Share

Bab 44

Ah, kan … jadi rindu Ibu. Rasanya hidupku sudah cukup disibukkan keluarga baruku ini sampai jarang sekali mampir ke tempat Ibu untuk sekadar sarapan bersama. Kalau Una tak lagi minta dianter, pengen rasanya mampir.

Sepeninggalnya mereka. Aku mengeluarkan kotak kado dari Pak Huda. Segera kubuka karena penasaran dengan isinya.

Aku membukanya cepat-cepat, takut Imelda dan Pak Huda yang tengah pergi sarapan ke kantin, keburu datang.

“Wah buka kado, nih?” Suara seseorang terdengar dari ambang pintu. Ketika kumenoleh rupanya Bu Rima baru datang, staff TU di sini.

“Pagi, Bu Rima!”

“Pagi, Bu Jingga!”

“Wah, nasi uduk, nih!” Aku melirik pada piring yang dibawa staff TU itu.

“Iya, Bu Jingga! Pesanan Pak Miftah.” Dia meletakkan piring di atas meja Pak Miftah yang masih kosong. Lalu berpamitan kembali meninggalkanku di ruangan ini.

Kertas kado bermotif bunga yang membungkus kotak ini pun akhirnya berhasil kubuka. Ada kardus yang membungkus lagi isi di dalamnya. Aku membuka penutup dus.

“C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status