Beranda / Sci-Fi / Love My Second Lead / Undangan Park Somi

Share

Love My Second Lead
Love My Second Lead
Penulis: Noveriya

Undangan Park Somi

Penulis: Noveriya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-31 18:02:43

Siang itu di Universitas X.

Terlihat seorang gadis berkacamata sedang duduk di bawah pohon maple yang sedang berubah warna menjadi merah. Membuat gadis itu merasa nyaman di saat udara begitu sejuk.

Terdengar sebandung lagu Que Sera-sera dari bibirnya. Lagu yang paling ia sukai sedari kecil.

Qué será, será

Whatever will be, will be

The future's not ours to see

Qué será, será

What will be, will be

Adalah Kim Jisoo, mahasiswa tingkat akhir yang memiliki kepintaran yang di akui oleh para dosen.

Namun kepintarannya tak lantas membuat ia me jadi mahasiswa populer di Universitas yang di isi oleh anak-anak orang kaya itu.

Jisoo yang masuk dengan jalur khusus siswa miskin harus berjuang keras bertahan di tengah cibiran dan bullyan para mahasiswi yang tidak suka akan kehadirannya di kampus elit itu.

Namun Jisoo tetap bertahan di sana demi untuk masa depannya yang harus ia gapai dengan tangannya sendiri. Semua tidak lain untuk bisa memiliki pekerja yang layak jika ia sudah menyelesaikan kuliahnya yang hanya tinggal beberapa bulan lagi.

Di saat ia melamun menikmati moment itu. Tiba-tiba terlihat dari kejauhan seorang gadis seusia Jisoo berlari kecil menuju dirinya.

"Jisoo!! Kim Jisoo!!" teriak gadis cantik itu memanggil nama Jisoo dengan jelas. Seketika Jisoo menoleh pada asal suara yang sudah sangat ia tunggu.

Dan Jisoo hanya tersenyum kecil ketika melihat sosok gadis cantik berlari dengan susah payah dengan sepatu hak tinggi yang ia kenakan.

"Somi??" balas Jisoo dengan segera bangkit dari duduknya.

Somi, Park Somi adalah satu-satunya teman yang di miliki Jisoo selamat berkuliah di universitas X tersebut. Teman terbaik dan paling ia sayangi yang pernah ia miliki.

Senyum Jisoo kian terkembang ketika langkah Somi kian mendekat dan akhirnya gadis itu berhenti tepat di hadapan dirinya.

"Jisoo??" seru Somi dengan nafas terengah karena berlari tadi.

Jisoo malah tertawa kecil melihat tingkah Somi yang menurutnya lucu. Melihat Jisoo menertawakannya Somi langsung berubah cemberut.

"Jahat sekali kau Jisoo?" seru Somi ngambek.

Mendengar hal itu Jisoo menahan tawanya.

"Ah, maaf aku hanya merasa kamu begitu lucu karena lari tadi.. tapi bukankah kamu tidak suka lari??" balas Jisoo dengan bertanya kebiasaan Somi yang sangat ia hafal.

"Ini juga terpaksa" dengus Somi kesal pada perkataan Jisoo. "Kalau bukan karena kamu, aku tidak akan sudi.." tiba-tiba ucapan Somi terhenti kaget.

Jisoo pun sama kagetnya mendengar ucapan Somi yang tergantung misterius.

"Aku?? ada apa dengan aku??" tanya Jisoo penasaran.

Somi sedikit kelabakan.

"Ah, tidak.. maksud ku, aku kan akan berulang tahun tiga hari lagi.. dan.. dan tahun ini aku berencana merayakannya" jelas Somi yang seketika mengingat tujuan awalnya.

Jisoo yang mendengarkan hal itu seketika berubah senang.

"Waah, selamat Somi ku sayang.." ucap Jisoo bahagia yang seketika memeluk tubuh Somi dengan senang.

Somi terkesiap menerima pelukan tiba-tiba dari Jisoo yang tidak ia sangka-sangka.

"Ah, Somi ku sudah bertambah dewasa.." seru Jisoo mendekap dengan penuh sayang sang teman satu-satunya itu.

Somi membalas seadanya dengan wajah terpaksa.

"Ya, terimakasih Jisoo.."

Lalu tak lama, Jisoo mererai pelukannya itu dengan menantapa Somi.

"Kau mau hadiah apa Somi?? apa mau ibu ku buatakan kue ulang tahun untuk mu" tanya Jisoo tulus.

Namun Somi langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu.."

Kening Jisoo berkerut heran dengan penolakan Somi yang biasa selalu senang jika mendapatkan kue buatan ibu Jisoo.

"Kenapa??"

"Ah, tidak kenapa-napa, hanya.." Somu seolah menahan ucapannya dari mulutnya, namun tangannya mengambil sesuatu dari dalam tas.

Lalu tak lama terlihat sebuah amplop spesial keluar dari tas Somi dan ia berikan di hadapan Jisoo.

"Ini.."

Jisoo menantap bingung.

"Apa ini??"

Somi mengembangkan senyum mendengar pertanyaan Jisoo yang polos.

"Ini undangan ulang tahun ku.." jawab Somi santai.

Mendengar hal itu Jisoo terlonjak kaget sembari menerima undangan spesial itu.

"Waah.." seru Jisoo antusias. "Ini..ini bagus sekali.." puji Jisoo apa adanya.

Somi bangga mendengar ucapan Jisoo, ia tau Jisoo yang seorang miskin pasti tak akan pernah melihat undangan semewah itu.

"Kau harus datang.." kata Somi pada Jisoo yang masih terpanah pada undangan mewah itu.

Jisoo menantap Somi sembari mengangguk.

"Pasti, aku pasti datang di acara ulang tahun mu.." jawab Jisoo serius.

Senyum simpul Somi terkembang senang mendengar jawaban Jisoo yang sudah ia prediksi.

"Tapi.." seru Somi di tengah keseriusan Jisoo.

Jisoo menunggu.

"Kau harus datang dengan pakai tradisional kita.."

Jisoo bengong.

"Hah? Pakaian tradisional??" ulang Jisoo ragu.

Somi mengangguk.

"Ya, karena aku buat seperti pesta kostum, jadi yaa.. ada banyak kostum yang akan di pakai para undangan.. tapi agar lebih mudah untuk kamu, ya pakai tradisional saja.." saran Somi pada Jisoo.

Jisoo sejebak berpikir sembari mengangguk pelan.

"Oih, baiklah.. mungkin jika pakai tradisional aku bisa pinjam baju ibu.." jawab Jisoo polos.

Somi tersenyum setuju.

"Yaa aku pikir juga begitu.." sahut Somi mendukung. " Tapi, yang pasti kau harus datang.. karena jika kamu tidak datang maka aku akan marah besar.." ancam Somi pada Jisoo.

Jisoo tersenyum tulus.

"Ya, aku janji akan datang.. tidak mungkin aku mengecewakan teman terbaikku di hari spesialnya.." kata Jisoo tulus.

Senyum Somi terkembang begitu juga Jisoo yang membalas penuh arti pada teman baik ya itu.

"Ya sudah.. aku harus pulang dulu.." kata Somi pada Jisoo.

Jisoo kaget.

"Kau pulang?? tidak jadi ke perpustakaan??" tanya Jisoo.

Somi hendak berjalan.

"Ah, tidak-tidak.. sekarang aku sibuk mengurus persiapan untuk acara jadi.. aku pergi dulu Jisoo.. tolong kau saja yang bereskan skripsi itu dan kirimkan langsung ke alamat email ku, oke" kata Somi sambil berlalu pergi dengan langkah cepat.

Jisoo tercengang.

"Hey!! kau tidak bisa begitu!!" seru Jisoo tak bisa terima.

Namun Somi dengan wajah ceria merentangkan tangannya dan membentuk love di atas kepala yang ia tunjukkan pada Jisoo.

"Tolonglah aku mahasiswa pintar!! kau adalah peri skripsi ku!!" teriak Somi memberi semangat pada Jisoo yang malah terpaku di tempatnya.

"Hey!! Park Somi!!" seru Jisoo.

Namun Somi malah melambaikan tangan dan meninggalkan Jisoo begitu saja.

Hingga Jisoo hanya bisa menghela nafas pelan melihat sosok sang teman yang berlalu pergi.

"Dasar Park Somi.." seru Jisoo pelan. Dengan hela nafas pelan, pada akhirnya ia tak bisa marah pada Somi yang menjadi satu-satunya teman terbaik yang pernah ia miliki.

***

Malam harinya, di satu rumah susun sederhana. Jisoo duduk di meja makan bersama sang ibu yang terlihat tengah menyusun menu makanan di atas meja.

"Somi akan mengadakan pesta ulang tahun??" ibu mengulang informasi yang baru saja di samping Jisoo.

Jisoo mengangguk.

"Iya bu, padahal Somi anak orang kaya tapi.. dia tidak pernah merayakannya, dan baru tahun ini ia ingin merayakannya.." jelas Jisoo lagi.

Ibu duduk di kursi makan menghadap Jisoo yang sudah siap memegang sempit di tangannya.

"Kamu mau bawa kado apa untuk Somi??" tanya ibu.

"Entah lah, dari tahun-tahun lalu kita hanya memberi hadiah cake buatan ibu, tapi.. Somi mengatakan tidak udah.." kata Jisoo.

Ibu mulai makan, dan tak lama di ikuti Jisoo.

"Itu tidak sopan, bagaimana pergi ketempat ulang tahun tidak membawa kado.. apa lagi ibu Somi tau jika kamu teman dekat anaknya, apa kata ibu Somi nanti.. kamu harus tetap beri kado untuk Somi.." pesan ibu.

Jisoo mengangguk.

"Baiklah kalau ibu berkata begitu..nanti akan Jisoo pikirkan kado apa untuk Somi.." jawab Jisoo menurut.

"Jika kamu kurang uang, katakan saja nanti ibu tambah.." sela Ibu.

Jisoo langsung menggelengkan kepala.

"Ah, tidak udah bu, Jisoo punya tabungan kok.." kata Jisoo cepat.

"Somi teman yang paling baik untuk kamu, ibu merasa bersyukur dan senang dengan kebaikan Somi..makanya ibu juga ingin menambahkan uang untuk membeli kado Somi.. agar lebih berkesan.." kata ibu Jisoo.

Jisoo hanya diam.

"Ibu.."

"Hm??"

"Bagaimana jika suatu saat lagi aku tidak dekat dengan Somi?? kami memang sama-sama akan lulus kuliah, dan Somi pasti akan bekerja langsung di perusahaan orang tuanya..pasti hubungan pertemanan ini akan renanggang.."

Ibu menghela nafas pelan di saat mendengar ucapan sang anak.

"Inilah hidup.. fase itu pasti akan ada.. tapi jika kamu dan Somi teman sejati, maka jarak itu tidak akan ada.. ibu percaya pertemanan kalian akan bertahan sampai kalian mempunyai keluarga masing-masing.." kata ibu bijak.

Jisoo tersenyum kecil. Begitu juga dengan ibu yang ikut tersenyum simpul.

"Makanlah.. kamu pasti akan bergadang lagi mempersiapkan skripsi.." suruh ibu pada Jisoo.

Jisoo mengangguk, lalu mulai kembali makan. Namun di saat ia akan kembali makan, tiba-tiba ia mengingat sesuatu.

"Oh, iya ibu.." seru Jisoo tiba-tiba.

Ibu juga ikut kaget.

"Kenapa?"

"Apa ibu masih punya pakai tradisional Hanbok?"

"Apa? Hanbok??"

"Iya benar Hanbok ibu apa masih ada??" tanya Jisoo mengulang.

Ibu Jisoo mengangguk aneh.

"Iya masih, kenapa?"

Mendengar jawaban ibu seketika Jisoo lega.

"Aku pinjam ya bu" pinta Jisoo cepat.

"Hah? untuk apa?" tanya ibu bingung.

Jisoo tersenyum kecil.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
goodnovel comment avatar
Etha Oldrezzta Part II
kita ketemuu lagi kak Riaaa... semangaaatt y
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Love My Second Lead   Part 2

    Waktu pun berselang, di hari yang menjadi hari pesta ulang tahun Somi.Namun pagi itu Jisoo bangun sedikit lebih telat dari biasanya. Hal itu terjadi karena ia bergadang semalaman untuk menyelesaikan bab terakhir skripsi Somi.Setelah selesai mengirim skripsi Somi, Jisoo pun tidur dengan pulas hingga melewatkan jam alarm yang nyaris tak dapat membangunkannya.Namun sang ibu terpaksa membangunkan Jisoo di tengah lelapnya ia tidur."Ibu harus pergi, makanan sudah ibu siapkan.. dan ibu titip buah tangan ini untuk ibu Somi.." pesan ibu dengan terburu-buru memakai sweater sederhana.Jisoo yang masih belum sadar betul hanya mengangguk sekilas."Baik ibu.." sahut Jisoo seadanya."Jam berapa kamu akan pergi??" tanya ibu sebelum hendak meraih gagang pintu untuk pergi."Mungkin sekitar jam 2 nanti, karena aku akan mengambil hadiah dulu di tempat yang sudah aku pesan baru setelah itu menuju rumah Somi.." jawab Jisoo dengan nada masih terngantuk-ngantuk.Ibu menatap Jisoo dengan wajah sendu. Lalu

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 3

    Dan sore itu.Kediaman Park Somi terus kedatangan para tamu undangan. Dan salah satu tamu itu adalah Kim Jisoo yang akhirnya tiba dirumah mewah Somi.Jisoo berdiri dengan canggung di sisi halaman rumah Somi yang menjadi tempat acara di gelar. Terlihat jelas jejeran dekorasi dengan hiasan bunga segar mempercantik suasana acara ulang tahun Somi.Namun rupanya sosok Jisoo menjadi bahan bisik-bisik para tamu yang hadir disana. Bagaimana tidak, pakaian yang di kenakan Jisoo sangatlah kuno. Sangat berbeda dengan mereka."Mengapa Kim Jisoo miskin itu ada di sini?" bisik seorang gadis yang merupakan teman 1 kampus Somi dan Jisoo pada kelompoknya."Sudah pasti Somi yang mengundang dia..""Somi terlalu baik, mengapa harus mengundang dia? padahal Jisoo ini pasti ingin memanfaatkan Somi lagi seperti waktu itu!!" tuding seorang gadis sinis.Dan dari kejauhan, Jisoo dapat melihat tatapan sinis dari kelompok teman kampusnya yang tak menyukai kehadirannya.Namun Jisoo hanya menghela nafas pelan, ia ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 4

    "Aku mencintaimu, Park Somi!!" ucap Beakyung dengan suara jelas.Jisoo yang mendengarkan hal itu begitu syok.Somi yang mendapatkan pengakuan cinta itu pun membuat kesan terkejut yang natural."Beakyung?? kau??""Aku tau, selama ini kau yang menulis surat itu.. aku juga tau..kau yang membantu aku menyelesaikan isi buku yang akhir bisa aku terbitkan..karena semua yang kau lakukan, aku yakin, aku benar-benar jatuh cinta padamu, Putri Korea.." ucap Beakyung dengan tatapan ke seriusannya.Deg..Jisoo yang mendengarkan hal itu tak bisa berkata-kata. Semua usaha yang ia lakukan secara sembunyi-sembunyi selama ini ternyata telah membuat Beakyung yang ia kagumi jatuh cinta pada sosok dirinya.Somi dapat melihat jelas reaksi Jisoo yang mengetahui hal itu dengan jelas."Somi.. aku tau kau sudah lama melakukan hal itu, mungkin aku terlalu bodoh sehingga tak menyadarinya selama ini, tapi kali ini aku yakin..""Tunggu!! Beakyung!!" potong Jisoo yang akhirnya terpancing untuk buka suara di tengah pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 5

    Waktu pun berlalu, di kediaman rumah keluarga Aritama. Terlihat keluarga nan harmoni tengah makan malam bersama dengan hikmad.Namun ada yang berbeda dari sang putri, Maya yang terlihat tak begitu berselera makan. Insting sang ibu Marwah melihat ada yang berbeda dari sang putri."May, di makan dong itu saladnya"Maya sedikit terkaget."Ah, ya mah" sahut sang putri dengan menarik sendok garpu dan mulai mengaduk mangkuk salad sayurnya.Namun Marwah melihat jika sang putri tak begitu antusias ketika melahap salad sayur seperti biasanya.Marwah melirik sang suami yang hampir menyelesaikan makannya."Mas?""Hm?"Marwah memberi mimik dengan menunjuk sekilas pada sang putri.Erwin menoleh mengikuti arah tunjuk sang istri, lalu kembali menatap wajah sang istri dengan heran."Kenapa?" tanya sang istri dengan berbisik.Erwin sang Papa malah dengan santai mengangkat bahunya. Lalu kembali fokus pada sendok terakhir.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 6

    Waktu pun berlalu, kabar lamaran Dimas Anggara dari Star Tomo pun kian santer terdengar di dua perusahaan besar itu.Papa Erwin terlihat sangat-sangat antusias sehingga ia dengan cepat mutuskan untuk menggelar acara pernikahan putrinya itu dalam waktu dekat.Namun berbeda dengan mama Marwah yang masih ragu akan calon mantunya tersebut.***Disatu pagi yang cerah, Maya terlihat menyibukkan diri dengan alat membuat kue. Hal itu menjadikan sang mama ikut merasa aneh.Rasanya putrinya tak pernah begitu menyukai keribetan dalam masak memasak apa lagi membuat kue kering yang memerlukan keuletan."Maya??"seru mama Marwah yang baru saja masuk ke showroom dapurnya yang biasa ia gunakan untuk menciptakan membuat kue baru.Maya yang baru saja hendak menimbang tepung seketika terkaget."Eh, mama??""Kamu? ngapain??" tanya sang mama dengan wajah terheran dan perlahan mendekat pada sang putri.Maya hanya tersenyum simpul, dengan wajah be

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 7

    Setelah cake yang Maya buat selesai di panggang, Maya pun bersegera membawanya kekantor Star Tomo tanpa memberi kabar sang calon tunangan yang kabarnya akan ada meeting siang.Maya sengaja mengerjakan semua ini demi memberi kejutan pada Dimas yang sudah hampir 3 minggu berada di luar negeri.Maya benar-benar tak sabar bertemu dengan sang pujaan hati.Langkah kaki ya terlihat santai namun sejatinya jantungnya berdebar dengan sangat senang. Ia bahkan sudah membayangkan jika nanti Dimas akan senang dan akan memberikan kecupan karena kejutan ini.Namun kian langkah Maya tiba di lantai ruang kerja Dimas. Terlihat luar ruangan itu sepi, bahkan tak terlihat dua sekertaris Dimas yang selalu setia di meja kerjanya.Wajah Maya hanya melihat kesekeliling dengan sekilas dan berpikir mungkin saja kedua sekertaris itu tengah keluar di jam istirahat siang.Tanpa curiga langkah kaki Maya kian mendekat pada pintu ruangan Direktur Utama yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 8

    Di satu ruangan rapat, terlihat Marcel dengan menerima tamu sang penting. Ia terlihat sangat serius mendengar penjelasan demi penjelasan ketika ada satu perusahaan menengah yang ingin memasukkan inovasi terbaru untuk perusahaan.Namun di tengah ke seriusan rapat tersebut tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka dengan sangat kasar.BRAK!!Sontak para anggota rapat memalingkan muka dan menatap dengan wajah tak nyaman pada saat itu.Dan kening Marcel terlihat berkerut ketika melihat sosok saudara kembarnya, Maya datang dengan wajah sembab."Maya??"Langkah wanita muda itu terlihat marah dan menuju kursi depan. Namun Marcel dengan cepat mendekat dan menahan lengan Maya."Papa??"tanya Maya dengan wajah frustasi menatap wajah kembaran ya."Ada apa?" seru Marcel yang terkaget melihat wajah frustasi Maya."Aku tanya Papa dimana!!" pekik Maya marah pada Marcel yang masih saja lamban.Marcel terkaget lalu ia pun terlihat kesal denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 9

    Di satu rumah sakit keluarga Sandres. Terlihat keluarga dr. Safa dan dr. Daniel memeriksa tubuh Erwin dengan sesama.Keduanya tak bisa menyimpulkan dengan pasti gejala yang terjadi pada ipar mereka. Sehingga dr. Safa dengan cepat memanggil tim dokter spesialis untuk menangani Direktur utama Aritama itu.Mama Marwah yang baru saja tiba di rumah sakti di sambut dengan sang putri yang terlihat gelisah dan wajah sembab."Mama??" seru Maya dengan cepat berlari kecil dan memeluk sang mama.Wajah gusar Marwah terlihat jelas, ia syok ketika mendengar sang suami jatuh pingsan di kantor dan kini berada di rumah sakit Petramedika."Apa yang terjadi??" tanya mama Marwah dengan perasaan gundah.Wajah penyesalan Maya terlihat di sana, hingga dengan berat hati ia menceritakan kronologis peristiwa-peristiwa yang akhirnya membuat sang Papa jatuh pingsan."APA??" seru Marwah tak percaya."Maaf mah?? semua salah Maya, mah" ucap Maya dengan penuh penyesal

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31

Bab terbaru

  • Love My Second Lead   Part 38

    Maya mengeliat manja pada tempat yang terasa nyaman ia peluk."Nyamannya.. dan ada detak jantung" gumam batin Maya dalam dunia mimpi.Hening, ia kian mendengar jelas detak jantung yang membuatnya harus segera sadar.Kedua mata Maya terbuka dengan terkaget melihat dirinya memeluk tubuh sang suami yang terlihat tidur dengan lelapnya."Aaaaaaaa" jerit Maya yang histeris. Lalu ia cepat-cepat menjauh dari tubuh Ferdian yang terlihat terusik dengan jeritan histeris Maya."Ada apa??" seru Ferdian dengan berusaha benar-benar sadar.Maya terlihat kelabakan meraba tubuhnya sendiri. Lalu menatap wajah Ferdian yang baru saja bangun dengan terpaksa."Ma-s?? ki-ta?? ki-ta??" ucap Maya terbatah-batah mencoba mencerna situasi macam apa pagi ini."Apa?? kita kenapa??" tanya Ferdian kesal karena terbangun dengan kegaduhan."Mas harus jelasin, kenapa Maya sampai ada di ranjang ini?" tuntut Maya dengan wajah gusar."Kan kau sendiri y

  • Love My Second Lead   Part 37

    "Mulai detik ini, aku umumkan jika New-A akan berganti menjadi New-Dragon.. dengan Direktur pelaksanaan Zarulita Maya" ucap Ferdian lantang saat itu.Dan ucapan itu kian terngiang di benak Maya. Kini Maya berada di ruang Direktur utama. Ia termenung menatap kursi Direktur yang kosong.Tak lama terdengar suara pintu di ketuk, lamunan Maya buyar.Tok..tok..Ceklek...pintu ruang Direktur terbuka.Akhirnya sang pahlawan itu datang. Maya pun berbalik untuk menyambut suaminya itu. Namun ketika ia berbalik, tatapan terpaku ketika melihat sang kembaran lah yang masuk."Marcel?"Senyum dari wajah sang kembaran terlihat jelas."Selamat kembaran ku, kau akhirnya bisa mengakhiri perang ini" ucap dengan berjalan lalu seketika memeluk tubuh Maya.Maya hanya bisa menerima tanpa menolak. Ia menikmati pelukan saudara kandungnya itu.Pelukan itu tererai, Marcel menatap wajah kembarnya."Kalau begitu, aku akan kembali k

  • Love My Second Lead   Part 36

    Keesokan paginya.Tidur lelap Ferdian pun terusik ketika mendengar suara guyuran air shower dari ruang wadrobe.Perlahan ia pun bangun dari tidurnya lalu terduduk dengan menoleh pada ruang wadrobe."Apa dia mandi sepagi ini lagi??" seru Ferdian sembari merenggangkan tubuhnya dan menatap sofa tempat tidur Maya yang kini kosong.Lalu sekilas ia melihat di sisi tempat tidurnya terlah tersusun bantal-bantal dengan rapi.Ferdian pun berdecak sehingga terlihat senyum simpul dari wajahnya. Ternyata ia benar-benar tertidur dengan lelap sampai tak menyadari jika wanita itu bangun lebih awal dan merapikan bantal seperti perintahnya tadi malam.Sekilas ia mengingat ucapan Maya."Mungkin mas gak akan faham arti kehadiran orang tua, karena kehilangan mereka itu benar-benar sangat menyakitkan" tutur Maya malam itu.Namun tak lama, lamunan Ferdian bayar ketika mendengar langkah Maya yang baru saja keluar dari ruang wadrobe dengan handuk melil

  • Love My Second Lead   Part 35

    Waktu berjalan cepat hingga jam menunjukkan 12 malam.Maya dan Ferdian berdiri di depan rumah mereka dengan melambaikan tangan pada Papa Johan yang pergi meninggalkan kediaman Bastian."Apa tadi terjadi pertengkaran??" singgung Maya bertanya dengan ekspresi datar dan masih menatap mobil sedan mewah itu pergi meninggalkan halaman rumah.Ferdian hanya diam tak menjawab, lalu tanpa di duga ia pergi meninggalkan Maya sendiri di sana.Maya menoleh dengan wajah bingung."Ckckck.. heran, kok bisa ada orang kayak begini, di tanya gak di jawab.. di diemin malah maen tinggal aja.. manusia gak sih nie orang??" gumam Maya sendiri sembari ikut melangkah di belakang suaminya."Tunggu mas!!" seru Maya dengan sedikit mempercepat langkah kakinya. Namun hal itu malah menimbulkan rasa sakit di bekas jahitan."Akh!!"pekik Maya yang reflek menahan perutnya yang sakit dengan tangan.Hal itu membuat Ferdian mencuri perhatian dirinya yang akhirn

  • Love My Second Lead   Part 34

    Waktu pun berlalu.Kini Maya pun kembali ke kediaman Bastian. Maya berjalan dengan sedikit pelan, walau dokter menyatakan bekas operasi aman. Namun Maya tidak boleh gegabah dalam berjalan agar bekas lem jahit operasi tidak rusak. Dan hal itu di patuhi oleh Maya.Dirumah Bastian pun, Mami Sari menyambut Maya dengan suka cita. Ia memberi perhatian ekstra pada cucu menantunya itu."Lain waktu, kamu harus makan tepat waktu.. kesehatan itu mahal harganya Maya" ceramah Mami Sari panjang lebar.Maya yang hanya bisa tersenyum kecil mendengar ceramah sang nenek."Untuk sementara waktu kamu makan bubur saja, jangan makan yang pedas-pedas dulu.. dan harus banyak makan buah juga sayur" timpal sang nenek menyambung ceramahnya yang kian panjang."Iya mami" sahut Maya patuh sembari berjalan pelan menuju ruang makan.Ferdian pun mengikuti langkah keduanya dari belakang.Dan tanpa terduga, sosok pria paruh baya pun terlihat duduk dengan w

  • Love My Second Lead   Part 33

    Kehadiran sang mama telah membuat sisi manja Maya pun muncul.Maya kembali bersama sang Mama yang membantunya berjalan hingga ke kamar pasien super VIP itu."Syukurlah jika kamu sekarang jauh lebih baik, mama panik sekali ketika mendengar kabar dari suamimu" jelas sang Mama dengan duduk di sisi kiri sang putri.Maya terlihat merasa bersalah ketika mendengar ucapan sang mama."Maaf ya mah, Maya udah buat mama jadi khawatir"Mama Marwah menghela nafas pelan sembari mengenggam jemari sang putri."Mama cuma bisa bersyukur jika saat ini kamu memiliki pendamping hidup, yang sangat menjaga kamu.." ujar sang mama nanar."Dia, pasti suami yang sangat baik" timpal sang mama dengan menoleh pada pintu yang terdapat kaca bening. Sehingga sosok sang menantu yang berada di luar kamar itu terlihat.Maya pun ikut melihat dengan terteguh pada pria yang terlihat serius berbicara dengan handphonenya itu.Lalu mama kembali menatap

  • Love My Second Lead   Part 32

    Hening..Kamar pasien Maya seketika hening, ketika dokter dan perawat itu meninggalkan ruangan kamarnya.Terlihat Maya dan Ferdian melirik dengan wajah canggung.Maya hanya menghela nafas pelan.Ferdian berjalan menuju meja di samping tempat tidur Maya dengan meletakkan plastik bungkusan yang ia bawa tadi.Maya meremas selimut yang ada di tubuhnya."Ehem.." suara grehem Maya yang seolah mencairkan suasana."Sepertinya dokter terlalu berlebihan, kalau cuma belajar jalan mah, kayaknya Maya bisa sendiri" celetuka Maya yakin dengan menyingkirkan selimut dari tubuhnya.Ferdian hanya melihat gerakan Maya yang berusaha untuk bangun dari tidurnya.Dan terlihat jelas jika Maya berusaha bangun dengan ekspresi wajah menahan sakit."Ssst.." desis bibir Maya mengeluarkan suara rintihan samar.Ferdian sudah menduga jika wanita ini hanya bermulut besar dan berlawanan pada kenyataan yang jelas-jelas terlihat jika ia tak sang

  • Love My Second Lead   Part 31

    "MAYA!!" seru Ferdian untuk mencoba menyadarkan istrinya.Namun tak satupun panggil itu menyadarkan sang istri yang terlihat telah hilang kesadarannya.Hingga tanpa pikir panjang Ferdian dengan cepat mengendong tubuh Maya yang terlihat benar-benar tak berdaya.Dan kepanikan Ferdian berhasil membuat seisi rumah Bastian itu panik.Mami Sari sampai tercengangg melihat tubuh Maya berada dalam gendong Ferdian."Apa yang terjadi?? Maya kenapa?" tanya Mami Sari yang panik.Ferdian berjalan cepat menuju garasi mobil tanpa menjawab pertanyaan sang Mami yang mengikuti langkahnya dari belakang."Panggilkan Pak Dendi!! CEPAT!!" hardik Ferdian tanpa melihat pada siapa yang ia suruh.Wajahnya benar-benar di baluti rasa cemas.Tak lama seorang pria tua datang dengan setengah berlari."Cepat bukakan pintu!!" seru Ferdian pada sang Supir.Pak Dendi pun dengan segera membuka kunci mobil otomatis itu. Lalu membuka pintu mobil

  • Love My Second Lead   Part 30

    Waktu pun berlalu dua hari. Dan pertikaian antara Maya dan Ferdian pun terus berlangsung dingin. Keduanya benar-benar menghindar satu sama lain.Maya terus berusaha tanpa pantang menyerah, ia menghabiskan banyak waktu untuk bisa kembali masuk ke dalam perusahaan Dragon.Sungguh ia akan mencoba cara apa pun untuk bisa bertemu kembali dengan Master.Namun sayangnya, Ferdian sudah memerintahkan jika Juan untuk sementara waktu untuk tak masuk ke kantor agar terhindar dari Maya.Dan dari info yang di terima, Maya terus menunggu sosok Master Kw itu hingga sore. Ia benar-benar menunjukkan kegigihannya. Ia membuang segala gengsi untuk bisa bertemu kembali dengan sang Master dengan bertanya pada satu persatu karyawan Dragon tempat tinggal sang Master.Ferdian benar-benar di buat terperangah, ia tak menyangka jika Maya benar-benar nekat. Namun sayang, Ferdian tak sedikit pun bersimpati pada perjuangan Maya.***Di sisi lain, sang Mami ter

DMCA.com Protection Status