Menatap wajah puas milik Andrew memberikan kesenangan tersendiri bagi Hilda, melepaskan diri dari pelukan Andrew perlahan menuju ke dapur untuk menuntaskan dahaganya, sedikit terkejut karena semua sudah tersedia perlengkapan dapur seakan tidak akan kekurangan sama sekali. Memasak yang sederhana dan cepat adalah pilihan sempurna karena memang perutnya sudah terlalu kosong dan juga tenaganya yang cukup terkuras habis karena perbuatan Andrew serta dirinya. Hilda memandang rumah ini yang tampak dirancang sesuai dengan dirinya termasuk area dapur yang menjadi kesukaannya, Hilda mencoba menebak dari mana Andrew atau Rebecca mengetahui semua ini bahkan Charly dan istrinya Rara tidak tahu semua mengenai dirinya.
“Baunya sampai tercium di dalam kamar” Hilda memandang Andrew yang hanya menggunakan pakaian bagian bawah “aku belum menyewakan asisten tetap tapi setiap pagi akan ada orang yang membersihkan jadi tidak perlu khawatir bahkan bahan – bahan akan diisi setiap minggunya.”
“B
Wajah pertama yang terlihat ketika menuju ruang tamu adalah Adrian bersama kedua orang tuanya diikuti Kenan yang merupakan ayah dari Hilda, kedatangan kedua wanita berbeda usia membuat semua orang menatap ke arah mereka. Pertemuan kesekian kali dengan kedua orang tua Adrian membuat Hilda tidak merasa canggung sama sekali bahkan mereka sudah menganggap Hilda sebagai anak sendiri, pembicaraan selanjutnya adalah antar orang tua sedangkan Hilda dan Adrian hanya diam.“Istri kedua” Kenan menatap Adrian dan Hilda bergantian “apa istri pertama kamu tidak masalah sama sekali?.”“Saya sudah membicarakan dengan istri dan menyetujuinya dan nanti pastinya akan ada surat pernyataan saat nanti menikah” Adrian menjawab tegas.“Bagaimana kalian bisa bersama sedangkan hubungan kalian adalah dosen dan mahasiswa?” Kenan menatap Adrian dan Hilda bergantian “kamu bukan perusak rumah tangga kan?” menatap Hilda penuh selidik yang langsung dijawab gelengan kepala.“Tentu bukan, lebi
Menatap wajah kedua orang tuanya yang diam setelah mendengarkan perkataan Hilda, menghembuskan nafas panjang karena merasa ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara terbuka dengan kedua orang tuanya termasuk apa yang dilihatnya selama beberapa hari ini. Kedua orang tua Hilda tampak menunggu kata – kata yang keluar dari bibirnya seolah takut hal yang tidak ingin mereka dengar akan dikatakan oleh Hilda, mencoba untuk bersikap wajar dihadapan anaknya tidak membuat Hilda terpengaruh sama sekali.“Aku tahu apa yang kalian lakukan dibelakangku selama ini dan ternyata buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, di mana apa yang terjadi padaku hampir sama seperti kalian.”Kenan membelalakkan matanya seakan ingin melampiaskan emosi tapi segera dicegah Melly “apa maksud kamu?.”Hilda menghembuskan nafas panjang “perbuatan papa bersama tante serta mama bersama seseorang yang aku tidak pantas sebut” Hilda menatap kedua orang tuanya tampak terkejut “kalian tidak lupa bukan kalah aku
Pesan yang dikirim Ronald semalam membuat Hilda tidak bisa tidur nyenyak di mana perkataan Ronald yang akan membantu dirinya dalam menjalani sisa pendidikan, hanya saja menerima ajakan Ronald nantinya akan bernasib sama dengan Sisil dan juga kekasih atau lebih tepatnya mantan kekasih Tari. Hilda pernah melihat bagaimana Ronald mengubah beberapa mahasiswa dengan hal yang tidak dimengerti olehnya, jika dia pria akan diberikan obat yang ternyata adalah narkotika sedangkan wanita seperti Sisil akan dibuat tempat bermain dengan memuaskan diri atau membantu pria lain. Ronald memiliki keinginan besar untuk menuntaskan hasratnya yang entah kapan padam, bahkan Hilda pernah mendengar ada mahasiswi sampai pingsan karena berhubungan dengan Ronald, alasan dia pingsan adalah harus melayani Ronald dan beberapa pria tanpa henti.Hilda melangkahkan kakinya menuju kampus dengan perasaan sedikit tidak tenang dari kejauhan dilihat kedua sahabatnya seperti biasa sibuk dengan kertas yang ada di me
Berjalan pelan mengikuti langkah Ronald membuat Hilda sedikit malas tapi entah kenapa dirinya mengikuti langkah Ronald yang membawanya ke dalam ruangan, dalam ruangan Ronald yang dibukanya perlahan membuat Hilda menutup mulutnya karena pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Nuri memasukkan mainan berupa kelamin pria dalam miliknya. Hilda mengalihkan pandangan tidak ingin menatap apa yang terjadi pada Nuri dan semakin mual melihat pemandangan ini, Ronald meminta Hilda untuk duduk di salah satu sofa yang sedikit jauh dari Nuri.“Kamu pasti sudah tahu mengenai status kami berdua jadi bukan hal baru karena kamu juga melakukan hal yang sama saat bersama Adrian” Hilda hanya diam ketika Ronald berbicara “rupanya mendekati kamu lebih susah dibandingkan dengan mereka berdua” Ronald menyandarkan dirinya di sofa.Tatapan mereka bertemu dengan diiringi suara erangan yang membuat Hilda merasa tidak enak dengan Nuri, tapi ada satu hal yang aneh dari wanita ini di mana seakan tidak
Tidak mempedulikan wajah memerah Nuri dengan segera Hilda berjalan meninggalkan wanita tersebut, jawaban Hilda atas pertanyaan Nuri memang benar adanya tapi lebih tepatnya adalah tidak peduli dengan apa yang dilihatnya saat di ruangan Ronald karena bagi Hilda itu bukanlah urusannya. Langkah Hilda menuju tempat parkir sedikit ringan karena harus menemui seseorang yang akan menjadi suaminya nanti, keputusan yang diambil memang sudah benar karena bagaimana pun menikahi Adrian akan membuat nilai Hilda terbantu dengan sendirinya dan selama ini terbukti.Hilda tidak mendapati keberadaan Adrian di tempat parkir dengan segera membuka ponselnya untuk menghubungi pria tersebut, namun panggilannya tidak ada respon dari pria tersebut membuat Hilda berpikir negatif atas apa yang terjadi pada Adrian. Pelukan dari belakang mengejutkan Hilda saat menghubungi Adrian di mana ternyata sang pelaku saat ini sedang memeluknya, melepaskan pelukan dengan memberikan ciuman ringan pada Hilda sebelum me
Orang yang berdiri di depan unit apartemen mereka menatap Hilda dengan tatapan tajam tapi tidak dipedulikan sama sekali dengan membuka pintu, Adrian menarik tangan Lina untuk ikut masuk ke dalam. Hilda memutuskan masuk ke dalam membersihkan diri meninggalkan pasangan suami istri untuk berbicara, menggunakan dress transparan tanpa dalaman tetap Hilda lakukan meski istri pertama Adrian berada di luar. Hilda keluar dengan santai menuju dapur yang dapat dilihat dari sudut matanya bagaimana Lina membelalakkan mata saat Hilda berjalan dengan santai menggunakan dress transparan.“Hal yang tidak pernah kamu lakukan saat bersama” Lina mengalihkan pandangan pada Adrian “jujur aku bosan dengan kegiatan ranjang kita.”“Kamu bisa bicara dan aku akan berubah” Lina menatap kecewa pada Adrian.“Kamu hanya perlu menyetujui pernikahan kami agar aku bisa bahagia” Lina membelalakkan matanya mendengar jawaban dari Adrian.“Kamu akan tetap menikahi mahasiswimu?” Adrian mengangguk
Perkataan Hilda membuat Lina terdiam sedangkan Adrian hanya berdiam diri menyaksikan mereka berdua, Adrian berdiri melangkah kearah Lina yang membuatnya menatap bingung dengan tindakan Adrian saat ini begitu juga dengan Hilda. Cukup lama Adrian berdiri dihadapan Lina tanpa bersuara lalu menghembuskan nafas kasar karena bagaimana pun Lina adalah ibu dari anak – anaknya.“Aku menghargaimu karena ibu dari anak – anak tidak lebih” menatap Lina yang terdiam “apa kamu mau aku buka semua kesalahanmu?.”FlashbackPernikahan Adrian dan Lina yang berusia dua tahun dengan anak disisinya tidak banyak perubahan di mana Lina selalu menuntut Adrian untuk lebih dari segalanya dan juga sikap Lina pada orang tua Adrian yang meremehkan membuat Adrian hanya bertahan dalam diam. Semua disebebabkan karena kedudukan orang tua Adrian tidak lebih tinggi dibandingkan orang tua Lina, setiap hari suara nyanyian indah selalu terdengar di telinga Adrian yang membuatnya menahan emosi tapi yang s
Meninggalkan Lina yang terdiam saat Hilda mengatakan kata-kata itu bahkan tidak peduli bagaimana reaksi dari wanita itu, masuk ke dalam kamar dengan Adrian yang masih tidur nyenyak membuat Hilda memutuskan memanggil Lina masuk ke dalam kamar mereka. Lina menatap Hilda bingung tapi tidak dipedulikan sama sekali, Hilda meminta Lina membuka seluruh pakaiannya yang membuatnya terkejut.“Buka saja gak usah malu secara nanti kita sama – sama menjadi istri dari Adrian, belajar dari awal dengan bermain bertiga.”Hilda melepaskan pakaiannya yang memang dari awal sudah tidak menggunakan apa pun, Lina terdiam melihat apa yang Hilda lakukan dan melalui kode matanya Hilda meminta Lina melakukan hal yang sama. Lina secara ragu melakukannya membuat Hilda hanya bisa menatap datar atas yang Lina lakukan, setelah tanpa busana Hilda meminta Lina untuk membuka selimut yang menutupi tubuh tanpa busana Adrian. Lina dapat melihat jika Adrian tidak menggunakan apa pun dibali
Pernikahan yang berjalan hampir lima belas tahun berjalan sebagaimana pasangan pada umumnya, meski Samuel harus menunggu cukup lama serta meyakinkan Hilda bahwa pernikahan yang akan mereka jalani memang karena cinta bukan menebus perasaan bersalah. Hilda sendiri tidak pernah bertemu dengan Andrew semenjak meninggalnya Rebecca, entah apa yang terjadi pada kehidupan Andrew sendiri Hilda tidak tahu. Ronald mendapatkan hukuman yang selayak – layaknya dimana pastinya dikeluarkan tidak hormat dari universitas mengenai obat – obatan serta perlakuan pada wanita – wanita itu, kedua wanita yang menemani Ronald atau bisa dikatakan sebagai istri simpanan mengikuti proses terapi.Adrian bercerai dari Lina dengan hak asuh anak berada ditangan Lina, Bram sangat membantu dalam proses ini. Setahun setelah Lina resmi bercerai Bram melamarnya dan mereka mengadakan pernikahan, Hilda baru menyadari jika mereka adalah mantan kekasih dan Bram berusaha agar Lina kembali padanya. Ad
Keadaan Hilda tidak sama seperti kemarin karena sejak bertemu dengan Rebecca untuk terakhir kalinya membuat Hilda tidak bisa tidur dengan nyaman, hari ini sesuai rencananya bersama Samuel yaitu bertemu dengan putri mereka yang sudah dirindukan. Hilda menatap Samuel dengan ayahnya Kean sedang berbicara di meja makan, membuatnya perlahan mendatangi mereka berdua dengan memberikan ciuman singkat di pipi Kean.“Gadis kecil yang aku besarkan ternyata sudah menjadi seorang ibu” Hilda duduk disamping Samuel yang tersenyum simpul “saya tidak bisa mengatakan apa pun mengenai apa yang kamu katakan karena semua kembali pada Hilda dan pengalaman lamanya seharusnya sudah bisa membuat pelajaran berharga untuk dia dan juga kamu.”Samuel mengangguk “saya banyak menyesal setelah mengetahui itu semua.”“Jam berapa pesawatnya?” Melani menghentikan pembicaraan mereka semua “bukankah seharusnya kalian pergi sekarang?.”
Wisuda yang Hilda datangi setidaknya bisa bertemu dengan kedua sahabatnya dimana salah satunya tampak berbeda, Alia terlihat tersenyum lebar dengan kelulusan ini. Hilda melihat ke tempat dosen dimana tatapan Jamal mengarah kearah mereka dengan tatapan cinta, mencoba mencari sumbernya yang seketika membuat Hilda mematung karena rasanya tidak mungkin mereka berdua memiliki hubungan, sekali lagi Hilda tidak peduli karena memang bukan urusannya.Berita mengenai Ronald tersebar luas dan cepat membuat Hilda bertanya – tanya mengenai tersangka yang melakukannya, tepukan ringan di bahunya membuat Hilda menatap sang pelaku yang tersenyum manis kearahnya. Hilda mengerutkan kening melihat sikap dari Tari ini, melalui gerakan matanya meminta Hilda ikut dengannya dan mau tidak mau melakukan hal yang sama, bersama Alia berjalan kesalab satu sudut untuk bercerita tapi Hilda tidak tahu apa yang ingin diceritakan oleh Tari.“Terima kasih membantu saat itu jika tidak bisa hancur masa depa
Perkataan orang tua Adrian membuat Hilda hanya tersenyum, Adrian hanya diam menatap Hilda penuh dengan penyesalan. Lina memegang tangan Hilda dengan tatapan memohon tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan ibu dari Adrian, Hilda hanya menatap mereka sambil sesekali tersenyum. Dapat terlihat bagaimana wajah penuh harap mereka atas rumah tangga Hilda dan Adrian, tapi setiap memandang Adrian hanya penyesalan bukan cinta sama seperti Lina saat itu. Bram menatap ini semua dengan sabar karena beberapa kali Hilda memandangnya untuk memberi kode agar jangan bicara terlebih dahulu, membuat Johan mau tidak mau mengikuti permintaan Hilda.“Papa dan mama, maafkan Hilda yang meminta bercerai dari Mas Adrian karena Hilda sudah tidak bisa. Hilda tahu kalau pernah melakukan kesalahan pada Mbak Lina dengan merebut suaminya, tapi kali ini Hilda sadar apa yang dilakukan adalah salah.”“Tapi aku tidak suka sama wanita itu.”Hilda menatap Lina lembut “bukannya kamu dulu juga tidak suk
Sedikit keperluan dikampus membuat Hilda harus datang kesana seorang diri tanpa memberitahu kedua sahabatnya yang entah kemana, suasana kampus tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Tujuan Hilda adalah ruang tata usaha untuk mengambil berkasnya yang tertinggal, saat keluar dari kejauhan tampak Sisil dan Nuri sedang berbicara tapi Hilda tidak peduli dengan itu semua.“Ada yang ingin kubicarakan denganmu.”Hilda terkejut karena secara tiba – tiba kedua wanita ini berada dihadapannya, mengangkat alis untuk mengetahui maksud dan tujuan dari mereka berbicara dengan Hilda. Pandangan Hilda mengarah pada perut mereka yang masih terlihat rata, mereka memberi kode untuk mengikuti mereka dan ternyata tujuan ada cafe depan fakultas. Suasana tenang karena tidak ada pembicaraan sama sekali menunggu kedatangan pegawai cafe mengantarkan minuman dimeja mereka, Hilda sendiri tidak peduli dengan apa yang mereka katakan tapi bersiap merekam semuanya.“Jadi apa yang mau dibicarakan?
Perkataannya tanpa berpikir pada Andrew mungkin akan memberi dampak terhadap keputusannya nanti, meninggalkan Andrew yang harus menjaga Rebeca dengan kembali ke tempat tinggal Samuel. Keputusan menjemput Sica memang sudah direncanakan sejak lama dan kali ini berangkat bersama Samuel selaku ayahnya, Johan menatap Hilda seakan memastikan bahwa keputusannya adalah benar.“Mungkin benar katamu karena bagaimana pun Samuel adalah ayah kandungnya dan selama ini menjaga anaknya dari kejauhan, jadi untuk apa aku melarang bertemu dengan Sica lagian orang tuaku ingin cepat bertemu dengan cucunya.”Johan menatap Hilda dengan tersenyum “peristiwa masa lalu kamu membawa perubahan dalam hidup dan harus melalui ini semua, tapi kamu melakukan untuk Sica bukan yang lain walaupun tidak bisa dikatakan benar. Aku juga salah memanfaatkan kamu hanya demi hasrat semata yang seharusnya bisa ditahan, Samuel setelah melihat Sica langsung berubah dengan tidak menyentuh wanita sama sekali.”“B
Saat melewati ruangan Ronald sekilas Hilda melihat bayangan Tari berada disana, sedikit penasaran atas apa yang terjadi membuat Hilda melangkah kearah ruangan Ronald dan membuka pintunya. Pemandangan pertama yang dilihat adalah Tari berada diatas Ronald secara langsung Hilda mengucapkan kata – kata tersebut membuat mereka menghentikan kegiatan, kedatangan Hilda diikuti Erlangga dengan seketika Hilda merapikan pakaian Tari saat Erlangga menghajar Ronald.“Hentikan dan bawa Tari keluar.”Erlangga menghentikan gerakannya menatap Hilda yang memberi kode agar membawa Tari keluar karena kondisi Tari tidak memungkinkan, Erlangga segera keluar menyiapkan mobil Hilda setelah diberikan kunci. Hilda menatap Ronald yang tidak berdaya setelah apa yang Erlangga lakukan, bahkan ketika Hilda memandang Ronald tidak ada penyesalan sama sekali. Pintu terbuka dimana Jamal muncul menatap ruangan Ronald membuat Hilda sedikit takut jika Jamal melakukan hal yang sama d
Hilda mencoba bersikap biasa dihadapan Adrian, bahkan ketika Adrian mengajaknya pulang Hilda beralasan masih ada yang harus dikerjakan dan Adrian mengatakan jika dirinya akan menunggu di ruangan. Hilda tidak akan mendatangi Adrian di ruangannya sama sekali karena tidak ingin melihat hal yang sama seperti sebelumnya, memilih pulang ke apartemen Samuel setelah melakukan pesta dengan kedua sahabatnya juga Erlangga. Ketika sampai di apartemen dimana Johan dan Samuel menyiapkan pesta kecil atas lulusnya sidang skripsinya yang berarti Hilda tidak akan lama lagi lulus.“Aku mengatakan pada pengacara bahwa panggilan perceraian akan datang tepat saat kamu wisuda.”Hilda menatap Samuel tidak percaya tapi memang pengajuan perceraian sudah mereka masukkan ke pengadilan saat dirinya masih sibuk dengan skripsi, menjadi masalah adalah Adrian mengajaknya bulan madu. Hilda sendiri ragu mengatakan ini pada Samuel yang saat ini berada disampingnya, Johan keluar dari tempat in
Hilda mengikuti perkataan Samuel untuk pindah dari tempat Johan, sebelum pindah memasang kamera CCTV agar Hilda bisa melihat apa yang terjadi di tempat Adrian. Samuel mengikuti permintaan Hilda mengenai apa saja syarat yang diungkapkannya sebelum memutuskan untuk memasuki apartemen, ponsel Hilda dalam pengawasan Samuel sedikit berjaga jika terjadi sesuatu hal yang tidak enak. Keputusan Hilda menghentikan pencegah kehamilan agar bisa menjalani hidup sebagai wanita normal lainnya, tapi Johan menolak dengan alasan untuk fokus terlebih dahulu pada skripsinya.Lina yang merupakan istri Adrian berkali – kali menghubungi Hilda menanyakan kabar mengenai suaminya, Lina merasakan sesuatu yang tidak enak atas apa yang terjadi pada Adrian. Hilda sendiri belum bisa menjelaskan atau menceritakan apa pun pada Lina dengan beralasan sibuk mengejar skripsinya dan bersyukur Lina memahami hal tersebut, pengajuan perceraian sudah dilakukan oleh pengacara yang disiapkan oleh Samuel dan Hilda tidak