Home / Romansa / Love / 5. Senyum Pak Bos.

Share

5. Senyum Pak Bos.

Author: NadraMahya
last update Last Updated: 2020-10-24 00:15:27

Cinta sedang bersantai dirumahnya sore setelah dia pulang kerja. Dia berbaring diranjangnya yang berukuran queen size sambil menonton televisi ditemani cemilan yang dia beli diwarung dekat rumahnya ini.

Saat sedang asyik dan tertawa sendiri suara ponsel jadul miliknya berbunyi.

Sebuah nomor tak dikenal membuatnya enggan mengangkat telpon itu.

Tapi si penelpon tidak juga menyerah, membuat Cinta terpaksa mengangkat telpon itu.

"Hall...". Belum selesai kalimat dari mulut Cinta, orang yang menelponnya langsung berbicara panjang lebar.

"Kenapa kamu lama sekali mengangkat telpon saya. Kamu siap-siap sekarang, supir saya akan menjemput kamu. Sepuluh menit lagi dia akan sampai."

"Tap.. Tapi... In.."

"Siap-siap love. Aku Bian, dan aku mau kamu temani nonton malam ini. Supir ku sudah didepan rumah kamu."

Cinta langsung berdiri dan keluar kamarnya, benar saja disana sudah ada mobil sedan berlogo BMW berwarna hitam dan seorang pria yang menunggunya.

"Kenapa anda selalu bertindak sesuka hati anda sih... Ah..."

Cinta kesal setengah mati tapi dia buru-burh mengganti pakaiannya. Celana jeans denim dan kaos polos berwarna putih yang membentuk tubuh Cinta. Tak lupa cardigan coklat juga dia pegang. Dan buru-buru keluar rumahnya setelah mengambil tasnya.

Didepan rumahnya pria yang sudah berusia sekitar 40 tahun lebih menunduk hormat.

"Maaf mbak ini mbak Cinta?" Tanya bapak itu sopan.

"Iya pak, saya Cinta."

"Mari mbak, anda sudah ditunggu oleh pak Bian."

Bapak itu membukakan pintu mobil untuk Cinta, dan dengan canggung Cinta masuk kedalam mobil itu. Beberapa kali dia melihat supir Bian itu tapi mereka tidak berbicara apapun selain Cinta yang merasa konyol sendiri karena mengikuti semua kemauan bos nya itu.

Apa-apaan ini, kenapa dia mau saja coba tadi disuruh. Tak lama mobil itu masuk kesebuah gedung tinggi dan Cinta tahu ini adalah apartment. Cinta turun dari mobil dan supir Bian mengantarkannya menuju unit Bian yang berada dilantai tiga puluh.

Saat berada didepan pintu salah satu unit, Cinta ditinggalkan sendiri. Sebelum dia berteriak memanggil supir Bian itu, ponsel didalam tasnya berbunyi.

"Hallo".

"Ingat kode nya, dan masuk setelah pintu itu terbuka. 3011AkiraJayker."

Cinta menekan kode itu dan pintu terbuka. Cinta masuk dengan wajah kesal mencari dimana keberadaan Bian.

Tiba-tiba kursi Bian muncul dari dalam kamarnya dengan tersenyum manis. Tapi Cinta tidak perduli, kenapa ini bos suka sekali membuatnya kesal.

"Kenapa bapak meminta saya menemani bapak nonton? Dan ini apa? Nonton itu di bioskop."

Pikiran Cinta adalah pasti Bian berotak mesum karena mengajaknya ke apartment pria ini.

Suara tawa seseorang membuat Cinta menoleh kesumber suara. Disana ada dua pria dan satu wanita.

"Hahahhahaha... Hai Cinta? Kamu lucu banget kalau marah."

Cinta membuka mulutnya karena melihat Pria tampan yang biasa muncul ditelevisi itu. Sudah tiga kali dia bertemu Brian karena berurusan dengan Bian.

"Biasa aja lihatnya. Ayo duduk, kita Movie Marathon." Bian mengajak Cinta duduk disofa yang sudah ada Brian, Bella satu pria yang Cinta tidak tahu siapa namanya.

Cinta sudah mengenal Brian, dan Bella tapi yang satunya dia tidak tahu.

"Dia tunangan ku, nama nya Revan."

Suara Bella membuat Cinta mengerti dan tersenyum, mereka berjabat tangan sebentar dan Cinta memilih duduk dikursi Sofa yang begitu empuk layaknya tempar tidur. Didepannya sudah begitu banyak cemilan, pop corn, bahkan dua ember KFC juga ada.

Saat film dimulai ternyata mereka akan menonton film lama yang berjudul Freinds with benefit.

Sepanjang film diputar Cinta terlihat serius menonton, sedangkan Brian yang paling usil dengan tertawa kencang membuat Bian kesal dan melemparkan satu butir pop corn kearah Brian.

Bian mengambil posisi duduk disebelah Cinta dengan kursi rodanya. Cinta melihat Bian yang memperhatikam televisi didepan mereka, Cinta mengukir sedikit senyum memperhatikan wajah bahagia Bian saat ini.

Bian memang terlihat lebih tampan di jarak sedekat ini. Didalam hati Cinta dia bertanya, bagaimana pria ini menjalani kehidupannya dengan kursi roda seperti ini. Bian yang merasa diperhatikan sedari tadi menoleh kearah Cinta, membuat Cinta langsung gugup dan memalingkan wajahnya.

"Kamu kenapa melihatku seperti itu? Kasihan?"

Tanya Bian membuat Cinta kesal, karena Bian selalu memikirkan hal secara sepihak.

Lalu Cinta melihat kearah Bella yang berdiri dari duduknya disusul oleh Revan. Wajah Bella terlihat khawatir.

"Sorry mas, aku harus kembali kerumah sakit. Barusan dikasih tau kalau ada pasien yang harus dioperasi malam ini."

Revan dan Bella keluar dari apartemen itu membuat ketiga orang itu sedikit terkejut dengan kepanikan Bella. Dan Cinta pun mulai tahu kalau Bella adalah seorang dokter.

"Kalau gitu, gue juga balik ke studio deh mas. Kalian nikmatin aja filmnya berdua."

Brian berpamitan kepada Bian dan juga Cinta. Cinta merasa tidak enak berduaan dengan Bian dan dia berinisiatif untuk juga kembali ke rumah nya.

"Pak, saya permisi pulang juga kalau gitu."

Cinta berdiri tapi Bian mengambil remote pintu apartemen nya dan Cinta mendengar jelas seperti bunyi pintu terkunci.

Apa maksudnya ini, pikir Cinta.

"Kamu temani saya sampai film ini habis. Setelah itu kamu bisa pulang."

Cinta masih diam berdiri bagai patung mencerna kelimat perintah dari Bian, dan dia akhirnya memutuskam untuk duduk ditempatnya tadi.

Sesekali mereka tertawa bersama saat adegan lucu film itu mereka lihat, dan semua itu begitu membuat Bian semakin terpesona dengan Cinta. Tawa Cinta sungguh membuat suasana hatinya membaik.

"Cinta," panggil Bian kepada Cinta yang terlihat masih fokus dengan film yang mereka lihat.

"Hm" jawab Cinta tanpa menoleh. Sedang Bian masih setia menatap dari samping wajah manis Cinta.

"Apa hal yang paling kamu inginkan dihidupmu."

Cinta langsung menoleh melihat Bian yang juga melihatnya.

"Kenapa bapak bertanya seperti itu pada saya?" Tanya Cinta akhirnya. Dan Bian tersenyum manis lalu menegakkan tubuhnya yang terasa kaku sejak dia bertanya tadi.

"Saya hanya ingin tahu saja, apakah kamu menginginkan hal yang sama dengan tokoh wanita itu."

Cinta tertawa dan Bian hanya bisa tersenyum bahagia melihat itu.

"Semua wanita didunia ini pasti menginginkan kisah cinta yang indah."

"Termasuk kamu?"

Tanya Bian cepat dan Cinta mengangguk. Untuk apa dia berbohong masalah hal seperti ini. Tapi tatapan bahagia dari Bian perlahan memudar menjadi pancaran kesedihan. Dipikirannya adalah dia tidak bisa mengabulkan keinginan Cinta itu. Dan dia tahu sebaiknya perasaannya dihentikan sampai disini. Pria sepertinya tidak pantas mendapatkan wanita sempurna seperti Cinta.

"Cinta kamu diantar pulang oleh supir saya saja. Filmnya juga sudah habis kan."

Wajah datar Bian terlihat, tapi Cinta tak menyadarinya.

"Saya naik bus saja pak."

"Tidak usah, lebih baik kamu diantar. Ini sudah malam. Dan saya tidak menerima bantahan dari kamu."

Cinta menggelengkan kepalanya melihat Bian yang sangat bossy.

"Cinta, besok saya ada pekerjaan keluar Negri. Jadi kamu tidak usah masak buat saya."

Cinta mengangguk dan dia pergi dari apartemen itu. Cinta sempat tersenyum kepada Bian dan mengucapkan selamat malam. Tapi Bian tidak tersenyum lepas seperti yang tadi dilihat Cinta.

"Pak Bian, bapak kalau senyum tulus ganteng loh."

Bersambung....

🙏🙏🙏🙏🙏🙏 makasih sudah mau membaca cerita ini. Tinggalkan jejak kalian ya..

Related chapters

  • Love    6.Kado-Kado Misterius

    Pagi ini cuaca mendung dan Cinta terpaksa menaiki Bus untuk bekerja. Sudah seminggu semenjak Bos nya itu mengatakan akan keluar Negri, dan sejak itu juga Cinta merasa ada yang aneh dengannya. Dia merasa tidak ada semangat untuk bekerja. Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam untuk sampai ketempat kerjanya akhirnya Cinta bisa duduk didalam kubikelnya. Matanya tertuju pada sebuah kotak dan setangkai bunga. Cinta meraih bunga dan itu dan membaca gift card pada bunga itu. " for you love." gumam Cinta pada dirinya sendiri. Dilihatnya setangkai bunga mawar merah itu dan melanjutkan mengambil kotak berwarna emas yang berada diatas keyboard komputernya. Saat dibuka ternyata sebuah jam tangan indah ada disana. Ada sebuah kartu ucapan juga dan Cinta mengambilnya. Meletakkan bunga dan kotak jam itu. " aku akan senang jika kau memakainya. Setidaknya hargai pemberianku." Cinta mengkerutkan keningnya. Sepertinya tidak mungkin jik

    Last Updated : 2020-10-24
  • Love    7. Punya Pacar.

    Satu hari setelah pingsannya Cinta diruang rapat yang membuat kehebohan itu Bian tidak bisa tenang, dia terus memikirkan apa hubungan Kevin dengan Cinta. Wanita yang belakangan ini terus berada dipikirannya, bahkan Kevin meminta ijin saat jam kerja demi menjaga Cinta yang berada dirumah sakit. Setelah dibawa kerumah sakit ternyata Cinta demam terlalu tinggi, sehingga hidungnya mengeluarkan darah. Hari ini pun wanita itu wanita itu masih belum masuk kerja karena masih dirawat. Bian sudah mencari tahu keadaan Cinta melalui orang suruhannya dan kondisi Cinta sudah membaik. Saat dirinya masih memikirkan hubungan Cinta dan Kevin, ditempatnya Cinta juga memikirkan apa sebenarnya tujuan Kevin mendekatinya. Apakah pria ini memiliki perasaan untuknya? Kevin memang tampan, dan juga mapan. Tapi benarkah Kevin memiliki perasaan untuknya?? Seorang wanita yatim piatu dan miskin. Cinta melihat buket bunga dan juga buah-buahan yang tidak ada nama pengirimnya itu. Tapi

    Last Updated : 2020-10-24
  • Love    8. Jalur Abu-Abu

    Cinta tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Dia berada disebuah helikopter bersama Bian, ntah kemana Bian akan membawanya. Setelah itu dia merasakan helikopter semakin turun dan mereka sudah berada didepan sebuah gedung putih. " kita dimana?" tanya Cinta penasaran saat akan memasuki pintu besar berwarna putih itu. "Ini rumah impianku." jawab Bian dan Cinta takjub. Ini rumah, dia pikir ini sebuah hotel atau museum karena tadi dari luar rumah ini begitu mewah. Dan saat masuk didalamnya Cinta juga kagum, sangat berkelas dengan gaya Eropa klasik yang memenuhi desain rumah ini. "Kenapa bapak membawa saya kerumah bapak?" tanya Cinta yang masih berjalan disebelah Bian. Sedangkan Bian berjalan menggunakan kursi rodanya. "Ntah la, saya hanya merasa butuh kamu saat ini." "Apa ini di Jakarta?" Bian menggelengkan kepalanya. "Jika di Jakarta kita tidak akan berlama-lama

    Last Updated : 2020-10-24
  • Love    9. Kesempurnaan Saat Bersamamu

    Satu bulan kemudian.... Cinta sedang berjalan ke arah ruangan Bian, sudah sebulan ini hubungan mereka sangat baik, setelah kembali dari Bali bulan lalu Bian menunjukkan perhatiannya kepada Cinta. Bahkan Bian menampakan ketidak sempurnaannya kepada semua karyawannya saat mencari keberadaan Cinta di pantry kantor. Dan semenjak itu seluruh manusia di kantornya heboh akan kondisinya juga heboh dengan hubungannya dengan Cinta. Bian tidak lagi memperdulikan itu. Dia hanya ingin melihat senyuman Cinta dan menggenggam tangan wanita itu. Seperti saat ini. Cinta menyuapi Bian yang terlihat manja dan sesekali tawa mereka pecah secara bersamaan. Cinta begitu bahagia bisa bersama Bian, bukan karena harta atau ketampanan Bian. Tapi Bian mampu mengetahui segala sesuatu yang Cinta rasakan ataupun inginkan. Berbeda dengan Kevin yang juga mendekatinya tapi seperti terlalu memaksakan kedekatan mereka, dan dia tidak merasakan getaran aneh dihatiny

    Last Updated : 2020-10-24
  • Love    10. Cemburu.

    Oma dan Opa Bian memperhatikan wanita muda cantik yang dibawa Bian dan Bian mengatakan kalau wanita ini teman special bagi Bian. Karena penasaran Oma Evelyn mendekati Cinta yang terlihat ketakutan. " hei nona, kamu kenapa terlihat takut. Kami disini tidak akan menggigit atau memutilasimu." senyuman Oma Evelyn membuat Cinta sedikit tenang. " ayo duduk disini sama Oma. Kenalkan saya Oma Evelyn, Oma nya Bian." Cinta mengangguk dan menyambut tangan Oma itu dengan senyuman. " saya Cinta Oma. Saya teman dan karyawan nya pak Bian." Oma Evelyn mengangguk dan mengajak Cinta duduk didekatnya. Sementara mama Bian dan papamya melihat wanita yang dibawa Bian dengan penuh selidik. " kalian yakin hanya teman?" Pertanyaan tante Bianca membuat Bian menggelengkan kepalanya sementara yang lain menunggu jawaban dari Cinta. " benar bu, saya teman pak Bian." "ckckck.. Jangan panggil saya

    Last Updated : 2020-10-24
  • Love    11. Lihat Aku siapa ??

    Cinta memarkirkan sepeda nya dan langsung menuju ke kubikelnya. Rutinitasnya setiap pagi di kantor kembali dia lakukan, hanya saja pagi ini dia tidak langsung mengantarkan bekal bos Bian nya, dia menunggu sekertaris bosnya itu datang agar bisa dia titipkan, Cinta sudah memikirkan semua ini semalam. Setelah semalam dia melihat Bain marah, dia tidak lagi mau berhubungan terlalu jauh dengan pria itu. Jika teman, maka ayo lakukan layaknya seorang teman.Setelah kantor mulai ramai, Cinta menaiki lift untuk keruangan Bian. Disana dia melihat Desi sekertaris Bian yang cantik itu sedang memeriksa beberapa berkas. "Hai Des," sapa Cinta sambil tersenyum."Eh Cinta, loe mau ketemu pak Bian ya? Pak bos ada sih, tapi lagi ada tamu." Cinta mengernyit mendengar kata tamu, sepagi ini ada tamu. Siapa?? Pikir Cinta penasaran."Yang gue tau sih, itu mantan tunangan pak bos. Loe mau nunggu atau ntar gue kasih tau kalau wanita itu

    Last Updated : 2020-11-22
  • Love    12. Kamu hanya ??

    Saat pintu tertutup, sunyi menerpa Cinta. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Bian dengannya, saat kursi roda pria itu berbalik Cinta menanti apa yang akan dikatakan pria itu."Ayo duduk, kita makan bersama." Bian mengambil bekal makan yang dibuatkan Cinta untuknya, dengan satu tangannya pria itu sudah membawa bekal itu kearah sofa. Tapi dia berhenti dan melihat tidak ada gerakan dari Cinta. Bian membalik tubuhnya melihat wajah Cinta yang menatapnya seperti memohon. "Ada apa?" Cinta mulai terlihat sangat panik."Pak bisakah saya kembali ke ruangan saya? Saya banyak pekerjaan pak." Bian mengeraskan rahangnya mendengar apa yang disampaikan Cinta. Wanita ini benar-benar ingin membuatnya hilang kendali."Apa kau ingin menjauhiku?" Cinta diam tak bereaksi, dia menunduk dengan tangannya yang saling bertautan."Ah.. Ya,

    Last Updated : 2020-11-22
  • Love    13. Cinta

    Hujan melanda ibukota Jakarta, Cinta yang biasa bersepeda kini harus menaiki bus untuk pergi ke tempat kerjanya. Cinta tidak suka naik bus, dia lebih suka berpanas-panasan dengan sepedanya dari pada harus berdesak-desakan dengan orang-orang yang ada di dalam bus. Seperti saat ini, dia harus menunggu sekitar lima belas menit lagi untuk sampai di halte tempatnya bekerja. Berjalan kaki sebentar lalu sampailah dia di perusahaan Jayker's grup ini. Cinta menutup payung saat dia tiba didepan lobby kantor, dan disana pak bos tercinta sudah menunggu dirinya. Bian tersenyum melihat Cinta-nya datang pagi ini dengan wajah yang ceria meski langit sedang mendung. "Hai my preety, kamu bahagia sekali?" Bian dan Cinta lalu berjalan beriringan menuju lift kantor. Bian dengan kursi rodanya, dan Cinta yang berjalan sambil menenteng semua barang bawaannya. Tempat bekal, payung, tas kerja, dan berkas pekerjaannya

    Last Updated : 2020-11-22

Latest chapter

  • Love    End.

    Saat itu aku melihat dia pertama kali dengan senyuman yang mampu mematahkan hatiAndai senyuman nya bukan untukuTapi aku sungguh beruntung. Karena senyum itu milikku.Aku mencoba menjauhkan dia dari garis jalankuNamun dia kembali menarik ku dengan hanya menggunakan senyum ituSenyumnya mampu meruntuhkan pertahananku...Andai dia tahu kalau hari ku tanpa nya tidak lah lebih berarti dari apapun di Dunia ini.Bisakah kita berjalan berdampingan bersama?Karena sekarang aku siap dengan kedua kaki ku yang hanya akan melangkah pulang dalam dekapanmu...Ijinkan aku hanya mengucap sumpah pernikahan dengan nama mu yang menjadi mempelainya..Berikan aku kesempatan membuat mu terus bahagia bersama ku, bersama anak-anak kita.Aku bersumpah hanya kamu yang terakhir dan aku tak akan mengulangi lagi kesalahan ku yang pernah meninggalkan mu...Cinta...Will you marry me?Cinta menutup mulut nya saat melihat pohon didepan r

  • Love    53. Dia Anak Bapak.

    Bian yang dari kantor langsung saja berlari menuju kamar rawat yang dikatakan Bella. Dia membuka gagang pintu itu lalu mendorongnya perlahan. Terlihat Cinta sedang duduk di sebelah brankar dengan memegangi lengan anaknya. Bian merasakan kesedihan Cinta, wajah bayi kecil itu terlihat tenang namun membuat hati Bian sangat sakit. Alat bantu pernapasan masih terpasang dengan impus yang mengalir semakin menambah sakit di dada Bian. Anak sekecil itu harus merasakan ditusuk jarum infus, pasti Dandy tadi menangis dengan kuat. Pikirnya.data-p-id=8684792e4e5e7292f95e233df2ac1630,Bian melihat teman Cinta Renata tertidur di sofa, lalu perlahan tangan Bian menyentuh pundak Cinta. "Pak Bian,"ucap Cinta tekejut. "Ya saya." Bian tersenyum manis. "Kalau kamu mau tidur, tidur saja. Saya akan bantu menjaga Dandy disini." Cinta menggelengkan kepalanya. Dia bertanya-tanya apakah Bian sudah mendengar cerita Bella.data-p-id=77349407c8c03e3e8689fb9cbdf2fc22,"Tidak apa-apa Pak, saya tidak meng

  • Love    52. Apakah Dia keponakan ku ?

    Airmata Cinta tidak bisa dia hentikan, hatinya begitu sakit melihat anaknya terkulai lemas dalam gendongan akibat dirinya yang lalai. Dia berlari tergesa-gesa tanpa memperdulikan kalau dia tidak lagi memakai alas kaki.Rumah sakit adalah tujuan Cinta tanpa memikirkan apapun lagi selain keselamatan anaknya. Untungnya di depan rumah sakit sedang berdiri Bella yang baru saja hendak pulang kerumahnya."Bella...," panggil Cinta yang baru tiba di teras rumah sakit besar. Bella terkejut, dia menatap darah di tangan Cinta dan seorang bayi. "Suster," teriak Bella memanggil petugas rumah sakit."Bella, tolong selamatkan anak ku. Tolong Bella.""Cinta kamu tenang ayo masuk, aku akan mengurus anakmu." Bella langsung masuk kembali ke dalam rumah sakit. Dia buru-buru masuk ke dalam ruang gawat darurat sementara Cinta hanya bisa menunggu diluar ruangan. Satu jam kemudian Bella keluar dari ruangan itu dengan wajah tenang diserati senyuman khas nya. Bella melihat pergelangan tan

  • Love    51. Kehidupan Cinta setelah 2 bulan.

    Waktu terus berlalu dan Cinta sekarang menjadi ibu yang tangguh. Cinta mulai melanjutkan hidupnya dengan uang yang diberikan oleh pihak perusahaan Dandy serta dia juga memulai memasak karting demi menghidupi dirinya dan si Dandy kecil. Pagi-pagi sebelum Renata pergi kerja dia akan meminta tolong Renata menjaga anaknya sementara dia ke pasar lalu setelah Renata berangkat dia akan memasak dirumah sambil mengurus buah hatinya, setelah itu Cinta akan mengantarkan masakannya kepada orang yang memesan katringnya menggunakan ojek online dengan membawa bayi mungil yang baru berusia dua bulan itu.Cinta sadar kalau uang yang diberikan perusahaan Dandy akan berkurang jika dia memakai nya setiap hari, jadi lebih baik menyimpan uang itu untuk keperluan mendadak saja. Dan setiap harinya Cinta akan melakukan pekerjaanya sebagai tukang karting.Dalam satu hari Cinta bisa mendapatkan orderan dua puluh sampai tiga puluh box, sehingga itu sudah sangat lumayan buatnya dan anaknya. Setiap h

  • Love    50. Pemakaman Dandy.

    Rintik hujan menyertai kepergian Dandy, airmata dan tetesan air hujan menjadi satu saat ini. Cinta tidak bisa menahan tangisannya saat tubuh Dandy masuk kedalam liang lahat. Dandy dikuburkan tepat di sebelah makam ayah mertuanya, makam yang belum lagi kering itu sudah kembali ramai jadi perbincangan akibat meyusulnya anak semata wayang nya. Banyak orang menatap iba Cinta, dan yang paling ingin berada disebelah Cinta saat ini adalah Bian. Namun saat ini dia hanya bisa mengamati Cinta dari kejauhan, jika memang wanita itu hilang ingatan maka semua kenangan indah mereka tidak diingat oleh Cinta. Bian menebak kalau Cinta hilang ingatan akibat kecelakaan yang baru saja terjadi.Airmata Cinta rasanya ingin sekali Bian hapus. Cinta menangis untuk kepergian suami yang sangat dia sayangi. Bian menghembuskan napas kasar lalu tepukan di bahunya menyadarkan Bian kalau dia ditemani sebagian keluarganya di pemakaman itu. Brian berbisik kepada Bian membuat Bian sangat terkejut.&

  • Love    49. Permainan Takdir.

    Mila berlari ikut membawa brankar dimana terdapat tubuh Cinta yang tidak lagi membuka matanya. Mila menangis karena melihat darah yang keluar dari tubuh Cinta. Disaat yang bersamaan brankar Dandy juga dibawa masuk kedalam ruang operasi.Mila mengurus semua yang perlu dia lakukan disana termasuk menelpon Renata.Dandy bersama Cinta baru saja tiba di Jakarta tiga hari yang lalu karena Ayah Dandy meninggal dunia. Cinta seharusnya tidak ikut karena dia sedang hamil besar namun Cinta memaksa dan hasil periksa Dokter memberikan Cinta ijin menaiki maskapai penerbangan dari Jepang menuju Indonesia.Ditengah lorong rumah sakit berdiri seorang wanita yang melihat Mila menangis seorang diri sebelum akhirnya seorang wanita datang memeluk erat tubuh Mila. Bella penasaran dengan apa yang terjadi, dia baru hari ini kembali masuk bekerja karena baru selesai dari masa cuti panjang mengurus pertunangan Bian dan Viza.Dia berjalan mendekati kedua wanita yang menangis saling menguatka

  • Love    48. Pria Tampan Itu.

    Dandy merapihkan rambut Cinta yang menutupi wajah wanita itu. Surai hitam yang telah terpotong pendek akibat kecelakaan yang yang dilalui Cinta tujuh bulan yang lalu itu kini perlahan mecapai bawah kuping Cinta. Dandy mencium bibir Cinta sekilas lalu beranjak ingin tidur tapi tangannya di tahan oleh Cinta. Mata yang tadi tertutup itu perlahan terbuka mengintip dari balik bulu mata yang tebal miliknya. “Kenapa tidak dilanjutkan? Bukankah aku istri mu.” Dandy mengerti arah pertanyaan Cinta tapi dia hanya bisa tersenyum lembut lalu mengusap rambut Cinta sayang. “Nanti akan kita lakukan setelah jagoan kita lahir. Aku tidak ingin membuat mu lelah. Tidurlah besok kita akan menjemput Mila di Bandara.” Cinta langsung tersenyum lebar. “Jadi kau menelponnya tanpa memberitahukan ku?” Dandy mengangguk mantap. “Tentu aku tidak bia meninggalkanmu seorang diri di sini.” Dandy sudah mengatakan kalau dia akan pergi ke Luar Negri untuk beberapa hari saja karena ada pekerjaan mendadak.

  • Love    47. Meet You Love.

    data-p-id=26218981fd24d0d9786d4f100df02931,Tawa seorang terdengar begitu indah di dengar oleh Bian, dari jarak yang tidak terlalu jauh Bian mampu melihat wajah bahagia dari wanita yang dia cintai.data-p-id=522b7098d3000a0ec64d6278efaefea7,Cinta nya terlihat cantik meski dengan potongan rambut pendek seperti saat ini, entah apa yang terjadi sehingga wanita itu memotong pendek rambutnya. Bian masih setia melihat wajah Cinta yang duduk manis memakan ice cream yang dibelikan Dandy untuk nya di Mall itu.data-p-id=5b8162bd30ce19e8284390171dca8092,Lalu bola mata Bian menangkap perubahan pada perut Cinta. Terlebih saat pria di sebelah Cinta mencium lembut perut itu, Bian terdorong ke belakang karena nya.data-p-id=9ecaf030d3eddf572f22514bf1a3c4eb,Apakah dia benar-benar sudah terlambat? data-p-id=bf7f7088d236bd624875f670b8c7b13f,Cinta benar-benar terlihat

  • Love    46.Jika kau bahagia.

    data-p-id=a79a185a04519be4bcbaf803e8aec99d,Hari yang ditunggu Bian hadir dia sudah bisa berjalan dengan baik, meski tidak bisa untuk berlari. Kedua kaki nya belum bisa untuk hal itu. Semua sudah dia urus dan hari ini dia akan pergi menemui wanita yang sudah dia lepaskan. Wanita yang sangat dia inginkan.Perasaan itu semakin kuat saat Cinta meninggalkannya, tapi kali ini Bian bertekad membawa Cinta kembali dalam hidupnya. Meski harus membuat wanita itu bercerai dari suami nya.data-p-id=1fa7356139617bbcd165eefaea78e81e,Bian melihat foto Cinta dalam kamarnya dan dia memasukan bingkai foto itu ke dalam tas ransel yang dia bawa."Kamu akan pergi Bian?" tanya Mama nya yang masuk ke dalam kamar.data-p-id=bac0be73b6aef1ce8a5a123c6e3826c1,"Ya Ma, doa kan Bian ya." Mama nya hanya mampu mengangguk. "Meski sebenarnya yang kau lakukan adalah salah. Memisahkan seorang istri dari suami nya Bian, tapi Mama berharap setelah in

DMCA.com Protection Status