Gadis 27 tahun itu menyalami wanita berseragam cokelat yang duduk di seberangnya.
"Terima kasih untuk pelayanan dan respons cepat yang Ibu berikan. Saya pamit dulu," kata Kayla ramah."Sama-sama Ibu," jawab petugas wanita itu tak kalah ramah.Sambil senyum, Kayla meninggalkan gedung instansi pemerintahan dengan mobilnya. Berkas yang baru ia dapat diletakkan di bangku penumpang."Untung aja pelayanannya nggak ribet, dan cepet. Lagian, bisa-bisanya semua dokumen dari sana ada di tas gue, memang kalau orang baik pasti nasibnya baik," gumam Kayla sambil terus mengemudi.Banyak hal yang ia bayangkan di dalam kepala atas apa yang baru ia lakukan. Kesemuanya membuat gadis penyuka travelling ini tersenyum penuh kemenangan.***Para mahasiswa masih mengerubungi Oscar meskipun acara seminar telah usai. Sosok Oscar yang sukses di usia muda membuat Universitas Pahlawan mendaulatnya untuk memjadi pembicara seminar enterpreneur."Kak Oscar, bagi tips nya donk biar bisa sukses seperti Kakak?" tanya seorang mahasiswi yang mencoba menarik perhatiannya.Oscar pun tersenyum mendengar pernyataan mahasiswi ini, lebih tepatnya terpaksa tersenyum. Sejujurnya ia sudah bosan mendengar pertanyaan serupa, bahkan pembawa acara sudah memberikan sedikit penjelasan tentang dirinya.Namun untuk menjaga nama baik, pria berjambang tipis ini pun memilih untuk meladeni mereka."Rahasianya, kita harus mau mencoba dan jangan menyerah akan kegagalan. Kegagalan yang kita alami membuat langkah kita semakin dekat dengan penghasilan," kata Oscar."Wah, gitu ya Kak. Kadang aku suka ngerasa minder deh kak," balas mahasiswi itu lagi."Kak, kalau mau bisnis di era sekarang enaknya bisnis apa ya Kak?" tanya mahasiswi lainnya mencoba untuk mensabotase kawannya.Wajah tampan dengan tubuh proporsional milik pria 30 tahun ini memang mampu membius kaum hawa. Apalagi dia memiliki kekayaan yang melimpah, tak heran jika para mahasiswi itu berebut perhatiannya."Buat bisnis yang sesuai dengan passionmu, jangan hanya ikut-ikutan, karena setiap produk memiliki pasar sendiri-sendiri," balas Oscar.Mahasiswi itu pun manggut-manggut, sementara Oscar mencoba untuk mencari celah agar bisa keluar dari kerumunan mereka."Oscar!" seru seseorang memanggilnya dengan suara yang cukup lantang.Tentu saja seruan itu membuat mahasiswi yang mengerubungi Oscar ikut menoleh ke arah pemilik suara. Seorang wanita dengan tubuh tinggi dan ramping melangkah mendekati pembicara seminar enterpreneur.Bunyi tap tap tercipta dari sepatu tumit tinggi yang memanggil Oscar Rionaldo tatkala melangkahkan kaki. Sesekali ia menyibakkan rambut panjangnya yang diberi hi-lite pirang dan makin memancarkan aura cantiknya.Oscar sendiri tampak tersenyum dan bernapas lega, karena kehadiran wanita cantik itu menyelamatkan dirinya dari para mahasiswi. Saat wanita itu mendekat, perlahan gadis-gadis muda itu membukakan jalan untuk Oscar."Kamu datang tepat waktu, Sayang," kata Oscar dalam hati."Adik-adik sudah ya ngobrol dengan Oscar, aku sedang ada perlu dengan dia," kata wanita bertubuh tinggi itu menarik tangan Oscar agar menjauh dari mereka.Tak satupun mencoba menghalangi wanita yang menarik tangan Oscar. Mereka semua justru tersenyum dan Mengeluarkan ponsel untuk mengambil gambar diam-diam. Wanita itu adalah Aurelia Destiani, tunangan Oscar.Dengan posisi pergelangan tangan masih dipegang oleh kekasihnya, pria berhidung mancung ini mengikuti langkah Aurelia yang menjauh dari mahasiswi itu. Sayup-sayup masih terdengar di telinga Oscar bagiamana para mahasiswa itu membicarakan mereka.Pasangan Oscar dan Aurelia dinilai serasi oleh mereka. Ada juga yang mengatakan kalau mereka tidak cocok karena Aurelia dinilai tidak baik. Namun mereka berdua tak peduli dengan anggapan mereka, yang terpenting Oscar sangat mencintai Aurelia, begitu pula sebaliknya.Aurelia pun berhenti, saat sudah berbelok dari area auditorium. Kemudian ia melepaskan pegangan tangannya pada sang kekasih."Makasih ya Sayang, kamu udah nyelametin aku dari mahasiswi genit itu. Mereka cuma ngobrol aja sama aku, tanya-tanya soal bisnis aja, nggak ada yang lain. Sumpah." kata Oscar sambil menatap calon istrinya dan berharap Aurelia tidak salah paham. Tanggal pernikahan yang semakin dekat, kadang membuat Aurelia dan Oscar sering emosional tiba-tiba."Aku nggak nyangka kamu tega ngelakuin ini semua," kata Aurelia menyampaikan protesnya."Sayang, aku udah jelasin ke kamu kalau aku dan mereka nggak ada apa-apa. Bahkan kita sama sekali nggak ngobrol masalah pribadi," rayu Oscar mencoba untuk menjelaskan.Aurelia pun mendengkus kesal, lalu berkacak pinggang dan menatap kekasihnya nyalang."Aku nggak masalahin soal mahasiswi tadi. Bukannya itu udah biasa buat kamu?""Lantas apa?""Siapa perempuan itu?" tanya Aurelia menyelidik."Perempuan yang mana Sayang?""Perempuan yang bikin kita batal nikah," kata Aurelia geram.Oscar menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh tunangannya."Kamu ini ngomong apa sih. Aku beneran nggak ngerti."Aurelia melipat tangannya di depan dada, dan napasnya pun terdengar memburu. Kali ini jari telunjuknya di arahkan pada wajah Oscar."Berhenti berpura-pura Oscar, ini tidak lucu.""Aku beneran nggak ngerti apa yang kamu bicarakan. Perempuan ... Perempuan mana sih yang kamu bicarakan?"Melihat sikap Oscar yang terkesan masa bodo, Aurelia pun semakin geram. Secara tiba-tiba ia memukuli lengan Oscar dengan kepalan tangannya sambil menghentak-hentakkan kaki seperti anak kecil."Aurelia sudah tenang, jangan bersikap seperti ini, malu kalau dilihat orang," kata Oscar memegang kedua lengan kekasihnya dan mencoba untuk merayu. Namun tangannya ditepiskan oleh Aurelia."Jangan sentuh aku! Aku nggak mau disentuh laki-laki brengsek seperti kamu!" seru Aurelia."Sayang ... Sayang kamu ini kenapa?" tanya Oscar mencoba merangkul kekasihnya, tapi lagi-lagi tangannya ditepiskan."Jangan dekat-dekat aku lagi, aku nggak mau kalau istrimu tahu terus wajahku disiram air keras!" seru Aurelia yang membuat Oscar membulatkan mata."Kamu jahat Oscar, kalau memang nggak mau nikah sama aku mestinya kamu ngomong. Jangan diam-diam kayak gini!" protes Aurelia."Apanya yang diam-diam?"Aurelia pun membuka tasnya dan melemparkan amplop cokelat ke arah Oscar dengan kasar."Tuh buktinya sudah jelas, kamu nggak bisa mengelak lagi," kata Aurelia menunjuk pada amplop cokelat yang telah jatuh ke lantai."Pokoknya aku mau kita putus. Lupakan soal pernikahan kita!" seru Aurelia dengan suara lantang dan membuat beberapa mahasiswa yang berada tak jauh darinya menoleh.Wanita bertubuh tinggi itu pun melepaskan cincin pertunangan yang ada di jari manisnya kemudian melemparkan benda itu dengan kasar."Aku nggak mau pakai cincin ini lagi!" serunya."Aurelia, ada apa ini? Surat apa ini?" tanya Oscar heran."Surat apa? Kenapa kamu nggak buka aja sendiri. Kamu bisa baca kan?" balas Aurelia masih dengan amarah.Perlahan Oscar pun membuka amplop tersebut. Sementara kekasihnya masih berdiri sambil berkacak pinggang.Mata Oscar membulat seketika saat membaca isi dari amplop cokelat. Selembar copy akta nikah atas nama Oscar Rionado dan Kayla Jasmine. Keringat dingin pun mendadak menetes di dahi pria blasteran ini."Tapi Sayang, bisa saja ini palsu. Atau mungkin Oscar Rionaldo yang lain?""Kamu kira, sebelum aku ke sini aku nggak ngecek dulu apa? Pokoknya kita putus! " balas Aurelia kemudian berbalik dan berlalu meninggalkan Oscar yang tampak lesu."Kaylaaaa," runtuk Oscar sambil mengepalkan tangan kuat-kuat.Sadar terlalu lama tertegun, Oscar pun berlari menyusul kekasihnya yang telah melangkah jauh. Tak peduli akan mahasiswa yang memandangnya dengan tatapan aneh lantaran ia berlari cepat bagaikan atlet. Sementara ia mengenakan setelan kerja yang formal."Aurelia ... Aurelia tunggu!" teriakannya semakin membuat orang-orang di sekitarnya mengangkat bahu keheranan.Namun Oscar terus saja berlari, tujuannya hanya satu ia tak boleh membiarkan hubungannya dengan tunangannya kandas. Aurelia Destiani adalah perempuan yang begitu ia cintai, dan hari pernikahan mereka tinggal selangkah lagi.Semua persiapan pernikahan telah mereka siapkan, mulai pakaian, catering, tempat. Bahkan mereka berdua sudah membayar uang muka untuk jasa hiburan artis ibukota."Sayang ... Sayang apa yang kamu bilang tadi hanya candaan kan?" tanya Oscar begitu berhasil menyalip kekasihnya.Aurelia pun berdiri sambil berkacak pinggang dan mata biru softlens ny
Oscar masih menatap bayangan sang tunangan yang semakin lama semakin menjauh. Saat pemilik tubuh indah itu tak lagi terlihat oleh kedua mata, ia pun kembali mengacak-acak rambutnya dan memaki kebodohannya."Sial! Kenapa gue bisa seceroboh itu, bisa gawat kalau Aurelia mulai tampil di media sosial," runtuk Oscar.Masih dalam keadaan kesal, pria tiga puluh tahun itu pun meninggalkan kampus dan kembali ke kantornya."Gue harus bisa ketemu sama perempuan itu. Ini nggak bisa dibiarin, sial dasar penipu!" runtuk Oscar dari balik kemudi.Pria berambut kecokelatan itu mengambil napas panjang dan menghembuskan perlahan-lahan. Mencoba untuk membuat dirinya lebih tenang agar bisa mendapatkan solusi untuk masalahnya kali ini."Eh, tapi gimana caranya ya biar bisa dapat informasi tentang dia. Gue kan sama sekali nggak punya kontaknya, Foto-foto dia juga udah gue apus semua dari ponsel gue. Lagian nama Kayla Jasmine juga nggak cuma
Garis lengkung tipis terkembang di wajah Oscar setelah ibu jarinya bergerak naik turun di atas benda pipihnya. "Hmm aku yakin ia pasti bisa menemukan perempuan itu untukku. Semoga saja nomornya tidak berubah," gumam Oscar kemudian menghubungi seseorang. Dia adalah Nando, seorang yang direkomendasikan oleh temannya, Randy. Nando bisa dibilang seorang informan yang cukup bisa dipercaya. Beberapa bulan lalu ia sempat menggunakan jasanya untuk mencari tahu siapa yang mencoba untuk menjadi penyusup dalam bisnisnya. "Ya," suara yang terdengar berat menjawab panggilan dari Oscar. "Nando, apa kau ingat aku?" tanya Oscar dengan maksud berbasa-basi. "Aku tidak ingat, langsung saja, katakan siapa dirimu, dan apa keperluanmu?" tanya Nando dengan ketus. Oscar mengangguk seolah Nando dapat melihatnya kali ini. Namun ia sadar orang yang berprofesi seperti Nando memang perlu bersikap hati-hati. "Aku Osca
Oscar langsung berdiri dan menyalami pria berjaket yang datang menemuinya di cafe anyelir.Pria bertubuh sedikit ramping ini menyambut uluran tangan Oscar dan langsung duduk."Hmm, seperti apa orang yang mau kamu cari?" pria itu langsung bertanya tanpa basa-basi walaupun Oscar sudah menawarinya makan dan minum.Dialah Nando yang sering dimintai bantuan untuk memecahkan misteri. Paling sering, ia diminta untuk mencari orang yang lari dari hutang.Oscar mengeluarkan fotonya bersama Kayla yang sudah ia cetak pada Nando."Ini, aku ingin bertemu dengan perempuan ini," katanya.Nando mengambil foto berukuran 9x6 yang ada di hadapannya. Kemudian mengamati gambar pasangan suami istri yang ada di sana."Tidak ada foto yang lebih jelas?" tanya Nando.Foto yang dimiliki oleh Oscar memang berukuran kecil. Ditambah lagi foto pernikahan Vegas mereka terlihat dalam keadaan yang berantakan.
Sementara itu di apartemen Kayla ...."Hmm Kay loe ngancam gue?" balas Gavin dengan tatapan tajam ke arah mantan kekasihnya yang saat ini berpakaian minim."Terserah loe mau nganggapnya gimana, tapi gue yakin, keluarga loe pasti nggak bakal terima dengan keadaan loe sekarang. Loe tahu kan gimana keluarga besar loe.Ngeliat gue pakai rok mini aja udah jadi omongan, gimana kalau mereka semua tahu orientasi loe?"Gavin terdiam dan membenarkan ucapan Kayla. Lama berhubungan dengan perempuan molek di hadapannya membuat Kayla cukup dikenal oleh keluarga besarnya.Beberapa kali Kayla diundang ke sana dan harus mengenakan pakaian di bawah lutut, dan tak boleh memperlihatkan belahan dada."Choki itu kan seorang pendidik yang jadi panutan mahasiswanya. Dia juga tulang punggung keluarga. Kira-kira bakal dipecat nggak ya kalau kampusnya tahu Choki itu ...." Sengaja Kayla menghentikan kalimatnya dan melirik ke arah Gavin yang sedang mengg
"Kay," panggil Gavin sambil menyentuh pundak Kayla.Pemuda itu tahu ada yang tak beres dengan mantan kekasihnya."Ada hal yang nggak gue tahu? Tentang masa lalu loe misalnya?" tanya Gavin.Perlahan perempuan berlesung pipi itu mengangkat wajahnya. Dia kelihatan sangat lesu, berbeda dengan beberapa waktu lalu yang begitu menggoda."Tinggalin gue sendiri Vin!" katanya."Tapi kenapa Kay? Loe kan bisa berbagi sama gue."Gadis itu pun mengangkat kedua tangannya di samping telinga. Kemudian bangkit dan melangkah menuju pintu keluar."Vin, mending loe pulang!" serunya sambil membuka pintu."Kay, loe yakin?""Pulang Vin!"Gavin hanya menghela napas panjang sambil kemudian melangkah keluar dari apartemen. Sesekali lelaki itu menoleh ke arah pintu apartemen Kayla yang tertutup perlahan.Sementara Kayla perlahan-lahan duduk di balik pintu sambil mendekap kedua lututnya
"Aku nggak akan pulang malam ini," kata Mario pada istrinya, Nindy yang tengah membereskan tempat tidur."Mas mau kemana?" tanya Nindy dengan hati-hati. Ia takut suaminya yang kasar akan marah. Namun sebagai seorang istri, ia memiliki hak untuk mengetahui kemana sang suami pergi. Terlebih saat mendapati noda lipstick di kerah baju suaminya semalam yang pulang dalam keadaan mabuk."Kemana aku pergi itu bukan urusanmu." perintah Mario."Apa Mas ingin bertemu dengan perempuan yang kemarin malam?" tanya Nindy lagi.Mario pun menoleh ke arah istrinya yang masih berantakan. Kemudian melangkah mendekat ke arahnya lalu melayangkan tamparan pada wajahnya.Pria itu pun mencengkeram kedua lengan istrinya dengan kuat sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya."Diam kamu! Kalau aku mau menemui perempuan itu apa urusanmu? Dengar ya! Aku sudah membeli kamu 300juta untuk biaya operasi Papa kamu. Jadi kamu harus menurut
Pria bertubuh kurus itu pun memasuki club' yang masih sepi. Saat karyawan sedang sibuk menata meja, gelas dan lain-lain. Begitu juga dengan band yang sibuk melakukan cek sound.Seorang pria bertatoo dan perut yang buncit pun menghampirinya."Hei bro, ada apa pengin ketemu di sini?" tanyanya kemudian mengangkat tangan dan menjentikkan jari ke arah pelayan."Beer dingin 2 botol ya!" serunya lagi.Dialah Bram, pemilik GG Club yang kini ditemui oleh Nando. Sejenak Nando pun melihat ke sekeliling kemudian mengangguk, ia semakin yakin kalau foto perempuan yang ia cari memang berlokasi di GG Club."Thanks Bro, ngerepotin aja gue. Gini, gue sebenernya pengin nanya soal ini," Nando mulai menyodorkan foto Kayla yang diberikan Oscar dan juga foto temuannya."Loe tahu cewek ini?" tambah Nando menunjuk gambar Kayla.Beruntung Nando datang saat club' belum dibuka, jadi lampu masih menyala dengan terang. Mes
Kayla tak kalah terkejutnya dengan Gavin saat melihat sosok yang berada di depan pintu. Namun Kayla masih bisa menunjukkan sikap yang tenang tak seperti Gavin yang mengisyaratkan kebencian.Gavin yang awalnya kecewa dengan perlakuan Kayla yang manipulatif pun mendadak protektif pada Kayla. Ia sangat tidak suka dengan lelaki yang saat ini berdiri di depannya. Dilihat dari penampilan, lelaki di hadapannya begitu angkuh.“Loe mau ngapain datang ke sini? Mo gangguin Kayla lagi?”Lelaki itu tak mengindahkan perkataan Gavin, ia justru nekad maju sampai menubruk lengan Gavin, dan itu dilakukan dengan sengaja. Gavin langsung meraih pundak lelaki yang baru datang itu untuk menghentikannya berbicara dengan Kayla.“Hei gue tanya loe sekali lagi! Ada apa loe datang kesini?” bentak Gavin.Kayla yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sinis dan berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Boleh jadi ia bangga dengan apa yang dilihatnya kali ini. Dua orang lelaki membuat keributan hanya untu
Gavin yang kelelahan membuka mata perlahan-lahan dan meraba ke sisi ranjangnya dan mendapati kalau tak ada siapa-siapa di sana.“Kayla?” tanyanya kemudian bangun dan mencari sosok perempuan yang sampai saat ini masih mendapatkan tempat di hatinya.“Huft! Kamu di sini rupanya?” gumam Gavin setelah melihat sosok gadisnya duduk di depan meja pantry sambil memainkan ponsel.Langsung saja ia melangkah dan memeluk pinggang Kayla dari belakang. Lekas-lekas perempuan itu menyimpan ponsel ke dalam sakunya. Kayla memang tengah menyimpan videonya bersama Gavin untuk digunakan menjadi kartu matinya jika suatu saat ia berubah pikiran.Usai menyimpan ponsel, ia pun melepaskan pelukan Gavin dan meminta lelaki itu menjauh.“Ada masalah apa Kay?” tanya Gavin, ia sama sekali tidak tahu kalau Kay menyembunyikan sesuatu.Gavin hanya berpikir kalau Kayla kembali aneh, kadang ia begitu menggoda, kadang ia menjauh dan antipati terhadap dirinya.“Aku salah lagi ya Kay?” tanya Gavin merasa bersalah.Kayla men
Sambil tersenyum Oscar pun menatap mesra perempuan yang begitu ia cintai. Dengan percaya diri ia menggenggam tangan Aurelia dan bersiap untuk mengecupnya mesra.Namun sayang, saat kedua telapak tangan lembut Aurelia hampir menempel pada bibir tipisnya. Perempuan bertubuh tinggi itu menepiskannya dengan kasar dan berdiri sambil berkacak pinggang. Kedua matanya yang memakai lensa kontak berwarna violet menatapnya nyalang.“Nggak usah sok romantis loe. Mending loe pergi dari sini!” usir Aurelia.“Kok kamu gitu sih Rel?” tanya Oscar mencoba untuk merayu kekasihnya.Aurelia mendongakkan kepalanya dan menantang kekasihnya.“Kenapa emang? Loe nggak suka? Ya udah nggak usah ketemu gue lagi. Nggak usah punya mimpi buat nikah sama gue. Dengar ya, pria yang ingin menikah dengan Aurelia Destiani bukan cuma Oscar Rionaldo. Jadi kalau loe nggak bisa penuhi persaya
“Arghhh! Sial!” Gavin kembali melayangkan tinjunya ke udara melampiaskan emosi yang muncul oleh ucapan Kayla barusan.Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang, semuanya campur aduk. Ia marah, kecewa dan juga cemburu.Tak pernah ia mengira kalau Kayla akan melakukan tindakan senekad dan sejahat ini. Ia seolah merasa asing dengan sosok Kayla kali ini. Perempuan mandiri yang kadang bersikap manja saat bersama dengannya telah berubah total. Keceriaan di wajah perempuan itu pun hilang seketika.Sebetulnya ia merasa iba dan ingin memluk mantan kekasihnya setelah mendengar pengakuan Kayla. Ia berharap bisa memberikan rasa tenang bagi perempuan berlesung pipi itu. Namun sepertinya hal itu tak bisa ia lakukan. Kayla sama sekali tak mengharapkan belas kasihan.Ia setuju kalau apa yang diterima oleh mantan kekasihnya semasa SMU itu memang sungguh keterlaluan, tapi ia sa
Kayla meneguk air putih hingga tak bersisa, kemudian ia kembali melirik ke arah Gavin yang masih menertawai ulah Oscar yang ia sebut cowok sarap.“Dia gak salah Vin, laki-laki itu emang suami gue,” aku Kayla sambil menunduk.“Apa? Loe masih mabuk Kay?” tanya Gavin yang tak percaya.“Iya, dia emang suami gue, kita menikah di Amerika,” jawab Kayla dengan tatapan yang kosong.Gavin langsung meletakkan roti yang rencananya akan diberikan pada Kayla dengan kasar. Kemudian ia mendekat ke arah mantan kekasihnya dan memegang kedua pundaknya yang putih. Sepertinya ia terbakar oleh rasa cemburu yang begitu menggebu.“Kay! Bilang ke gue kalau apa yang loe bilang itu boong. Loe pasti boong kan Kay. Loe nggak mungkin nikah dengan orang itu. Loe nggak mungkin,-” balas Gavin kemudian melepaskan telapak tangannya dari pundak Kayla.
“Ya ampun Kay, loe kenapa?” tanya Gavin begitu Kayla membuka pintu apartemennya, setelah ia mengetuk beberapa kali.Pemuda berkulit putih ini mendapati mantan kekasihnya nyaris ambruk menubruk tubuhnya. Dari aroma bibirnya, ia dapat mencium aroma alkohol yang cukup kuat.“Hmm, mulai deh, abis berapa banyak loe Kay?” gumam Gavin kemudian mengangkat tubuh Kayla yang ramping dengan kedua tangannya.Perlahan ia membaringkan Kayla pada ranjang berukuran king size. Gavin mengambil selimut putih yang ada di ranjang untuk memberikan kehangatan padanya.Saat selimut itu terbuka, mendadak Gavin pun menghentikan apa yang ia lakukan karena melihat rok Kayla yang tersingkap. Kulitnya yang putih mulus terlihat jelas di depan mata, belum lagi tonjolan ranum yang sedikit menyembul dari blouse berpotongan Queen Anne nya.Sejenak Gavin menelan liurnya sendiri, ia t
Beberapa kali Oscar memukuli setir mobilnya sambil menggerutu.“Sial! Bisa-bisanya gue terlibat urusan dengan cewek sinting macam dia, Arggh!” runtuk Oscar semenjak ia keluar dari apartemen milik Kayla.Tampaknya pemuda berparas tampan ini sangat menyesali insiden yang terjadi di Las Vegas beberapa waktu lalu. Ia terus saja memaki, dan mengungkapkan kebencian pada kebodohan dan kesialan yang menimpa dirinya.“Gila aja gue harus jadi suami dia selama setahun. Hidup sehari sama dia aja udah berasa kayak di neraka, gimana setahun? Bisa-bisa gue mati muda kali. Mending sih kalau mati muda, kalau gue harus stroke dulu gimana. Ah nggak … nggak ini nggak bisa dibiarin,” omel Oscar sambil mengemudi membelah jalanan ibukota yang sudah tidak begitu padat karena malam telah larut.Sambil terus menggerutu Oscar Rionaldo terus mengemudi dengan hati-hati agar bisa segera mencapai rum
Dengan lembut Oscar menyentuh kedua lengan Kayla yang terbuka, ia menatap mata Kayla dengan penuh kesungguhan.“Loe bilang kemauan loe ke gue, dan gue janji akan nurutin kemauan loe. Please Kay, tolongin gue!” Kali ini Oscar menangkupkan kedua tangannya di depan dada, memohon pada gadis di hadapannya.Pemuda ini kemudian mendongak sejenak dan memikirkan suatu obsi terakhir. Mempertaruhkan perusahaannya untuk bisa bersama Aurelia.“Sepertinya gue harus tawarkan perusahaan gue buat Kayla. Ini berat, tapi gimana lagi gue bener-bener cinta dengan Aurelia, dan nggak mampu untuk berpisah dengannya,” pikirnya.Oscar kembali menatap Kayla penuh harap.“Apa loe mau perusahaan gue?” tanya Oscar.“Hah perusahaan loe?”“Ya, gue akan kasih perusahaan gue, semua akan gue buat pakai nama loe asal loe
Oscar membuka pintu penumpang mobil mewahnya, dan menyuruh Kayla untuk masuk. Mobil sedan sport yang hanya dikhususkan untuk dua orang termasuk pengemudinya. Mobil yang mnjadi simbol kesuksesan Oscar di usianya yang terbilang muda.Diam-diam ia memperhatikan reaksi Kayla yang bersikap biasa saja begitu melihat mobil mewah miliknya. Sesuatu yang tampak bertentangan dengan dugaan kalau Kayla melakukan ini semua untuk mencari uang.“Ternyata bukan harta yang menjadi dasar ia melakukan ini semua,” pikir Oscar kemudian mengambil tempat di belakang kemudi.“Jadi itu yang loe bilang pacar loe?” balas Oscar sambil menyalakan mesin mobilnya.“Mantan!” jawab Kayla tanpa melihat ke arah Oscar sama sekali.Tanpa diketahui oleh Kayla, Oscar mengerutkan dahinya, mencoba mencerna dengan apa yang terjadi kali ini. Menurutnya ini sangat aneh, pendaftaran pernik