruna terlalu mandiri, Pak. Sebagai seorang lelaki saya butuh dihargai.”“Apa anakku tidak menghargaimu? Diam kau, Aruna!” Wira menatap Aruna yang sudah membuka mulut untuk menjawab ucapan Tibra.“Aruna terlalu sibuk di

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Keputusan Akhir

    Tibra ingat sekali, saat itu dia mati-matian menahan diri agar bisa menyelesaikan masalah ini dengan Aruna secara baik-baik. Dia ingin Aruna memberi penjelasan apa maksud foto yang menunjukkan kedekatannya dengan lawan jenis itu.Namun, bukan penjelasan yang didapat Tibra. Istrinya itu hanya tertawa kecil dan balik bertanya.“Apa Mas lebih mempercayai beberapa lembar foto itu dibandingkan aku yang sudah menemanimu sekian lama? Jangan aneh-aneh ah!” Tibra ingat sekali lambaian tangan dan tawa kecil Aruna yang seolah menggampangkan masalah kepercayaan di hatinya.Sejak saat itu, perasaan was-was selalu menghantui Tibra setiap kali Aruna keluar untuk mengontrol usaha mereka. Siapa pula yang tidak akan tertarik pada istrinya itu? Dia cerdas dan cantik, pribadinya juga menyenangkan, mudah saja bagi Aruna jika ingin mendapatkan pendamping yang lebih dari dirinya.Di tengah kekalutan dan krisis percaya diri, Andhira hadir menjadi sosok yang sangat menghargainya. Wanita bersifat manja itu sel

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Kena Batunya

    “Berapa, Mang?”“Sayur kangkung tiga ikat lima ribu, ikan salem seperempat kilo sembilan ribu, cabe rawit tiga ribu, semuanya jadi tujuh belas ribu.” Mang Jupri memasukkan semau belanjaan Bu Riri.“Lima belas ya?” Bu Riri mengulurkan uang pas lima belas ribu.“Nodong apa nawar, Bu?” Bu Likah terkekeh disambut ibu-ibu yang lain. Sementara Mang Jupri hanya menggeleng, sudah biasa Bu Riri seperti itu.“Ibu-ibu, permisi ya.” Andhira tersenyum sambil membuka pintu gerbang. Jam tujuh pagi, saatnya dia berangkat kerja.“Oh iya, Neng, maaf ya. Sebentar geser dulu, Bu.” Mang Jupri mendorong gerobak sayurnya. Biasanya dia berhenti sedikit lebih ke depan agar tidak menghalangi mobil Andhira keluar dari rumah. Namun, pagi ini ibu-ibu sudah menyerbu karena dia datang agak kesiangan, jadilah dia asal berhenti saja.“Berangkat kerja, Neng?” Mang Jupri menyapa sambil mengangguk sopan.“Iya, Mang.” Andhira tersenyum sambil menutup kembali gerbang rumahnya.“Masya Allah, eta awewe geulis pisan.” Mang

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Rundungan Dari Tetangga

    "Walah, walah, Mbak eeee, tobat, Mbak. Jadi perusak rumah tangga orang kok bangga!" Bu Riri mencebik. "Ya jelas bangga. Saya yang kalian katakan tidak punya otak dan seorang perusak ini, bisa hidup berlebihan dan bahagia. Sementara ibu-ibu di sini, coba lihat? Di saat saya sibuk akan berangkat kerja sebagai wanita karir sukses, ibu-ibu sibuk bergunjing yang tidak penting." Andhira tertawa meremehkan."Sudah ya, saya bisa telat kalau harus meladeni ibu-ibu kurang uang seperti kalian." Andhira membalik badan dan melenggang anggun menuju mobilnya."Walah gendeng emang itu wanita!" Bu Lela membuka bungkusan ikan teri yang dia pegang dan langsung melemparkannya pada Andhira."Aw!" Andhira memekik saat merasakan sesuatu mengenai tubuhnya."Ih!" Andhira langsung menggoyangkan badan saat dia menyadari banyak ikan teri yang menempel di rambut panjangnya yang tergerai."Dasar kampungan!" Andhira membalikkan badan dan berniat melabrak kembali tetangganya.Namun, alangkah terkejutnya dia saat me

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Pengincar Harta

    "Hebat ya, baru datang jam segini." Aruna bertepuk tangan saat melihat Andhira masuk.Andhira menautkan alis. Sedikit salah tingkah saat melirik jam dinding. Dia memang datang sangat terlambat."Apa jam kerjamu berbeda dengan karyawan lain Andhira?""Saya sudah izin datang terlambat pada Mas Tibra." Andhira menutup pintu ruangannya. Dia sedikit bingung harus bagaimana dan kemana menempatkan diri. Lebih tepatnya, wanita itu salah tingkah pada Aruna yang duduk di belakang meja kerjanya dengan tatapan membunuh."Kau outlet manager di sini. Artinya, kau dipercaya untuk memimpin dan mengatur jalannya resto ini. Apa pantas seorang pimpinan datang jam sepuluh?" Aruna berdiri dan berjalan pelan ke arah Andhira yang masih berdiri di tempatnya pertama datang tadi."Saya sudah izin datang terlambat ke Mas Tibra." Desis Andhira.Aruna mengangguk. Dia mendapat laporan beberapa minggu ini Andhira mulai bertingkah. Datang sesukanya dan pulang pun sesukanya.Aruna mengambil ponselnya dan mencoba meng

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Benalu

    Andhira mendorong bahu Aruna. Wanita itu melangkah menuju meja kerjanya. Dia memilih duduk di kursi agar jarak dengan Aruna tidak terlalu dekat. Berdiri dalam jarak yang sangat intim dengan Aruna, entah kenapa membuat tengkuk Andhira meremang."Kenapa kau begitu jahat padaku, Andhira? Apa salahku padamu?" Aruna menarik kursi dan duduk di depan Andhira. Dia memang sengaja datang kemari untuk menemui wanita itu. Dia harus memastikan semua hal, agar tidak salah langkah ke depan."Jawab!" Aruna memukul meja sehingga membuat Andhira terlonjak kaget.Wanita itu menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan Aruna. Dia tidak boleh takut. Tibra sudah berjanji akan melindunginya dalam kisruh masalah ini."Kau tidak ada salah, Aruna. Hanya saja, aku menginginkan posisimu."Aruna menautkan alis mendengar ucapan Andhira. Dia menahan napas menunggu kelanjutan ucapan wanita itu."Aku menginginkan kehidupan sepertimu. Punya suami tampan, hidup bergelimang harta, kau juga tidak pernah kekurangan

Bab terbaru

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   [TAMAT] Penyesalan Mendalam

    "Ampun! Ampun! Maaf, Mas." Andhira memeluk lutut dan menyembunyikan kepalanya di sana. Rambut wanita itu kusut masai. Di lantai, ceceran rambutnya terserak banyak karena sering dijambak."Tolong! Tolooong … tolooooong … bantu aku, bantu aku." Andhira kembali berteriak kencang sambil menangis histeris. Tubuhnya bergetar hebat. "Jangan bunuh aku, kumohon. Biarkan aku dan anakku hidup dengan tenang. Kumohon." Andhira menghiba dengan wajah basah.Sepuluh menit kemudian, dia tertidur di lantai dalam posisi bersujud. Seperti biasa, setelah mengamuk dan berteriak histeris, Amdhira akan tertidur begitu saja karena kelelahan. Napasnya terdengar teratur. Tidak lagi menderu seperti tadi.Disini, Tibra mengepalkan tangan kencang. Hatinya perih melihat keadaan Andhira. Sejak kejadian pagi itu sebulan yang lalu, Andhira menjadi lebih pendiam. Wanita itu tidak banyak bicara. Dia bahkan semakin menjaga jarak dengan Tibra dan tidak berani membalas tatapannya setiap kali berbicara.Tepat seminggu setela

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Kebenaran Tentang Masa Lalu

    Tibra meremas selembar foto di tangannya. Lelaki itu menatap nyalang pada foto-foto lain yang berserakan. Disana terlihat foto dua orang yang sangat dia kenal. Andhira dan Devan sedang akad nikah. Keduanya juga tampak tersenyum lebar di pelaminan. Di foto lain, terlihat Devan dan Andhira sedang berfoto di ranjang rumah sakit sambil memeluk bayi mungil dengan papan nama bertuliskan nama Anna. Bukan hanya foto, tapi fotokopi kartu keluarga dan Juga fotokopi buku nikah melengkapi isi amplop coklat yang sampai ke mejanya pagi ini. "Lelucon apa ini?" Tibra tertawa kencang. Kepalanya hampir pecah mengetahui istri dan orang yang telah menghancurkan usahanya ternyata pernah menikah. Lelaki itu benar-benar meraa dipermainkan oleh kehidupan. Tibra langsung membereskan semua foto dan memasukkannya kembali ke dalam amplop besar. Setelah itu dia langsung meninggalkan outlet. Berkali-kali dia memukul kemudi dan membunyikan klakson selama perjalanan. Andai bisa, ingin rasanya dia melajukan kendara

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Dari Balik Jeruji Besi

    “Devan!”Lelaki yang sedang tiduran di kasur tipis sambil menumpukan kaki kanan di atas lutut kirinya itu mengangkat kepala sedikit saat mendengar petugas menyebut namanya.“Ada tamu,” ucap petugas sambil membuka kunci. Bunyi gemerincing rantai dan kunci beradu dengan sel memenuhi pendengaran, membuat beberapa tahanan menoleh dari balik sel mereka.Devan tersenyum tipis pada wajah-wajah penasaran itu. Jangankan mereka, diapun tidak sabar ingin tahu siapa tamu yang datang ini. Hampir dua tahun dia menjalani hukuman, tidak ada yang datang berkunjung. Itulah sebabnya saat mendengar Devan ada tamu, yang lain langsung antusias.“Siapa ya tamunya?”“Bukannya dia psikopat? Ada juga yang mau mengunjungi ternyata.”“Masa sih?”“Iya, makanya itu dia sendirian di dalam sel!”“Oh jadi itu alasannya dia seperti diistimewakan dengan hanya sendiri saja?”“Iya, katanya dulu awal-awal menjadi tahanan, habis rekan satu selnya. Entah dibagaimanakan, hampir saja teman-teman satu selnya mati perlahan. Unt

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Berbanding Terbalik

    “Baiklah, terima kasih pada pembicara kita yang sangat luar biasa. Sesi selanjutnya adalah penyerahan bantuan kepada teman-teman yang usahanya sedang kurang baik. Kepada teman-teman yang namanya disebutkan, harap naik ke atas panggung."Tibra meletakkan gelas minumannya. Sambil merapikan dasi, dia bergegas melangkah ke arah panggung. Beberapa teman yang usahanya juga kurang baik menepuk punggungnya. Mereka berjalan bersama.Hanya Tibra yang tidak didampingi istri. Andhira memilih menemani putri mereka daripada ikut ke sini. Acara itu disiarkan secara live di salah satu televisi swasta. Sehingga, dia bisa ikut mengikuti jalannya acara."Untuk menyerahkan secara simbolis bantuan ini, kami minta dengan hormat kepada Ibu Aruna sebagai sosok yang menginspirasi hari ini untuk memberikan amplop sebagai tanda sahnya teman-teman menerima bantuan. Semoga dengan diberikannya bantuan ini oleh Ibu Aruna, teman-teman sekalian bisa termotivasi untuk berinovasi sehingga usahanya bisa bangkit kembali.

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Bagai Kerumunan Lalat

    “Ah … maaf!” Tibra yang pikirannya sedang melayang kemana-mana tanpa sengaja menabrak seseorang saat akan mengambil gelas minuman.“Tidak apa-apa, tidak apa-apa.”Tibra menautkan alis saat mendengar suara yang sepertinya dia kenal. Dengan cepat, lelaki itu mengangkat kepala dan menoleh ke sumber suara.“Tibra.” Wira menarik napas panjang saat menyadari yang menabraknya barusan adalah mantan menantunya. Ada yang tercubit di dalam sana saat berjumpa lagi setelah sekian lama. Terakhir mereka bertemu di ruang persidangan perceraian saat dia mendampingi Aruna.Tibra menegakkan badan, dagunya sedikit terangkat dengan sebelah tangan masuk ke dalam kantong celana. Sejak dulu, dia dan mantan mertuanya itu tidak pernah dekat. Penolakan Wira padanya saat ingin menjadikan Aruna istri dulu masih membekas jelas dalam ingatan Tibra.“Apa kabar, Nak?” Adya tersenyum sambil mengelus tangan Tibra yang memegang gelas minuman. Hubungannya dengan Tibra memang lebih baik dibandingkan suaminya. Sepuluh tahu

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Tempat yang Sama

    “Sesi Sharing di pertemuan tahun ini kita mulai dari yang wajahnya sedang sangat wara-wiri di seluruh media, baik media cetak, radio maupun televisi. Seorang wanita yang sangat menginspirasi baik dari segi bisnis maupun perjalanan cintanya.”Ruangan itu ramai oleh suara tawa. Beberapa bahkan menutup mulut agar tidak tertawa terlalu kencang.“Beliau membangun usaha dari nol, hingga sekarang sudah sangat maju di usia yang masih terbilang muda. Beliau ini juga baru saja menikah beberapa bulan yang lalu dengan kategori pernikahan termewah tahun ini. Mari kita doakan bersama-sama agar segera dikaruniai keturunan. Aamiin.”“AAMIIN ….” Kompak, hampir semua peserta mengaminkan ucapan pembawa acara. Beberapa bahkan bersuit-suit membuat yang lain tertawa geli.“Untuk menghemat waktu, saya akan segera memanggil seseorang ini. Seseorang yang sangat menginspirasi terutama bagi para wanita. Seseorang yang merupakan gambaran Kartini masa kini. Gigih, mandiri, pekerja keras dan tidak gampang menyera

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Kemelut Suami-Istri

    Sementara di sini, Tibra menghampiri Andhira yang tertidur di ranjang Zafina. Lelaki itu menyentuh rambut Andhira pelan. Wajah yang dulu selalu terlihat cerah dengan riasan tipis, kini nampak kuyu dan lelah.“Mas.” Andhira terbangun merasakan sentuhan suaminya. Dia langsung membenarkan kuncir rambutnya yang hampir terlepas.“Uangnya sudah kubayarkan. Semoga saja semua sesuai perkiraan dokter dan proses operasi minggu depan berjalan lancar.” Tibra bersimpuh di samping Andhira. Lelaki itu merebahkan kepalanya di pangkuan istrinya.“Aamiin.” Andhira mengaminkan pelan. Sejujurnya, dia ingin menanyakan terkait proses pembagian harta tadi. Namun, dia tidak siap mendengar kabar tentang Aruna.Isaknya kembali terdengar saat pandangannya tertuju pada Zafina. Mata itu terlihat sembab dan bawahnya sedikit menghitam. Hilang sudah cahaya mata Andhira yang dulu terlihat tajam dan seksi yang sangat menggoda. Mata itu diselimuti kabut yang sangat pekat."Setidaknya, uang dari penjualan villa di Punca

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Detail yang Dijabarkan

    “Mas.” Seperti biasa, Aruna dan Tyo memang selalu menyempatkan untuk mengobrol apapun sebelum tidur. Tentang pekerjaan, rencana masa depan, kadang juga hanya sekedar omong kosong belaka.“Hmm.” Tyo yang sedang berbaring dan memperhatikan wajah Aruna berdehem.Aruna menoleh pada Tyo, belum sempat dia berbicara lelaki itu sudah menghadiahinya sebuah kecupan yang hangat. Aruna menepuk bahu Tyo pelan saat lelaki itu melepaskannya. Berada di dekat Tyo memang seumpama candu. Lelaki itu selalu menghujaninya dengan madu, hingga Aruna sering mabuk karena manisnya.“Aku ada rencana membangun rumah untuk Zahir dan Zafar. Villa yang rencananya untuk mereka, sudah sah dijual tadi siang.”Tyo diam tak menanggapi omongan Aruna. Dia sengaja tak menyela sampai Aruna menyelesaikan maksud ucapannya.“Nanti di sana, aku mau mereka mulai belajar usaha kecil-kecilan. Ya biar mereka merasa ada tanggung jawab dan agar mereka tahu bagaimana manisnya uang yang didapat dari jerih payah sendiri.”“Apa tidak ter

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Yang Dikembalikan

    "Bahkan sampai sejauh ini, hatimu masih sekeras batu, Mas." Aruna mengembuskan napas pelan melihat punggung Tibra semakin menjauh. Mantan suaminya itu bahkan merasa tidak perlu mengucapkan maaf pada Aruna. Satu kata yang sangat ditunggu Aruna, sebagai bentuk penghormatan kalau lelaki itu menghargai hubungan mereka dulu saat pernah berjuang bersama.Aruna masuk ke dalam mobil dan menyandarkan kepala ke kursi. Bertahun tak berkomunikasi membuat mereka kaku saat berjumpa. Memang lebih baik seperti ini. Aruna sengaja menjaga jarak dari Tibra dan Andhira.Baginya, jauh dari mereka merupakan salah satu bentuk untuk healing dan memperbaiki hati. Bukan karena belum move on, toh dia sudah mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik menurut versi dirinya kini. Namun, luka itu tetap membekas. Bagaimanapun, pengkhianatan akan selalu terasa menyakitkan.Memaafkan tapi tidak melupakan agar bisa mengambil pelajaran untuk ke depan, itulah prinsip yang dipegang oleh Aruna. Dia bukan malaikat. Dia manus

DMCA.com Protection Status