Cinta memasuki sebuah salon bersama Viza, Banu mengantarkan mereka ke sebuah salon dan Cinta mendapatkan pelayanan terbaik.
Cinta heran kenapa dia harus diperlakukan seperti ini pikirnya."Ehm putri Viza, apakah semua ini harus aku lakukan? Apa pak Bian yang meminta ini semua?"
Viza tertawa kecil dibelakang Cinta yang saat di sedang ditata rambutnya."Pertama jangan panggil aku dengan embel-embel putri, karena aku sedang tidak diistana ataupun Wieldburg. Kedua, semua ini harus kamu lakukan, kak Bian bahkan sebenarnya tidak tahu kalau kamu akan kami bawa menemuinya." Cinta bingung, buat apa dia berdandan seperti ini sampai hatus kesalon, Bian saja tidak tahu.
"Jangan bingung, ini rencana Oma dan Opa serta Brian dan juga Banu, mereka ingin sedikit kejutan untuk kamu dan mas Bian."
Cinta hanya menunduk tidak tahu harus berbuat apa, perasaannya sedari semalam tidak tenang tentang dia dan juga Bian.Bian memberikan pidato singkat di acara ulang tahun perusahaan Jayker, dia menatap Cinta terus menerus hingga membuat Cinta gelisah juga salah tingkah.Viza yang dirangkul oleh Banu malam itu terus tersenyum kepadanya membuat dia semakin salah tingkah, sebenarnya ada apa dengan mereka semua.Saat Cinta larut dalam pikirannya dia terkejut saat Bian menyebut namanya."Terutama untuk dia yang membuat kepercayaan diri saya hadir kembali, Cinta. Nama nya_Cinta, dia memberikan semangat kepada saya dan memberikan hal yang mungkin tidak dia sadari berdampak besar kepada saya. Terimakasih Cinta I love you my preety .Cinta merasa terharu, Bian mengatakan mencintainya didepan semua orang, dia yang bukan siapa-siapa selama ini dipandang kagum oleh semua orang disana, bahkan Oma Bian memeluk dirinya dengan membisikkan sesuatu."Ini kado dari Oma dan Opa juga mama dan papa Bian. Selamat ulang tahun Cinta, kami berdoa kamu selalu b
Bian mengantarkan Cinta ke kamar yang disiapkan untuknya itu, mereka berdua terus tersenyum bersama. Setelah tiba dikamar Cinta membuka pintu dan melihat kamar yang nyaman untuknya dia berbalik badan melihat Bian yang ikut masuk kedalam kamar itu sehingga Cinta gelagapan."Loh bapak, kenapa masuk?" Bian melihatnya seolah bertanya."Aduh maksud saya, saya gak enak sama ibu bapak dan juga Oma ." Cinta menunduk karena tatapan serius Bian. Pria itu menarik lengannya mengisyaratkan Cinta untuk duduk dipangkuannya, Cinta menurut lalu Bian mencium pipinya sembari menyelipkan surai indah itu ketelinga Cinta."Jika bulan depan aku melamarmu apa kamu akan menerima ku?" Pertanyaan Bian memberikan efek geli diperut Cinta juga warna merona dipipinya."Mak_sud bapak?" Bian yang gemas dengan sikap malu Cinta mencium bibir Cinta dalam saling membelit dan mereka mencicipi rasa masing-masing. Cinta menyelipkan tangannya diselah rambut Bian
Cinta mengayuh sepedanya pagi ini, dia memasuki kubikelnya lalu berdandan dengan cepat untuk memulai hari nya. Hari dimana Bian pergi meninggalkannya demi kebaikan pria itu, bagaimanapun dia ingin Bian bisa berjalan lagi meski kerinduan ini terus menyiksa. Cinta tersenyum kecut dengan pemikirannya itu, dilihatnya Brian memasuki kubikelnya dan meletakkan sebuah kotak diatas meja nya."Ini dari mas Bian untukmu." Brian tersenyum lalu pergi dari sana. Cinta mengucapkan terimakasih dengan cepat karena Brian langsung pergi begitu saja.Sudah sebulan dan pria itu masih saja memberikannya hadiah aneh. Ya, Bian memang sudah satu bulan pergi dan setiap seminggu sekali pria itu akan mengirimkan apapun itu untuk Cinta. Ikat rambut, bel untuk sepedanya, jam dinding, dan terakhir ini apron !! Dahi Cinta berkerut karena celemek berwarna pink dengan corak bunga sakura menjadi kado dari Bian kali ini.Ponselnya bergetar saat Cinta mengamati lebih d
Cinta mengusap keringatnya saat dia sudah berada di parkiran untuk motor tempat dimana sepedanya dia parkirkan.Setelah selesai mengurus pembuatan ulang passpor seperti yang diperintahkan Brian kepadanya, Cinta diberikan ijin cuti hari ini untuk mengurus keperluannya itu.Saat Cinta ingin pergi dia mendengar nama Bian disebutkan."Serius kakak loe pernah hampir nikah sama Bian Jayker yang ganteng itu?""Iya, sayangnya sekarang dia cacat jadi kakak gue gak direstuin bokap buat tetap nikah sama kak Bian. Padahal mereka saling mencintai, bahkan sampai sekarang kakak gue masih menyimpan perasaan itu."Seorang wanita remaja yang dilihat Cinta sedang berbicara didekat pos security sambil menunjukan majalah bisnis yang sepertinya ada foto Bian."Ya kalau gue jadi bokap loe juga gue bakal larang kakak loe buat nikah sama Bian Jayker ini.""Ya kan cinta gak bisa dipaksain
Jakarta 02.30 wib"Cinta....," teriak Ibu memanggil nama nya. Namun Cinta tidak mau menoleh sedikitpun. Dia sedang merajuk kepada Ayah dan Ibunya.Pasalnya sepele, karna Ibu dan Ayahnya menolak keinginannya untuk menjalin hubungan dengan Pria yang dia suka."Cinta apa kamu lebih pilih Pria itu daripada Ibu dan Ayah?" Cinta diam lalu berbalik.Bukan! Bukan ini yang dia maksud, dia ingin kedua orangtuanya melihat dulu bagaimana Pria yang dia suka itu.Dandy_Pria yang dia sukai itu benar-benar menjaga dan juga mencintainya."Cinta dengarkan Ibu dan Ayah Cinta." Tidak sedikitpun hati Cinta goyah mendengar dan melihat bagaimana airmata dan rasa sedih Ibunya. Dia hanya memikirkan hubungannya dan Dandy."Jika kamu ingin pergi dengan Pria itu kamu tidak perlu menganggap kami orangtua mu lagi." Ucapan Ayah nya membuat C
Berlin Pagi HariCinta mengeratkan mantel yang dia pakai, dia melihat matahari untuk pertama kalinya di Berlin, Jerman. Brian tersenyum menatapnya lalu dengan cepat mengambil foto Brian dengan ponselnya.Jet Pribadi milik keluarga Jayker pagi ini tiba di Bandara Flughafen,Berlin Schonefeld.Oma dan Opa berjalan sambil beriringan, Cinta yang masih saja canggung bertemu dua orang penting di keluarga Jayker itu tersenyum menatap mereka.Brian terlihat menelpon seseorang dan Pria itu sangat bahagia sepertinya. Cinta kembali mengedarkan pandangannya masih sambil berjalan menuju luar gedung Bandara megah itu.Setelah diluar gedung seorang Pria mendekati Oma yang ternyata adalah Banu, dia tersenyum saat Banu menyapanya lewat senyuman tampan Pria itu. Banu membantu Oma naik kemobil yang sudah menunggu mereka, sementara Oma dan Opa berada dimobil yang lebih dulu melaju, Brian dan Banu bersama Cinta berada dimobil sa
Please....hargailah karya yang tak seberapa dari saya ini dengan apresiasi kalian lewat Vote dan Koment.Selamat hari sabtu dan malam minggu my all dear readers....🥰Bian bangun dengan semangat pagi ini karena saat dia membuka dihadapannya dia melihat mata indah milik Cinta, sungguh pagi yang indah.Cinta memberikannya air putih lalu Bian bangun dari posisinya. Jika kalian bertanya diamana Cinta tidur, maka jawabannya adalah mereka tidur dikasur yang sama namun tanpa melakukan hal lainnya, selain ciuman. "Mas mau mandi atau sarapan terlebih dahulu?" Bian mendekatkan tubuh Cinta dan mencium keningnya. "Kau cantik." Cinta tersenyum dan mencubit gemas pipi Bian. "Ayo aku bantu, Mas pasti mau ke kamar mandi kan?" Bian mengangguk lalu Cinta memegang kedua lengan Bian agar Pria itu bisa sampai di kursi rodanya. "Kamu tidak ingin mandi bersama ku?" "No!!" Jawab
Cinta mendorong kursi roda Bian disepanjang jalan menuju ke ruangan Bian. Sepertinya Bian sangat lelah dengan semua rutinitasnya pagi hingga siang ini, meski Cinta melihat mata elang yang dia sukai itu mencoba menutupi semuanya. Tapi Cinta tahu, Bian sangat lelah. Oma dan Opa memutuskan kembali ke hotel sementara Banu dan Cinta tetap berada di rumah sakit menemani Bian. "Kita jam berapa pergi ljalan-jalan?" Cinta menatap Bian lalu menggelengkan kepalanya. "Kamu istirahat saja dulu Mas. Setelah itu baru kita jalan-jalan." Banu setuju dengan usul Cinta, namun sepertinya Bian tidak setuju."Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja preety." Cinta sepertinya harus memaksa Bian pikirnya. "Mas, bisakah sesekali Mas mendengarkan apa yang aku mau." Bian dan Banu melihat Cinta yang sepertinya merajuk. "Ya sudah jangan cemberut. Baiklah aku akan istirahat dua jam lalu kita pergi oke?" Cinta setuju lalu dia memeluk Bian dari belakang dan mencium pipi kekasihnya itu. "Hemmm...jadi jaga
Saat itu aku melihat dia pertama kali dengan senyuman yang mampu mematahkan hatiAndai senyuman nya bukan untukuTapi aku sungguh beruntung. Karena senyum itu milikku.Aku mencoba menjauhkan dia dari garis jalankuNamun dia kembali menarik ku dengan hanya menggunakan senyum ituSenyumnya mampu meruntuhkan pertahananku...Andai dia tahu kalau hari ku tanpa nya tidak lah lebih berarti dari apapun di Dunia ini.Bisakah kita berjalan berdampingan bersama?Karena sekarang aku siap dengan kedua kaki ku yang hanya akan melangkah pulang dalam dekapanmu...Ijinkan aku hanya mengucap sumpah pernikahan dengan nama mu yang menjadi mempelainya..Berikan aku kesempatan membuat mu terus bahagia bersama ku, bersama anak-anak kita.Aku bersumpah hanya kamu yang terakhir dan aku tak akan mengulangi lagi kesalahan ku yang pernah meninggalkan mu...Cinta...Will you marry me?Cinta menutup mulut nya saat melihat pohon didepan r
Bian yang dari kantor langsung saja berlari menuju kamar rawat yang dikatakan Bella. Dia membuka gagang pintu itu lalu mendorongnya perlahan. Terlihat Cinta sedang duduk di sebelah brankar dengan memegangi lengan anaknya. Bian merasakan kesedihan Cinta, wajah bayi kecil itu terlihat tenang namun membuat hati Bian sangat sakit. Alat bantu pernapasan masih terpasang dengan impus yang mengalir semakin menambah sakit di dada Bian. Anak sekecil itu harus merasakan ditusuk jarum infus, pasti Dandy tadi menangis dengan kuat. Pikirnya.data-p-id=8684792e4e5e7292f95e233df2ac1630,Bian melihat teman Cinta Renata tertidur di sofa, lalu perlahan tangan Bian menyentuh pundak Cinta. "Pak Bian,"ucap Cinta tekejut. "Ya saya." Bian tersenyum manis. "Kalau kamu mau tidur, tidur saja. Saya akan bantu menjaga Dandy disini." Cinta menggelengkan kepalanya. Dia bertanya-tanya apakah Bian sudah mendengar cerita Bella.data-p-id=77349407c8c03e3e8689fb9cbdf2fc22,"Tidak apa-apa Pak, saya tidak meng
Airmata Cinta tidak bisa dia hentikan, hatinya begitu sakit melihat anaknya terkulai lemas dalam gendongan akibat dirinya yang lalai. Dia berlari tergesa-gesa tanpa memperdulikan kalau dia tidak lagi memakai alas kaki.Rumah sakit adalah tujuan Cinta tanpa memikirkan apapun lagi selain keselamatan anaknya. Untungnya di depan rumah sakit sedang berdiri Bella yang baru saja hendak pulang kerumahnya."Bella...," panggil Cinta yang baru tiba di teras rumah sakit besar. Bella terkejut, dia menatap darah di tangan Cinta dan seorang bayi. "Suster," teriak Bella memanggil petugas rumah sakit."Bella, tolong selamatkan anak ku. Tolong Bella.""Cinta kamu tenang ayo masuk, aku akan mengurus anakmu." Bella langsung masuk kembali ke dalam rumah sakit. Dia buru-buru masuk ke dalam ruang gawat darurat sementara Cinta hanya bisa menunggu diluar ruangan. Satu jam kemudian Bella keluar dari ruangan itu dengan wajah tenang diserati senyuman khas nya. Bella melihat pergelangan tan
Waktu terus berlalu dan Cinta sekarang menjadi ibu yang tangguh. Cinta mulai melanjutkan hidupnya dengan uang yang diberikan oleh pihak perusahaan Dandy serta dia juga memulai memasak karting demi menghidupi dirinya dan si Dandy kecil. Pagi-pagi sebelum Renata pergi kerja dia akan meminta tolong Renata menjaga anaknya sementara dia ke pasar lalu setelah Renata berangkat dia akan memasak dirumah sambil mengurus buah hatinya, setelah itu Cinta akan mengantarkan masakannya kepada orang yang memesan katringnya menggunakan ojek online dengan membawa bayi mungil yang baru berusia dua bulan itu.Cinta sadar kalau uang yang diberikan perusahaan Dandy akan berkurang jika dia memakai nya setiap hari, jadi lebih baik menyimpan uang itu untuk keperluan mendadak saja. Dan setiap harinya Cinta akan melakukan pekerjaanya sebagai tukang karting.Dalam satu hari Cinta bisa mendapatkan orderan dua puluh sampai tiga puluh box, sehingga itu sudah sangat lumayan buatnya dan anaknya. Setiap h
Rintik hujan menyertai kepergian Dandy, airmata dan tetesan air hujan menjadi satu saat ini. Cinta tidak bisa menahan tangisannya saat tubuh Dandy masuk kedalam liang lahat. Dandy dikuburkan tepat di sebelah makam ayah mertuanya, makam yang belum lagi kering itu sudah kembali ramai jadi perbincangan akibat meyusulnya anak semata wayang nya. Banyak orang menatap iba Cinta, dan yang paling ingin berada disebelah Cinta saat ini adalah Bian. Namun saat ini dia hanya bisa mengamati Cinta dari kejauhan, jika memang wanita itu hilang ingatan maka semua kenangan indah mereka tidak diingat oleh Cinta. Bian menebak kalau Cinta hilang ingatan akibat kecelakaan yang baru saja terjadi.Airmata Cinta rasanya ingin sekali Bian hapus. Cinta menangis untuk kepergian suami yang sangat dia sayangi. Bian menghembuskan napas kasar lalu tepukan di bahunya menyadarkan Bian kalau dia ditemani sebagian keluarganya di pemakaman itu. Brian berbisik kepada Bian membuat Bian sangat terkejut.&
Mila berlari ikut membawa brankar dimana terdapat tubuh Cinta yang tidak lagi membuka matanya. Mila menangis karena melihat darah yang keluar dari tubuh Cinta. Disaat yang bersamaan brankar Dandy juga dibawa masuk kedalam ruang operasi.Mila mengurus semua yang perlu dia lakukan disana termasuk menelpon Renata.Dandy bersama Cinta baru saja tiba di Jakarta tiga hari yang lalu karena Ayah Dandy meninggal dunia. Cinta seharusnya tidak ikut karena dia sedang hamil besar namun Cinta memaksa dan hasil periksa Dokter memberikan Cinta ijin menaiki maskapai penerbangan dari Jepang menuju Indonesia.Ditengah lorong rumah sakit berdiri seorang wanita yang melihat Mila menangis seorang diri sebelum akhirnya seorang wanita datang memeluk erat tubuh Mila. Bella penasaran dengan apa yang terjadi, dia baru hari ini kembali masuk bekerja karena baru selesai dari masa cuti panjang mengurus pertunangan Bian dan Viza.Dia berjalan mendekati kedua wanita yang menangis saling menguatka
Dandy merapihkan rambut Cinta yang menutupi wajah wanita itu. Surai hitam yang telah terpotong pendek akibat kecelakaan yang yang dilalui Cinta tujuh bulan yang lalu itu kini perlahan mecapai bawah kuping Cinta. Dandy mencium bibir Cinta sekilas lalu beranjak ingin tidur tapi tangannya di tahan oleh Cinta. Mata yang tadi tertutup itu perlahan terbuka mengintip dari balik bulu mata yang tebal miliknya. “Kenapa tidak dilanjutkan? Bukankah aku istri mu.” Dandy mengerti arah pertanyaan Cinta tapi dia hanya bisa tersenyum lembut lalu mengusap rambut Cinta sayang. “Nanti akan kita lakukan setelah jagoan kita lahir. Aku tidak ingin membuat mu lelah. Tidurlah besok kita akan menjemput Mila di Bandara.” Cinta langsung tersenyum lebar. “Jadi kau menelponnya tanpa memberitahukan ku?” Dandy mengangguk mantap. “Tentu aku tidak bia meninggalkanmu seorang diri di sini.” Dandy sudah mengatakan kalau dia akan pergi ke Luar Negri untuk beberapa hari saja karena ada pekerjaan mendadak.
data-p-id=26218981fd24d0d9786d4f100df02931,Tawa seorang terdengar begitu indah di dengar oleh Bian, dari jarak yang tidak terlalu jauh Bian mampu melihat wajah bahagia dari wanita yang dia cintai.data-p-id=522b7098d3000a0ec64d6278efaefea7,Cinta nya terlihat cantik meski dengan potongan rambut pendek seperti saat ini, entah apa yang terjadi sehingga wanita itu memotong pendek rambutnya. Bian masih setia melihat wajah Cinta yang duduk manis memakan ice cream yang dibelikan Dandy untuk nya di Mall itu.data-p-id=5b8162bd30ce19e8284390171dca8092,Lalu bola mata Bian menangkap perubahan pada perut Cinta. Terlebih saat pria di sebelah Cinta mencium lembut perut itu, Bian terdorong ke belakang karena nya.data-p-id=9ecaf030d3eddf572f22514bf1a3c4eb,Apakah dia benar-benar sudah terlambat? data-p-id=bf7f7088d236bd624875f670b8c7b13f,Cinta benar-benar terlihat
data-p-id=a79a185a04519be4bcbaf803e8aec99d,Hari yang ditunggu Bian hadir dia sudah bisa berjalan dengan baik, meski tidak bisa untuk berlari. Kedua kaki nya belum bisa untuk hal itu. Semua sudah dia urus dan hari ini dia akan pergi menemui wanita yang sudah dia lepaskan. Wanita yang sangat dia inginkan.Perasaan itu semakin kuat saat Cinta meninggalkannya, tapi kali ini Bian bertekad membawa Cinta kembali dalam hidupnya. Meski harus membuat wanita itu bercerai dari suami nya.data-p-id=1fa7356139617bbcd165eefaea78e81e,Bian melihat foto Cinta dalam kamarnya dan dia memasukan bingkai foto itu ke dalam tas ransel yang dia bawa."Kamu akan pergi Bian?" tanya Mama nya yang masuk ke dalam kamar.data-p-id=bac0be73b6aef1ce8a5a123c6e3826c1,"Ya Ma, doa kan Bian ya." Mama nya hanya mampu mengangguk. "Meski sebenarnya yang kau lakukan adalah salah. Memisahkan seorang istri dari suami nya Bian, tapi Mama berharap setelah in