Alina terus menunggu kepulangan sang suami dia mencoba untuk menghubungi Raka akan tetapi Raka tidak mengangkat teleponnya. pikiran rasa begitu sangat kalau dia tidak tahu harus pergi ke mana dan bercerita kepada siapa lagi tentang masalah yang sedang dihadapi sedangkan sang istri sedang hamil dan Raka tidak mungkin menceritakan semua masalahnya kepada Alina.Akhirnya rasa berhenti di sebuah restoran dan dia mencoba untuk menenangkan pikirannya di sana mungkin setelah itu hatinya akan lebih bisa menerima banyak masukan dari sang istri Alina. Raka ya tidak ingin masalah yang sedang dia hadapi saat ini membuat dia dan alina semakin jauh karena Raka pasti sedang terbawa emosi terlebih, ucapan rahasia yang membuat dia kesal dan semakin tidak percaya pada dirinya sendiri. Karena sebagai seorang pria, terlebih Raka kini menjadi seorang suami Dia merasa bahwa kini harga dirinya sudah tidak ada lagi karena dia telah menghianati alina sang istri dan juga tidak ada lagi yang bisa dia banggakan
Alisia kini berhasil mengambil hati Raka dengan dirinya yang seolah adalah pahlawan untuknya, Raka tidak tahu ada hati yang hancur dan terluka karena kebodohannya kembali. Sejatinya nafsu selalu membuat seseorang lupa akan cinta yang begitu tulus."Aku harus pulang kerumah Alina pasti khawatir dengan keadaan aku" ucap Raka mencoba untuk bangun namun nyatanya badannya terasa sakit efek dari kecelakaan."Sudahlah mas sekarang fokus dengan kesembuhan kamu saja aku sudah mencoba menelpon Alina tetapi tidak diangkat mungkin dia sedang sibuk" jawab Alisia mencoba menghasut Raka."Alina tidak mungkin seperti itu dia pasti tidak akan tidur sebelum suaminya pulang" ujar Raka kembali memaksakan tubuhnya bangun namun tetap saja sulit.Untunglah Alisia sudah meminta dokter untuk menyuntikan obat tidur agar Raka bisa beristirahat dan tanpa sadar, kepala Raka mulai berat dan ia tertidur dengan pulas."Akhirnya sekarang mas Raka jadi milikku kamu lihat saja Alina kamu akan menyesal karena sudah berh
"Kak Alina tenang ada aku disini" ucap Nasya yang merasa cemas dengan keadaan Alina."Akuuuu benci mas rakaaaaa!!!!!" Teriak Alina kembali histeris.Dan seketika Alina pun jatuh pingsan , Nasya semakin khawatir dengan kondisi Alina dan mencoba membantu menidurkannya disofa lalu mencari minyak angin .dia mencoba menghubungi kakaknya , tetapi sama sekali tidak ada jawaban sedikitpun , Nasya tidak bisa menghubungi kedua orang tuanya, karena mereka sedang berada di luar kota dan Nasya khawatir jika mereka tahu tentang keadaan putranya yang sebenarnya pikiran mereka tidak akan tenang selama di sana.Alina pun tak kunjung sadar sehingga Nasya memutuskan untuk menelepon ambulans agar Alina secepatnya mendapatkan perawatan terlebih dia juga sedang hamil Nasya khawatir mengenai bayi yang ada dalam kandungannya karena mau bagaimanapun Alina sedang mengandung calon keponakannya.***"Alisia kamu sudah gila? Membawa Raka kerumah dalam keadaan seperti ini?" Tanya pak Adam yang tidak habis pikir d
"apa salahku Nasya?" Tanya Alina yang terus menangis dalam pelukannya."Kakak tidak salah kak Raka yang jahat telah menghianati wanita sebaik kakak" jawab Nasya mencoba menyemangati Alina.Seketika pikiran Alina pergi jauh kembali pada masa gimana dia menangis begitu kencangnya di saat tahu bahwa sang ayah dulu telah menikah lagi dengan perempuan lain dan meninggalkan dirinya dengan sang ibu."Aaaaaaaaaaaa aku mau mati saja!!!!" Teriak Alina kembali histeris seketika dokterpun datang dan menyuntikkan obat penenang sampai akhirnya Alina kembali tertidur.Nasya terus menangis melihat kakaknya Alina yang tidak bisa mengendalikan emosinya dia tidak tahu bahwa sesakit itu luka penghianatan yang telah kakaknya berbuat terhadap istri sebaik Alina padahal, hingga Alina tidak mengenal dirinya sendiri.Bahkan Asia tidak pernah melihat Alina seperti ini Alina adalah wanita yang sangat tegar bahkan dia selalu ceria dimanapun dia berada selama Nasya mengenalnya Alina tidak pernah bersedih dia adal
Raka mulai membuka matanya, dan dia terkejut karena Alicia sedang tertidur di sampingnya. Raka tidak ingat sama sekali tentang apa yang terjadi sebelumnya karena terakhir dia berbicara dengan Alisia di rumah sakit namun kini keberadaannya malah berada di sebuah kamar."Pagi mas Raka," ucap Alisia dengan senyuman."Apa yang kamu lakukan Alisia?" Tanya Raka menatap tajam Alisia."Melakukan tugasku sebagai istri yaitu melayani suami" jawab Alisia dengan senyuman."Apa!?" Pekik Raka yang mencoba tetap tenang.Alisia sengaja memberikan obat tidur pada Raka sehingga dia tidak sadarkan diri hampir dua hari dan hal itu dia manfaatkan dengan sebaik agar Raka percaya bahwa mereka sudah berhubungan."Memang aku salah mas aku kan hanya melakukan tugasmu sebagai seorang istri lagi pula kamu mana inget semuanya "ucapan Alisia mencoba membuat Raka tertekan.Pak Adam sendiri tidak mengetahui rencana putrinya tersebut, karena dia langsung pergi ke luar kota untuk bisnis yang harus dia selesaikan secar
Nasya menatap kesal Alisia yang tiba-tiba saja datang ke rumahnya dengan wajah yang sama sekali tidak merasa bersalah dengan apa yang telah dia perbuat terhadap kakak iparnya Alina."Raka jelaskan apa yang terjadi?" Tanya Bu Karin panik dengan pernyataan Alisia."Maaf ma Raka sudah menikah dengan Alisia secara diam-diam dan Raka sekarang kehilangan Alina ma," jawab Raka berbicara jujur pada mamahnya."Raka!! Mamah tidak pernah mengajari kamu seperti ini kamu tahu Alina sedang hamil," ucap sang mamah penuh emosi."Kalian jangan khawatir karena sebentar lagi juga Raka akan menjadi ayah dari anakku" sahut Alisia semakin menambah suasana menjadi panas."Cukup alisia!!!! Ini pasti rencana kamu kan? Kamu yang buat alina pergi dari hidupku" ujar Raka menatap tajam Alina."Stop! Berhenti menyalahkan kalian tidak malu dengan apa yang kalian lakukan dibelakang Kak Alina Aku bersumpah suatu saat nanti kalian pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang sudah dilakukan terhadap Bida
Raka memutuskan ke rumah Ibu mertuanya yang berada di Bogor. Karena Raka berharap bahwa istrinya Alina akan ada di sana akan mencoba membujuk Alina untuk bisa kembali pulang ke Jakarta."Kak Raka mau kemana pagi sekali sudah rapi?" tanya Nasya melihat sang kakak dengan raut wajah cemas."Mau kerumah ibunya Alina mungkin Alina sedang ada disana,"jawab Raka penuh harap."Jangan terlalu berharap Kak kalau memang kakak tidak menemukan keahlian di sana cobalah untuk belajar ikhlas agar Kak Alina bisa hidup bahagia walaupun tanpa suaminya," papar Nasya mencoba membuat kakanya mengerti. Bahwa luka yang telah dia torehkan kepada istrinya itu begitu sangat menyakitkan sehingga Nasya pun tidak bisa membiarkan kakaknya untuk kembali bersama dengan Kak Alina selama masih ada Alisia di sampingnya."Cukup Nasya! Aku hanya sedang memperjuangkan Rumah tanggaku dengan Alina agar bisa utuh seperti dulu karena Alina sedang mengandung darah dagingku"jawab Raka dengan tegas pada sang adik."Aja Kak jika
"Assalamualaikum Bu Ambar," Ucap Bu asih pada tetangga yang berada dibogor via telpon."Waalaikumsalam Bu Asih ibu apa kabar dengan Alina? "Tanya Bu Ambar yang begitu sangat khawatir.Bu Ambar adalah satu-satunya tetangga yang Bu Asih anggap seperti keluarganya sendiri, sejak dia dan Alina memutuskan untuk tinggal di sana Bu Ambar banyak sekali membantu Bu Asih dan juga Alina."Alhamdulillah saya baik-baik saja Bu saya hanya minta doa untuk Alina Putri saya agar secepatnya Dia bisa bangkit kembali maaf Bu sebelumnya saya ingin menanyakan apa menantu Saya mencari istrinya ke rumah? "papar Bu asih penasaran."Iya Bu nak raka datang ke rumah dan dia menanyakan keberadaan ibu serta Alina saya sudah memberitahu dia sesuai instruksi dari Bu Asih bahwa ibu sudah pergi lama beberapa minggu dari rumah ini agar dia tidak curiga bahwa Alina pergi bersama ibu "ucap Bu Ambar pada via telpon."Terima kasih banyak ya Bu Saya harap menantu Saya tidak akan pernah datang lagi ke sana karena saya sembun
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo