Home / Romansa / Love / 8. Jalur Abu-Abu

Share

8. Jalur Abu-Abu

Author: NadraMahya
last update Last Updated: 2020-10-24 00:18:42

Cinta tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Dia berada disebuah helikopter bersama Bian, ntah kemana Bian akan membawanya.

Setelah itu dia merasakan helikopter semakin turun dan mereka sudah berada didepan sebuah gedung putih. " kita dimana?" tanya Cinta penasaran saat akan memasuki pintu besar berwarna putih itu.

"Ini rumah impianku." jawab Bian dan Cinta takjub. Ini rumah, dia pikir ini sebuah hotel atau museum karena tadi dari luar rumah ini begitu mewah.

Dan saat masuk didalamnya Cinta juga kagum, sangat berkelas dengan gaya Eropa klasik yang memenuhi desain rumah ini.

"Kenapa bapak membawa saya kerumah bapak?" tanya Cinta yang masih berjalan disebelah Bian. Sedangkan Bian berjalan menggunakan kursi rodanya.

"Ntah la, saya hanya merasa butuh kamu saat ini."

"Apa ini di Jakarta?"

Bian menggelengkan kepalanya.

"Jika di Jakarta kita tidak akan berlama-lama dihelikopter tadi." Cinta mengangguk paham. Tapi dimana mereka.

"Lalu ini di mana pak?"

"Bali."

"What?" Cinta luar biasa terkejut. Melihat senja yang sudah terlihat dari balkon yang sekarang dipijaki Cinta benar-benar luar biasa. Panta Bian menyukai rumah seperti ini. Cinta melihat Bian yang menikmati hembusan angin diwajahnya, matanya tertutup dengan senyuman yang membuat pria itu semakin mempesona.

Bunyi ponsel Cinta membuat mereka berdua tersentak lalu Cinta segera mengangkat telpon dari Kevin itu.

"Kamu dimana Cinta? Apa kamu lupa janji kita hari ini"?

Cinta tersenyum merasa bersalah. Bagaimana dia menjelaskan kepada Kevin. Sebenarnya baru saja Cinta akan menjawab perasaan Kevin padanya, eh ternyata Bian sudah terlebih dulu membawanya pergi.

"Sini telponnya." Bian meminta ponsel Cinta.

"Tap.. tapi pak.."

"Sini Cinta." Cinta memberikan ponselnya dan merasa takut kalau Kevin akan salah sangka.

"Halo Kevin, Cinta sama saya. Saya mengajaknya pergi tadi. Maaf jika membuatnya melupakan janji kalian."

Kevin mengenal baik suara pria ini.

"Mas Bian?" tanya Kevin. Kevin adalah sepupu Bian dari sebelah ibunya. Ibu Kevin adalah adik dari mamanya. Dan kebetulan Kevin juga bekerja diperusahaan keluarga Jayker yang dipimpin oleh Bian sekarang.

"Iya ini aku." Kevin berpikir sejenak dan dia menggelengkan kepalanya. Dia berdoa semoga wanita yang dia suka bukanlah wanita yang diceritakan mamanya sedang dekat dengan Bian. Cinta dan Bian tidak pernah terlihat dekat selama ini.

"Baiklah mas, titip salam sama Cinta."

"Oke". Bian mengembalikan ponsel Cinta dan Cinta masih diam mengambil ponselnya.

"Pak Bian, boleh saya jalan-jalan disekitar daerah ini. Kan mumpung di Bali."

Bian tertawa dan mengangguk dengan ungkapan Cinta yang jujur.

"Saya temani." Cinta tersenyum dan mereka turun dari balkon itu. Saat turun dengan lift Cinta kembali tersenyum bahagia membuat Bian juga bahagia melihat senyuman itu.

"Kamu mau jalan kemana?"

"Jalan disekitar sini saja pak, udaranya sejuk banget." Bian mengangguk, dia setuju udara nya sejuk terlebih diluar pagar rumah besar itu ada taman dan juga pura tempat beribadah umat Hindu. Komplek perumahan Bian memang tempat hunian orang kelas atas. Meski langit sudah gelap tapi tetap terang dimata Cinta, obor yang banyak menghiasi jalan membuat pemandangan begitu khas.

"Wah pak ada Pura?"

Bian mengangguk. Dilihatnya Cinta mengarah jalan ke Pura yang terletak disebelah kiri mereka, dan Bian mengikuti Cinta. Kursi rodanya bergerak tanpa lelah kemanapun Bian inginkan.

Cinta meminta difotokan oleh Bian dengan ponsel kurang canggihnya. Dan segera Bian memfotokan Cinta dengan ponselnya juga.

Tak jauh dari Pura terdapat sebuah lapangan yang ramai oleh anak-anak muda yang sedang bermain bola basket.

Bian tersenyum dan tanpa sadar dia menggerakkan kursi rodanya kesana. Cinta mengikuti Bian yang sudah terlebih dulu sampai disana. Cinta berdiri disebelah Bian yang melihat permainan beberapa anak muda itu dengan sedih.

"Dulunya, aku sangat suka bermain basket. Bahkan aku adalah ketua tim basket disekolahku." cerita Bian membuat Cinta ikit sedih, dia mengerti apa maksud dari sedikit cerita itu.

"Kalau begitu ayo bernostalgia." ajak Cinta bersemangat. Cinta mendorong kursi roda Bian setelah dia mengganti mode manual dikursi roda itu.

"Cinta stop. Aku tidak lagi bisa melakukannya. Kau tahu aku", kalimat yang tidak selesai dari Bian itu membuat Cinta memposisikan dirinya berdiri disebelah Bian dengan melihat wajah Bian dan tersenyum.

"Anda masih punya tangan Pak, kalau kaki itu gampang. Saya yang akan menjadi kaki bapak untuk melangkah."

Saat Cinta mengatakan itu seolah itu adalah pernyataan dari Cinta yang siap menjalani kehidupan dengan Bian. Lama mereka berhadapan dan saling terpesona, hingga bola basket itu mengenai tubuh Bian.

"Lihat, bola basket itu minta untuk kau mainkan."

Bian tersenyum dan dia mengambil bola basket itu dengan tangannya.

"Apakah keberatan jika kami bergabung?"

Tanya Cinta dan anak-anak muda itu tersenyum juga mempersilahkan mereka. Cinta bersorak semangat. Dia mengeluarkan bagian kemejanya yang masuk kedalam celana kainnya. Cinta memang masih menggunakan setelan kerja begitu juga Bian, Bian hanya minus jas dan dasinya saja. Cinta lalu mendorong Bian kesana kemari dengan hels nya, Cinta sedikit tahu permainan bola basket jadi dia tahu kemana harus membawa Bian yang memantulkan bola itu, dan.....

"Ye.......... Ye... Ye....". Sorak Cinta lalu memeluk tubuh Bian dari depan. Bian juga begitu semangat memeluk Cinta, dia mendapatkan kebahagiaan yang sudah lama sekali tidak dia rasakan. Cinta melepaskan pelukannya dan merasa malu kepada Bian, lalu memilih mengucapkan terimakasih kepada anak-anak remaja itu. Mereka akhirnya kembali ke rumah Bian dengan perasaan bahagia dihati masing-masing.

Saat sampai dirumah, Bian membawa Cinta kesebuah ruangan. Dan ternyata Bian membawanya kesebuah kolam renang dan Cinta melihat sebuah meja yang diatasnya sudah ada makanan juga lilin yang indah memberikan kesan romantis. Tapi Cinta tidak berpikir kalau Bian memang menyiapkan ini untuknya saat mereka pergi meninggalkan rumah.

"Ayo makan, kau pasti lapar kan?"

Cinta mengangguk. Tapi wajah Cinta terlihat cemberut saat melihat steak daging yang sangat menggiurkan sana.

"Kenapa?". Tanya Bian heran.

"Saya tidak bisa menggunakan pisau untuk memotong daging itu. Eh... Tak terbiasa." jawab Cinta jujur. Dia tidak ingin menutupi kekolotannya dan berakhir memalukan dihadapan Bian. Bisa saja daging yang dia potong itu akan lompat mengenai Bian.

"Tenang saja, ayo kita nikmati. Aku akan menjadi tanganmu untuk memotongnya."

Cinta tertawa, Bian mengikuti kata-katanya tadi. Mereka duduk dan makan, dengan Bian yang menyuapi dirinya juga diri Bian sendiri.

"Pak saya tidak mabuk kan setelah meminum ini."

Tunjuk Cinta kepada sebuah gelas berisi cairan berwarna hitam. Bian tertawa begitu juga Cinta yang merasa konyol dengan pertanyaannya.

"Tidak love, itu hanya soft drink. Aku tidak lagi meminum alkohol ataupun wine."

"Baguslah." kata Cinta dan meminum dengan lega.

Bian memperhatikan gerak tubuh Cinta dan dia melihat betapa cantiknya Cinta. Wajah manisnya dan juga Cinta sangat menyenangkan diajak berbicara. Banyak hal yang mereka bicarakan saat makan malam itu. Salah satunya adalah masa-masa SMA Bian dan juga Cinta.

Bian mengajak Cinta menuju salah satu kamar dirumah itu. Karena kata Bian mereka akan kembali besok pagi saja. Dan Cinta menurutinya, Cinta begitu bahagia hari ini. Ntah apa yang membuatnya sangat bahagia, hanya saja perasaan Cinta untuk Bian tumbuh perlahan dihatinya. Tapi Cinta cukup tahu diri dan tak ingin tersakiti, dia tidak sederajat dengan Bian. Sehingga dia memutuskan untuk mengantisipasi perasaannya itu, dan semoga saja bisa.

Sedang dikamarnya Bian juga sama. Begitu bahagia dan ingin terus seperti ini bersama Cinta. Dia tak lagi menampik ingin berdekatan dengan Cinta. Meski Bian tahu kalau dia tak ingin membuat Cinta terkurung dalam hidupnya yang menyedihkan. Dan inilah masalah mereka berdua, masalah yang tidak tahu bagaimana akan menyelesaikannya.




Bersambung......


Related chapters

  • Love    9. Kesempurnaan Saat Bersamamu

    Satu bulan kemudian.... Cinta sedang berjalan ke arah ruangan Bian, sudah sebulan ini hubungan mereka sangat baik, setelah kembali dari Bali bulan lalu Bian menunjukkan perhatiannya kepada Cinta. Bahkan Bian menampakan ketidak sempurnaannya kepada semua karyawannya saat mencari keberadaan Cinta di pantry kantor. Dan semenjak itu seluruh manusia di kantornya heboh akan kondisinya juga heboh dengan hubungannya dengan Cinta. Bian tidak lagi memperdulikan itu. Dia hanya ingin melihat senyuman Cinta dan menggenggam tangan wanita itu. Seperti saat ini. Cinta menyuapi Bian yang terlihat manja dan sesekali tawa mereka pecah secara bersamaan. Cinta begitu bahagia bisa bersama Bian, bukan karena harta atau ketampanan Bian. Tapi Bian mampu mengetahui segala sesuatu yang Cinta rasakan ataupun inginkan. Berbeda dengan Kevin yang juga mendekatinya tapi seperti terlalu memaksakan kedekatan mereka, dan dia tidak merasakan getaran aneh dihatiny

    Last Updated : 2020-10-24
  • Love    10. Cemburu.

    Oma dan Opa Bian memperhatikan wanita muda cantik yang dibawa Bian dan Bian mengatakan kalau wanita ini teman special bagi Bian. Karena penasaran Oma Evelyn mendekati Cinta yang terlihat ketakutan. " hei nona, kamu kenapa terlihat takut. Kami disini tidak akan menggigit atau memutilasimu." senyuman Oma Evelyn membuat Cinta sedikit tenang. " ayo duduk disini sama Oma. Kenalkan saya Oma Evelyn, Oma nya Bian." Cinta mengangguk dan menyambut tangan Oma itu dengan senyuman. " saya Cinta Oma. Saya teman dan karyawan nya pak Bian." Oma Evelyn mengangguk dan mengajak Cinta duduk didekatnya. Sementara mama Bian dan papamya melihat wanita yang dibawa Bian dengan penuh selidik. " kalian yakin hanya teman?" Pertanyaan tante Bianca membuat Bian menggelengkan kepalanya sementara yang lain menunggu jawaban dari Cinta. " benar bu, saya teman pak Bian." "ckckck.. Jangan panggil saya

    Last Updated : 2020-10-24
  • Love    11. Lihat Aku siapa ??

    Cinta memarkirkan sepeda nya dan langsung menuju ke kubikelnya. Rutinitasnya setiap pagi di kantor kembali dia lakukan, hanya saja pagi ini dia tidak langsung mengantarkan bekal bos Bian nya, dia menunggu sekertaris bosnya itu datang agar bisa dia titipkan, Cinta sudah memikirkan semua ini semalam. Setelah semalam dia melihat Bain marah, dia tidak lagi mau berhubungan terlalu jauh dengan pria itu. Jika teman, maka ayo lakukan layaknya seorang teman.Setelah kantor mulai ramai, Cinta menaiki lift untuk keruangan Bian. Disana dia melihat Desi sekertaris Bian yang cantik itu sedang memeriksa beberapa berkas. "Hai Des," sapa Cinta sambil tersenyum."Eh Cinta, loe mau ketemu pak Bian ya? Pak bos ada sih, tapi lagi ada tamu." Cinta mengernyit mendengar kata tamu, sepagi ini ada tamu. Siapa?? Pikir Cinta penasaran."Yang gue tau sih, itu mantan tunangan pak bos. Loe mau nunggu atau ntar gue kasih tau kalau wanita itu

    Last Updated : 2020-11-22
  • Love    12. Kamu hanya ??

    Saat pintu tertutup, sunyi menerpa Cinta. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Bian dengannya, saat kursi roda pria itu berbalik Cinta menanti apa yang akan dikatakan pria itu."Ayo duduk, kita makan bersama." Bian mengambil bekal makan yang dibuatkan Cinta untuknya, dengan satu tangannya pria itu sudah membawa bekal itu kearah sofa. Tapi dia berhenti dan melihat tidak ada gerakan dari Cinta. Bian membalik tubuhnya melihat wajah Cinta yang menatapnya seperti memohon. "Ada apa?" Cinta mulai terlihat sangat panik."Pak bisakah saya kembali ke ruangan saya? Saya banyak pekerjaan pak." Bian mengeraskan rahangnya mendengar apa yang disampaikan Cinta. Wanita ini benar-benar ingin membuatnya hilang kendali."Apa kau ingin menjauhiku?" Cinta diam tak bereaksi, dia menunduk dengan tangannya yang saling bertautan."Ah.. Ya,

    Last Updated : 2020-11-22
  • Love    13. Cinta

    Hujan melanda ibukota Jakarta, Cinta yang biasa bersepeda kini harus menaiki bus untuk pergi ke tempat kerjanya. Cinta tidak suka naik bus, dia lebih suka berpanas-panasan dengan sepedanya dari pada harus berdesak-desakan dengan orang-orang yang ada di dalam bus. Seperti saat ini, dia harus menunggu sekitar lima belas menit lagi untuk sampai di halte tempatnya bekerja. Berjalan kaki sebentar lalu sampailah dia di perusahaan Jayker's grup ini. Cinta menutup payung saat dia tiba didepan lobby kantor, dan disana pak bos tercinta sudah menunggu dirinya. Bian tersenyum melihat Cinta-nya datang pagi ini dengan wajah yang ceria meski langit sedang mendung. "Hai my preety, kamu bahagia sekali?" Bian dan Cinta lalu berjalan beriringan menuju lift kantor. Bian dengan kursi rodanya, dan Cinta yang berjalan sambil menenteng semua barang bawaannya. Tempat bekal, payung, tas kerja, dan berkas pekerjaannya

    Last Updated : 2020-11-22
  • Love    14. Cinta yang bingung

    Sebulan berlaluCinta sibuk mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk karena dia baru mengambil cuti selama satu minggu kemarin. Dia menemani Bian untuk menjalani perobatannya, dan Bian masih diluar negri untuk kesembuhannya.Semua urusan perusahaan ditangani oleh Brian sebagai penggantinya.Tiba-tiba Kevin mendekatinya sambil memeriksa berkas yang diserahkan Cinta tadi pagi."Ta, kamu gak salah dengan perhitungan biaya ini ?"Tanya Kevin yang membuat Cinta terlonjak kaget."Aduh..ya ampun,"kata Cinta sambil memegang arah jantungnya."Maaf pak, bagian mana ya ?" Cinta berdiri dari duduknya dan melihat bagian yang ditunjuk oleh Kevin."Saya akan cek ulang pak, bapak bisa tunggu diruangan saja. Saya akan kerjakan secepatnya."Kevin mengangguk dan tersenyum lembut kepada Cinta .Cinta duduk dan memeriksa berkasnya, dia menarik nafas lelah. Ponselnya bergetar dan dia melihat

    Last Updated : 2020-12-03
  • Love    15. Lagi ?

    Malam ini Cinta berada dirumah besar keluarga Jayker, dia duduk dan terlihat keluarga Bian itu menghormatinya sebagai teman dekat Bian.Meski Bian dan dirinya tau mereka menjalani hubungan lebih dari teman dekat, tapi Cinta juga tidak bisa mengatakan dia kekasih dari Bian, karena memang dia tidak mendapatkan status pacaran dari pria yang masuk kedalam hati dan pikirannya belakangan ini.Bian yang gagah ada disebelahnya, sengaja membuat kejutan untuk Cinta, karena pikir Cinta Brian masih berobat di luar negri.Dengan polo shirt berwarna dongker Bian tetap terlihat tampan, Bian melirik Cinta yang terlihat menatapnya sendu. Bian menjalankan kursi rodanya agar lebih dekat dengan Cinta."Kenapa ? Apa ada yang salah dariku ?"Cinta menggeleng dan tersenyum."Tidak ada, bapak terlihat tampan meski tidak menggunakan jas dan kemeja." Bian tertawa pelan dan menatap Cinta. Lalu pandangan mereka beralih kepa

    Last Updated : 2020-12-03
  • Love    16. Sureprise

    Cinta memasuki sebuah salon bersama Viza, Banu mengantarkan mereka ke sebuah salon dan Cinta mendapatkan pelayanan terbaik. Cinta heran kenapa dia harus diperlakukan seperti ini pikirnya."Ehm putri Viza, apakah semua ini harus aku lakukan? Apa pak Bian yang meminta ini semua?"Viza tertawa kecil dibelakang Cinta yang saat di sedang ditata rambutnya. "Pertama jangan panggil aku dengan embel-embel putri, karena aku sedang tidak diistana ataupun Wieldburg. Kedua, semua ini harus kamu lakukan, kak Bian bahkan sebenarnya tidak tahu kalau kamu akan kami bawa menemuinya." Cinta bingung, buat apa dia berdandan seperti ini sampai hatus kesalon, Bian saja tidak tahu."Jangan bingung, ini rencana Oma dan Opa serta Brian dan juga Banu, mereka ingin sedikit kejutan untuk kamu dan mas Bian."Cinta hanya menunduk tidak tahu harus berbuat apa, perasaannya sedari semalam tidak tenang tentang dia dan juga Bian.

    Last Updated : 2020-12-03

Latest chapter

  • Love    End.

    Saat itu aku melihat dia pertama kali dengan senyuman yang mampu mematahkan hatiAndai senyuman nya bukan untukuTapi aku sungguh beruntung. Karena senyum itu milikku.Aku mencoba menjauhkan dia dari garis jalankuNamun dia kembali menarik ku dengan hanya menggunakan senyum ituSenyumnya mampu meruntuhkan pertahananku...Andai dia tahu kalau hari ku tanpa nya tidak lah lebih berarti dari apapun di Dunia ini.Bisakah kita berjalan berdampingan bersama?Karena sekarang aku siap dengan kedua kaki ku yang hanya akan melangkah pulang dalam dekapanmu...Ijinkan aku hanya mengucap sumpah pernikahan dengan nama mu yang menjadi mempelainya..Berikan aku kesempatan membuat mu terus bahagia bersama ku, bersama anak-anak kita.Aku bersumpah hanya kamu yang terakhir dan aku tak akan mengulangi lagi kesalahan ku yang pernah meninggalkan mu...Cinta...Will you marry me?Cinta menutup mulut nya saat melihat pohon didepan r

  • Love    53. Dia Anak Bapak.

    Bian yang dari kantor langsung saja berlari menuju kamar rawat yang dikatakan Bella. Dia membuka gagang pintu itu lalu mendorongnya perlahan. Terlihat Cinta sedang duduk di sebelah brankar dengan memegangi lengan anaknya. Bian merasakan kesedihan Cinta, wajah bayi kecil itu terlihat tenang namun membuat hati Bian sangat sakit. Alat bantu pernapasan masih terpasang dengan impus yang mengalir semakin menambah sakit di dada Bian. Anak sekecil itu harus merasakan ditusuk jarum infus, pasti Dandy tadi menangis dengan kuat. Pikirnya.data-p-id=8684792e4e5e7292f95e233df2ac1630,Bian melihat teman Cinta Renata tertidur di sofa, lalu perlahan tangan Bian menyentuh pundak Cinta. "Pak Bian,"ucap Cinta tekejut. "Ya saya." Bian tersenyum manis. "Kalau kamu mau tidur, tidur saja. Saya akan bantu menjaga Dandy disini." Cinta menggelengkan kepalanya. Dia bertanya-tanya apakah Bian sudah mendengar cerita Bella.data-p-id=77349407c8c03e3e8689fb9cbdf2fc22,"Tidak apa-apa Pak, saya tidak meng

  • Love    52. Apakah Dia keponakan ku ?

    Airmata Cinta tidak bisa dia hentikan, hatinya begitu sakit melihat anaknya terkulai lemas dalam gendongan akibat dirinya yang lalai. Dia berlari tergesa-gesa tanpa memperdulikan kalau dia tidak lagi memakai alas kaki.Rumah sakit adalah tujuan Cinta tanpa memikirkan apapun lagi selain keselamatan anaknya. Untungnya di depan rumah sakit sedang berdiri Bella yang baru saja hendak pulang kerumahnya."Bella...," panggil Cinta yang baru tiba di teras rumah sakit besar. Bella terkejut, dia menatap darah di tangan Cinta dan seorang bayi. "Suster," teriak Bella memanggil petugas rumah sakit."Bella, tolong selamatkan anak ku. Tolong Bella.""Cinta kamu tenang ayo masuk, aku akan mengurus anakmu." Bella langsung masuk kembali ke dalam rumah sakit. Dia buru-buru masuk ke dalam ruang gawat darurat sementara Cinta hanya bisa menunggu diluar ruangan. Satu jam kemudian Bella keluar dari ruangan itu dengan wajah tenang diserati senyuman khas nya. Bella melihat pergelangan tan

  • Love    51. Kehidupan Cinta setelah 2 bulan.

    Waktu terus berlalu dan Cinta sekarang menjadi ibu yang tangguh. Cinta mulai melanjutkan hidupnya dengan uang yang diberikan oleh pihak perusahaan Dandy serta dia juga memulai memasak karting demi menghidupi dirinya dan si Dandy kecil. Pagi-pagi sebelum Renata pergi kerja dia akan meminta tolong Renata menjaga anaknya sementara dia ke pasar lalu setelah Renata berangkat dia akan memasak dirumah sambil mengurus buah hatinya, setelah itu Cinta akan mengantarkan masakannya kepada orang yang memesan katringnya menggunakan ojek online dengan membawa bayi mungil yang baru berusia dua bulan itu.Cinta sadar kalau uang yang diberikan perusahaan Dandy akan berkurang jika dia memakai nya setiap hari, jadi lebih baik menyimpan uang itu untuk keperluan mendadak saja. Dan setiap harinya Cinta akan melakukan pekerjaanya sebagai tukang karting.Dalam satu hari Cinta bisa mendapatkan orderan dua puluh sampai tiga puluh box, sehingga itu sudah sangat lumayan buatnya dan anaknya. Setiap h

  • Love    50. Pemakaman Dandy.

    Rintik hujan menyertai kepergian Dandy, airmata dan tetesan air hujan menjadi satu saat ini. Cinta tidak bisa menahan tangisannya saat tubuh Dandy masuk kedalam liang lahat. Dandy dikuburkan tepat di sebelah makam ayah mertuanya, makam yang belum lagi kering itu sudah kembali ramai jadi perbincangan akibat meyusulnya anak semata wayang nya. Banyak orang menatap iba Cinta, dan yang paling ingin berada disebelah Cinta saat ini adalah Bian. Namun saat ini dia hanya bisa mengamati Cinta dari kejauhan, jika memang wanita itu hilang ingatan maka semua kenangan indah mereka tidak diingat oleh Cinta. Bian menebak kalau Cinta hilang ingatan akibat kecelakaan yang baru saja terjadi.Airmata Cinta rasanya ingin sekali Bian hapus. Cinta menangis untuk kepergian suami yang sangat dia sayangi. Bian menghembuskan napas kasar lalu tepukan di bahunya menyadarkan Bian kalau dia ditemani sebagian keluarganya di pemakaman itu. Brian berbisik kepada Bian membuat Bian sangat terkejut.&

  • Love    49. Permainan Takdir.

    Mila berlari ikut membawa brankar dimana terdapat tubuh Cinta yang tidak lagi membuka matanya. Mila menangis karena melihat darah yang keluar dari tubuh Cinta. Disaat yang bersamaan brankar Dandy juga dibawa masuk kedalam ruang operasi.Mila mengurus semua yang perlu dia lakukan disana termasuk menelpon Renata.Dandy bersama Cinta baru saja tiba di Jakarta tiga hari yang lalu karena Ayah Dandy meninggal dunia. Cinta seharusnya tidak ikut karena dia sedang hamil besar namun Cinta memaksa dan hasil periksa Dokter memberikan Cinta ijin menaiki maskapai penerbangan dari Jepang menuju Indonesia.Ditengah lorong rumah sakit berdiri seorang wanita yang melihat Mila menangis seorang diri sebelum akhirnya seorang wanita datang memeluk erat tubuh Mila. Bella penasaran dengan apa yang terjadi, dia baru hari ini kembali masuk bekerja karena baru selesai dari masa cuti panjang mengurus pertunangan Bian dan Viza.Dia berjalan mendekati kedua wanita yang menangis saling menguatka

  • Love    48. Pria Tampan Itu.

    Dandy merapihkan rambut Cinta yang menutupi wajah wanita itu. Surai hitam yang telah terpotong pendek akibat kecelakaan yang yang dilalui Cinta tujuh bulan yang lalu itu kini perlahan mecapai bawah kuping Cinta. Dandy mencium bibir Cinta sekilas lalu beranjak ingin tidur tapi tangannya di tahan oleh Cinta. Mata yang tadi tertutup itu perlahan terbuka mengintip dari balik bulu mata yang tebal miliknya. “Kenapa tidak dilanjutkan? Bukankah aku istri mu.” Dandy mengerti arah pertanyaan Cinta tapi dia hanya bisa tersenyum lembut lalu mengusap rambut Cinta sayang. “Nanti akan kita lakukan setelah jagoan kita lahir. Aku tidak ingin membuat mu lelah. Tidurlah besok kita akan menjemput Mila di Bandara.” Cinta langsung tersenyum lebar. “Jadi kau menelponnya tanpa memberitahukan ku?” Dandy mengangguk mantap. “Tentu aku tidak bia meninggalkanmu seorang diri di sini.” Dandy sudah mengatakan kalau dia akan pergi ke Luar Negri untuk beberapa hari saja karena ada pekerjaan mendadak.

  • Love    47. Meet You Love.

    data-p-id=26218981fd24d0d9786d4f100df02931,Tawa seorang terdengar begitu indah di dengar oleh Bian, dari jarak yang tidak terlalu jauh Bian mampu melihat wajah bahagia dari wanita yang dia cintai.data-p-id=522b7098d3000a0ec64d6278efaefea7,Cinta nya terlihat cantik meski dengan potongan rambut pendek seperti saat ini, entah apa yang terjadi sehingga wanita itu memotong pendek rambutnya. Bian masih setia melihat wajah Cinta yang duduk manis memakan ice cream yang dibelikan Dandy untuk nya di Mall itu.data-p-id=5b8162bd30ce19e8284390171dca8092,Lalu bola mata Bian menangkap perubahan pada perut Cinta. Terlebih saat pria di sebelah Cinta mencium lembut perut itu, Bian terdorong ke belakang karena nya.data-p-id=9ecaf030d3eddf572f22514bf1a3c4eb,Apakah dia benar-benar sudah terlambat? data-p-id=bf7f7088d236bd624875f670b8c7b13f,Cinta benar-benar terlihat

  • Love    46.Jika kau bahagia.

    data-p-id=a79a185a04519be4bcbaf803e8aec99d,Hari yang ditunggu Bian hadir dia sudah bisa berjalan dengan baik, meski tidak bisa untuk berlari. Kedua kaki nya belum bisa untuk hal itu. Semua sudah dia urus dan hari ini dia akan pergi menemui wanita yang sudah dia lepaskan. Wanita yang sangat dia inginkan.Perasaan itu semakin kuat saat Cinta meninggalkannya, tapi kali ini Bian bertekad membawa Cinta kembali dalam hidupnya. Meski harus membuat wanita itu bercerai dari suami nya.data-p-id=1fa7356139617bbcd165eefaea78e81e,Bian melihat foto Cinta dalam kamarnya dan dia memasukan bingkai foto itu ke dalam tas ransel yang dia bawa."Kamu akan pergi Bian?" tanya Mama nya yang masuk ke dalam kamar.data-p-id=bac0be73b6aef1ce8a5a123c6e3826c1,"Ya Ma, doa kan Bian ya." Mama nya hanya mampu mengangguk. "Meski sebenarnya yang kau lakukan adalah salah. Memisahkan seorang istri dari suami nya Bian, tapi Mama berharap setelah in

DMCA.com Protection Status