Share

Episode 6

Penulis: mys05
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 10:01:41

"Bella, kenapa kau masih disini?" tanya Rendi sambil mengemas barang, bersiap-siap untuk pulang.

 

"Ah, iya." Bella tersenyum kikuk, "kau duluan saja, aku akan menyelesaikan sketsa ini malam nanti."

 

Rendi menganggukan kepalanya, ia lantas menyandangkan tas wanita di bahu sebelah kirinya kemudian berkata, "Aku akan pulang sekarang. jika ada sesuatu cepat hubungi aku." ujarnya dengan nada bicara sedikit kewanita-wanitaan.

 

"Baik, baik. aku pasti akan menghubungimu jika perlu sesuatu," sahut Bella secepat kilat mengiyakan. berharap Rendi bisa cepat pergi meninggalkannya seorang diri.

 

"Dengan syarat."

 

"Apa?"

 

"Naikan gajiku, dan aku akan langsung cepat datang."

 

"Astaga," Bella menggelengkan kepala, seraya memutar bola mata. "cepat pergi dari hadapanku, bulan depan gajimu ku naikan!" desak Bella seolah mengusirnya.

 

Rendi mengerutkan dahinya. apa di dunia ini ada bos seperti Bella? menyuruh pegawainya pulang dan gajinya akan di naikan. sungguh, hari ini Bella benar-benar terlihat mencurigakan. siang hari, gadis tersebut terus mengisi waktunya dengan sebuah pertengkaran yang ia lakukan bersama Felix. lalu pada malam hari, Bella terlihat santai dan biasa saja mengatakan jika ia ingin menyelesaikan sketsanya.

 

Padahal Rendi tahu, sketsa tersebut masih memiliki waktu dua minggu. waktu tersebut masih teramat panjang, sampai di hari pemilihan material.

 

"Syukurlah," Bella menghembuskan nafas lega, sambil menyusutkan bahunya setelah Rendi benar-benar tiada.

 

Bella langsung merapikan meja kerjanya. ia tidak mengerjakan pekerjaannya. Bella justru meraih tas dan mengeluarkan sebuah pewarna bibir beserta bedak padat untuk sedikit merapikan penampilan.

 

Saat Bella sedang mewarnai bibirnya dengan lipstik yang tidak terlalu terang. gadis tersebut memandang pantulan dirinya yang terlihat di dalam cermin. Bella mengamati kecantikannya, dengan mata yang memanas lalu berkata. "Sebenarnya apa yang kurang dariku? kenapa Felix tega menduakan ku?"

 

"Kau tidak kurang apapun, dia hanya tidak bersyukur memiliki gadis secantik dirimu."

 

Bella terperangah, membulatkan mata sambil menutup kaca bedaknya spontan.

 

"Kau... kau sudah datang?"

 

Bella dan Lucas memang sudah membuat janji bersama. keduanya sepakat untuk membahas masalah percintaan yang sedang menimpa mereka di butik, yang sudah Bella tutup dua jam terakhir.

 

"Aku sudah memanggilmu di depan, dan mengirimkan pesan juga panggilan. tapi kau tak meresponnya. pintunya terbuka, jadi aku masuk saja."

 

Bella menepuk pelipisnya, ia mengalihkan sorot matanya kearah ponsel yang berada jauh darinya. wajar jika Bella tak merespon pesan atau panggilan yang Lucas lakukan. sebab, ponsel Bella sedang di isi daya.

 

"Baiklah, kau duduk saja dulu. aku akan menyiapkan minuman untukmu." ujar Bella beranjak dari duduknya melirik kearah sofa.

 

"Tidak perlu repot-repot," Lucas memperlihatkan apa yang sudah ia bawa pada Bella. Pria itu meletakannya begitu saja di atas meja.

 

"Ini apa?"

 

"Es kopi dan cemilan yang akan kita butuhkan, aku juga sudah mencetak bukti reservasi hotel yang di lakukan oleh kekasihmu. berikut dengan foto kebersamaan mereka," 

 

"Apa ini sudah berakhir?" Bella menajamkan tatapannya kearah Lucas, sorot matanya terlihat sangat penasaran.

 

"Kau berakhir, dan aku belum."

 

"A... apa maksudmu?" Bella semakin di buat kebingungan setelah mendengar jawaban yang Lucas lontarkan.

 

Pria itu meraih leptop Bella, yang sempat mereka gunakan untuk melihat tayangan tak senonoh yang Felix dan Lisa lakukan. "Aku akan membackup rekaman CCTV-mu, kau bisa menjadikan ini sebagai barang bukti untuk memutuskan hubunganmu tanpa di salahkan oleh keluargamu."

 

"Lalu, bagaimana denganmu?"

 

"Aku masih akan mengikuti alur permainan."

 

"Kenapa?" Bella semakin memandang lekat wajah Lucas yang saat itu sudah mulai di sibukkan dengan sistem rekaman.

 

Lucas menghentikan aktivitasnya sejenak. ia membalas tatapan Bella sama tajamnya kemudian menjawab, "Karena aku di jodohkan."

 

"Lalu kenapa? kau bisa memutuskan hubungan itu juga dengan segala bukti yang sudah kita miliki." Sungut Bella mendalamkan lipatan di dahinya.

 

"Tidak semudah itu, Bella." Lucas menghela nafas panjang, menghentikan ucapannya sejemang. "Aku harus bersabar sampai Ibunya Lisa meninggal,"

 

"Meninggal?" Bella membulatkan mata, dengan mulutnya yang sedikit terbuka. "Kau mengharapkan Ibunya Lisa meninggal?"

 

"Tidak!"

 

"Lalu?"

 

"Ibunya Lisa memiliki riwayat penyakit jantung, kondisinya sekarang sangat tidak memungkinkan. ia bahkan terus memintaku untuk menjaga Lisa, jika semua ini aku selesaikan. maka nyawa wanita paruh baya itu juga akan selesai."

 

"Astaga," Bella menutup mulutnya, tanpa mengedipkan mata. "Apa semengerikan itu?"

 

"Kau pikir apa? Aku bisa saja mengakhiri hal ini. setelah mendapatkan bukti perselingkuhan, bagaimana jika Ibunya meninggal setelah mengetahui fakta ini?" Lucas menggelengkan kepalanya perlahan. tanpa mengalihkan pandangan, "Aku tidak sejahat itu."

 

Bella tak bisa berkata-kata. pantas saja, Lucas selau mengulur waktu untuk mengakhiri hubungannya bersama Lisa meskipun ia sudah mendapatkan bukti yang cukup untuk mengungkap kebusukan calon istrinya. ternyata, di balik itu semua ada sebuah nyawa yang di pertaruhkan. Lucas sampai rela mengorbankan perasaannya sendiri, hanya demi sebuah nyawa yang mungkin sudah tak lama lagi.

 

"Selesai," Lucas mencabut sebuah flashdisk yang sudah ia isi dengan sebuah rekaman CCTV tadi siang. rekaman yang menunjukan aksi erot*is yang Lisa dan Felix lakukan, "Ini, simpanlah." titah Lucas santai tersenyum nanar.

 

"Tapi bagaimana dengan kau?"

 

"Jangan pedulikan aku, cepat akhiri saja hubunganmu dengan pria itu."

 

"Tapi aku..."

 

"Jangan membuang-buang waktumu, Bella." Lucas memotong ucapan Bella, "Sekarang Lisa dan Felix bahkan sedang berada di hotel, mereka mungkin akan kembali tidur bersama."

 

Deg... Bella terpaku, bibirnya terasa kelu. "Ba... bagaimana kau tahu?"

 

"Aku pernah memberikan jam tangan mahal, aku sudah menyeting jam tersebut dengan fitur pintar. sehingga aku bisa tahu dimana keberadaan Lisa sekarang."

 

Sialnya, Bella masih terasa berat untuk meninggalkan Felix. dua tahun cukuplah lama, dan bagi Bella itu tidaklah mudah.

 

"Tapi... tapi tadi siang dia mengatakan jika dia sangat mencintaiku," lirih Bella menjatuhkan setetes air matanya.

 

"Cintanya tak cukup kuat untuk melawan nafsunya," tegas Lucas mencoba meyakinkan.

 

"Huh..." Bella menghela nafas kasar, ia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. dengan ekspresi tak percaya. "Astaga, dia benar-benar keterlaluan."

 

Bella terlihat sangat menyedihkan. alasan kenapa Lucas terus mendesak Bella agar gadis itu mengakhiri hubungannya, karena Lucas tak ingin hidup Bella hanya akan tersia-siakan sepertinya. Lucas yakin, setelah lepas dari Felix. Bella akan mendapatkan pengganti yang lebih baik, mengingat Bella sama sekali tak memiliki kekurangan dalam segi apapun.

 

"Tak ada waktu untuk menangis, kenapa kau terus saja membuang-buang air mata hanya demi pria sepertinya?" gerutu Lucas jengah.

 

Bella hanya terdiam, kesedihannya memang selalu membuat Bella kehilangan akal. Andai yang Felix lakukan dapat Bella kembalikan. Bella yakin, jika Felix akan lebih rapuh dari yang sedang ia rasakan sekarang. Bella sudah cukup sabar menghadapi kegilaannya. tapi Felix justru terus saja menggores luka.

 

"Lucas..." Bella mengalihkan pandangannya kearah Lucas, dengan sorot kosong.

 

"Apa?"

 

"Ayo tidur bersama," ajak Bella santai. Namun sukses membuat Lucas terkesiap melebarkan bola matanya.

 

Bab terkait

  • Love Shadows   Episode 7

    "Lucas..." Bella mengalihkan pandangannya kearah pria itu, dengan sorot kosong."Apa?""Ayo tidur bersama," ajak Bella santai. Namun sukses membuat Lucas terkesiap melebarkan bola matanya."What? Apa kau sudah kehilangan akal? kau sadar tentang apa yang baru saja kau katakan?" Sungut Lucas tanpa mengurangi rasa keterkejutannya."Ajari aku bagaimana menjadi dirimu, Felix benar-benar sudah membuatku gila." isak Bella tak berdaya."Tak ada cara lain, kau harus mengakhirinya saat ini juga."Bella menggelengkan kepalanya, air matanya semakin deras berjatuhan. "Tidak bisa, aku sangat mencintainya. sesaat mungkin aku tak bisa mengendalikan kekecewaan ku padanya. tapi setelah itu, tetap aku yang menderita. aku akan kehilangan cinta sekaligus tunangan ku," erang Bella mencurahkan kepedihannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Love Shadows   Episode 8

    Dalam sekejap, perasaan Bella menjadi lebih baik. saat kini gadis itu telah menemukan target untuk membantunya dalam membalas dendam. secara garis besar, Bella dan Lucas memang telah saling memanfaatkan. Namun, tak menutupi kemungkinan jika keduanya juga sama-sama akan di untungkan."Itu, Bella." ucap Rina, yang tak lain adalah ibunya menatap sambil menunjuk kearah Bella."Felix?" Bella tertegun, saat kedua bola matanya menatap pria yang ia kenal sebagai pengkhianat. bukan lagi kekasihnya. "Kenapa dia di sini? bukankah dia sedang bersama Lisa di hotel?" batin Bella heran bertanya-tanya."Kenapa baru pulang? Felix baru saja datang. Ia baru kembali dari kantor, dan langsung mencari mu kesini."Bella melirik kearah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. benarkah Felix baru saja kembali dari kantor? atau itu hanya alas

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Love Shadows   Episode 9

    Keesokan harinya, Bella mencoba menahan tangisnya di hadapan Lucas. matanya sudah menggenang, wajahnya kian memanas saat Lucas terus menanyakan kenapa Bella terlihat sangat menyedihkan.Di sebuah cafe, mereka kembali mengatur janji untuk saling bertemu dan menghibur. Lucas yang awalnya menolak karena ada pekerjaan mendesak pun pasrah. ia terpaksa mengiyakan keinginan Bella, lantaran Bella terus menangis sambil menghubunginya."Ada apa?" tanya Lucas heran memperdalam tatapan. meskipun pria itu yakin, jika kondisi Bella seperti ini ada kaitannya dengan masalah yang sedang menimpa mereka."Kau... kau benar," Bibir Bella bergetar, air matanya mulai berjatuhan."Soal Apa?""Felix, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri jika di sekujur dada dan lehernya terdapat begitu banyak bekas kecupan." erang Bella memecah tangisan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Love Shadows   Episode 10

    Di sebuah basemen hotel, Bella dan Lucas hanya saling terdiam tanpa bicara. entah apa yang akan mereka lakukan dengan datang ke sana. Lucas sendiri merasa malu akan dirinya yang tanpa sadar sudah mengemudikan mobil membawa Bella ke sebuah penginapan ternama."A... apa kita hanya akan terus diam di sini?" tanya Bella terbata sambil meremat ujung dress-nya."Entah, kau yang memaksaku untuk membawamu datang kesini." sahut Lucas datar, tak berani menatap Bella.Bella menggigit bibir bawahnya, gadis itu mengerjap sejenak begitu ia kembali mengingat apa yang sudah ia lakukan bersama dengan Lucas barusan. "Di hadapan Felix aku terus menjaga harga diriku, tapi di hadapannya aku terus menjatuhkan harga diriku." batin Bella memelas."Se... sebaiknya kita batalkan saja," Dengan penuh kegugupan, Lucas melirik kearah Bella."Kau yakin? kita sudah seja

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Love Shadows   Episode 11

    Paha dan telapak tangan Bella sampai berkeringat basah. sudah beberapa menit berlalu dan Lucas masih saja mendiamkannya. Bella semakin tak nyaman dengan situasi yang menyebalkan ini. Ia ingin bicara. Namun, Bella sendiri kebingungan harus mengatakan apa."A... apa kita hanya akan terus begini?" tanya Bella memberanikan diri."Memangnya kau ingin aku melakukan apa?" sahut Lucas hingga sukses membuat Bella mengeratkan giginya geram."Apa kau tidak pernah bercinta? lakukan apapun yang kau mau padaku!" titah Bella mendengus.Lucas menghela nafas kasar. ia mendalamkan tatapannya kearah Bella seraya beranjak mendekatinya. "Lihatlah dirimu, kau bahkan sangat ketakutan. kenapa terus memaksakan diri?" protes Lucas senada mengejek."Aku tidak takut, aku hanya sedang gugup!""Baiklah, maka kita tidak perlu melakukannya!

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Love Shadows   Episode 12

    Dengan tubuh telanjang yang di tutupi oleh selimut tebal. Bella meringkuk, memunggungi Lucas yang saat itu sedang terkulai lemas tepat di sebelahnya. Bella terus menggigit bibir bawahnya, sesekali Bella melirik kearah Lucas saat pria itu kembali diam tak bicara."Lucas?" Bella memulai pembicaraan, tanpa mengubah posisi berbaringnya membelakangi Lucas."Hmmm?" Lucas bergeming, merasa tenaganya sudah terkuras habis."A... apa yang sudah kita lakukan?" tanya Bella kikuk, terbata."Entah,""Apa sekarang aku sudah bukan lagi seorang per*awan?""Hmmmm,""Astaga..." Bella menghela nafas panjang, dengan ekspresi memelas. "Aku pasti benar-benar sudah gila! seharusnya kau tidak menyentuhku tadi," lirih Bella hingga sukses membuat Lucas spontan membuka matanya."W

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Love Shadows   Episode 13

    Setelah membersihkan badan. Felix terduduk di bibir ranjang, meraih ponsel yang sedari tadi terus berdering menerima panggilan dari seseorang. dua alis Felix menurun, setelah layar memperlihatkan nama pemanggil yang tertampil Nyonya Rina."Tidak biasanya dia menelpon," Felix bergumam, sambil menarik keatas layar ponselnya untuk menjawab panggilan. "Iya, Nyonya?""Felix, apa kau bersama Bella?""Bella?""Dari kemarin ia tidak pulang, apa kau tahu dia dimana?"Deg... Felix tertegun, ia baru teringat sesuatu jika dari kemarin Bella tak kunjung menjawab pesan maupun panggilannya. setelah Felix kembali dari hotel, ia akan selalu menghubungi Bella dan memberikan sebuah alasan klise pada gadis tersebut. Namun, hingga sekarang Bella belum menanggapinya. padahal keduanya sudah berbaikan, meskipun sebelumnya Bella sempat mendiamkannya cukup l

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Love Shadows   Episode 14

    "Stop!"Lucas langsung menginjak pedal rem kendaraannya secara spontan, hingga membuat tubuh Bella sedikit maju kebelakang."Disini?" tanyanya Lucas datar."Iya, aku turun di sini saja." sahut Bella sambil melepaskan sabuk pengaman."Kau tidak akan mengajakku masuk?""Lain kali saja, aku juga harus bekerja. ini apartemenku, sesekali aku pulang kesini. tapi aslinya aku masih tinggal bersama orang tuaku." terang Bella sebelum keluar dari dalam mobil Lucas."Kenapa kesini? aku bisa mengantarmu pulang ke rumah orang tuamu.""Tidak," Bella menggelengkan kepalanya, "Aku tidak siap untuk di interogasi. mereka tahu semalam aku tidak pulang, itu sebabnya aku memilih kesini."Lucas menghela nafas panjang, ia hanya mengangguk pelan kemudian mengalihkan pandangan k

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06

Bab terbaru

  • Love Shadows   Episode 69

    Lucas berlari menerobos pintu utama kediaman keluarga Bella. Pria itu terlihat sangat pucat, wajahnya mengatakan jika ia sedang tidak baik-baik saja. Lucas juga mengabaikan Nick yang sedang bersantai di ruang keluarga. Parahnya, sepertinya Lucas sama sekali tidak menyadari jika di sana terdapat sang Ayah Mertua."Lucas, kau..." Belum sempat Nick menyelesaikan ucapannya. Akan tetapi, langkah pria itu sudah sangat jauh dari pandangan matanya.Sampai detik ini, Nick sama sekali tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tiga puluh menit berlalu, Rina sebelumnya sempat mengatakan padanya jika sang istri hendak membawakan rupa-rupa minuman hangat beserta cemilan untuk di suguhkan pada putri tercintanya."Bella..." Pintu terdorong kasar dari luar. Suara hentakannya sanggup membuat kedua orang yang berada di dalam ruangan cukup terkejut.Rina melirik ke ambang pintu, bersamaan dengan Bella yang saat itu la

  • Love Shadows   Episode 67

    Aneh, itulah yang sedang Luna rasakan. begitu banyak kiriman yang ia dapatkan, mulai dari bunga, kue, sampai manisan hingga perhiasan. dengan nama Maria sebagai pengirimnya.Berulang kali Luna memastikan, ia bertanya, benarkah paket tersebut Maria kirimkan untuknya. Lalu jika iya, apa maksud dan tujuan wanita paruh baya tersebut.Kali ini Luna kesulitan untuk membaca apa yang lawannya rencanakan. Maria sendiri juga tidak pernah datang, kenapa kiriman tersebut harus diberikan oleh campur tangan kurir? Kenapa tidak dia sendiri saja yang mendatangi Luna dan memberikan paket tersebut secara langsung padanya?Sungguh, Luna benar-benar khawatir. tidak biasanya, Maria berbuat baik dan perhatian sampai harus repot-repot mengirimkan sesuatu kepadanya. Apalagi benda tersebut terbilang cukup berharga dan ada nilainya."Kiriman lagi, Nyonya?" tanya Bibi Chan penasaran menghampiri."Iya, aku

  • Love Shadows   Episode 66

    Seminggu berlalu, Devan masih belum mendapatkan keinginan atas apa yang sudah Riana janjikan. gadis itu justru bertingkah seolah bak ratu, pekerjaannya hanya memainkan ponsel dan mendorong-dorong kursi roda milik Devan. Dengan ancaman yang ia jadikan senjata, Riana mampu hidup layak tanpa harus bersusah payah bekerja."Hey, kapan kau akan menepati janji mu?" tanya Devan dingin dengan mata memincing.Riana melirik ke sumber suara, dimana saat itu Devan sedang berada tepat di hadapannya. "Eummm, sekarang!" sahut Riana santai, setelah sebelumnya Riana memastikan waktu dan kondisi yang ia rasa sudah cukup memungkinkan.Riana bukannya tak ingin menepati janji, hanya saja. jika hal itu ia lakukan saat Maria dan Marco sedang berada di rumah. tentu yang akan Devan dan Riana hadapi hanyalah penolakan.Mungkin sekarang waktunya sudah tepat. saat keadaan rumah benar-benar sepi, dan hanya menyisakan Riana dan De

  • Love Shadows   Episode 65

    Alvin tentu tidak bisa menunggu lagi. tanpa berpikir panjang, ia langsung meninggalkan Luna begitu saja dan memilih untuk meminta pertanggung jawaban dari Marco dan Maria. Sumpah demi apapun, Alvin kini sudah benar-benar berubah. hidup dan matinya sudah Alvin serahkan pada Luna. jikapun harus memilih, Alvin lebih baik kehilangan segalanya dari pada harus berpisah dengan istrinya. Tidak perduli apa tanggapan orang lain yang akan Alvin dapatkan. pria itu sudah membulatkan tekadnya untuk menjebloskan ibunya ke dalam penjara. atas tuntutan percobaan pembunuhan. Padahal, Alvin sama sekali tak memiliki bukti apapun. Namun, kemarahannya sukses membuat pria itu kehilangan akal. untuk bertindak tanpa memikirkan dampak dan akibat. Bruak... Alvin mendorong kasar pintu utama kediaman keluarganya. langkah Alvin tak terkontrol, apapun yang Alvin lihat langsung Alvin lemparkan hingga sukses membuat kekacaua

  • Love Shadows   Episode 64

    Bencana, Alvin justru merasa jika nasihat ibunya sukses membuat pria itu merasa beban hidupnya bertambah. Bagaimana tidak? Mengontrol pikirannya agar segera melupakan Laura saja Alvin tak bisa. sekarang, Maria justru semakin menekan Alvin agar pria tersebut memanjakan Luna dan menghujaninya dengan penuh cinta. Ditambah permintaan untuk memiliki keturunan. Sudah cukup Alvin menuruti keinginan mereka yang semakin membuat pria itu merasa gila.Ayolah, Alvin tidak mungkin bisa melakukannya saat bayang-bayang Laura justru terus saja menghantuinya. Ini memang bukanlah pertama kali bagi Alvin. yang berarti, Luna bukanlah gadis satu-satunya yang akan pria itu tiduri. Namun, setiap kali melakukannya. Alvin justru melandasi hal tersebut dengan rasa ketertarikan. Ia hanya bisa memenuhi hal itu dengan adanya perasaan. Dalam kata lain, perasaan yang bisa di artikan atau di sebut cinta."Bibi Chan..." Luna memanggil wanita paruh baya tersebut, saat Bibi C

  • Love Shadows   Episode 63

    Bencana, Alvin justru merasa jika nasihat ibunya sukses membuat pria itu merasa beban hidupnya bertambah. Bagaimana tidak? Mengontrol pikirannya agar segera melupakan Laura saja Alvin tak bisa. sekarang, Maria justru semakin menekan Alvin agar pria tersebut memanjakan Luna dan menghujaninya dengan penuh cinta. Ditambah permintaan untuk memiliki keturunan. Sudah cukup Alvin menuruti keinginan mereka yang semakin membuat pria itu merasa gila.Ayolah, Alvin tidak mungkin bisa melakukannya saat bayang-bayang Laura justru terus saja menghantuinya. Ini memang bukanlah pertama kali bagi Alvin. yang berarti, Luna bukanlah gadis satu-satunya yang akan pria itu tiduri. Namun, setiap kali melakukannya. Alvin justru melandasi hal tersebut dengan rasa ketertarikan. Ia hanya bisa memenuhi hal itu dengan adanya perasaan. Dalam kata lain, perasaan yang bisa di artikan atau di sebut cinta."Bibi Chan..." Luna memanggil wanita paruh baya tersebut, saat Bibi C

  • Love Shadows   Bab 62

    Keesokan harinya, Luna terlihat pulas tidur di atas sebuah sofa di ruang keluarga. Dengan menggunakan setelah bathrobe karena semalam gadis tersebut mendapat tawaran untuk tidur bersama Bibi Chan setelah menumpang di kamar mandinya guna membersihkan badan.Sebenarnya, Bibi Chan juga sudah menawarkan kamar lain agar Luna bisa istirahat dan tidur dengan nyenyak. Namun, Luna menolak dengan alasan tak ingin merepotkan wanita paruh baya itu untuk membersihkan kamar lain. karena saat itu, waktu sudah menunjukan pukul tengah malam."Luna..."Seketika gadis itu mengerjap sadar dari tidurnya, saat ia mendengar dengan jelas suara seseorang ia kenal memanggil namanya."A... Apa yang terjadi, sayang? Kenapa kau tidur di luar? Dimana Alvin?" tanya Maria, sang mertua sekaligus Ibu dari Alvin.Luna memucat, ia cukup kebingungan memikirkan jawaban atas pertanyaan yang mertuanya lontarkan. "Aku..

  • Love Shadows   Episode 61

    Gemericik air terdengar, pintu kamar kecil pun terbuka. Menghabiskan waktu setidaknya kurang dari dua puluh menit untuk membersihkan diri. Lucas tersenyum kecut, begitu melihat ponselnya tidak menampilkan pemberitahuan pesan dari Bella. Tentu saja, Lucas sedang menunggunya. Pria tersebut benar-benar memiliki harga diri yang cukup tinggi. Kesal akan sikap Bella yang selalu membuatnya cemas tak karuan, Ia berprinsip jika kali ini Lucas akan menahan diri untuk tidak terpengaruh dengan ucapan sang wanita. "Huh..." Lucas menghela nafas panjang, mencoba membuat dirinya sedikit lebih tenang, "Takdir macam apa ini?" Pantulan tubuh Lucas terlihat jelas di cermin, bahu lebar, perut kotak-kotaknya seakan memperindah rupanya. Siapa yang tak tertarik pada Lucas? Meskipun di kenal sebagai pria dingin yang tak banyak bicara. Nyatanya Lucas mampu membuat para gadis terpana. Berada jauh dengan Bella selalu membuat Lucas di selimuti rasa curiga. Terlebih, beberapa waktu lalu, sebuah pertunjukan penti

  • Love Shadows   Episode 60

    "Ayolah, Kenapa akhir-akhir ini aku sangat cengeng," Bella menyeka air matanya, matanya sedikit memerah dengan wajah yang sedikit membengkak. Siapa yang tak kesal dengan Bella dan sikapnya? Rendi sang asisten pun sering kali mengumpati gadis tersebut. Lantaran keplinplanannya. "Perutku," Bella mengelusnya pelan. Air matanya kembali berjatuhan, "Aku sudah kehilangan anaknya, dan Aku tidak mau kehilangan Ayahnya." Pekik Bella histeris *** "Siapa, Pah?" tanya Rina sesaat, setelah wanita ibu berhasil menuruni anak tangga terakhir. "Entahlah," sejenak Nick melirik kearah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, "Sudah pukul sebelas, apa masih ada orang yang berkunjung di jam seperti ini?" "Biarkan Mama saja yang lihat," tanpa menghentikan langkahnya. Rina langsung bergegas berjalan menuju pintu utama, guna menghilangkan rasa penasaran. Benar apa yang Nick katakan. Keluarga Winter sangat menghargai waktu, meskipun Bella terbilang sangat kurang disiplin. Namun, berbeda dengan Ni

DMCA.com Protection Status