Kayla merapikan rambut dan pakaiannya. Kemudian mengoleskan pemulas bibir warna merah muda dan membereskan meja kerjanya.
Ia telah kembali pada realita kehidupan sehari-hari. Melupakan semua kemeriahan Las Vegas dan kembali mengumpulkan rupiah demi rupiah di tanah air. "Gak sabar rasanya pengin ketemu Gavin," gumam Kayla sambil meraih kunci mobilnya.Sengaja ia tak mengatakan pada kekasihnya perihal kunjungannya kali ini untuk memberi kejutan. Bahkan sebelum berangkat ia mengatakan akan singgah di Singapura barang dua malam untuk beristirahat sejenak."Gavin suka nggak ya sama oleh-oleh yang aku bawa," gumam Kay dari balik kemudi.Hubungan yang dibina lebih dari dua tahun bersama Gavin memang membuatnya begitu mencintai lelaki berkulit putih ini. Terlebih saat ia kedapatan dirinya menikah semalam dengan lelaki asing yang justru menimbulkan perasaan bersalah sepanjang waktu.Kali ini Kayla mencoba untuk mendatangi kekasihnya, memberikan hadiah dan tentu saja memberikan servis memuaskan pada kekasihnya. Ia harus kembali menata hubungannya yang ternoda akibat keliaran yang baru dilakukannya.***Oscar tampak duduk sambil memainkan ponselnya. Ia melihat kembali foto-fotonya semasa perjalanan bisnis di Amerika. Sekaligus menghapus hal-hal yang behubungan dengan Kayla."Dasar cewek, dimana aja tetep ada foto selfie, bahkan pas mau begituan," gumamnya sambil memperhatikan swafoto dirinya bersama istri Vegasnya.Saat itu Kayla masih mengenakan pakaian dalam dengan pengait belakang yang tengah dilepaskan olehnya. Sambil bibirnya mengecup pundak gadis itu mesra."Kalo dilihat-lihat Kayla cantik juga," pikir Oscar sambil tertawa sendiri, apalagi jika ingat akan hubungannya dengan Kayla malam itu."Itu anak lagi ngapain ya? Aman-aman aja nggak nih?" Oscar kembali bertanya-tanya. Tentu saja ia mengkhawatirkan istrinya lantaran penasaran apakah perbuatan mereka malam itu membuahkan hasil atau tidak. Lelaki blasteran itu akhirnya mengusap wajah dan mendengkus."Huft! Apa yang kupikirkan? Tidak aku tak boleh melakukan hal ini. Aku tidak boleh memikirkan Kayla lagi, karena masa depanku Aurelia. Ya aku akan menikahi Aurelia, masalah Kayla tentu aku akan bertanggung jawab dan hanya sebatas finansial," Oscar masih bicara sendiri, kemudian menghapus semua foto tentang Kayla.Kurang dari dua bulan lagi adalah pernikahannya dengan Aurelia, seorang selebgram sekaligus model yang telah menjalin hubungan dengannya tiga tahun belakangan. Malam ini pun ia akan menghadiri ulang tahun Ibu Aurelia, dan tentunya tak ingin timbul keributan saat kekasihnya memeriksa ponsel miliknya.Sebenarnya Oscar tak suka jika privasinya diusik, ia juga tak suka mengumbar kemesraan dengan tunangannya. Apalagi jika harus memeriksa dompet, ponsel dan akun sosial media.Sangat berbeda dengan Aurelia yang kerap mengunggah momen kebersamaan mereka, dan memeriksa ponsel miliknya. Namun Oscar tak bisa melakukan apapun untuk mencegah keinginan kekasihnya yang manja.Jika dilarang, gadis itu pasti akan marah dan tak mau menegurnya berhari-hari, paling parah akan terus mencari perhatian dengan mengunggah ungkapan kekesalannya di sosial media dan menandai dia dan perusahaannya. Jika sudah begini, ucapan simpati akan berbondong-bondong memenuhi beranda sosial medianya, sementara Oscar hanya mendapat cibiran. Ia pun mengenakan jas nya, dan segera meluncur ke rumah wanita pujaannya. Terus berharap agar rencana pernikahan dengan tunangannya berjalan lancar."Tunggu aku sayangku," katanya kemudian tersenyum.***Mobil sedan milik Kayla langsung saja masuk ke dalam pekarangan Gavin yang masih terbuka. Sementara mobil milik kekasihnya sudah terparkir rapi di sana."Tumben dia dah pulang, batal donk kasih kejutan buat dia di ranjang," pikir Kayla sedikit kecewa.Namun ia kembali tersenyum, karena ia masih punya plan B yang bisa dilakukan untuk mengejutkan kekasihnya. Kali ini ia akan memeluk Gavin dari belakang tiba-tiba."Gavin pasti nggak bakal nolak. Dia kan paling seneng kalau gue peluk dari belakang tiba-tiba," batinnya.
Rencana awal, Kayla memang akan menunggu sang kekasih dan berganti kostum, lalu duduk di atas ranjang menunggu kekasihnya pulang. Kostum cheerleader lengkap dengan pom pom telah ia siapkan, dan berencana mengajak kekasihnya untuk memainkan peran cheerleader and nerd student.Perlahan, gadis itu pun membuka pintu utama rumah Gavin dan bersiap untuk melangkah ke lantai dua. Namun, tiba-tiba seorang wanita berdaster setengah berlari memanggilnya."Mbak ... Mbak Kayla," panggil wanita itu."Eh Rukmini, Gavin di kamar kan?" tanya Kayla santai, pada wanita yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga di tempat Gavin."Eh iya Mbak, tapi Mas Gavinnya,-" katanya kemudian terhenti.Rukmini tampak meremas ujung dasternya dan memandang ke arah bawah. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.Ingin sekali ia mengatakan pada Kayla kalau Gavin tak ada di rumah, agar gadis itu segera pergi. Namun sepertinya semua percuma. Kayla sudah terbiasa datang ke sini, ada atau tidak ada Gavin. Lagipula, kekasih Tuannya pasti sudah melihat mobil Gavin di depan."Apaan sih? Mau bilang Gavin lagi capek terus tidur? Udah tenang aja, ntar capeknya juga bakal ilang kok kalau aku datang," balas Kayla cuek dan terus melangkah meninggalkan Rukmini yang masih berusaha untuk memanggilnya."Mbak ... Mbak Kayla jangan," Wanita yang sudah lama bekerja dengan Gavin ini masih berusaha mencegah Kayla untuk ke kamar majikannya, tapi tak diindahkan. Wanita itu pun mengangkat bahu dan kembali pada pekerjaannya.Kayla pun perlahan menekan kenop pintu kamar kekasihnya. Berusaha untuk tidak menimbulkan suara.Melangkah perlahan-lahan melewati kamar mandi yang terletak di dekat pintu masuk."Sepi, sepertinya Gavin di ruangan lain. Bagus deh, aku bisa kasih kejutan dia," batinnya.Namun ternyata dugaan Kayla keliru. Setelah ia melewati kamar mandi, ialah yang mendapatkan kejutan dari sang kekasih."Gavin!" teriaknya penuh kejutan, saat mendapati pria yang dicintainya tengah berbaring bertelanjang dada dan berada dalam pelukan seorang laki-laki yang tubuhnya sedikit lebih besar dari dirinya. Sebuah pemandangan yang dinilai berlebihan untuk disebut sebagai seorang sahabat."Kayla!" seru Gavin yang terlihat gugup.Laki-laki berkulit putih, dengan wajah yang licin itu pun bangun dan mendekati Kayla. Tak peduli dirinya yang hanya memakai pakaian dalam saja.Kayla hanya menggeleng kepala saat mendapati kekasihnya datang mendekat. Sesekali ia melirik laki-laki yang masih berbaring di ranjang Gavin."Kalian? Apa yang kalian lakukan?" tanya perempuan berlesung pipi ini tak percaya."Kay dengar aku dulu," pinta Gavin sambil meraih tangan Kayla dengan lembut.Namun gadis itu menghempaskannya dan,Plak! Tamparan pun mendarat di pipi laki-laki di hadapannya dengan sukses."Apalagi yang mau kamu jelasin? Aku udah ngeliat semuanya, kamu udah nggak bisa berkelit lagi Vin.""Aku tahu Kay, aku ngaku salah. Sebenarnya aku ini,-""Dia sama sepertiku, penyuka sesama jenis," kata laki-laki berjambang yang ada di ranjang Gavin tiba-tiba.Dengan napas yang memburu, Kayla mencoba menahan untuk kuat. Dalam hati ia menyemangati diri sendiri untuk tidak menangis. Namun tak sanggup, dan ia memutuskan untuk berbalik meninggalkan kamar utama lelakinya."Kay ... Kay tunggu aku. Aku akan jelaskan semuanya!" seru Gavin saat mengejarnya, sementara lelaki berjambang itu memilih untuk duduk di ranjang Gavin."Nggak ada yang perlu kita omongin lagi Vin, semua udah jelas," balas Kayla tanpa menoleh ke arah lelaki berambut cepak yang mengikutinya.Gavin mempercepat langkah hingga berhasil menghalangi Kayla untuk masuk ke dalam mobilnya."Jangan sentuh aku Gavin, aku jijik!" seru perempuan berlesung pipi ini sambil menepiskan tangan dari genggaman Gavin."Maaf Kay. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud untuk,—" Belum juga Gavin melanjutkan kalimat, tapi Kayla sudah memotong ucapannya."Untuk mengatakan kalau kamu tidak menyukai perempuan? At
Gadis 27 tahun itu menyalami wanita berseragam cokelat yang duduk di seberangnya."Terima kasih untuk pelayanan dan respons cepat yang Ibu berikan. Saya pamit dulu," kata Kayla ramah."Sama-sama Ibu," jawab petugas wanita itu tak kalah ramah.Sambil senyum, Kayla meninggalkan gedung instansi pemerintahan dengan mobilnya. Berkas yang baru ia dapat diletakkan di bangku penumpang."Untung aja pelayanannya nggak ribet, dan cepet. Lagian, bisa-bisanya semua dokumen dari sana ada di tas gue, memang kalau orang baik pasti nasibnya baik," gumam Kayla sambil terus mengemudi.Banyak hal yang ia bayangkan di dalam kepala atas apa yang baru ia lakukan. Kesemuanya membuat gadis penyuka travelling ini tersenyum penuh kemenangan.***Para mahasiswa masih mengerubungi Oscar meskipun acara seminar telah usai. Sosok Oscar yang sukses di usia muda membuat Universitas Pahlawan mendaulatnya untuk memjadi pembicara
Sadar terlalu lama tertegun, Oscar pun berlari menyusul kekasihnya yang telah melangkah jauh. Tak peduli akan mahasiswa yang memandangnya dengan tatapan aneh lantaran ia berlari cepat bagaikan atlet. Sementara ia mengenakan setelan kerja yang formal."Aurelia ... Aurelia tunggu!" teriakannya semakin membuat orang-orang di sekitarnya mengangkat bahu keheranan.Namun Oscar terus saja berlari, tujuannya hanya satu ia tak boleh membiarkan hubungannya dengan tunangannya kandas. Aurelia Destiani adalah perempuan yang begitu ia cintai, dan hari pernikahan mereka tinggal selangkah lagi.Semua persiapan pernikahan telah mereka siapkan, mulai pakaian, catering, tempat. Bahkan mereka berdua sudah membayar uang muka untuk jasa hiburan artis ibukota."Sayang ... Sayang apa yang kamu bilang tadi hanya candaan kan?" tanya Oscar begitu berhasil menyalip kekasihnya.Aurelia pun berdiri sambil berkacak pinggang dan mata biru softlens ny
Oscar masih menatap bayangan sang tunangan yang semakin lama semakin menjauh. Saat pemilik tubuh indah itu tak lagi terlihat oleh kedua mata, ia pun kembali mengacak-acak rambutnya dan memaki kebodohannya."Sial! Kenapa gue bisa seceroboh itu, bisa gawat kalau Aurelia mulai tampil di media sosial," runtuk Oscar.Masih dalam keadaan kesal, pria tiga puluh tahun itu pun meninggalkan kampus dan kembali ke kantornya."Gue harus bisa ketemu sama perempuan itu. Ini nggak bisa dibiarin, sial dasar penipu!" runtuk Oscar dari balik kemudi.Pria berambut kecokelatan itu mengambil napas panjang dan menghembuskan perlahan-lahan. Mencoba untuk membuat dirinya lebih tenang agar bisa mendapatkan solusi untuk masalahnya kali ini."Eh, tapi gimana caranya ya biar bisa dapat informasi tentang dia. Gue kan sama sekali nggak punya kontaknya, Foto-foto dia juga udah gue apus semua dari ponsel gue. Lagian nama Kayla Jasmine juga nggak cuma
Garis lengkung tipis terkembang di wajah Oscar setelah ibu jarinya bergerak naik turun di atas benda pipihnya. "Hmm aku yakin ia pasti bisa menemukan perempuan itu untukku. Semoga saja nomornya tidak berubah," gumam Oscar kemudian menghubungi seseorang. Dia adalah Nando, seorang yang direkomendasikan oleh temannya, Randy. Nando bisa dibilang seorang informan yang cukup bisa dipercaya. Beberapa bulan lalu ia sempat menggunakan jasanya untuk mencari tahu siapa yang mencoba untuk menjadi penyusup dalam bisnisnya. "Ya," suara yang terdengar berat menjawab panggilan dari Oscar. "Nando, apa kau ingat aku?" tanya Oscar dengan maksud berbasa-basi. "Aku tidak ingat, langsung saja, katakan siapa dirimu, dan apa keperluanmu?" tanya Nando dengan ketus. Oscar mengangguk seolah Nando dapat melihatnya kali ini. Namun ia sadar orang yang berprofesi seperti Nando memang perlu bersikap hati-hati. "Aku Osca
Oscar langsung berdiri dan menyalami pria berjaket yang datang menemuinya di cafe anyelir.Pria bertubuh sedikit ramping ini menyambut uluran tangan Oscar dan langsung duduk."Hmm, seperti apa orang yang mau kamu cari?" pria itu langsung bertanya tanpa basa-basi walaupun Oscar sudah menawarinya makan dan minum.Dialah Nando yang sering dimintai bantuan untuk memecahkan misteri. Paling sering, ia diminta untuk mencari orang yang lari dari hutang.Oscar mengeluarkan fotonya bersama Kayla yang sudah ia cetak pada Nando."Ini, aku ingin bertemu dengan perempuan ini," katanya.Nando mengambil foto berukuran 9x6 yang ada di hadapannya. Kemudian mengamati gambar pasangan suami istri yang ada di sana."Tidak ada foto yang lebih jelas?" tanya Nando.Foto yang dimiliki oleh Oscar memang berukuran kecil. Ditambah lagi foto pernikahan Vegas mereka terlihat dalam keadaan yang berantakan.
Sementara itu di apartemen Kayla ...."Hmm Kay loe ngancam gue?" balas Gavin dengan tatapan tajam ke arah mantan kekasihnya yang saat ini berpakaian minim."Terserah loe mau nganggapnya gimana, tapi gue yakin, keluarga loe pasti nggak bakal terima dengan keadaan loe sekarang. Loe tahu kan gimana keluarga besar loe.Ngeliat gue pakai rok mini aja udah jadi omongan, gimana kalau mereka semua tahu orientasi loe?"Gavin terdiam dan membenarkan ucapan Kayla. Lama berhubungan dengan perempuan molek di hadapannya membuat Kayla cukup dikenal oleh keluarga besarnya.Beberapa kali Kayla diundang ke sana dan harus mengenakan pakaian di bawah lutut, dan tak boleh memperlihatkan belahan dada."Choki itu kan seorang pendidik yang jadi panutan mahasiswanya. Dia juga tulang punggung keluarga. Kira-kira bakal dipecat nggak ya kalau kampusnya tahu Choki itu ...." Sengaja Kayla menghentikan kalimatnya dan melirik ke arah Gavin yang sedang mengg
"Kay," panggil Gavin sambil menyentuh pundak Kayla.Pemuda itu tahu ada yang tak beres dengan mantan kekasihnya."Ada hal yang nggak gue tahu? Tentang masa lalu loe misalnya?" tanya Gavin.Perlahan perempuan berlesung pipi itu mengangkat wajahnya. Dia kelihatan sangat lesu, berbeda dengan beberapa waktu lalu yang begitu menggoda."Tinggalin gue sendiri Vin!" katanya."Tapi kenapa Kay? Loe kan bisa berbagi sama gue."Gadis itu pun mengangkat kedua tangannya di samping telinga. Kemudian bangkit dan melangkah menuju pintu keluar."Vin, mending loe pulang!" serunya sambil membuka pintu."Kay, loe yakin?""Pulang Vin!"Gavin hanya menghela napas panjang sambil kemudian melangkah keluar dari apartemen. Sesekali lelaki itu menoleh ke arah pintu apartemen Kayla yang tertutup perlahan.Sementara Kayla perlahan-lahan duduk di balik pintu sambil mendekap kedua lututnya
Kayla tak kalah terkejutnya dengan Gavin saat melihat sosok yang berada di depan pintu. Namun Kayla masih bisa menunjukkan sikap yang tenang tak seperti Gavin yang mengisyaratkan kebencian.Gavin yang awalnya kecewa dengan perlakuan Kayla yang manipulatif pun mendadak protektif pada Kayla. Ia sangat tidak suka dengan lelaki yang saat ini berdiri di depannya. Dilihat dari penampilan, lelaki di hadapannya begitu angkuh.“Loe mau ngapain datang ke sini? Mo gangguin Kayla lagi?”Lelaki itu tak mengindahkan perkataan Gavin, ia justru nekad maju sampai menubruk lengan Gavin, dan itu dilakukan dengan sengaja. Gavin langsung meraih pundak lelaki yang baru datang itu untuk menghentikannya berbicara dengan Kayla.“Hei gue tanya loe sekali lagi! Ada apa loe datang kesini?” bentak Gavin.Kayla yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sinis dan berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Boleh jadi ia bangga dengan apa yang dilihatnya kali ini. Dua orang lelaki membuat keributan hanya untu
Gavin yang kelelahan membuka mata perlahan-lahan dan meraba ke sisi ranjangnya dan mendapati kalau tak ada siapa-siapa di sana.“Kayla?” tanyanya kemudian bangun dan mencari sosok perempuan yang sampai saat ini masih mendapatkan tempat di hatinya.“Huft! Kamu di sini rupanya?” gumam Gavin setelah melihat sosok gadisnya duduk di depan meja pantry sambil memainkan ponsel.Langsung saja ia melangkah dan memeluk pinggang Kayla dari belakang. Lekas-lekas perempuan itu menyimpan ponsel ke dalam sakunya. Kayla memang tengah menyimpan videonya bersama Gavin untuk digunakan menjadi kartu matinya jika suatu saat ia berubah pikiran.Usai menyimpan ponsel, ia pun melepaskan pelukan Gavin dan meminta lelaki itu menjauh.“Ada masalah apa Kay?” tanya Gavin, ia sama sekali tidak tahu kalau Kay menyembunyikan sesuatu.Gavin hanya berpikir kalau Kayla kembali aneh, kadang ia begitu menggoda, kadang ia menjauh dan antipati terhadap dirinya.“Aku salah lagi ya Kay?” tanya Gavin merasa bersalah.Kayla men
Sambil tersenyum Oscar pun menatap mesra perempuan yang begitu ia cintai. Dengan percaya diri ia menggenggam tangan Aurelia dan bersiap untuk mengecupnya mesra.Namun sayang, saat kedua telapak tangan lembut Aurelia hampir menempel pada bibir tipisnya. Perempuan bertubuh tinggi itu menepiskannya dengan kasar dan berdiri sambil berkacak pinggang. Kedua matanya yang memakai lensa kontak berwarna violet menatapnya nyalang.“Nggak usah sok romantis loe. Mending loe pergi dari sini!” usir Aurelia.“Kok kamu gitu sih Rel?” tanya Oscar mencoba untuk merayu kekasihnya.Aurelia mendongakkan kepalanya dan menantang kekasihnya.“Kenapa emang? Loe nggak suka? Ya udah nggak usah ketemu gue lagi. Nggak usah punya mimpi buat nikah sama gue. Dengar ya, pria yang ingin menikah dengan Aurelia Destiani bukan cuma Oscar Rionaldo. Jadi kalau loe nggak bisa penuhi persaya
“Arghhh! Sial!” Gavin kembali melayangkan tinjunya ke udara melampiaskan emosi yang muncul oleh ucapan Kayla barusan.Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang, semuanya campur aduk. Ia marah, kecewa dan juga cemburu.Tak pernah ia mengira kalau Kayla akan melakukan tindakan senekad dan sejahat ini. Ia seolah merasa asing dengan sosok Kayla kali ini. Perempuan mandiri yang kadang bersikap manja saat bersama dengannya telah berubah total. Keceriaan di wajah perempuan itu pun hilang seketika.Sebetulnya ia merasa iba dan ingin memluk mantan kekasihnya setelah mendengar pengakuan Kayla. Ia berharap bisa memberikan rasa tenang bagi perempuan berlesung pipi itu. Namun sepertinya hal itu tak bisa ia lakukan. Kayla sama sekali tak mengharapkan belas kasihan.Ia setuju kalau apa yang diterima oleh mantan kekasihnya semasa SMU itu memang sungguh keterlaluan, tapi ia sa
Kayla meneguk air putih hingga tak bersisa, kemudian ia kembali melirik ke arah Gavin yang masih menertawai ulah Oscar yang ia sebut cowok sarap.“Dia gak salah Vin, laki-laki itu emang suami gue,” aku Kayla sambil menunduk.“Apa? Loe masih mabuk Kay?” tanya Gavin yang tak percaya.“Iya, dia emang suami gue, kita menikah di Amerika,” jawab Kayla dengan tatapan yang kosong.Gavin langsung meletakkan roti yang rencananya akan diberikan pada Kayla dengan kasar. Kemudian ia mendekat ke arah mantan kekasihnya dan memegang kedua pundaknya yang putih. Sepertinya ia terbakar oleh rasa cemburu yang begitu menggebu.“Kay! Bilang ke gue kalau apa yang loe bilang itu boong. Loe pasti boong kan Kay. Loe nggak mungkin nikah dengan orang itu. Loe nggak mungkin,-” balas Gavin kemudian melepaskan telapak tangannya dari pundak Kayla.
“Ya ampun Kay, loe kenapa?” tanya Gavin begitu Kayla membuka pintu apartemennya, setelah ia mengetuk beberapa kali.Pemuda berkulit putih ini mendapati mantan kekasihnya nyaris ambruk menubruk tubuhnya. Dari aroma bibirnya, ia dapat mencium aroma alkohol yang cukup kuat.“Hmm, mulai deh, abis berapa banyak loe Kay?” gumam Gavin kemudian mengangkat tubuh Kayla yang ramping dengan kedua tangannya.Perlahan ia membaringkan Kayla pada ranjang berukuran king size. Gavin mengambil selimut putih yang ada di ranjang untuk memberikan kehangatan padanya.Saat selimut itu terbuka, mendadak Gavin pun menghentikan apa yang ia lakukan karena melihat rok Kayla yang tersingkap. Kulitnya yang putih mulus terlihat jelas di depan mata, belum lagi tonjolan ranum yang sedikit menyembul dari blouse berpotongan Queen Anne nya.Sejenak Gavin menelan liurnya sendiri, ia t
Beberapa kali Oscar memukuli setir mobilnya sambil menggerutu.“Sial! Bisa-bisanya gue terlibat urusan dengan cewek sinting macam dia, Arggh!” runtuk Oscar semenjak ia keluar dari apartemen milik Kayla.Tampaknya pemuda berparas tampan ini sangat menyesali insiden yang terjadi di Las Vegas beberapa waktu lalu. Ia terus saja memaki, dan mengungkapkan kebencian pada kebodohan dan kesialan yang menimpa dirinya.“Gila aja gue harus jadi suami dia selama setahun. Hidup sehari sama dia aja udah berasa kayak di neraka, gimana setahun? Bisa-bisa gue mati muda kali. Mending sih kalau mati muda, kalau gue harus stroke dulu gimana. Ah nggak … nggak ini nggak bisa dibiarin,” omel Oscar sambil mengemudi membelah jalanan ibukota yang sudah tidak begitu padat karena malam telah larut.Sambil terus menggerutu Oscar Rionaldo terus mengemudi dengan hati-hati agar bisa segera mencapai rum
Dengan lembut Oscar menyentuh kedua lengan Kayla yang terbuka, ia menatap mata Kayla dengan penuh kesungguhan.“Loe bilang kemauan loe ke gue, dan gue janji akan nurutin kemauan loe. Please Kay, tolongin gue!” Kali ini Oscar menangkupkan kedua tangannya di depan dada, memohon pada gadis di hadapannya.Pemuda ini kemudian mendongak sejenak dan memikirkan suatu obsi terakhir. Mempertaruhkan perusahaannya untuk bisa bersama Aurelia.“Sepertinya gue harus tawarkan perusahaan gue buat Kayla. Ini berat, tapi gimana lagi gue bener-bener cinta dengan Aurelia, dan nggak mampu untuk berpisah dengannya,” pikirnya.Oscar kembali menatap Kayla penuh harap.“Apa loe mau perusahaan gue?” tanya Oscar.“Hah perusahaan loe?”“Ya, gue akan kasih perusahaan gue, semua akan gue buat pakai nama loe asal loe
Oscar membuka pintu penumpang mobil mewahnya, dan menyuruh Kayla untuk masuk. Mobil sedan sport yang hanya dikhususkan untuk dua orang termasuk pengemudinya. Mobil yang mnjadi simbol kesuksesan Oscar di usianya yang terbilang muda.Diam-diam ia memperhatikan reaksi Kayla yang bersikap biasa saja begitu melihat mobil mewah miliknya. Sesuatu yang tampak bertentangan dengan dugaan kalau Kayla melakukan ini semua untuk mencari uang.“Ternyata bukan harta yang menjadi dasar ia melakukan ini semua,” pikir Oscar kemudian mengambil tempat di belakang kemudi.“Jadi itu yang loe bilang pacar loe?” balas Oscar sambil menyalakan mesin mobilnya.“Mantan!” jawab Kayla tanpa melihat ke arah Oscar sama sekali.Tanpa diketahui oleh Kayla, Oscar mengerutkan dahinya, mencoba mencerna dengan apa yang terjadi kali ini. Menurutnya ini sangat aneh, pendaftaran pernik