Share

Episode 2

Penulis: mys05
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 08:24:10

"Bella..."

Lagi-lagi Bella mengabaikan ucapan seseorang yang menyapanya. tatapan mata Bella kosong, gadis itu melangkah membawa tubuh lemahnya ke lantai atas menuju kamar favorit, tempatnya meratapi nasib.

Satu hal yang membuat Bella bingung dan masih Bella pikirkan hingga sekarang. Kenapa ia harus mengikuti apa yang di katakan seorang pria yang telah membekapnya beberapa waktu lalu? Apakah keputusan Bella sudah benar? Secara garis besar, mereka memang memiliki takdir yang sama. keduanya adalah korban perselingkuhan. akan tetapi, Pria itu dan Lisa adalah pasangan yang di jodohkan. mungkin baginya ini biasa saja, Pria tersebut juga mengatakan dengan santainya jika ia tidak mencintai Lisa. Lantas bagaimana dengan Bella? Bella dan Felix sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Tentu Bella tak rela, jika semua ini harus ia akhiri begitu saja. mengingat rencana untuk menikah pun sudah di sepakati oleh dua keluarga.

Dibawah sinar bulan yang menembus celah jendela. Bella menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Usahanya untuk bersikap tenang pun gagal. Kenangan indah bersama Felix terus saja muncul, berperang melawan tabiat brengsek yang sedang Felix lakukan.

Bella meringkuk, ia menutupi wajahnya dengan sebuah bantal. lagi-lagi Bella terus menghujani kecantikannya tersebut dengan butiran air mata yang beranak sungai.

Ingin rasanya Bella bertukar perasaan dengan Pria yang bisa dengan mudahnya bersikap tenang hanya untuk mendapatkan sebuah bukti perselingkuhan. Namun, hal itu sama sekali tak bisa Bella lakukan. terlalu banyak hal manis yang sudah Bella habiskan bersama Felix. Dua hari yang lalu, Felix bahkan masih memberikan sebuah cincin berlian. Siapa sangka? jika hadiah tersebut hanya Felix gunakan untuk menutupi kelakuan busuknya.

Drrtt... Drtt...

Sejemang, Bella meraih ponselnya yang bergetar. Sambil terisak, Bella melihat siapa yang telah mengirimkan pesan padanya di waktu tengah malam.

"Sayang, maafkan aku. Aku baru saja pulang, Ada rapat mendadak yang tak bisa aku tinggalkan."

Kebohongan baru yang terus Felix ciptakan, membuat Bella semakin muak. setelah membaca pesan, Bella langsung melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Kemudian melanjutkan kembali aktifitasnya, menangis sampai air mata itu tak lagi keluar.

Ponsel Bella kembali bergetar, kali ini layar menampilkan sebuah panggilan masuk. nama yang tertera pun cukup jelas, bertuliskan pria siluman sebagai nama Felix yang tersimpan.

Salah satu kebiasaan Bella yang cukup menggelikan, Entah apa tujuannya. Tetapi, setiap kali gadis itu memiliki masalah dengan pasangannya. Bella akan langsung mengubah nama kontak Felix menjadi sebuah ejekan berupa luapan kemarahan yang sedang Bella rasakan.

"Sayang, aku tahu kau belum tidur. tolong balaslah pesanku."

Sengaja Bella hanya membaca pesan yang Felix kirimkan. hal ini cukup ampuh untuk membuat Felix ketakutan. sama halnya dengan Bella. kali ini, Felix-lah yang terus menerus mengirimkan pesan kepadanya dan tanpa berhenti melakukan panggilan terhadap sang wanita.

Beberapa waktu sebelumnya...

Pria itu melangkahkan kakinya mendekati Bella.  Kesedihan Bella mampu dirinya rasakan, meskipun Lisa dan dirinya hanya menjalin hubungan atas dasar perjodohan. "Tenangkan dirimu, semua akan baik-baik saja." ucapnya menenangkan Bella, sambil memberanikan diri untuk merangkul bahunya.

Tak di sangka, Bella justru menyambut hal itu dengan baik. wajah Bella yang di penuhi air mata gadis itu tempelkan di atas dada bidang sang pria. Bella mencengkram kedua sisi pinggang si pria seraya berkata. "Apa yang harus aku lakukan? Kenapa dia tega mengkhianati ku?" lirihnya meluapkan kesedihan.

"Aku tahu, aku mengerti tentang kesedihan yang sedang Kau rasakan?" Pria itu mengelus punggung Bella, mencoba melegakan perasaannya. "Apa yang akan kau dapatkan dengan menangkap basah mereka berdua? bagaimana pun juga kau akan tetap terluka. Lisa dan kekasihmu bisa saja di untungkan, saat kau sudah mengetahui segalanya dan memutuskan hubungan. mereka tak perlu menjelaskan segalanya, kau tersiksa sedangkan mereka akan bahagia."

Bella mendongakkan wajahnya perlahan, menatap mata Pemuda yang berhasil membuat Bella sedikit merasakan ketenangan.

"Berikan mereka pelajaran, jangan membuat mereka berdua bahagia di atas penderitaan, mu!" Imbuhnya memberikan penjelasan.

"Apa kita harus melakukan hal yang sama?"

Pria itu tertegun, padahal maksudnya bukanlah kearah sana. Beda kepala beda pemikiran, terserah Bella ingin membalasnya dengan cara apa. Namun, yang baru saja Bella katakan sama sekali tak pernah Pemuda tersebut pikirkan.

Suasana menjadi hening seketika, saat ucapan Bella justru membuat keadaan menjadi canggung.

"Huft..." Bella menghela nafas panjang, "Lupakan saja," gadis itu memalingkan wajahnya seraya mendudukan bokongnya tepat di tepi ranjang.

"Minumlah," sebotol air mineral pria itu raih di atas nakas. Ia lantas memberikan air tersebut kepada Bella agar gadis itu mendapatkan ketenangan yang sempurna.

"Terima kasih," tanpa gugup, Bella menerima air mineral itu begitu saja. Ia langsung membuka penutup botol lalu meneguknya.

Dengan sorot menilai, Pria terus menatap wajah Bella dan penampilannya. dari yang Ia lihat, Bella cukup cantik. Gayanya cukup mengikuti trend perkembangan jaman. di banding Bella, calon istrinya tentu sama sekali tak ada apa-apanya.

"Siapa namamu?"

Pemuda itu terkesiap, begitu pertanyaan Bella berhasil membuyarkan lamunannya.

"A... apa?"

"Nama," sahut Bella menekan nada bicaranya.

"Aku?"

"Apa disini ada orang lain selain kau dan diriku?"

"Lucas, Lucas Cassano."

Bella menganggukkan kepalanya perlahan, tanpa menunggu Lucas bertanya gadis itupun langsung menjawab dengan menyebutkan namanya. "Aku Bella," ujarnya sambil menyodorkan ponsel kearah Lucas.

"Apa?" tanya Lucas heran, saat Bella memberikan ponselnya.

"Masukan nomormu, dan kirimkan aku bukti perselingkuhan yang kau dapatkan!" kata Sarah dengan ekspresi wajah datar.

Lucas langsung menuruti apa yang Bella inginkan darinya. setelah memasukan beberapa digit nomor, pria itu pun langsung menyentuh icon panggilan. sehingga beberapa detik berikutnya, ponselnya pun langsung menyala. menampilkan panggilan masuk dari nomor Bella.

"Apa rencanamu setelah ini?" tanya Lucas sambil menyerahkan kembali ponsel milik Bella.

"Entah," Bella menggelengkan kepala. "Aku akan memikirkannya, setelah kau memberikan buktinya." Bella mengambil tasnya, mengeluarkan sesuatu dari dalam tas tersebut. "Ini," Bella melemparkan barang tersebut tepat mengenai wajah Lucas.

"Apa ini?" tanya Lucas menangkapnya.

"Celana dalam calon istrimu, aku menemukannya di atas ranjang Felix. menjijikan!" celetuk Bella mengumpat sambil berlalu.

Lucas memperhatikan Bella yang beranjak pergi menuju kamar mandi. suara gemericik air pun terdengar, tanpa menutup pintu. Lucas bisa melihat aktivitas yang sedang Bella lakukan di dalam. yaitu mencuci tangan, setelah gadis itu melemparkan benda menjijikan tersebut tepat mengenai wajah Lucas penuh kekesalan.

"Brengsek! mimpi apa aku semalam sampai tak berpikir panjang membawa-bawa celana dalam seorang jalang, dan menyimpannya di dalam tasku!" gumam Bella menggosok tangannya dengan kasar di bawah basuhan air keran.

 

BERSAMBUNG...

Bab terkait

  • Love Shadows   Episode 3

    Bella masih menekuk wajahnya. sebelum mempersiapkan diri untuk pergi bekerja, Bella sempat mengompres matanya yang bengkak menggunakan sapu tangan kecil dibasuh dengan air hangat.Gadis itu melewati Ayahnya yang sedang terduduk di ruang utama, sambil membaca berita yang tercetak di dalam koran. secangkir kopi dan beberapa butir biskuit menemani pria paruh baya yang biasa di sapa dengan sebutan Tuan Nick tersebut. bola matanya melirik kearah Bella singkat, kemudian berkata. "Jangan lupakan, sarapan." ucapnya santai, namun penuh perhatian."Aku tidak lapar," sahut Bella berjalan santai dengan ekspresi datar.Brughkk...Bella melempar kasar berkas hasil rancangan yang sudah ia kerjakan selama dua malam. memiliki bakat gambar yang terkembang kan membuat Bella akhirnya berhasil menduduki puncak kesuksesan. Di umur dua puluh empat tahun, Bella sudah memiliki butik terkenal dan berkembang di

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Love Shadows   Episode 4

    Dari layar leptopnya, Bella menatap apa yang sedang Felix dan Lisa lakukan di ruangan lain. semua terlihat jelas, di depannya Felix memang bersikap canggung kepada Lisa. Namun, siapa sangka. bukannya memilih pakaian, Felix dan Lisa terlihat sedang memanfaatkan waktu dengan berciuman."Bodoh! apa mereka tidak sadar, jika butik ini di penuhi CCTV." umpat Bella kesal."Kenapa?" Lucas mengalihkan pandangannya ke arah Bella.Bella lantas memutar leptopnya, memperlihatkan tayangan liar yang sedang di lakukan oleh Felix dan Lisa sekarang."Cihhh..." Lucas berdecih, memalingkan wajah setelah melihatnya. "mereka benar-benar erotis," imbuh Lucas menyeringai.Lain dengan Lucas, Bella justru terlihat tak kuasa untuk menahan kembali tangisnya. Dada Bella terasa sesak seketika, ia bahkan terus berulang kali mencengkram dan memukul dadanya dengan harapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Love Shadows   Episode 5

    "Ahhh..." Lisa melempar tasnya ke sembarang arah. wanita tersebut mengamuk, meluapkan kekesalan lantaran telah di hina oleh Bella habis-habisan. "Dia terlalu membanggakan dirinya, gadis bodoh! Aku jadi penasaran, setelah ia mengetahui jika aku dan Felix telah menjalin hubungan. Akan ku buat kau menangis darah, Bella." jeritnya geram.Setelah mengantar Lisa pulang, Lucas pun langsung pergi begitu saja tanpa mengikuti calon istrinya masuk kedalam. keduanya juga tak saling bicara, mereka benar-benar menjalin hubungan tanpa adanya rasa. untuk keluar bersama saja, hal itu terpaksa harus mereka sepakati. lantaran orang tua merekalah yang terus mendesaknya.Di tempat lain, Bella kembali mengubah sikapnya pada Felix. gadis tersebut kembali menjadi sangat irit bicara, setelah Lucas dan Lisa meninggalkan mereka."Kau benar-benar keterlaluan, Bella. tadi kau terus menggodaku di hadapan mereka, sekarang kau

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Love Shadows   Episode 6

    "Bella, kenapa kau masih disini?" tanya Rendi sambil mengemas barang, bersiap-siap untuk pulang."Ah, iya." Bella tersenyum kikuk, "kau duluan saja, aku akan menyelesaikan sketsa ini malam nanti."Rendi menganggukan kepalanya, ia lantas menyandangkan tas wanita di bahu sebelah kirinya kemudian berkata, "Aku akan pulang sekarang. jika ada sesuatu cepat hubungi aku." ujarnya dengan nada bicara sedikit kewanita-wanitaan."Baik, baik. aku pasti akan menghubungimu jika perlu sesuatu," sahut Bella secepat kilat mengiyakan. berharap Rendi bisa cepat pergi meninggalkannya seorang diri."Dengan syarat.""Apa?""Naikan gajiku, dan aku akan langsung cepat datang.""Astaga," Bella menggelengkan kepala, seraya memutar bola mata. "cepat pergi dari hadapanku, bulan depan gajimu ku naikan!" desak

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Love Shadows   Episode 7

    "Lucas..." Bella mengalihkan pandangannya kearah pria itu, dengan sorot kosong."Apa?""Ayo tidur bersama," ajak Bella santai. Namun sukses membuat Lucas terkesiap melebarkan bola matanya."What? Apa kau sudah kehilangan akal? kau sadar tentang apa yang baru saja kau katakan?" Sungut Lucas tanpa mengurangi rasa keterkejutannya."Ajari aku bagaimana menjadi dirimu, Felix benar-benar sudah membuatku gila." isak Bella tak berdaya."Tak ada cara lain, kau harus mengakhirinya saat ini juga."Bella menggelengkan kepalanya, air matanya semakin deras berjatuhan. "Tidak bisa, aku sangat mencintainya. sesaat mungkin aku tak bisa mengendalikan kekecewaan ku padanya. tapi setelah itu, tetap aku yang menderita. aku akan kehilangan cinta sekaligus tunangan ku," erang Bella mencurahkan kepedihannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Love Shadows   Episode 8

    Dalam sekejap, perasaan Bella menjadi lebih baik. saat kini gadis itu telah menemukan target untuk membantunya dalam membalas dendam. secara garis besar, Bella dan Lucas memang telah saling memanfaatkan. Namun, tak menutupi kemungkinan jika keduanya juga sama-sama akan di untungkan."Itu, Bella." ucap Rina, yang tak lain adalah ibunya menatap sambil menunjuk kearah Bella."Felix?" Bella tertegun, saat kedua bola matanya menatap pria yang ia kenal sebagai pengkhianat. bukan lagi kekasihnya. "Kenapa dia di sini? bukankah dia sedang bersama Lisa di hotel?" batin Bella heran bertanya-tanya."Kenapa baru pulang? Felix baru saja datang. Ia baru kembali dari kantor, dan langsung mencari mu kesini."Bella melirik kearah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. benarkah Felix baru saja kembali dari kantor? atau itu hanya alas

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Love Shadows   Episode 9

    Keesokan harinya, Bella mencoba menahan tangisnya di hadapan Lucas. matanya sudah menggenang, wajahnya kian memanas saat Lucas terus menanyakan kenapa Bella terlihat sangat menyedihkan.Di sebuah cafe, mereka kembali mengatur janji untuk saling bertemu dan menghibur. Lucas yang awalnya menolak karena ada pekerjaan mendesak pun pasrah. ia terpaksa mengiyakan keinginan Bella, lantaran Bella terus menangis sambil menghubunginya."Ada apa?" tanya Lucas heran memperdalam tatapan. meskipun pria itu yakin, jika kondisi Bella seperti ini ada kaitannya dengan masalah yang sedang menimpa mereka."Kau... kau benar," Bibir Bella bergetar, air matanya mulai berjatuhan."Soal Apa?""Felix, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri jika di sekujur dada dan lehernya terdapat begitu banyak bekas kecupan." erang Bella memecah tangisan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Love Shadows   Episode 10

    Di sebuah basemen hotel, Bella dan Lucas hanya saling terdiam tanpa bicara. entah apa yang akan mereka lakukan dengan datang ke sana. Lucas sendiri merasa malu akan dirinya yang tanpa sadar sudah mengemudikan mobil membawa Bella ke sebuah penginapan ternama."A... apa kita hanya akan terus diam di sini?" tanya Bella terbata sambil meremat ujung dress-nya."Entah, kau yang memaksaku untuk membawamu datang kesini." sahut Lucas datar, tak berani menatap Bella.Bella menggigit bibir bawahnya, gadis itu mengerjap sejenak begitu ia kembali mengingat apa yang sudah ia lakukan bersama dengan Lucas barusan. "Di hadapan Felix aku terus menjaga harga diriku, tapi di hadapannya aku terus menjatuhkan harga diriku." batin Bella memelas."Se... sebaiknya kita batalkan saja," Dengan penuh kegugupan, Lucas melirik kearah Bella."Kau yakin? kita sudah seja

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04

Bab terbaru

  • Love Shadows   Episode 69

    Lucas berlari menerobos pintu utama kediaman keluarga Bella. Pria itu terlihat sangat pucat, wajahnya mengatakan jika ia sedang tidak baik-baik saja. Lucas juga mengabaikan Nick yang sedang bersantai di ruang keluarga. Parahnya, sepertinya Lucas sama sekali tidak menyadari jika di sana terdapat sang Ayah Mertua."Lucas, kau..." Belum sempat Nick menyelesaikan ucapannya. Akan tetapi, langkah pria itu sudah sangat jauh dari pandangan matanya.Sampai detik ini, Nick sama sekali tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tiga puluh menit berlalu, Rina sebelumnya sempat mengatakan padanya jika sang istri hendak membawakan rupa-rupa minuman hangat beserta cemilan untuk di suguhkan pada putri tercintanya."Bella..." Pintu terdorong kasar dari luar. Suara hentakannya sanggup membuat kedua orang yang berada di dalam ruangan cukup terkejut.Rina melirik ke ambang pintu, bersamaan dengan Bella yang saat itu la

  • Love Shadows   Episode 67

    Aneh, itulah yang sedang Luna rasakan. begitu banyak kiriman yang ia dapatkan, mulai dari bunga, kue, sampai manisan hingga perhiasan. dengan nama Maria sebagai pengirimnya.Berulang kali Luna memastikan, ia bertanya, benarkah paket tersebut Maria kirimkan untuknya. Lalu jika iya, apa maksud dan tujuan wanita paruh baya tersebut.Kali ini Luna kesulitan untuk membaca apa yang lawannya rencanakan. Maria sendiri juga tidak pernah datang, kenapa kiriman tersebut harus diberikan oleh campur tangan kurir? Kenapa tidak dia sendiri saja yang mendatangi Luna dan memberikan paket tersebut secara langsung padanya?Sungguh, Luna benar-benar khawatir. tidak biasanya, Maria berbuat baik dan perhatian sampai harus repot-repot mengirimkan sesuatu kepadanya. Apalagi benda tersebut terbilang cukup berharga dan ada nilainya."Kiriman lagi, Nyonya?" tanya Bibi Chan penasaran menghampiri."Iya, aku

  • Love Shadows   Episode 66

    Seminggu berlalu, Devan masih belum mendapatkan keinginan atas apa yang sudah Riana janjikan. gadis itu justru bertingkah seolah bak ratu, pekerjaannya hanya memainkan ponsel dan mendorong-dorong kursi roda milik Devan. Dengan ancaman yang ia jadikan senjata, Riana mampu hidup layak tanpa harus bersusah payah bekerja."Hey, kapan kau akan menepati janji mu?" tanya Devan dingin dengan mata memincing.Riana melirik ke sumber suara, dimana saat itu Devan sedang berada tepat di hadapannya. "Eummm, sekarang!" sahut Riana santai, setelah sebelumnya Riana memastikan waktu dan kondisi yang ia rasa sudah cukup memungkinkan.Riana bukannya tak ingin menepati janji, hanya saja. jika hal itu ia lakukan saat Maria dan Marco sedang berada di rumah. tentu yang akan Devan dan Riana hadapi hanyalah penolakan.Mungkin sekarang waktunya sudah tepat. saat keadaan rumah benar-benar sepi, dan hanya menyisakan Riana dan De

  • Love Shadows   Episode 65

    Alvin tentu tidak bisa menunggu lagi. tanpa berpikir panjang, ia langsung meninggalkan Luna begitu saja dan memilih untuk meminta pertanggung jawaban dari Marco dan Maria. Sumpah demi apapun, Alvin kini sudah benar-benar berubah. hidup dan matinya sudah Alvin serahkan pada Luna. jikapun harus memilih, Alvin lebih baik kehilangan segalanya dari pada harus berpisah dengan istrinya. Tidak perduli apa tanggapan orang lain yang akan Alvin dapatkan. pria itu sudah membulatkan tekadnya untuk menjebloskan ibunya ke dalam penjara. atas tuntutan percobaan pembunuhan. Padahal, Alvin sama sekali tak memiliki bukti apapun. Namun, kemarahannya sukses membuat pria itu kehilangan akal. untuk bertindak tanpa memikirkan dampak dan akibat. Bruak... Alvin mendorong kasar pintu utama kediaman keluarganya. langkah Alvin tak terkontrol, apapun yang Alvin lihat langsung Alvin lemparkan hingga sukses membuat kekacaua

  • Love Shadows   Episode 64

    Bencana, Alvin justru merasa jika nasihat ibunya sukses membuat pria itu merasa beban hidupnya bertambah. Bagaimana tidak? Mengontrol pikirannya agar segera melupakan Laura saja Alvin tak bisa. sekarang, Maria justru semakin menekan Alvin agar pria tersebut memanjakan Luna dan menghujaninya dengan penuh cinta. Ditambah permintaan untuk memiliki keturunan. Sudah cukup Alvin menuruti keinginan mereka yang semakin membuat pria itu merasa gila.Ayolah, Alvin tidak mungkin bisa melakukannya saat bayang-bayang Laura justru terus saja menghantuinya. Ini memang bukanlah pertama kali bagi Alvin. yang berarti, Luna bukanlah gadis satu-satunya yang akan pria itu tiduri. Namun, setiap kali melakukannya. Alvin justru melandasi hal tersebut dengan rasa ketertarikan. Ia hanya bisa memenuhi hal itu dengan adanya perasaan. Dalam kata lain, perasaan yang bisa di artikan atau di sebut cinta."Bibi Chan..." Luna memanggil wanita paruh baya tersebut, saat Bibi C

  • Love Shadows   Episode 63

    Bencana, Alvin justru merasa jika nasihat ibunya sukses membuat pria itu merasa beban hidupnya bertambah. Bagaimana tidak? Mengontrol pikirannya agar segera melupakan Laura saja Alvin tak bisa. sekarang, Maria justru semakin menekan Alvin agar pria tersebut memanjakan Luna dan menghujaninya dengan penuh cinta. Ditambah permintaan untuk memiliki keturunan. Sudah cukup Alvin menuruti keinginan mereka yang semakin membuat pria itu merasa gila.Ayolah, Alvin tidak mungkin bisa melakukannya saat bayang-bayang Laura justru terus saja menghantuinya. Ini memang bukanlah pertama kali bagi Alvin. yang berarti, Luna bukanlah gadis satu-satunya yang akan pria itu tiduri. Namun, setiap kali melakukannya. Alvin justru melandasi hal tersebut dengan rasa ketertarikan. Ia hanya bisa memenuhi hal itu dengan adanya perasaan. Dalam kata lain, perasaan yang bisa di artikan atau di sebut cinta."Bibi Chan..." Luna memanggil wanita paruh baya tersebut, saat Bibi C

  • Love Shadows   Bab 62

    Keesokan harinya, Luna terlihat pulas tidur di atas sebuah sofa di ruang keluarga. Dengan menggunakan setelah bathrobe karena semalam gadis tersebut mendapat tawaran untuk tidur bersama Bibi Chan setelah menumpang di kamar mandinya guna membersihkan badan.Sebenarnya, Bibi Chan juga sudah menawarkan kamar lain agar Luna bisa istirahat dan tidur dengan nyenyak. Namun, Luna menolak dengan alasan tak ingin merepotkan wanita paruh baya itu untuk membersihkan kamar lain. karena saat itu, waktu sudah menunjukan pukul tengah malam."Luna..."Seketika gadis itu mengerjap sadar dari tidurnya, saat ia mendengar dengan jelas suara seseorang ia kenal memanggil namanya."A... Apa yang terjadi, sayang? Kenapa kau tidur di luar? Dimana Alvin?" tanya Maria, sang mertua sekaligus Ibu dari Alvin.Luna memucat, ia cukup kebingungan memikirkan jawaban atas pertanyaan yang mertuanya lontarkan. "Aku..

  • Love Shadows   Episode 61

    Gemericik air terdengar, pintu kamar kecil pun terbuka. Menghabiskan waktu setidaknya kurang dari dua puluh menit untuk membersihkan diri. Lucas tersenyum kecut, begitu melihat ponselnya tidak menampilkan pemberitahuan pesan dari Bella. Tentu saja, Lucas sedang menunggunya. Pria tersebut benar-benar memiliki harga diri yang cukup tinggi. Kesal akan sikap Bella yang selalu membuatnya cemas tak karuan, Ia berprinsip jika kali ini Lucas akan menahan diri untuk tidak terpengaruh dengan ucapan sang wanita. "Huh..." Lucas menghela nafas panjang, mencoba membuat dirinya sedikit lebih tenang, "Takdir macam apa ini?" Pantulan tubuh Lucas terlihat jelas di cermin, bahu lebar, perut kotak-kotaknya seakan memperindah rupanya. Siapa yang tak tertarik pada Lucas? Meskipun di kenal sebagai pria dingin yang tak banyak bicara. Nyatanya Lucas mampu membuat para gadis terpana. Berada jauh dengan Bella selalu membuat Lucas di selimuti rasa curiga. Terlebih, beberapa waktu lalu, sebuah pertunjukan penti

  • Love Shadows   Episode 60

    "Ayolah, Kenapa akhir-akhir ini aku sangat cengeng," Bella menyeka air matanya, matanya sedikit memerah dengan wajah yang sedikit membengkak. Siapa yang tak kesal dengan Bella dan sikapnya? Rendi sang asisten pun sering kali mengumpati gadis tersebut. Lantaran keplinplanannya. "Perutku," Bella mengelusnya pelan. Air matanya kembali berjatuhan, "Aku sudah kehilangan anaknya, dan Aku tidak mau kehilangan Ayahnya." Pekik Bella histeris *** "Siapa, Pah?" tanya Rina sesaat, setelah wanita ibu berhasil menuruni anak tangga terakhir. "Entahlah," sejenak Nick melirik kearah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, "Sudah pukul sebelas, apa masih ada orang yang berkunjung di jam seperti ini?" "Biarkan Mama saja yang lihat," tanpa menghentikan langkahnya. Rina langsung bergegas berjalan menuju pintu utama, guna menghilangkan rasa penasaran. Benar apa yang Nick katakan. Keluarga Winter sangat menghargai waktu, meskipun Bella terbilang sangat kurang disiplin. Namun, berbeda dengan Ni

DMCA.com Protection Status