Share

Rencana

last update Last Updated: 2022-07-26 18:57:43

MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#8

POV Rani.

Aku mencharger ponsel yang sudah habis baterai . Sebab disepanjang perjalanan baterai ponsel tidak mendapat colokkan, sehingga saat baru sampai di kampung ini ponselku lowbate dan baru sempat menchargernya pagi ini.

"Rani .... " Paman mendekat saat aku duduk di kursi ruang tamu, sembari menatap layar ponsel.

"Iya, paman," sahutku. Kulirik di depan layar terpampang beberapa kali panggilan tak terjawab dari mas Mande melalui aplikasi hijau. Pun, banyak juga chat yang masuk beruntun dari keluarga itu. Tidak hanya Mas Mande saja, tapi juga Manisah dan ibu mertua.

Kuletakkan ponsel ke samping colokkan yang kabelnya bisa ditarik karena panjang.

"Rani, paman mau ngomong sesuatu," ujar paman.

"Mau ngomong apa, paman?" tanyaku.

"Mungkin kamu tidak tau, bapakmu banyak sekali berjasa di dalam hidup paman. Terlebih, saat kedua orang tua kami meninggal. Bapakmu lah yang membuat paman bisa bangkit dan memberi semangat agar paman tidak hancur karena kehilangan. Paman hampir frustasi, namun bapakmu selalu membuat paman semangat lagi," ujar Paman. Aku belum mengerti arah pembicaraannya.

"Lalu, paman?" tanyaku.

"Paman ingin merawat bapakmu, dan membalas semua jasanya diusia sejanya ini," lanjut paman.

"Tapi, paman. Bapakku pikun," ujarku sedikit ragu.

"Paman akan menyewa orang untuk membantu merawat bapakmu, sekarang kamu bisa merintis usaha menggunakan uang warisan dari bapakmu. Paman juga kasihan sama kamu, kamu mempunyai anak kecil yang harus kamu perhatikan. Fokuslah pada dirimu sekarang, paman akan menjaga bapakmu," ujar paman.

Semalam aku menceritakan permasalahan dengan mas Mande pada paman, kami berbicara panjang lebar hingga larut. Mungkin, paman merasa iba dengan kehidupanku selama membina rumah tangga yang tak pernah dibuat bahagia.

"Apa paman yakin, tapi .... "

"Sudah! Paman akan pastikan kalau bapakmu aman di sini. Kamu juga masih bisa kesini kan lain waktu," ujar paman.

"Lagian paman tidak punya siapa-siapa lagi di rumah ini, kamu tau sendirikan? Kalau paman tidak mempunyai istri. Alias bujang lapuk," ujar paman.

"Kenapa paman tidak menikah?" tanyaku.

"Semua ini soal jodoh, banyak yang menawarkan diri tapi paman tidak tertarik," ucap paman menerawang.

"Hari ini orang yang ingin membeli kebunmu akan datang. Beliau akan membayarnya dengan cek," ujar paman.

"Tapi aku tidak terima cek paman, aku ingin uangnya di transfer saja melalui mbanking," sahutku dengan tegas. Karena, cek sekarang bisa saja dipalsukan.

"Kalau begitu paman akan coba bicara dengan orang tersebut nanti di telepon," ujar paman dan aku mengangguk.

______________________________

Aku bertemu dengan calon pembeli, di dampingi oleh paman. Sesuai permintaanku ia menyanggupi untuk membayar via transfer. Sebab, diam-diam tanpa sepengetahuan mas Mande aku membuat mbanking dengan kartu ATM pribadiku. Mas Mande tidak pernah tau karena dia tak perduli apapun terhadapku.

Setelah berbincang lebih jauh dan berdiskusi akhirnya kami sama-sama deal. Namun, si pembeli tidak bisa mengirimkan melalui via mbanking sebab jumlah yang akan di transfer terlalu banyak. Akan tetapi, ia sudah menyuruh istrinya untuk membayar melalui bank secara langsung.

Kami menunggu hampir satu jam, tak lama kemudian muncul notif kalau saldoku bertambah lima ratus juta. Aku terperangah beberapa saat seakan tak mempercayai ini semua.

"Apa bisa di tanda tangani sekarang suratnya?" tanya si pembeli tersebut membuyarkan kebengonganku.

"I-iya." Sahutku dan langsung memberikan tanda tangan di surat jual beli yang sudah disiapkan oleh paman. Aku juga memberikan surat kebun kelapa yang diwariskan bapak kepada orang tersebut.

Akhirnya semuanya beres, rasa penasaran dan pertanyaanku selama ini sudah terjawab tuntas. Waktunya aku akan kembali ke kota dan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku dari mas Mande.

______________________________

"Paman, aku pamit!" ucapku sembari bersalaman, aku juga meninggalkan bapak di tanah kelahirannya. Karena, paman sangat memaksa agar bapak tinggal saja untuk menemaninya.

Sebelum itu aku bertanya lagi." Paman, apakah paman tidak merasa repot jika harus mengurus bapak?" tanyaku.

"Tidak! Kapan lagi paman bisa membalas jasanya kalau tidak sekarang," ujar Paman.

"Paman, aku percayakan semuanya pada paman. Rani dan Khalila pamit pulang ya, paman," ucapku sembari menitikkan air mata. Setelah lama merawat bapak ini pertama kalinya kami berpisah kembali.

"Pak, Rani akan sering mengunjungi bapak. Rani pamit ya, pak. Bapak jaga kesehatan dan jangan merepotkan paman," ucapku sembari memeluk bapak. Kulihat bapak juga menangis, meskipun ia tak mengerti apa yang sedang ia tangiskan.

[Kemana kamu, Rani? Kenapa kamu tidak ada di rumah bapakmu?] Hari ini pun aku masih mendapatkan pertanyaan yang sama dari mas Mande. Apa mereka tidak bosan, meskipun telepon dan pesan mereka sudah kuabaikan.

Aku tergelitik, tangan ini tergerak untuk membalas.

[Untuk apalagi kamu mencariku? Bukannya kamu sendiri yang sudah mengusir aku dan anakmu dari rumah yang sudah kita bangun bersama. Apalagi urusanmu denganku, sehingga kamu mencariku sampai ke kampung halamanku?!] tanyaku penuh penekanan.

[Aku masih suamimu, dan aku berhak atas anakku,] balasnya membuat aku tersenyum miring dan menghela nafas sesak.

[Suami macam apa yang tega mengusir anak dan istrinya dari rumah,] cercaku.

[Itu karena kebo-dohanmu sendiri,] balasnya membuatku geram.

[Jika aku istri yang bo-doh, lantas untuk apa lagi kamu mencariku? Dan, kamu tidak perlu tahu aku sedang berada di mana sekarang.]

[Apa kamu membawa surat-surat penting bersamamu?] tanyanya.

[Memangnya kenapa kalau aku membawanya? Bukannya kamu sudah mendapatkan rumah, dan aku yang mendapatkan suratnya. Bukankah kita impas!] 

[Kamu licik, Rani!] Balasnya.

[Kamu yang licik, Mas. Kamu selalu menindasku, meremehkanku. Sekarang, kamu baru tau kan, siapa aku?] tanyaku.

[Apa kamu sudah lelah mencariku, mas? Cari saja terus, kalau kamu menemukanku pasti aku sudah dalam keadaan berbeda.]

[Kamu itu gak punya apa-apa untuk dibanggakan? Jadi, jangan bermimpi untuk melawanku. Aku punya uang yang bisa membeli harga dirimu.] cih! Aku berdecih membaca kesombongannya.

____________________________________

Setelah melewati perjalanan yang panjang akhirnya aku sampai ke rumah bapak. Sebab, surat rumah dan surat-surat yang lain masih kutinggal di sini, karena aku tak bisa membawanya saat pergi ke kampung tanah kelahiran bapak. Takut hilang.

Baru saja aku sampai Bu Titin langsung mengejarku.

"Ya Allah, Neng Rani. Untung saja kamu baru pulang sekarang," ujar Bu Titin menyambangiku.

"Memangnya ada apa, Bu Titin?" tanyaku sembari memutar anak kunci di lubang pintu.

"Itu lo, mertua dan suamimu ngamuk nyariin kamu," tutur Bu Titin.

"Hampir aja mereka dobrak pintu rumah bapakmu, untuk dicekal oleh para warga dan pak RT. Kalau tidak pintu rumah kalian bisa hancur."

"Ha? Separah itu, Bu?" tanyaku.

"Iya, Neng."

"Tapi syukurlah, mereka nggak masuk ke dalam. Makasih banyak ya, Bu Titin," ucapku mengelus dada lega.

"Sama-sama Neng," sahutnya.

__________________________

Aku mengamati kembali surat perjanjian yang kubuat dengan mas Mande. Kalau tidak salah seingatku, aku mempunyai satu lagi kertas kosong dengan materai sepuluh ribu yang juga sudah di tanda tangani mas Mande. Aku harap kertas itu terbawa bersama surat rumah dan surat perjanjian.

Kubuka lembaran kertas itu, dan ternyata memang ada ditumpukkan paling akhir. Aku sengaja mempersiapkan semua ini untuk berjaga-jaga saja, dan ... Kali ini aku akan membuat sesuatu yang lebih mengejutkan.

"Tunggu mas, akan kupindahkan hak kuasa rumah dan semua aset milik kita menjadi namaku." Aku tersenyum getir kala membayangkannya.

Related chapters

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Melawan mertua

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#9POV Author."Mande, apa kamu sudah mendapat kabar tentang Rani?" tanya Juleha sembari duduk menyilangkan kakinya."Boro-boro Bu, pesanku saja dibalasnya dengan angkuh. Kayaknya dia sedang nantangin kita," sahut Mande menggenggam kedua tangannya."Heh! Kalau sampai kita menemukannya akan ibu tampar wajahnya. Geram sekali ibu denga wanita itu, sudah miskin tidak sadar diri!" cetus ibu dengan ekspresi jengkel."Kalau gitu aku mau ke toko, dulu," ujar Mande.Mande nekat membawa mobilnya pergi, kendati ia tau kalau BPKB dan STNK sedang tak berada di tangannya. Ia lelah jika harus memesan taksi atau ojek online, langkahnya kurang leluasa jika ia tak menyetir sendiri.Sesampainya di lampu merah Mande dicegat oleh dua polisi, karena sedang ada razia SIM. Beruntungnya SIM Mande ia sisipkan ke dalam dompet sehingga tak terbawa oleh Rani. Akan tetapi tentu saja tak sampai di situ, polisi juga meminta STNK punya Mande.Mande gugup, ia tak bisa memberikan

    Last Updated : 2022-07-26
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab10

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#10POV Rani.“Dasar miskin!” Heh! Aku tersenyum getir saat kata-kata itu terlontar dari mulut mertua. Rasanya sudah kebal dengan hinaan seperti itu.“Aku memang miskin, tapi setidaknya aku masih mempunyai rasa malu dan harga diri. Tidak seperti kalian, yang sudah putus urat malu!” tekanku membalas pandangan mertua dengan tatapan elang.“Heh! Garang juga ternyata kamu, siapa yang akan melindungimu sehingga kamu seberani, ini?!” tanya mertua semakin sangar.“Hukum!” sahutku dengan lantang.Mertua terkesiap, memangnya dia pikir aku mau mengalah seperti dulu. Tidak, akan! Apalagi semua surat aku yang pegang. Untuk apa takut dengan mereka, aku bisa saja mengusir mereka dari rumah itu jika mau. Tapi, aku ingin menyelesaikan misi terlebih dahulu.“Jangan songong!” tunjuknya membulatkan mata.“Siapa yang songong? Sebenarnya aku tidak punya waktu untuk meladeni kalian,” ujarku.“Kamu tidak akan bisa pergi sebelum kamu menyerahkan surat-surat penting itu

    Last Updated : 2022-07-28
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab11

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#11POV Author.Mande mencurigai surat kuitansi yang ia tanda tangani, apalagi dia tidak boleh membaca apa isi dari kuitansi tersebut. Jika, itu adalah kuitansi yang harus ia lunasi dan menebus mobilnya dengan uang, lalu kenapa ia tidak membayar sepeserpun dan dibolehkan pulang begitu saja membawa mobilnya.Pikiran Mande menjadi mumet, akan tetapi di sisi lain ia merasa lega karena ia bisa mengambil mobilnya kembali. Pun, setelah ini ia tak bisa membawanya secara leluasa seperti sebelumnya.Mande menghempaskan bokongnya ke atas sofa sesaat sampai di rumah. Ia menghembuskan nafas berat penuh dengan beban pikiran. Juleha yang melihat Mande pulang dengan membawa mobil pun mengambangkan senyumnya.“Kamu berhasil merebut surat-surat penting itu dari tangan Rani?” tanya Juleha antusias duduk di samping Mande. Ia begitu bersemangat.Mande menggeleng. “Tidak Bu, bahkan aku tidak membayar satu rupiah pun saat mengambil mobil ini,” ujar Mande melirik ibun

    Last Updated : 2022-07-30
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab12

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#12[Rani, kamu yang telah menjual mobilku?!] tanya Mande penuh emosi.[Yaps ... Benar! Karena aku merasa dalam mobil itu juga ada Hakku dan juga Khalila,] balas Rani sembari mengukir senyum.[Kurang ajar kamu, Rani! Mobil ini bukan atas namamu, kamu bisa kutuntut!] Mande mengancam.[Kamu tidak bisa menuntut, Mas. Kamu sendiri yang bertanda tangan pada surat kuitansi, kalau mobil itu sudah dijual kepadaku, dan aku sudah menjualnya kepada rentiner,] balas Rani membuat Mande terkejut.[Kamu jangan mengarang cerita palsu, perempuan lak-nat!] cerca Mande.Kemudian Rani mengirim sebuah foto, surat kuitansi yang sempat ia jepret sebelum ia menjualnya. Agar menjadi bukti kuat bahwa Mande sudah menanda tanganinya. [Aku punya buktinya, dan kamu menanda tanganinya secara sadar,] balas Rani mengirimkan foto tersebut.[Kurang ajar! Pasti kamu memalsukan tanda tanganku.] Mande emosi, tatkala merasa Rani sedang bermain-main dengannya.[Tanda tanganmu itu asl

    Last Updated : 2022-07-31
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab13

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YABG PIKUN#13POV Rani.“Baiklah mas, kamu sudah mentalakku. Akan ku-screnshoot percakapan ini sebelum kamu hapus, dan akan kujadikan bukti kalau kamu sudah sah menjatuhi aku talak satu.” Aku bergumam, sembari membereskan barang-barang. Aku pindah ke kontrakkan baru yang lumayan jauh dari rumah kami, kuharap Mande dan keluarganya tidak menemukan tempat tinggalku yang sekarang.[Pindah kemana lagi, kamu?] Mas Mande bertanya, padaku setelah beberapa jam kuabaikan pesannya. Benar dugaanku, pasti mereka akan kembali. Tindakanku tidak salah memilih pindah dari kontrakkan itu.Bukan aku tidak mampu menyewa hotel yang mewah. Tapi, belum saatnya mereka tercengang mengetahui fakta bahwa sebenarnya aku sudah mempunyai uang yang banyak hasil dari penjualan kebun warisan dan uang tabungan simpanan bapak yang juga ia wariskan padaku.Ah ... Mengingat bapak tiba-tiba saja aku menjadi rindu. Sudah beberapa hari aku tidak menanyai kabarnya.Aku duduk untuk berehat sebent

    Last Updated : 2022-08-02
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab14

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#14POv Author.“Ah! Kemana lagi si Rani.” Mande kembali, tak berhasil mengejar kekasihnya ia pun berniat ingin mencari Rani. Tapi sayangnya Rani sudah terlepas.Mande pulang dalam keadaan kesal, kesempatan yang seharusnya bisa ia gunakan kini hilang dalam sekelip mata.“Ada apa Mande? Kenapa kamu terlihat kesal begitu?” tanya Juleha saat Mande sampai di rumah.“Tadi aku bertemu Rani, tapi sayangnya aku melepaskannya begitu saja,” ujar Mande Salma terdongak, yang tadinya ia fokus pada ponsel kini ia beralih menatap Mande.“Aku juga bertemu dengannya tadi siang,” sahut Salma.“Terus, kenapa tidak kalian tangkap. Kalian ini bagaimana, sih!” Juleha berdecak, mendengar cerita dari kedua anaknya.“Dia udah gak seperti dulu, Bu. Sekarang dia berani melawan dan bahkan berani mengatakan kalau mas Mande sebentar lagi akan bangkrut,” ujar Salma.“Dia bilang begitu, padamu? Kurang ajar sekali mulutnya,” rutuk Juleha.“Iya. Dia bilang kita juga hanya menum

    Last Updated : 2022-08-05
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab15

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#15Rani menatap wajah barunya di kaca, ia berputar-putar seakan tak percaya melihat bayangan yang ada di dalam cermin adalah dirinya. Penampilan baru Rani hampir tidak bisa dikenali saking suksesnya membuat mata yang melihat melongo dan ternganga. Rani begitu cantik setelah di dandani seperti ini, dan tentunya terlihat lima tahun lebih muda dari usianya.Waktunya Rani membungkam hinaan keluarga Mande dengan perubahannya ini. Rani yang kucel, dekil, jelek dan norak sudah menghilang dari muka bumi ini. Digantikan oleh Rani baru yang mempunyai penampilan lebih modern dan modis. Bahkan, Rani jauh lebih cantik daripada perempuan yang digandeng Mande tempo lalu di taman.Lingkaran hitam yang menghiasi mata pandanya pun menghilang, bibir pucat sedikit hitam kini sudah dilapisi oleh lipstik merah muda yang glossy. Benar-benar sempurna perubahan Rani, tak sia-sia ia merogoh kocek hingga belasan juta demi perawatan ini.“Mande, apa rumah ini sudah punya

    Last Updated : 2022-08-07
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab16

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#16“Anda jangan macam-macam dengan saya! Saya bisa melacak di mana keberadaan Anda.” Mande memberi ancaman kosong membuat Hamsar ingin tergelak.“Bukankah Anda sendiri yang bilang kalau harga rumah itu hanya sebesar lima ratus juta, kenapa anda harus berbohong pada Bu Rani. Sementara saya dan beliau sudah menanda tangani surat jual beli dan sertifikat rumah kalian sudah berpindah hak kuasa menjadi milik saya. Apa anda bisa mempertahankan rumah itu sementara anda tidak mempunyai sertifikat rumah itu lagi,” ujar Hamsar.“Jika pun anda tidak terima, kenapa anda menjual rumah itu dengan memajang nomor istri anda. Berarti anda sudah menyanggupi dong, apapun keputusan yang dibuat oleh istri anda,” lanjut Hamsar.Mande panik, jangan sampai rumah ini jatuh ke tangan orang lain.“Lebih baik saya buang saja kunci rumahnya daripada saya harus menerima uang sekecil itu,” ujar Mande.“Dan saya akan mengganti lubang kuncinya dengan yang lain, saya bisa melak

    Last Updated : 2022-08-08

Latest chapter

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Tamat

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YABG PIKUN#31Rani dengan berat meninggalkan area pemakaman, saat mereka ingin beranjak pergi dokter Ridwan pun datang."Nyonya Rani, saya baru tahu kalau pak Hamdar mening ...." ucapannya terjeda saat melihat mata Rani yang sembab dan merah."Ehm ... Maaf, saya datang di waktu yang tidak tepat," ujar dokter Ridwan."Tidak papa, Dok," sahut Khalila."Tapi, kami sudah mau pulang," lanjutnya."Silahkan, saya akan menyusul nanti." Dokter Ridwan kemudian mendekat pada kuburan pak Hamdar, ia berjongkok sembari menengadahkan kedua tangannya. Memanjatkan doa-doa dan surat-surat Al-Qur'an, terakhir ia membaca surat Yasin dan menabur bunga.Sementara Hamsar menyarankan agar mereka menunggu dokter Ridwan di gerbang utama, tidak enak saja meninggalkan orang yang datang untuk melayat keluarganya. Apalagi, orang tersebut sudah akrap dengan keluarganya."Eh, kalian masih di sini?" tanya dokter Ridwan saat ia keluar dari gerbang pemakaman umum tersebut."Pulangnya baren

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab30

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#30Setelah beberapa hari tidur di tempat yang kurang layak, hari ini Mande memutuskan untuk pindah ke hotel yang lebih mewah dan nyaman. Ia juga makan di restoran yang mahal dan tentunya memakan pesanan yang ia pesan hingga tandas tak bersisa.Malam itu Mande dikagetkan dengan kedatangan dua orang polisi ke restoran tersebut, sembari menodongkan senjata api dan menyuruh Mande mengangkat kedua tangannya. Peluh jagung mulai bercucuran dan Mande menjadi tegang."Angkat tangan! anda kami tahan." Salah satu dari polisi tersebut mengancam.Mande pun tak bisa berbuat apa-apa, ia terpaksa manut agar tak di tembak oleh polisi tersebut. Percuma saja ia kabur, yang ada ia akan di dor saat mencoba berlari."Salah saya apa ya, pak?" tanya Mande berpura-pura tidak tahu."Anda kami tangkap atas tindakan pencurian di rumah, nyonya Rani," ujar polisi tersebut dan salah satu dari mereka memborgol tangan Mande."S-saya tidak mencuri, pak," ucap Mande masih mengel

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab29

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#29 "Heh! Bercanda lagi." Khalila mengangkat satu bibirnya dan menghembuskan nafas kasar. "Apa udah gak punya cara lain, sehingga harus berpura-pura pingsan. Atau ... Emang sengaja mau cari simpati. Bangun, aku enggak akan luluh dengan sandiwara receh seperti ini." Khalila berbalik dan mengguncang tubuh Mande. Namun Mande tak bergerak, tubuhnya begitu lemas. Selain ia menahan sakit, ia juga tidak sempat makan dari pagi. Apalagi, dia juga kelelahan karena berlari kesana-kemari beberapa hari ini. "Enggak bangun, Bun. Apa dia meninggal?" Khalila melirik pada bundanya. Rani yang mendengar ucapan Khalila tersentak dan takut. "Biar kakek periksa," ujar Hamsar mendekat. "Dia pingsan," ucap Hamsar. "Terus gimana dong, kek?" tanya Khalila. "Kita panggil dokter Ridwan saja," usul Hamsar. Khalila dan Rani mengangguk, Lila pun segera mengambil ponsel dan menekan nomor dokter Ridwan, dokter langganan mereka yang biasa di panggil ke rumah. Sekian pu

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab28

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#28Khalila menyuruh beberapa orang untuk menebar brosur, poster Mande pun sudah terpampang di berbagai jalan. Banyak tiang-tiang yang bertempelkan wajah Mande dengan caption yang sama. Sontak, para pejalan kaki dan pengendara roda dua langsung tergiur dengan hadiah yang dicantumkan oleh Khalila. Di jaman yang serba mahal ini, uang lima juta sangat banyak bagi kaum menengah ke bawah.Ya, mulai hari ini hidup Mande diawali dengan ketidak nyamanan. Tadi pagi saja saat ia membeli sarapan di warung terdekat banyak orang menatapnya dengan tatapan sinis dan aneh, ada juga yang mengikuti ia hingga sampai ke depan gang. Untungnya Mande segera berlari sekencang mungkin untuk menghindar, takut saja jika orang-orang tersebut berniat jahat atau mungkin pencuri organ tubuh. Siapa tau, kan?Nafas Mande dibuat ngos-ngosan karena berlari sekuat yang ia bisa. Tenaganya terkuras dan tenggorokan kering sebab kekurangan dahaga. Mande mengambil botol air mineral lal

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab27

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#27Badan Mande serasa mau patah gara-gara digempur oleh Khalila dan Rani. Kalau Hamsar sih, tidak seberapa, yang sakit itu pukulan sapu dari Rani. Rasanya pedas dan perih.Dan ternyata membawa Khalila tidak semudah yang ia bayangkan. Ia pikir ia bisa membawa Khalila dengan gampang, sebab hanya Khalila lah penyelamat satu-satunya bagi Mande. Dikarenakan Mande memiliki banyak hutang keliling pinggang pada rentiner sehingga ia kebingungan saat ingin membayarnya. Belum lagi ia dikejar-kejar kesana-kemari bahkan beberapa kalian digebuki karena tidak bisa membayar.Pun, seorang pengusaha kaya-raya yang sudah berumur, dan lebih tepatnya bisa disebut lelaki hidung belang menawarinya uang yang banyak asalkan ia bisa memberikan gadis yang masih perawan untuk dinikahi secara siri. Sementara ia hanya mempunyai satu putri yaitu Khalila."Huh! Kurang ajar! Pukulan Rani kencang juga," decak Mande saat ingin meninggalkan halaman rumah tersebut.Sementara Rani

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab26

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#26"Hai, Rani!" Mande menyapa Rani dengan senyumnya, diangkatnya tangan sembari melambai pada Rani.Saat itu juga Rani seperti menyaksikan kilatan petir yang bersambaran. Ia merosot ke bawah seakan tak percaya kalau hari ini ia bertemu lagi dengan mantan suaminya."Siapa, Bun?" tanya Khalila, airmata Rani seketika jatuh."Bukan siapa-siapa," sahut Rani."Khalila!" Mande malah sengaja memanggil untuk memancing Khalila keluar."Iya." Khalila mendekat, berjalan menuju arah Rani yang kini mulai tersungkur ke bawah."Anda siapa?" tanya Khalila, ia memang sudah lupa bagaimana sosok dan rupa ayahnya. Sebab, saat sang Bunda memutuskan untuk pindah ia masih kecil dan baru berumur tiga tahun saat itu."Aku adalah .... ""Dia hanya salah alamat." Rani memotong ucapan Mande."Kalau begitu silahkan pergi, mungkin anda salah alamat," ujar Rani mengusir Mande."Tunggu dulu! Tapi, dia tau namaku, Bun," sergah Khalila penasaran."Mungkin kamu yang salah dengar,

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab25

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#24"Sebentar, Bun. Lila cas dulu," ujar Khalila mengambil charger. Beberapa menit kemudian ia menghidupkan kembali ponselnya."Tadi Bu Manisah ingin ngomong sama Bunda. Please, Bunda izinin Khalila untuk kuliah di Jakarta," pinta Khalila memohon.Kemudian Khalila menelpon Vidio dosen tersebut. Rani dengan gugup mengambil ponsel itu dari Khalila, lalu bertatapan wajah dari layar ponsel dengan Manisah dosen dari universitas tempat Khalila ingin berkuliah.Manisah cantik, mempunyai rambut pirang dengan penampilan modis. Ia seperti terlihat baru berumur dua puluh tujuh tahunan. Huh! Rani mengelus dada lega ternyata Manisah yang menjadi dosen di universitas itu bukanlah Manisah mantan iparnya. Karena jelas terlihat dari perbedaan umur dan bentuk wajah serta rupa yang tak sama. Meskipun sudah lima belas tahun lamanya tidak mungkin Manisah berubah menjadi semakin muda.Mereka berbincang panjang lebar, Manisah meyakinkan kalau ia akan bertanggung jawab

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab24

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#24“Sebentar, Bun. Lila cas dulu,” ujar Khalila mengambil charger. Beberapa menit kemudian ia menghidupkan kembali ponselnya.“Tadi Bu Manisah ingin ngomong sama Bunda. Please, Bunda izinin Khalila untuk kuliah di Jakarta,” pinta Khalila memohon.Kemudian Khalila menelpon Vidio dosen tersebut. Rani dengan gugup mengambil ponsel itu dari Khalila, lalu bertatapan wajah dari layar ponsel dengan Manisah dosen dari universitas tempat Khalila ingin berkuliah.Manisah cantik, mempunyai rambut pirang dengan penampilan modis. Ia seperti terlihat baru berumur dua puluh tujuh tahunan. Huh! Rani mengelus dada lega ternyata Manisah yang menjadi dosen di universitas itu bukanlah Manisah mantan iparnya. Karena jelas terlihat dari perbedaan umur dan bentuk wajah serta rupa yang tak sama. Meskipun sudah lima belas tahun lamanya tidak mungkin Manisah berubah menjadi semakin muda.Mereka berbincang panjang lebar, Manisah meyakinkan kalau ia akan bertanggung jawab

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab23

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#23“Ibu! Jangan pergi!” teriak Mande saat melihat Juleha melangkah kesal dengan wajahnya yang memberut dan bibir mengerucut sempurna.Juleha tak mengindahkan teriakkan putra sulungnya itu, ia tidak perduli sekarang apapun yang akan terjadi pada Mande. Sementara ia saja harus tetap memikirkan bagaimana menjalani kehidupan dan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan.“Heh!” Juleha melempar tasnya ke sembarangan, ia menghempaskan bokongnya pada kursi kayu yang ada di kontrakkan itu. Kesal, karena Mande tidak mau membagi sedikit uangnya untuk mereka.“Dasar anak pelit! Anak durhaka! Semoga saja menderita di dalam sel sana!” Umpat Juleha melontarkan sumpah serapah.“Apa sih, Bu, datang-datang marah-marah gak jelas?” tanya Manisah.“Ibu sekarang pusing! Gimana caranya kita bisa menyambung hidup tanpa pegangan uang. Sementara Mande tidak mau membagi uang tabungannya pada kita,” sungut Juleha sembari memegangi kepalanya yang jenong.“Terus gimana don

DMCA.com Protection Status