"Alina bagaimana keputusan kamu nak?" Tanya sang ibu menatap putrinya.
"Maafin Alina yah Bu, aku menolak lamaran mas Salim. " jawab Alina dengan tatapan kosong."Kenapa nak?"Tanya Kembali sang ibu lirih"Ini sudah lamaran kesekian kali dari seorang pria namun kamu tetap saja menolaknya," ujar Bu asih menunduk dan menitikan air mata didepan Putri semata wayangnya tersebut."Aku mohon bu jangan paksa aku menikah apalagi dengan pria yang tidak aku kenal sama sekali" ucap Alina memohon"Tapi dia anaknya baik, sopan, juga mapan terlebih dia adalah lulusan sarjana dan paham agama sangat cocok untuk kamu nak." papar Bu asih memberikan pengertian pada putrinya itu.Kini Alina sudah berusia 27 tahun, usia yang menurutnya masih sangat muda. karena dia belum memikirkan bagaimana melanjutkan langkah dalam sebuah pernikahan. ada rasa trauma yang masih sangat menyisakan luka dalam dirinya, di saat masa kecil yang begitu sangat indah bahkan, orang yang dianggap sebagai cinta pertama dalam hidupnya dialah orang yang paling menyakiti dan membuat luka batin yang teramat dalam hingga sampai sekarang."Aku mohon Bu, jangan paksa Alina menikah." ucap Alina kembali memohon dengan mata berbinar."Sudahlah terserah kamu ibu capek dengan kemauan kamu yang tidak pernah mengerti keadaan kita, kamu anak ibu satu-satunya dan ibu hanyalah seorang janda sederhana yang hidup sendirian, ibu takut meninggalkan kamu sebelum bisa melihat kamu bahagia." papar Bu asih menunduk pasrah dengan keputusan anaknya.Alina pun langsung memeluk erat Bu asih dia tahu betapa hancurnya hati ibunya, ketika tahu bahwa keputusan Alina tidak ingin menikah dengan siapapun hanya karena ingin terus bersama ibunya. Sudah hampir 17 tahun Dia tinggal bersama sang ibu hanya berdua di rumah petak yang sangat sederhana ibunya hanya bekerja sebagai buruh cuci yang tidak memiliki penghasilan tetap, sedangkan Alina Dia sekarang sudah bekerja di sebuah toko gamis di daerah Bogor. Alina sendiri masih belum memikirkan bagaimana dia ingin berumah tangga karena masa kecil yang begitu sangat menyakitkan untuknya.17 tahun yang lalu, dia memiliki keluarga yang sangat bahagia dengan kedua orang tua yang lengkap dan mencintai dia lebih dari apapun, kehidupan alina bisa dikategorikan sebagai kehidupan yang cukup dari segi ekonomi. Alina begitu sangat mengagumi ayahnya karena sang ayah yang sangat mencintai ibunya dengan setulus hati.Ayahnya adalah sosok yang sangat romantis, seringkali Alina merasa kagum dengan seorang pria yang menjadi cinta pertama dalam hidupnya, karena bagi seorang anak perempuan ayahlah yang menjadi garda terdepan sebagai pelindung baginya.Bahkan dulu saat Alina masih berusia 10 tahun dia pun bermimpi jika suatu saat nanti dia bisa menemukan seorang pria yang seperti sang ayah, yang bisa mencintai keluarga dan bertanggung jawab penuh terhadap anak dan istrinya.Akan tetapi kebahagiaan itu tidaklah lama, saat ayahnya mendapatkan jabatan tinggi di kantor sebagai seorang manajer dia menjadi gelap mata dan lupa bagaimana berkumpul bersama keluarga.Ayahnya jarang sekali pulang ke rumah bahkan, menanyakan kabar lewat telepon pun tidak pernah, sehingga membuat ibunya mulai curiga karena selama ini ayahnya tidak pernah bersikap seperti itu. Hingga suatu hari, ayahnya pergi selama hampir satu minggu tanpa kabar bahkan Alina dan ibunya mencari keberadaan sang ayah yang entah ada di mana.Dan setelah satu minggu kepergiannya ternyata dia kembali bersama seorang wanita cantik yang sedang hamil besar. saat itu hati ibunya begitu sangat hancur, bahkan Alina hanya bisa bersembunyi di balik pintu kamar dan melihat secara langsung bagaimana pertengkaran dan perlakuan sang ayah yang begitu sangat dihormati selama ini.***"Aku mau cerai!!! Kita pisah" teriak sang ayah mengambil semua barang-barang miliknya."Jangan Mas kasihan Alina, dia putri kita satu-satunya mas." ucap sang ibu sambil memeluk kaki ayahnya."Kamu urus saja dia sendiri dan jangan pernah ganggu aku lagi dengan istriku!!!" Ayahnya melepaskan pelukan sang istri dan pergi meninggalkan Asih serta Alina begitu saja."Ibuuuuuu." teriak Alina lirih seolah merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya.Sang ibu terus memeluk Alina dengan erat dalam dekapannya dan terus menangis, menatap sosok suaminya dan istri keduanya yang sudah pergi jauh dari pandangannya."Maafin ibu yah nak, ibu janji akan selalu disamping kamu terus membesarkan kamu dengan cinta" ucap sang ibu mencium kening Alina."Aku benci ayah!!! Aku benci lelaki jahat!" Lirih Alina terus memanggil ayahnya.Sejak saat itu kehidupan Alina berubah drastis Alina dan sang ibu harus meninggalkan rumah yang sangat mewah hanya karena rumah ini telah dijual oleh ayahnya, dan agar sang ayah memiliki rumah baru bersama istri keduanya Alina dan ibunya harus pergi meninggalkan rumah yang banyak sekali menyimpan kenangan indah saat dia dulu menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. Dimana dia dan sang ayah seringkali berlarian di sekitar rumah bahkan rasa cinta itu masih sangat terasa bagaimana pelukan dari seorang ayah, dan takutnya ketika Alina sedang sakit membuat Alina tidak percaya dengan sikap ayahnya yang sekarang.Alina terus menatap kosong setiap ruangan yang ada di rumah itu termasuk foto keluarga dia yang begitu sangat ceria."Aku benci ayah!!"pekik Alina"Aku gak mau ketemu ayah!" teriak Alina"Aku gak mau menikah seperti ibu dan ayah" ucap Alina yang terus saja menatap foto ayahnya. Alina dan ibunya perlahan meninggalkan rumah mewah yang dulu mereka tempati, sang ibu mencoba untuk membuat Putri tunggal itu bisa bahagia dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi, dia berharap bahwa kelak di saat nanti Alina dewasa dan bisa mendapatkan kebahagiaan dia yang baru. Alina sangat trauma dengan masa kecilnya yang harus berpisah dari ayahnya sendiri karena sebuah perselingkuhan yang selama ini ada dalam hubungan pernikahan ibu dan ayahnya.Alina dan ibunya terpaksa pergi ke daerah Bogor, di sana adalah tempat yang paling nyaman dan jauh dari keramaian, dan berharap Alina akan bisa melupakan semua yang telah dia lihat di mana kedua orang tuanya bertengkar hebat dan memilih untuk saling berpisah.Alina yang semula adalah sosok gadis yang paling ceria dan juga paling bahagia seketika berubah menjadi gadis yang sangat pemurung bahkan seringkali dia menutup diri di kamar dan enggan bermain dengan teman-temannya dia merasa malu karena teman-temannya memiliki keluarga yang sangat bahagia dengan kedua orang tua yang lengkap dan kasih sayang dari seorang ayah sedangkan dirinya, sama sekali sudah kehilangan semua itu.Alina kembali membuka tas dan melihat foto dia dengan sang ayah yang saat itu sangat berbahagia, Alina menganggap bahwa ayahnya adalah cinta pertama dalam hidupnya bahkan yang membuat dia begitu sangat bersemangat menjalani kehidupan namun ternyata sang ayah bisa berubah menjadi orang yang paling jahat dan paling dia benci seumur hidupnya."Ternyata kamu disini aku cari kamu kerumah tadi ibumu bilang kamu keluar." ucap Raka.seorang pemuda yang sangat manis dengan tinggi yang semampai juga berkulit putih, dia adalah salah satu teman pria Alina sekaligus menjadi sahabat Alina sejak kecil. Hanya Raka yang mampu memahami Alina dan dia begitu sangat dekat dengan Alina dan keluarganya. Usia mereka tidak cukup jauh hanya berbeda satu tahun Raka di atas Alina yaitu 28 tahun."Kamu mau apa?" Tanya Alina mengintrogasi."Pasti mau ikut-ikutan ibu yah maksa aku buat menikah?" Tanya kembali Alina menatap sinis pria itu."Menikah? Jadi kamu dipaksa menikah lagi?"Tanya Raka terbelalak."Memang apa sih yang buat kamu tidak mau menikah?" Tanya Raka sembari berjalan perlahan mendekati wanita cantik dengan balutan hijab panjang itu, dan diapun duduk disamping alina. "Aku tidak percaya cinta!" jawab tegas Alina."Lagipula untuk apa menikah kalau pada akhirnya malah bercerai," jawab Alina menatap kosong kedepan."Kamu tahu, tidak semua p
"Oh iya, lusa aku harus kembali ke Jakarta bertemu kedua orang tuaku. " ucap Raka seketika membuat Alina terkejut."Lalu kapan pulang?"Tanya Alina menatap Raka."Alina aku berangkat saja belum kamu sudah nanya pulang, pasti kamu takut yah aku tinggal lama-lama?" ledek Raka pada Alina."Kenapa aku harus takut?"Tanya alina sembari membuang nafas kasar. "Aku hanya bingung nanti yang bantu aku jualan gamis siapa" jawab Alina cuek."Hanya itu?"tanya Raka menatap tajam Alina. "Ayolah Raka kita bersahabat sudah lama, lagipula kamu tidak pernah kejakarta kan? Kenapa sekarang mau pulang?" Tanya Alina cemas."Aku rindu dengan mamahku, karena sejak dia menikah lagi aku jarang sekali mengabarinya apalagi menemuinya. " Jawab Raka"Mamah kamu menikah lagi? Pasti papah kamu selingkuh yah kaya ayah aku dulu. " sahut Alina menyeka sudut matanya, seolah merasa bahwa semua ayah itu sangat jahat, selalu mementingkan hawa nafsunya hingga rela meninggalkan istri dan juga anaknya."Bukan gitu Alina Dzaki
"Raka tidak mau menikah dengan wanita lain mah!" ucap Raka dengan tegas pada sang mama "Raka Alisia adalah gadis yang baik, dia cantik, berpendidikan dan juga karirnya bagus sangat cocok untuk kamu. " Ujar nyonya Karin kepada putra pertamanya tersebut.Kepulangan Raka kali ini ternyata malah membawa malapetaka baginya, ia tidak menyangka bahwa sang Mama menjodohkan dia dengan wanita lain yang sama sekali Dia tidak cintai. bahkan, dia tidak mengenal wanita itu dengan baik. Dari dulu, sang mama memang selalu hidup dalam kemewahan bahkan tidak pernah merasakan rasanya hidup susah. meskipun Raka tinggal dengan kedua nenek kakeknya Dia merasakan bahagia hidup sederhana di sebuah kampung karena dia merasakan arti sebuah keluarga yang sebenarnya.Semenjak kepergian sang papa untuk selamanya Raka merasa hidupnya telah hancur karena dia memiliki Mama yang sangat egois dengan mengambil keputusan sendiri dan selalu saja mengekang Raka apapun yang dia inginkan termasuk perihal jodoh.Terkadang,
Setelah membawa sang ibu masuk ke dalam kamarnya juga beristirahat, Alina pun kembali masuk ke dalam kamarnya. dia menangis dengan sangat kencangnya, Alina mencoba membungkam mulutnya agar tidak ada siapapun tahu bahwa dia sedang menangis. Alina merasa kecewa dengan semua yang telah terjadi dalam hidupnya. sejak kecil, Alina merasa tidak pernah ada kebahagiaan yang hadir dia hanya ingin hidup tenang bersama sang ibu namun hal itu tidak akan pernah terjadi karena mau bagaimanapun akan ada orang-orang yang selalu saja membuat hidupnya hancur.Tok...tok...tok...Suara ketukan pintu dari luar rumah, Alina segera menyeka sudut matanya dan mencoba untuk menarik nafas panjang agar tidak ada orang yang tahu dia habis menangis, dia pun perlahan menuju arah depan rumah dan membuka pintu ternyata itu adalah Raka. Raka sudah kembali dari Jakarta dia tersenyum kepada Alina, namun Raka seperti merasa apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya Alina. Raka pun mencoba untuk berbicara berdua dengan
Waktu terus berlalu dan hari pun terus berganti tidak terasa ini sudah hari ketiga. Alina semakin bingung hingga sampai dengan detik ini dia masih belum bisa mencari pinjaman kemanapun bahkan dia tidak bisa bercerita apapun pada Raka.Hari ini Alina mulai masuk bekerja, dan seperti biasa Raka selalu saja menunggu Alina di depan rumah dia selalu siap sedia untuk menjaga Alina kapanpun sejak dulu dan sejak masih sekolah Raka tidak pernah berubah sedikitpun."Alina apa aku boleh bicara sesuatu?" Tanya Raka menatap Alina."Nanya apa?" Tanya Alina kemnbali"Kamu mau bantu aku tidak?" Tanya Raka semakin membuat Alina penasaran."Tentu saja bantu apa?"jawab Alina dengan semangat "Mau jadi calon istriku?" Jawab Raka seketika membuat alina terkejut."Hah? Kamu serius? Sudah dong Raka jangan bercanda" ujar Alina tidak percaya."Aku serius tapi hanya pura-pura." jawab Raka tersenyum pada Alina."Aku janji apapun yang kamu mau aku kabulkan" pinta Raka seketika membuat alina terdiam Karena dia pi
Apa yang dikatakan Arumi rekan teman kerjanya rasanya seperti hal yang sedang terjadi antara Raka dan juga Alina. Alina penasaran apakah selama ini Raka pernah mempunyai perasaan terhadap wanita lain sehingga dia enggan sekali dijodohkan dengan wanita pilihan dari orang tuanya. Padahal dari cerita Raka Alina tahu bahwa wanita itu memiliki paras wajah yang cantik dia juga mapan seperti Raka bahkan dia memiliki pendidikan yang sangat tinggi salah satu contoh pasangan yang ideal di seharusnya Raka malah menghindar bahkan meminta dirinya untuk menjadi calon istri pura-pura Raka."Kamu tuh nanya lagi buat diri sendiri ya Alina?" Tanya Arumi membuat Alina gugup."Bukan kok sumpah." jawab Alina mengangkat kedua jarinya."Aku mau tanya deh sama Alina, Kamu dan Raka sudah berteman cukup lama dan aku juga sering lihat dia selalu mengantarkan dan menjemput kamu ke tempat kerja memang selama ini kamu tidak memiliki perasaan apapun sama Raka? "Tanya Arumi sedikit penasaran dengan kisah cinta Raka
Sesampai di rumah Alina dan Raka terkejut ketika melihat sang ibu keluar dari rumah sambil menangis. Lagi-lagi mas Salim terus saja menekan ibunya padahal, Alina sudah berusaha keras untuk memberikannya penjelasan agar bisa melunasi hutang dalam 1 bulan ke depan namun ternyata pria itu malah mengingkarinya dia dengan mudah membiarkan ibunya Alina menangis di hadapan orang banyak.Alina pun langsung turun dari mobil Raka dan tanpa basa-basi langsung memeluk ibunya dengan erat menghadapi pria bertubuh besar tersebut yang menatapnya sangat tajam. Alina tidak pernah takut kepada siapapun saat dia harus membela sang ibu karena baginya kebahagiaan ibunya selama ini adalah salah satu hal yang paling berarti dalam hidupnya. selama ini sang ibu tidak pernah merasakan kebahagiaan setelah kepergian ayahnya yang memutuskan untuk memilih wanita lain dibanding istrinya sendiri. sejak saat itu, Alina berjanji untuk akan terus menjaga sang ibu dari siapapun yang ingin menyakiti dirinya."Aku sudah b
Alina bangun lebih pagi dari biasanya dia segera menyiapkan sarapan untuk sang ibu. karena dia tahu wanita yang sedang tidur di sampingnya itu sangat terluka atas kejadian semalam. Alina terus saja menatap dirinya di masa lalu saat di mana sang ayah memutuskan untuk meninggalkan dia dan juga ibunya pergi bersama wanita yang menjadi selingkuhannya bahkan menelantarkan Alina dan ibunya. Kini hal yang paling berharga dalam hidup alina hanyalah sang Ibu tidak ada lagi sumber kekuatan yang Alina bisa dapatkan jika dia kehilangan ibunya usia sang Ibu memang tidak lagi muda maka seringkali Alina merasa menyesal selalu saja menolak apapun permintaan dari sang ibu."Alina. "ucap sang ibu menggenggam tangan putrinya Alina menyeka sudut matanya, sang Ibu tidak tahu bahwa dia habis menangis dan memiliki masalah dengan Raka, Alina tidak ingin jika semuanya malah semakin rumit karena dia tahu ibunya begitu sangat menyayangi Raka seperti anaknya sendiri."Tadi baru aja aku mau bangunin Ibu karena A
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo