Share

Bab10

last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-28 17:21:04

MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#10

POV Rani.

“Dasar miskin!” Heh! Aku tersenyum getir saat kata-kata itu terlontar dari mulut mertua. Rasanya sudah kebal dengan hinaan seperti itu.

“Aku memang miskin, tapi setidaknya aku masih mempunyai rasa malu dan harga diri. Tidak seperti kalian, yang sudah putus urat malu!” tekanku membalas pandangan mertua dengan tatapan elang.

“Heh! Garang juga ternyata kamu, siapa yang akan melindungimu sehingga kamu seberani, ini?!” tanya mertua semakin sangar.

“Hukum!” sahutku dengan lantang.

Mertua terkesiap, memangnya dia pikir aku mau mengalah seperti dulu. Tidak, akan! Apalagi semua surat aku yang pegang. Untuk apa takut dengan mereka, aku bisa saja mengusir mereka dari rumah itu jika mau. Tapi, aku ingin menyelesaikan misi terlebih dahulu.

“Jangan songong!” tunjuknya membulatkan mata.

“Siapa yang songong? Sebenarnya aku tidak punya waktu untuk meladeni kalian,” ujarku.

“Kamu tidak akan bisa pergi sebelum kamu menyerahkan surat-surat penting itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab11

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#11POV Author.Mande mencurigai surat kuitansi yang ia tanda tangani, apalagi dia tidak boleh membaca apa isi dari kuitansi tersebut. Jika, itu adalah kuitansi yang harus ia lunasi dan menebus mobilnya dengan uang, lalu kenapa ia tidak membayar sepeserpun dan dibolehkan pulang begitu saja membawa mobilnya.Pikiran Mande menjadi mumet, akan tetapi di sisi lain ia merasa lega karena ia bisa mengambil mobilnya kembali. Pun, setelah ini ia tak bisa membawanya secara leluasa seperti sebelumnya.Mande menghempaskan bokongnya ke atas sofa sesaat sampai di rumah. Ia menghembuskan nafas berat penuh dengan beban pikiran. Juleha yang melihat Mande pulang dengan membawa mobil pun mengambangkan senyumnya.“Kamu berhasil merebut surat-surat penting itu dari tangan Rani?” tanya Juleha antusias duduk di samping Mande. Ia begitu bersemangat.Mande menggeleng. “Tidak Bu, bahkan aku tidak membayar satu rupiah pun saat mengambil mobil ini,” ujar Mande melirik ibun

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab12

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#12[Rani, kamu yang telah menjual mobilku?!] tanya Mande penuh emosi.[Yaps ... Benar! Karena aku merasa dalam mobil itu juga ada Hakku dan juga Khalila,] balas Rani sembari mengukir senyum.[Kurang ajar kamu, Rani! Mobil ini bukan atas namamu, kamu bisa kutuntut!] Mande mengancam.[Kamu tidak bisa menuntut, Mas. Kamu sendiri yang bertanda tangan pada surat kuitansi, kalau mobil itu sudah dijual kepadaku, dan aku sudah menjualnya kepada rentiner,] balas Rani membuat Mande terkejut.[Kamu jangan mengarang cerita palsu, perempuan lak-nat!] cerca Mande.Kemudian Rani mengirim sebuah foto, surat kuitansi yang sempat ia jepret sebelum ia menjualnya. Agar menjadi bukti kuat bahwa Mande sudah menanda tanganinya. [Aku punya buktinya, dan kamu menanda tanganinya secara sadar,] balas Rani mengirimkan foto tersebut.[Kurang ajar! Pasti kamu memalsukan tanda tanganku.] Mande emosi, tatkala merasa Rani sedang bermain-main dengannya.[Tanda tanganmu itu asl

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab13

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YABG PIKUN#13POV Rani.“Baiklah mas, kamu sudah mentalakku. Akan ku-screnshoot percakapan ini sebelum kamu hapus, dan akan kujadikan bukti kalau kamu sudah sah menjatuhi aku talak satu.” Aku bergumam, sembari membereskan barang-barang. Aku pindah ke kontrakkan baru yang lumayan jauh dari rumah kami, kuharap Mande dan keluarganya tidak menemukan tempat tinggalku yang sekarang.[Pindah kemana lagi, kamu?] Mas Mande bertanya, padaku setelah beberapa jam kuabaikan pesannya. Benar dugaanku, pasti mereka akan kembali. Tindakanku tidak salah memilih pindah dari kontrakkan itu.Bukan aku tidak mampu menyewa hotel yang mewah. Tapi, belum saatnya mereka tercengang mengetahui fakta bahwa sebenarnya aku sudah mempunyai uang yang banyak hasil dari penjualan kebun warisan dan uang tabungan simpanan bapak yang juga ia wariskan padaku.Ah ... Mengingat bapak tiba-tiba saja aku menjadi rindu. Sudah beberapa hari aku tidak menanyai kabarnya.Aku duduk untuk berehat sebent

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab14

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#14POv Author.“Ah! Kemana lagi si Rani.” Mande kembali, tak berhasil mengejar kekasihnya ia pun berniat ingin mencari Rani. Tapi sayangnya Rani sudah terlepas.Mande pulang dalam keadaan kesal, kesempatan yang seharusnya bisa ia gunakan kini hilang dalam sekelip mata.“Ada apa Mande? Kenapa kamu terlihat kesal begitu?” tanya Juleha saat Mande sampai di rumah.“Tadi aku bertemu Rani, tapi sayangnya aku melepaskannya begitu saja,” ujar Mande Salma terdongak, yang tadinya ia fokus pada ponsel kini ia beralih menatap Mande.“Aku juga bertemu dengannya tadi siang,” sahut Salma.“Terus, kenapa tidak kalian tangkap. Kalian ini bagaimana, sih!” Juleha berdecak, mendengar cerita dari kedua anaknya.“Dia udah gak seperti dulu, Bu. Sekarang dia berani melawan dan bahkan berani mengatakan kalau mas Mande sebentar lagi akan bangkrut,” ujar Salma.“Dia bilang begitu, padamu? Kurang ajar sekali mulutnya,” rutuk Juleha.“Iya. Dia bilang kita juga hanya menum

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab15

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#15Rani menatap wajah barunya di kaca, ia berputar-putar seakan tak percaya melihat bayangan yang ada di dalam cermin adalah dirinya. Penampilan baru Rani hampir tidak bisa dikenali saking suksesnya membuat mata yang melihat melongo dan ternganga. Rani begitu cantik setelah di dandani seperti ini, dan tentunya terlihat lima tahun lebih muda dari usianya.Waktunya Rani membungkam hinaan keluarga Mande dengan perubahannya ini. Rani yang kucel, dekil, jelek dan norak sudah menghilang dari muka bumi ini. Digantikan oleh Rani baru yang mempunyai penampilan lebih modern dan modis. Bahkan, Rani jauh lebih cantik daripada perempuan yang digandeng Mande tempo lalu di taman.Lingkaran hitam yang menghiasi mata pandanya pun menghilang, bibir pucat sedikit hitam kini sudah dilapisi oleh lipstik merah muda yang glossy. Benar-benar sempurna perubahan Rani, tak sia-sia ia merogoh kocek hingga belasan juta demi perawatan ini.“Mande, apa rumah ini sudah punya

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab16

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#16“Anda jangan macam-macam dengan saya! Saya bisa melacak di mana keberadaan Anda.” Mande memberi ancaman kosong membuat Hamsar ingin tergelak.“Bukankah Anda sendiri yang bilang kalau harga rumah itu hanya sebesar lima ratus juta, kenapa anda harus berbohong pada Bu Rani. Sementara saya dan beliau sudah menanda tangani surat jual beli dan sertifikat rumah kalian sudah berpindah hak kuasa menjadi milik saya. Apa anda bisa mempertahankan rumah itu sementara anda tidak mempunyai sertifikat rumah itu lagi,” ujar Hamsar.“Jika pun anda tidak terima, kenapa anda menjual rumah itu dengan memajang nomor istri anda. Berarti anda sudah menyanggupi dong, apapun keputusan yang dibuat oleh istri anda,” lanjut Hamsar.Mande panik, jangan sampai rumah ini jatuh ke tangan orang lain.“Lebih baik saya buang saja kunci rumahnya daripada saya harus menerima uang sekecil itu,” ujar Mande.“Dan saya akan mengganti lubang kuncinya dengan yang lain, saya bisa melak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab17

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#17“Kita harus mencari tau tentang orang ini, siapa dia sebenarnya?” Juleha menendang pintu saat hendak keluar.“Tendang saja! Kalau ada barang yang rusak jangan lupa ganti rugi,” ujar Hamsar sesantai mungkin.“Heh! Sombong!” Kejudesan Juleha tak luntur, meskipun berkali-kali mengalami keapesan.“Cepat!” Dua bodyguard yang dibawa Hamsar memaksa mereka, karena dari tadi mereka selalu bertele-tele melangkahkan kaki keluar dari rumah ini.“Gak usah maksa, kita bisa sendiri!” Juleha menyentak tubuhnya, terpaksa pergi meski hati masih dongkol.“Jadi kita akan tinggal di toko untuk sementara waktu ini?” tanya Juleha pada Mande.“Tentu, memang kita punya tempat lain? Kalau di hotel pasti mahal,” sahut Mande.“Buruanlah! Tunggu apalagi? Toh, di toko juga ada kamar mandi sama kamar tidurnya di atas, kan?” Manisah mendesak, capek jika harus berlama-lama di luar. Ia ingin rebahan dan tenang.Mande dan keluarganya bergegas menuju toko, tadi pagi ia sempat

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab18

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#18“Apa, paman?” Juleha syok mendengar sapaan Rani pada Hamsar.“Kalian berdua bersekongkol untuk menipu kami?” Juleha tersentak seketika.“Tepat sekali! Apa kalian terkejut?” Hamsar mengiyakan.“Bukannya kamu itu sebatang kara selain mempunyai bapakmu yang pikun ini, kamu tidak punya siapa-siapa lagi. Apa selama ini kamu hanya berpura-pura tidak mempunyai keluarga atau saudara, ha? Dan sekarang kamu memanfaatkan keadaan untuk mempermainkan, kami?!” Amarah di dalam dada Juleha memburu, saat mengetahui kalau Hamsar adalah paman dari Rani.“Orang-orang licik seperti kalian tidak bisa dibiarkan berkembang biak, adakalanya kami membalas dengan hal yang sama supaya kalian jera,” ujar Hamsar membela.“Begitu rupanya, kalian sengaja merencanakan hal ini ingin membuat kami hancur?” tanya Juleha.Rani tersenyum getir, menatap Juleha yang tengah dikuasai oleh emosi. Apa yang bisa mereka lakukan sekarang, surat cerai pun sudah Rani layangkan pada pengadil

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10

Bab terbaru

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Tamat

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YABG PIKUN#31Rani dengan berat meninggalkan area pemakaman, saat mereka ingin beranjak pergi dokter Ridwan pun datang."Nyonya Rani, saya baru tahu kalau pak Hamdar mening ...." ucapannya terjeda saat melihat mata Rani yang sembab dan merah."Ehm ... Maaf, saya datang di waktu yang tidak tepat," ujar dokter Ridwan."Tidak papa, Dok," sahut Khalila."Tapi, kami sudah mau pulang," lanjutnya."Silahkan, saya akan menyusul nanti." Dokter Ridwan kemudian mendekat pada kuburan pak Hamdar, ia berjongkok sembari menengadahkan kedua tangannya. Memanjatkan doa-doa dan surat-surat Al-Qur'an, terakhir ia membaca surat Yasin dan menabur bunga.Sementara Hamsar menyarankan agar mereka menunggu dokter Ridwan di gerbang utama, tidak enak saja meninggalkan orang yang datang untuk melayat keluarganya. Apalagi, orang tersebut sudah akrap dengan keluarganya."Eh, kalian masih di sini?" tanya dokter Ridwan saat ia keluar dari gerbang pemakaman umum tersebut."Pulangnya baren

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab30

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#30Setelah beberapa hari tidur di tempat yang kurang layak, hari ini Mande memutuskan untuk pindah ke hotel yang lebih mewah dan nyaman. Ia juga makan di restoran yang mahal dan tentunya memakan pesanan yang ia pesan hingga tandas tak bersisa.Malam itu Mande dikagetkan dengan kedatangan dua orang polisi ke restoran tersebut, sembari menodongkan senjata api dan menyuruh Mande mengangkat kedua tangannya. Peluh jagung mulai bercucuran dan Mande menjadi tegang."Angkat tangan! anda kami tahan." Salah satu dari polisi tersebut mengancam.Mande pun tak bisa berbuat apa-apa, ia terpaksa manut agar tak di tembak oleh polisi tersebut. Percuma saja ia kabur, yang ada ia akan di dor saat mencoba berlari."Salah saya apa ya, pak?" tanya Mande berpura-pura tidak tahu."Anda kami tangkap atas tindakan pencurian di rumah, nyonya Rani," ujar polisi tersebut dan salah satu dari mereka memborgol tangan Mande."S-saya tidak mencuri, pak," ucap Mande masih mengel

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab29

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#29 "Heh! Bercanda lagi." Khalila mengangkat satu bibirnya dan menghembuskan nafas kasar. "Apa udah gak punya cara lain, sehingga harus berpura-pura pingsan. Atau ... Emang sengaja mau cari simpati. Bangun, aku enggak akan luluh dengan sandiwara receh seperti ini." Khalila berbalik dan mengguncang tubuh Mande. Namun Mande tak bergerak, tubuhnya begitu lemas. Selain ia menahan sakit, ia juga tidak sempat makan dari pagi. Apalagi, dia juga kelelahan karena berlari kesana-kemari beberapa hari ini. "Enggak bangun, Bun. Apa dia meninggal?" Khalila melirik pada bundanya. Rani yang mendengar ucapan Khalila tersentak dan takut. "Biar kakek periksa," ujar Hamsar mendekat. "Dia pingsan," ucap Hamsar. "Terus gimana dong, kek?" tanya Khalila. "Kita panggil dokter Ridwan saja," usul Hamsar. Khalila dan Rani mengangguk, Lila pun segera mengambil ponsel dan menekan nomor dokter Ridwan, dokter langganan mereka yang biasa di panggil ke rumah. Sekian pu

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab28

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#28Khalila menyuruh beberapa orang untuk menebar brosur, poster Mande pun sudah terpampang di berbagai jalan. Banyak tiang-tiang yang bertempelkan wajah Mande dengan caption yang sama. Sontak, para pejalan kaki dan pengendara roda dua langsung tergiur dengan hadiah yang dicantumkan oleh Khalila. Di jaman yang serba mahal ini, uang lima juta sangat banyak bagi kaum menengah ke bawah.Ya, mulai hari ini hidup Mande diawali dengan ketidak nyamanan. Tadi pagi saja saat ia membeli sarapan di warung terdekat banyak orang menatapnya dengan tatapan sinis dan aneh, ada juga yang mengikuti ia hingga sampai ke depan gang. Untungnya Mande segera berlari sekencang mungkin untuk menghindar, takut saja jika orang-orang tersebut berniat jahat atau mungkin pencuri organ tubuh. Siapa tau, kan?Nafas Mande dibuat ngos-ngosan karena berlari sekuat yang ia bisa. Tenaganya terkuras dan tenggorokan kering sebab kekurangan dahaga. Mande mengambil botol air mineral lal

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab27

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#27Badan Mande serasa mau patah gara-gara digempur oleh Khalila dan Rani. Kalau Hamsar sih, tidak seberapa, yang sakit itu pukulan sapu dari Rani. Rasanya pedas dan perih.Dan ternyata membawa Khalila tidak semudah yang ia bayangkan. Ia pikir ia bisa membawa Khalila dengan gampang, sebab hanya Khalila lah penyelamat satu-satunya bagi Mande. Dikarenakan Mande memiliki banyak hutang keliling pinggang pada rentiner sehingga ia kebingungan saat ingin membayarnya. Belum lagi ia dikejar-kejar kesana-kemari bahkan beberapa kalian digebuki karena tidak bisa membayar.Pun, seorang pengusaha kaya-raya yang sudah berumur, dan lebih tepatnya bisa disebut lelaki hidung belang menawarinya uang yang banyak asalkan ia bisa memberikan gadis yang masih perawan untuk dinikahi secara siri. Sementara ia hanya mempunyai satu putri yaitu Khalila."Huh! Kurang ajar! Pukulan Rani kencang juga," decak Mande saat ingin meninggalkan halaman rumah tersebut.Sementara Rani

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab26

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#26"Hai, Rani!" Mande menyapa Rani dengan senyumnya, diangkatnya tangan sembari melambai pada Rani.Saat itu juga Rani seperti menyaksikan kilatan petir yang bersambaran. Ia merosot ke bawah seakan tak percaya kalau hari ini ia bertemu lagi dengan mantan suaminya."Siapa, Bun?" tanya Khalila, airmata Rani seketika jatuh."Bukan siapa-siapa," sahut Rani."Khalila!" Mande malah sengaja memanggil untuk memancing Khalila keluar."Iya." Khalila mendekat, berjalan menuju arah Rani yang kini mulai tersungkur ke bawah."Anda siapa?" tanya Khalila, ia memang sudah lupa bagaimana sosok dan rupa ayahnya. Sebab, saat sang Bunda memutuskan untuk pindah ia masih kecil dan baru berumur tiga tahun saat itu."Aku adalah .... ""Dia hanya salah alamat." Rani memotong ucapan Mande."Kalau begitu silahkan pergi, mungkin anda salah alamat," ujar Rani mengusir Mande."Tunggu dulu! Tapi, dia tau namaku, Bun," sergah Khalila penasaran."Mungkin kamu yang salah dengar,

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab25

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#24"Sebentar, Bun. Lila cas dulu," ujar Khalila mengambil charger. Beberapa menit kemudian ia menghidupkan kembali ponselnya."Tadi Bu Manisah ingin ngomong sama Bunda. Please, Bunda izinin Khalila untuk kuliah di Jakarta," pinta Khalila memohon.Kemudian Khalila menelpon Vidio dosen tersebut. Rani dengan gugup mengambil ponsel itu dari Khalila, lalu bertatapan wajah dari layar ponsel dengan Manisah dosen dari universitas tempat Khalila ingin berkuliah.Manisah cantik, mempunyai rambut pirang dengan penampilan modis. Ia seperti terlihat baru berumur dua puluh tujuh tahunan. Huh! Rani mengelus dada lega ternyata Manisah yang menjadi dosen di universitas itu bukanlah Manisah mantan iparnya. Karena jelas terlihat dari perbedaan umur dan bentuk wajah serta rupa yang tak sama. Meskipun sudah lima belas tahun lamanya tidak mungkin Manisah berubah menjadi semakin muda.Mereka berbincang panjang lebar, Manisah meyakinkan kalau ia akan bertanggung jawab

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab24

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#24“Sebentar, Bun. Lila cas dulu,” ujar Khalila mengambil charger. Beberapa menit kemudian ia menghidupkan kembali ponselnya.“Tadi Bu Manisah ingin ngomong sama Bunda. Please, Bunda izinin Khalila untuk kuliah di Jakarta,” pinta Khalila memohon.Kemudian Khalila menelpon Vidio dosen tersebut. Rani dengan gugup mengambil ponsel itu dari Khalila, lalu bertatapan wajah dari layar ponsel dengan Manisah dosen dari universitas tempat Khalila ingin berkuliah.Manisah cantik, mempunyai rambut pirang dengan penampilan modis. Ia seperti terlihat baru berumur dua puluh tujuh tahunan. Huh! Rani mengelus dada lega ternyata Manisah yang menjadi dosen di universitas itu bukanlah Manisah mantan iparnya. Karena jelas terlihat dari perbedaan umur dan bentuk wajah serta rupa yang tak sama. Meskipun sudah lima belas tahun lamanya tidak mungkin Manisah berubah menjadi semakin muda.Mereka berbincang panjang lebar, Manisah meyakinkan kalau ia akan bertanggung jawab

  • MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN.   Bab23

    MAAF MAS, AKU MEMILIH BAPAKKU YANG PIKUN#23“Ibu! Jangan pergi!” teriak Mande saat melihat Juleha melangkah kesal dengan wajahnya yang memberut dan bibir mengerucut sempurna.Juleha tak mengindahkan teriakkan putra sulungnya itu, ia tidak perduli sekarang apapun yang akan terjadi pada Mande. Sementara ia saja harus tetap memikirkan bagaimana menjalani kehidupan dan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan.“Heh!” Juleha melempar tasnya ke sembarangan, ia menghempaskan bokongnya pada kursi kayu yang ada di kontrakkan itu. Kesal, karena Mande tidak mau membagi sedikit uangnya untuk mereka.“Dasar anak pelit! Anak durhaka! Semoga saja menderita di dalam sel sana!” Umpat Juleha melontarkan sumpah serapah.“Apa sih, Bu, datang-datang marah-marah gak jelas?” tanya Manisah.“Ibu sekarang pusing! Gimana caranya kita bisa menyambung hidup tanpa pegangan uang. Sementara Mande tidak mau membagi uang tabungannya pada kita,” sungut Juleha sembari memegangi kepalanya yang jenong.“Terus gimana don

DMCA.com Protection Status