Satu bulan kemudian....
Cinta sedang berjalan ke arah ruangan Bian, sudah sebulan ini hubungan mereka sangat baik, setelah kembali dari Bali bulan lalu Bian menunjukkan perhatiannya kepada Cinta. Bahkan Bian menampakan ketidak sempurnaannya kepada semua karyawannya saat mencari keberadaan Cinta di pantry kantor. Dan semenjak itu seluruh manusia di kantornya heboh akan kondisinya juga heboh dengan hubungannya dengan Cinta. Bian tidak lagi memperdulikan itu. Dia hanya ingin melihat senyuman Cinta dan menggenggam tangan wanita itu. Seperti saat ini.
Cinta menyuapi Bian yang terlihat manja dan sesekali tawa mereka pecah secara bersamaan. Cinta begitu bahagia bisa bersama Bian, bukan karena harta atau ketampanan Bian. Tapi Bian mampu mengetahui segala sesuatu yang Cinta rasakan ataupun inginkan. Berbeda dengan Kevin yang juga mendekatinya tapi seperti terlalu memaksakan kedekatan mereka, dan dia tidak merasakan getaran aneh dihatinya saat bersama Kevin.
" kamu masak apa besok?" tanya Bian sambil memakan nasinya dari suapan Cinta.
" entahla, saya juga bingung. memang bapak mau makan apa?"
" Cinta bisa stop panggil saya Bapak kalau kita lagi berdua. Saya merasa seperti orang tua kamu."
Wajah Cinta pucat saat Bian mengatakan kata ' orang tua kamu'.Bian yang mengerti langsung menggenggam tangan Cinta khawatir." love". Panggil Bian lembut, dia sudah tahu kalau Cinta adalah yatim piatu. Dan bodohnya dia mengungkit itu.
" tidak apa-apa pak. Kalau begitu mau dipanggil apa?"
Cinta langsung cepat merubah ekspresi wajahnya. Dia mencoba menyembunyikan luka yang masih membuka dihati dan ingatannya." are you oke?". Bian menangkup kedua wajah Cinta.
" iya pak. Udah jadi mau dipanggil apa nih?"
Cinta mencoba tersenyum." panggil saya honey,"
Cinta memegangi perutnya dan tertawa, hingga wajahnya berusaha merah." saya bukan siapa-siapa bapak. Jadi jangan ngawur pak. Lagi pula saya nyaman memanggil dengan sebutan bapak."
Bian memegang lagi wajah Cinta dan menatap Cinta dengan tatapan lembutnya." kamu special buat saya."
Cinta terdiam, dia juga menatap Bian disebelahnya. Bian tersenyum, tapi Cinta masih tidak bisa berhenti terkejut. Pikirannya kemana-mana karena kata ' special ' dari Bian barusan. Mungkinkah perasaan Bian dan dirinya sama. Dan jika memang sama, apakah itu artinya mereka saling jatuh cinta. Meski mereka berdua tidak memiliki kesempurnaan." Cinta kamu dengar saya?"
Cinta mengangguk, Bian lalu tertawa." wajah kamu lucu banget." Cinta yang kesal memukul-mukul bahu Bian dan akhirnya tersenyum juga.
" kamu tadi naik sepeda?"
" iya"
" aku anter pulang aja ya. Sekalian saya mau ajak kamu kesuatu tempat."
" kemana?"
" Rahasia." Bian menaik turunkan kedua alisnya.
" bilang dong. Pertama bapak bawa saya pergi, itu tempatnya di Indonesia bagian Tengah."
Bian mengacak rambut Cinta dan tertawa." pokoknya kita pergi love, saya paksa walau kamu gak mau."
Cinta menjewer kuping Bian gemas." kumat deh sikap bossy nya. Gemes aku."
Saat mereka asik dengan kegiatan mereka Bella dan Brian sudah berdiri dibelakang mereka sambil tersenyum. Akhirnya Bian bisa membuka hatinya lagi, dan yang pasti belakangan ini Bian terlihat semangat untuk sembuh.****
Seperti kata Bian, sepulang kerja mereka pergi bersama. Sepeda Cinta diantarkan ke rumahnya oleh orang suruhan Bian, sedangkan mereka naik mobil Bian. Cinta melihat pagar besi tinggi terbuka saat mobil Bian masuk dan Cinta bingung serta panik dengan ini semua.
" bapak ajak saya kerumah bapak ya?"
Cinta terlihat sangat panik." bukan, ini bukan rumah saya. Tapi rumah oma dan opa saya."
Bukannya tenang tapi Cinta semakin panik. Dia masih memakai pakaian kantornya, dan oh ya ampun dia sangat kucel. kenapa juga Bian membawanya kesini." kenapa bapak membawa saya kesini ?" tanya Cinta yang sangat kesal. " bapak mau mempermalukan saya agar saya tahu diri dekat dengan bapak ? kalau untuk itu saya minta maaf pak. saya janji gak akan mau lagi datang kalau bapak panggil keruangan bapak."
" Cinta kamu ngomong apa sih, keluarga saya mau ketemu kamu. Jadi ya saya bawa kamu malam ini."
Cinta menarik-narik jas yang dipakai Bian. Mau nangis, mau teriak, mau jambak rambut Bian. Cinta ingin melakukan semua itu sekarang." kok bapak tega sih. Kan bapak bisa bilang dulu tadi sama saya kalau mau kesini."
" dan seratus persen kamu kabur dari saya tadi." kata Bian mencubit pipi Cinta.
" kamu tenang aja, keluarga saya cuma mau kenal kamu. Lagi disana ada Bella juga, kamu gak perlu canggung."
" tapi saya kucel gini pak."
Bian memperhatikan penampilan Cinta, tidak ada yang salah. Rambutnya juga masih rapi dengan sanggul siput ala seorang Cinta. Cinta juga masih harum bayi seperti biasanya, tidak ada yang salah." kamu cantik, harum, apanya yang kucel?"
Cinta memutarkan bola matanya lalu memukul bahu Bian kesal. Dia memilih diam tidak ingin memprotes lagi. Pasrah la dia jika nanti di cap gembel yang ditemukan Bian dipinggir jalan. Bian dibantu turun dari mobilnya oleh dua orang security yang mendekati mobil mereka. Sedangkan Cinta dibukakan pintu oleh supir Bian. Rumah ini begitu terlihat mewah dan juga manis.Cinta berjalan kesebelah Bian yang sudah memunggunya. " jangan takut, ayo senyum. Semua sudah menunggu kamu."
Cinta mencoba menuruti kemauan Bian. Bian yang duduk dikursi rodanya bergerak dengan Cinta yang berjalan disebelahnya.Perlahan Cinta menangkap suara-suara terkejut dari semua orang didalam rumah itu.Dia memberanikan diri melihat pemandangan didepannya. Benar saja disana sungguh ramai, Bella melambaikan tangannya kepada Cinta yang dibalas Cinta dengan senyuman pucat di wajahnya.
" ah... Bian kamu bawa calon kamu ya?"
Teriak Oma Bian dari ruang keluarga itu. Bian tersenyum sambil terus menjalankan kursi rodanya mendekat kesemua keluarganya. Cinta tidak tahu harus bersikap seperti apa, dia rasanya ingin berlari keluar dari rumah ini." kami hanya teman Oma." jawab Bian dan Cinta menyalami Oma serta seluruh tetua dirumah itu.
" teman apa yang pegang-pegang tangan mas" Brian menggoda Bian dan Cinta.
" baik-baik, dia teman special bagiku."
Bersambung....
Aku tunggu Vote dan komentnya ya..
Oma dan Opa Bian memperhatikan wanita muda cantik yang dibawa Bian dan Bian mengatakan kalau wanita ini teman special bagi Bian. Karena penasaran Oma Evelyn mendekati Cinta yang terlihat ketakutan. " hei nona, kamu kenapa terlihat takut. Kami disini tidak akan menggigit atau memutilasimu." senyuman Oma Evelyn membuat Cinta sedikit tenang. " ayo duduk disini sama Oma. Kenalkan saya Oma Evelyn, Oma nya Bian." Cinta mengangguk dan menyambut tangan Oma itu dengan senyuman. " saya Cinta Oma. Saya teman dan karyawan nya pak Bian." Oma Evelyn mengangguk dan mengajak Cinta duduk didekatnya. Sementara mama Bian dan papamya melihat wanita yang dibawa Bian dengan penuh selidik. " kalian yakin hanya teman?" Pertanyaan tante Bianca membuat Bian menggelengkan kepalanya sementara yang lain menunggu jawaban dari Cinta. " benar bu, saya teman pak Bian." "ckckck.. Jangan panggil saya
Cinta memarkirkan sepeda nya dan langsung menuju ke kubikelnya. Rutinitasnya setiap pagi di kantor kembali dia lakukan, hanya saja pagi ini dia tidak langsung mengantarkan bekal bos Bian nya, dia menunggu sekertaris bosnya itu datang agar bisa dia titipkan, Cinta sudah memikirkan semua ini semalam. Setelah semalam dia melihat Bain marah, dia tidak lagi mau berhubungan terlalu jauh dengan pria itu. Jika teman, maka ayo lakukan layaknya seorang teman.Setelah kantor mulai ramai, Cinta menaiki lift untuk keruangan Bian. Disana dia melihat Desi sekertaris Bian yang cantik itu sedang memeriksa beberapa berkas. "Hai Des," sapa Cinta sambil tersenyum."Eh Cinta, loe mau ketemu pak Bian ya? Pak bos ada sih, tapi lagi ada tamu." Cinta mengernyit mendengar kata tamu, sepagi ini ada tamu. Siapa?? Pikir Cinta penasaran."Yang gue tau sih, itu mantan tunangan pak bos. Loe mau nunggu atau ntar gue kasih tau kalau wanita itu
Saat pintu tertutup, sunyi menerpa Cinta. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Bian dengannya, saat kursi roda pria itu berbalik Cinta menanti apa yang akan dikatakan pria itu."Ayo duduk, kita makan bersama." Bian mengambil bekal makan yang dibuatkan Cinta untuknya, dengan satu tangannya pria itu sudah membawa bekal itu kearah sofa. Tapi dia berhenti dan melihat tidak ada gerakan dari Cinta. Bian membalik tubuhnya melihat wajah Cinta yang menatapnya seperti memohon. "Ada apa?" Cinta mulai terlihat sangat panik."Pak bisakah saya kembali ke ruangan saya? Saya banyak pekerjaan pak." Bian mengeraskan rahangnya mendengar apa yang disampaikan Cinta. Wanita ini benar-benar ingin membuatnya hilang kendali."Apa kau ingin menjauhiku?" Cinta diam tak bereaksi, dia menunduk dengan tangannya yang saling bertautan."Ah.. Ya,
Hujan melanda ibukota Jakarta, Cinta yang biasa bersepeda kini harus menaiki bus untuk pergi ke tempat kerjanya. Cinta tidak suka naik bus, dia lebih suka berpanas-panasan dengan sepedanya dari pada harus berdesak-desakan dengan orang-orang yang ada di dalam bus. Seperti saat ini, dia harus menunggu sekitar lima belas menit lagi untuk sampai di halte tempatnya bekerja. Berjalan kaki sebentar lalu sampailah dia di perusahaan Jayker's grup ini. Cinta menutup payung saat dia tiba didepan lobby kantor, dan disana pak bos tercinta sudah menunggu dirinya. Bian tersenyum melihat Cinta-nya datang pagi ini dengan wajah yang ceria meski langit sedang mendung. "Hai my preety, kamu bahagia sekali?" Bian dan Cinta lalu berjalan beriringan menuju lift kantor. Bian dengan kursi rodanya, dan Cinta yang berjalan sambil menenteng semua barang bawaannya. Tempat bekal, payung, tas kerja, dan berkas pekerjaannya
Sebulan berlaluCinta sibuk mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk karena dia baru mengambil cuti selama satu minggu kemarin. Dia menemani Bian untuk menjalani perobatannya, dan Bian masih diluar negri untuk kesembuhannya.Semua urusan perusahaan ditangani oleh Brian sebagai penggantinya.Tiba-tiba Kevin mendekatinya sambil memeriksa berkas yang diserahkan Cinta tadi pagi."Ta, kamu gak salah dengan perhitungan biaya ini ?"Tanya Kevin yang membuat Cinta terlonjak kaget."Aduh..ya ampun,"kata Cinta sambil memegang arah jantungnya."Maaf pak, bagian mana ya ?" Cinta berdiri dari duduknya dan melihat bagian yang ditunjuk oleh Kevin."Saya akan cek ulang pak, bapak bisa tunggu diruangan saja. Saya akan kerjakan secepatnya."Kevin mengangguk dan tersenyum lembut kepada Cinta .Cinta duduk dan memeriksa berkasnya, dia menarik nafas lelah. Ponselnya bergetar dan dia melihat
Malam ini Cinta berada dirumah besar keluarga Jayker, dia duduk dan terlihat keluarga Bian itu menghormatinya sebagai teman dekat Bian.Meski Bian dan dirinya tau mereka menjalani hubungan lebih dari teman dekat, tapi Cinta juga tidak bisa mengatakan dia kekasih dari Bian, karena memang dia tidak mendapatkan status pacaran dari pria yang masuk kedalam hati dan pikirannya belakangan ini.Bian yang gagah ada disebelahnya, sengaja membuat kejutan untuk Cinta, karena pikir Cinta Brian masih berobat di luar negri.Dengan polo shirt berwarna dongker Bian tetap terlihat tampan, Bian melirik Cinta yang terlihat menatapnya sendu. Bian menjalankan kursi rodanya agar lebih dekat dengan Cinta."Kenapa ? Apa ada yang salah dariku ?"Cinta menggeleng dan tersenyum."Tidak ada, bapak terlihat tampan meski tidak menggunakan jas dan kemeja." Bian tertawa pelan dan menatap Cinta. Lalu pandangan mereka beralih kepa
Cinta memasuki sebuah salon bersama Viza, Banu mengantarkan mereka ke sebuah salon dan Cinta mendapatkan pelayanan terbaik. Cinta heran kenapa dia harus diperlakukan seperti ini pikirnya."Ehm putri Viza, apakah semua ini harus aku lakukan? Apa pak Bian yang meminta ini semua?"Viza tertawa kecil dibelakang Cinta yang saat di sedang ditata rambutnya. "Pertama jangan panggil aku dengan embel-embel putri, karena aku sedang tidak diistana ataupun Wieldburg. Kedua, semua ini harus kamu lakukan, kak Bian bahkan sebenarnya tidak tahu kalau kamu akan kami bawa menemuinya." Cinta bingung, buat apa dia berdandan seperti ini sampai hatus kesalon, Bian saja tidak tahu."Jangan bingung, ini rencana Oma dan Opa serta Brian dan juga Banu, mereka ingin sedikit kejutan untuk kamu dan mas Bian."Cinta hanya menunduk tidak tahu harus berbuat apa, perasaannya sedari semalam tidak tenang tentang dia dan juga Bian.
Bian memberikan pidato singkat di acara ulang tahun perusahaan Jayker, dia menatap Cinta terus menerus hingga membuat Cinta gelisah juga salah tingkah.Viza yang dirangkul oleh Banu malam itu terus tersenyum kepadanya membuat dia semakin salah tingkah, sebenarnya ada apa dengan mereka semua.Saat Cinta larut dalam pikirannya dia terkejut saat Bian menyebut namanya."Terutama untuk dia yang membuat kepercayaan diri saya hadir kembali, Cinta. Nama nya_Cinta, dia memberikan semangat kepada saya dan memberikan hal yang mungkin tidak dia sadari berdampak besar kepada saya. Terimakasih Cinta I love you my preety .Cinta merasa terharu, Bian mengatakan mencintainya didepan semua orang, dia yang bukan siapa-siapa selama ini dipandang kagum oleh semua orang disana, bahkan Oma Bian memeluk dirinya dengan membisikkan sesuatu."Ini kado dari Oma dan Opa juga mama dan papa Bian. Selamat ulang tahun Cinta, kami berdoa kamu selalu b
Saat itu aku melihat dia pertama kali dengan senyuman yang mampu mematahkan hatiAndai senyuman nya bukan untukuTapi aku sungguh beruntung. Karena senyum itu milikku.Aku mencoba menjauhkan dia dari garis jalankuNamun dia kembali menarik ku dengan hanya menggunakan senyum ituSenyumnya mampu meruntuhkan pertahananku...Andai dia tahu kalau hari ku tanpa nya tidak lah lebih berarti dari apapun di Dunia ini.Bisakah kita berjalan berdampingan bersama?Karena sekarang aku siap dengan kedua kaki ku yang hanya akan melangkah pulang dalam dekapanmu...Ijinkan aku hanya mengucap sumpah pernikahan dengan nama mu yang menjadi mempelainya..Berikan aku kesempatan membuat mu terus bahagia bersama ku, bersama anak-anak kita.Aku bersumpah hanya kamu yang terakhir dan aku tak akan mengulangi lagi kesalahan ku yang pernah meninggalkan mu...Cinta...Will you marry me?Cinta menutup mulut nya saat melihat pohon didepan r
Bian yang dari kantor langsung saja berlari menuju kamar rawat yang dikatakan Bella. Dia membuka gagang pintu itu lalu mendorongnya perlahan. Terlihat Cinta sedang duduk di sebelah brankar dengan memegangi lengan anaknya. Bian merasakan kesedihan Cinta, wajah bayi kecil itu terlihat tenang namun membuat hati Bian sangat sakit. Alat bantu pernapasan masih terpasang dengan impus yang mengalir semakin menambah sakit di dada Bian. Anak sekecil itu harus merasakan ditusuk jarum infus, pasti Dandy tadi menangis dengan kuat. Pikirnya.data-p-id=8684792e4e5e7292f95e233df2ac1630,Bian melihat teman Cinta Renata tertidur di sofa, lalu perlahan tangan Bian menyentuh pundak Cinta. "Pak Bian,"ucap Cinta tekejut. "Ya saya." Bian tersenyum manis. "Kalau kamu mau tidur, tidur saja. Saya akan bantu menjaga Dandy disini." Cinta menggelengkan kepalanya. Dia bertanya-tanya apakah Bian sudah mendengar cerita Bella.data-p-id=77349407c8c03e3e8689fb9cbdf2fc22,"Tidak apa-apa Pak, saya tidak meng
Airmata Cinta tidak bisa dia hentikan, hatinya begitu sakit melihat anaknya terkulai lemas dalam gendongan akibat dirinya yang lalai. Dia berlari tergesa-gesa tanpa memperdulikan kalau dia tidak lagi memakai alas kaki.Rumah sakit adalah tujuan Cinta tanpa memikirkan apapun lagi selain keselamatan anaknya. Untungnya di depan rumah sakit sedang berdiri Bella yang baru saja hendak pulang kerumahnya."Bella...," panggil Cinta yang baru tiba di teras rumah sakit besar. Bella terkejut, dia menatap darah di tangan Cinta dan seorang bayi. "Suster," teriak Bella memanggil petugas rumah sakit."Bella, tolong selamatkan anak ku. Tolong Bella.""Cinta kamu tenang ayo masuk, aku akan mengurus anakmu." Bella langsung masuk kembali ke dalam rumah sakit. Dia buru-buru masuk ke dalam ruang gawat darurat sementara Cinta hanya bisa menunggu diluar ruangan. Satu jam kemudian Bella keluar dari ruangan itu dengan wajah tenang diserati senyuman khas nya. Bella melihat pergelangan tan
Waktu terus berlalu dan Cinta sekarang menjadi ibu yang tangguh. Cinta mulai melanjutkan hidupnya dengan uang yang diberikan oleh pihak perusahaan Dandy serta dia juga memulai memasak karting demi menghidupi dirinya dan si Dandy kecil. Pagi-pagi sebelum Renata pergi kerja dia akan meminta tolong Renata menjaga anaknya sementara dia ke pasar lalu setelah Renata berangkat dia akan memasak dirumah sambil mengurus buah hatinya, setelah itu Cinta akan mengantarkan masakannya kepada orang yang memesan katringnya menggunakan ojek online dengan membawa bayi mungil yang baru berusia dua bulan itu.Cinta sadar kalau uang yang diberikan perusahaan Dandy akan berkurang jika dia memakai nya setiap hari, jadi lebih baik menyimpan uang itu untuk keperluan mendadak saja. Dan setiap harinya Cinta akan melakukan pekerjaanya sebagai tukang karting.Dalam satu hari Cinta bisa mendapatkan orderan dua puluh sampai tiga puluh box, sehingga itu sudah sangat lumayan buatnya dan anaknya. Setiap h
Rintik hujan menyertai kepergian Dandy, airmata dan tetesan air hujan menjadi satu saat ini. Cinta tidak bisa menahan tangisannya saat tubuh Dandy masuk kedalam liang lahat. Dandy dikuburkan tepat di sebelah makam ayah mertuanya, makam yang belum lagi kering itu sudah kembali ramai jadi perbincangan akibat meyusulnya anak semata wayang nya. Banyak orang menatap iba Cinta, dan yang paling ingin berada disebelah Cinta saat ini adalah Bian. Namun saat ini dia hanya bisa mengamati Cinta dari kejauhan, jika memang wanita itu hilang ingatan maka semua kenangan indah mereka tidak diingat oleh Cinta. Bian menebak kalau Cinta hilang ingatan akibat kecelakaan yang baru saja terjadi.Airmata Cinta rasanya ingin sekali Bian hapus. Cinta menangis untuk kepergian suami yang sangat dia sayangi. Bian menghembuskan napas kasar lalu tepukan di bahunya menyadarkan Bian kalau dia ditemani sebagian keluarganya di pemakaman itu. Brian berbisik kepada Bian membuat Bian sangat terkejut.&
Mila berlari ikut membawa brankar dimana terdapat tubuh Cinta yang tidak lagi membuka matanya. Mila menangis karena melihat darah yang keluar dari tubuh Cinta. Disaat yang bersamaan brankar Dandy juga dibawa masuk kedalam ruang operasi.Mila mengurus semua yang perlu dia lakukan disana termasuk menelpon Renata.Dandy bersama Cinta baru saja tiba di Jakarta tiga hari yang lalu karena Ayah Dandy meninggal dunia. Cinta seharusnya tidak ikut karena dia sedang hamil besar namun Cinta memaksa dan hasil periksa Dokter memberikan Cinta ijin menaiki maskapai penerbangan dari Jepang menuju Indonesia.Ditengah lorong rumah sakit berdiri seorang wanita yang melihat Mila menangis seorang diri sebelum akhirnya seorang wanita datang memeluk erat tubuh Mila. Bella penasaran dengan apa yang terjadi, dia baru hari ini kembali masuk bekerja karena baru selesai dari masa cuti panjang mengurus pertunangan Bian dan Viza.Dia berjalan mendekati kedua wanita yang menangis saling menguatka
Dandy merapihkan rambut Cinta yang menutupi wajah wanita itu. Surai hitam yang telah terpotong pendek akibat kecelakaan yang yang dilalui Cinta tujuh bulan yang lalu itu kini perlahan mecapai bawah kuping Cinta. Dandy mencium bibir Cinta sekilas lalu beranjak ingin tidur tapi tangannya di tahan oleh Cinta. Mata yang tadi tertutup itu perlahan terbuka mengintip dari balik bulu mata yang tebal miliknya. “Kenapa tidak dilanjutkan? Bukankah aku istri mu.” Dandy mengerti arah pertanyaan Cinta tapi dia hanya bisa tersenyum lembut lalu mengusap rambut Cinta sayang. “Nanti akan kita lakukan setelah jagoan kita lahir. Aku tidak ingin membuat mu lelah. Tidurlah besok kita akan menjemput Mila di Bandara.” Cinta langsung tersenyum lebar. “Jadi kau menelponnya tanpa memberitahukan ku?” Dandy mengangguk mantap. “Tentu aku tidak bia meninggalkanmu seorang diri di sini.” Dandy sudah mengatakan kalau dia akan pergi ke Luar Negri untuk beberapa hari saja karena ada pekerjaan mendadak.
data-p-id=26218981fd24d0d9786d4f100df02931,Tawa seorang terdengar begitu indah di dengar oleh Bian, dari jarak yang tidak terlalu jauh Bian mampu melihat wajah bahagia dari wanita yang dia cintai.data-p-id=522b7098d3000a0ec64d6278efaefea7,Cinta nya terlihat cantik meski dengan potongan rambut pendek seperti saat ini, entah apa yang terjadi sehingga wanita itu memotong pendek rambutnya. Bian masih setia melihat wajah Cinta yang duduk manis memakan ice cream yang dibelikan Dandy untuk nya di Mall itu.data-p-id=5b8162bd30ce19e8284390171dca8092,Lalu bola mata Bian menangkap perubahan pada perut Cinta. Terlebih saat pria di sebelah Cinta mencium lembut perut itu, Bian terdorong ke belakang karena nya.data-p-id=9ecaf030d3eddf572f22514bf1a3c4eb,Apakah dia benar-benar sudah terlambat? data-p-id=bf7f7088d236bd624875f670b8c7b13f,Cinta benar-benar terlihat
data-p-id=a79a185a04519be4bcbaf803e8aec99d,Hari yang ditunggu Bian hadir dia sudah bisa berjalan dengan baik, meski tidak bisa untuk berlari. Kedua kaki nya belum bisa untuk hal itu. Semua sudah dia urus dan hari ini dia akan pergi menemui wanita yang sudah dia lepaskan. Wanita yang sangat dia inginkan.Perasaan itu semakin kuat saat Cinta meninggalkannya, tapi kali ini Bian bertekad membawa Cinta kembali dalam hidupnya. Meski harus membuat wanita itu bercerai dari suami nya.data-p-id=1fa7356139617bbcd165eefaea78e81e,Bian melihat foto Cinta dalam kamarnya dan dia memasukan bingkai foto itu ke dalam tas ransel yang dia bawa."Kamu akan pergi Bian?" tanya Mama nya yang masuk ke dalam kamar.data-p-id=bac0be73b6aef1ce8a5a123c6e3826c1,"Ya Ma, doa kan Bian ya." Mama nya hanya mampu mengangguk. "Meski sebenarnya yang kau lakukan adalah salah. Memisahkan seorang istri dari suami nya Bian, tapi Mama berharap setelah in