Share

Part 4

Author: Noveriya
last update Last Updated: 2021-05-31 18:07:42

"Aku mencintaimu, Park Somi!!" ucap Beakyung dengan suara jelas.

Jisoo yang mendengarkan hal itu begitu syok.

Somi yang mendapatkan pengakuan cinta itu pun membuat kesan terkejut yang natural.

"Beakyung?? kau??"

"Aku tau, selama ini kau yang menulis surat itu.. aku juga tau..kau yang membantu aku menyelesaikan isi buku yang akhir bisa aku terbitkan..karena semua yang kau lakukan, aku yakin, aku benar-benar jatuh cinta padamu, Putri Korea.." ucap Beakyung dengan tatapan ke seriusannya.

Deg..

Jisoo yang mendengarkan hal itu tak bisa berkata-kata. Semua usaha yang ia lakukan secara sembunyi-sembunyi selama ini ternyata telah membuat Beakyung yang ia kagumi jatuh cinta pada sosok dirinya.

Somi dapat melihat jelas reaksi Jisoo yang mengetahui hal itu dengan jelas.

"Somi.. aku tau kau sudah lama melakukan hal itu, mungkin aku terlalu bodoh sehingga tak menyadarinya selama ini, tapi kali ini aku yakin.."

"Tunggu!! Beakyung!!" potong Jisoo yang akhirnya terpancing untuk buka suara di tengah pengakuan Beakyung pada Somi.

Sontak semua mengalihkan perhatiannya pada sosok yang tak di anggap di sana.

Jisoo berdiri dengan dada yang terasa sesak.

"Ada apa bawang merah??" seru Beakyung sedikit kesal ketika Jisoo merusak momentnya.

Somi menantap Jisoo yang terlihat terguncang.

" Beakyung..A-ku..aku adalah.." Lidah Jisoo terasa keluh. "Beakyung aku.."

"Hey, Jisoo!! mengapa kau menganggu sih!!" seru Jeha yang tak bisa menahan diri pada sosok yang paling ia benci. "Kau iri pada Somi yang mendapat pengakuan cinta Beakyung!!" ketus Jeha.

Semua tamu juga jadi ikut kesal dengan Jisoo yang merusak moment Somi dan Beakyung.

Jisoo rupanya sudah tak tahan

"Jeha!! aku tidak seperti itu!!" balas Jisoo untuk pertama kalinya dengan nada marah.

Somi terkaget ketika melihat perlawanan Jisoo pertama.

"Aku bukan merusak, tapi aku.. aku adalah.."

Somi melihat ini akan semakin runyam dan segera mengambil inisiatif.

"Ya, Benar Beakyung..aku lah Putri Korea yang menulis surat itu untuk mu selama ini.." akui Somi dengan cepat.

Jlebb..Jisoo tercengang.

"So-mi!!" lirih Jisoo terkejut tak percaya.

"Maaf Jisoo, ada baik ya, aku mengakuinya sendiri kebenaran ini pada Beakyung.." kata Somi pada Jisoo yang dunianya seketika runtuh tak bersisa.

Namun berbeda dengan Beakyung yang merespon lega dan langsung mengenggam tangan Somi dengan wajah lega.

Riuh redam pun terdengar, mereka sangat senang dengan pengakuan Somi yang ternyata menyambut cinta Beakyung.

Jisoo syok setengah mati. Ia tak menyangka Somi yang merupakan teman terbaiknya telah mengakui hal yang seharusnya itu miliknya.

Moment itu pun kian semarak dengan menyatunya cinta Somi dan Beakyung. Beakyung bahkan memeluk Somi dengan hangat.

Melihat hal itu tanpa sadar air mata Jisoo menangis. Dan seketika ia mengingat masalalu.

"Aku selama ini berkirim surat dengan Beakyung.." kata Jisoo saat ia mengakui surat-surat yang tak sengaja di temukan Somi.

"Wah, itu suatu yang mengejutkan.. Kau yang diam-diam ternyata punya selera tinggi seperti Beakyung.. tapi mengapa kau tak mengakuinya langsung??" tanya Somi saat itu sembari melihat lembaran balasan surat dari Beakyung untuk Jisoo yang menggunakan nama samaran "Putri Korea" .

Jisoo yang malu-malu saat itu dengan polos me jawab pertanyaan sang teman.

"Aku, terlalu tidak berani, Beakyung seorang yang pintar dia bahkan sudah memiliki beberapa buku yang aku kagumi.. aku merasa tidak bisa sebanding dengan kepintaran dan kepopulerannya.. dan.." ucap Jisoo tergantung ragu.

"Dan apa??" tanya Somi penasaran.

Jisoo saat itu terlihat sedikit ragu untuk menjawab.

"Ayolah, kau masih saja suka rahasia, padahal aku tak pernah merahasiakan apa pun padamu.."tukas Somi ngambek.

Jisoo tersenyum malu. Namun karena mendengar ucapan Somi akhirnya Jisoo memberanikan diri untuk bercerita hal yang sangat ia rahasiakan.

"Aku..jatuh cinta pada Beakyung.." jawab Jisoo jujur.

Somi seketika kaget.

"Waah, kau menyukai Beakyung? kau serius?" tanya Somi dengan tak percaya.

"Suatu saat, jika aku sudah yakin..maka aku akan mengakui semuanya pada Beakyung.." kata Jisoo dan saat itu ia membayangkan dengan penuh harap jika suatu saat nanti hal itu akan terwujud.

Namun kini, apa yang ia lihat sangat jauh dari impiannya.

"Somi" lirih Jisoo sangat kecewa.

Terlihat Beakyung mengenggam tangan Somi dengan rada senang.

"Akhirnya aku, berhasil menemukan kamu Putri Korea.." ucap Beakyung senang.

Somi membalas senyum pada Beakyung. Namun di saat yang sama ia pun menoleh pada Jisoo yang tak bisa berkutik di sana. Terlihat jika Jisoo sedang tidak baik-baik saja.

"Selamat Somi.." seru beberapa teman di sana memberi ucapan bahagia pada Somi yang mendapatkan hadiah teristimewah di hari ulang tahunnya.

"Mengapa?? mengapa kau melakukan ini Somi??" lirih Jisoo yang sangat terpukul.

Perlahan Jisoo mundur dari kumpulan itu. Hatinya yang sudah luluh lantak tak bisa lagi ia tahan, penghianatan sang teman sudah sangat menghancurkan perasaan Jisoo.

Somi yang sedang mendapatkan banyak ucapan bahagia, dapat melihat jika Jisoo perlahan hilang dari sana.

"Jisoo??" lirih Somi melihat kepergian Jisoo yang pergi.

Namun Beakyung yang sangat bahagia merangkul Somi tanpa ragu ke dalam dekapannya.

"Aku akan membalas semua yang aku bisa, Putri Korea" ucap Beakyung yang mendekap Somi dengan rasa yang tak bisa ia bendung karena telah menemukan sosok yang selama ini ia cari.

Somi terkaget, namun ia dapat merasakan dekapan Beakyung begitu tulus. Tapi sekilas ia terbayang wajah sedih Jisoo.

"Maaf Jisoo, aku tak bisa melihat jika kau mendapatkan yang lebih dari ku.. aku tidak mengizinkan kau lebih bahagia dari pada aku" lirih batin hati Somi sembari membalas pelukan Beakyung di hadapan para tamu yang bersorak riang melihat moment romantis itu.

***

Hari yang gelap membuat Jisoo terus berlari meninggalkan tempat acara. Ia menangis dengan hati yang sangat hancur.

Jisoo kecewa, Jisoo terluka, semua kepercayaannya musnah pada sang teman, Somi.

Jisoo terus berlari tanpa arah hingga akhirnya langkah kakinya membawa pada satu taman hutan kota yang terlihat sepi.

Lelah berlari dengan tangis yang tak henti, akhirnya Jisoo menyerah. Ia menjatuhkan diri di atas tempat kursi kayu taman hutan kota.

Ia terus menangis dengan hati yang begitu sakit.

"Kenapa Somi?? mengapa kau mengakuinya?" tanya Jisoo yang tak menyangka akan penghianatan sang teman dekat.

Seketika kembali terbayang wajah Beakyung yang menyatakan cinta pada Somi dengan menyebut Putri Korea.

"Beakyung?? kau berbohong, kau bilang pasti tidak akan salah menebak jika bertemu dengan ku?? kau bilang anak tau sosok Putri Korea" tangis Jisoo terisak pilu mengingat semua isi chat terakhir kali.

Di saat ia menangis, tiba-tiba saja terdengar suara nada dering telfon yang membuatnya tersadar.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
sejauh ini suka banget ama ceritanya! bakal lanjut baca setelah ini~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Love My Second Lead   Part 5

    Waktu pun berlalu, di kediaman rumah keluarga Aritama. Terlihat keluarga nan harmoni tengah makan malam bersama dengan hikmad.Namun ada yang berbeda dari sang putri, Maya yang terlihat tak begitu berselera makan. Insting sang ibu Marwah melihat ada yang berbeda dari sang putri."May, di makan dong itu saladnya"Maya sedikit terkaget."Ah, ya mah" sahut sang putri dengan menarik sendok garpu dan mulai mengaduk mangkuk salad sayurnya.Namun Marwah melihat jika sang putri tak begitu antusias ketika melahap salad sayur seperti biasanya.Marwah melirik sang suami yang hampir menyelesaikan makannya."Mas?""Hm?"Marwah memberi mimik dengan menunjuk sekilas pada sang putri.Erwin menoleh mengikuti arah tunjuk sang istri, lalu kembali menatap wajah sang istri dengan heran."Kenapa?" tanya sang istri dengan berbisik.Erwin sang Papa malah dengan santai mengangkat bahunya. Lalu kembali fokus pada sendok terakhir.

    Last Updated : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 6

    Waktu pun berlalu, kabar lamaran Dimas Anggara dari Star Tomo pun kian santer terdengar di dua perusahaan besar itu.Papa Erwin terlihat sangat-sangat antusias sehingga ia dengan cepat mutuskan untuk menggelar acara pernikahan putrinya itu dalam waktu dekat.Namun berbeda dengan mama Marwah yang masih ragu akan calon mantunya tersebut.***Disatu pagi yang cerah, Maya terlihat menyibukkan diri dengan alat membuat kue. Hal itu menjadikan sang mama ikut merasa aneh.Rasanya putrinya tak pernah begitu menyukai keribetan dalam masak memasak apa lagi membuat kue kering yang memerlukan keuletan."Maya??"seru mama Marwah yang baru saja masuk ke showroom dapurnya yang biasa ia gunakan untuk menciptakan membuat kue baru.Maya yang baru saja hendak menimbang tepung seketika terkaget."Eh, mama??""Kamu? ngapain??" tanya sang mama dengan wajah terheran dan perlahan mendekat pada sang putri.Maya hanya tersenyum simpul, dengan wajah be

    Last Updated : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 7

    Setelah cake yang Maya buat selesai di panggang, Maya pun bersegera membawanya kekantor Star Tomo tanpa memberi kabar sang calon tunangan yang kabarnya akan ada meeting siang.Maya sengaja mengerjakan semua ini demi memberi kejutan pada Dimas yang sudah hampir 3 minggu berada di luar negeri.Maya benar-benar tak sabar bertemu dengan sang pujaan hati.Langkah kaki ya terlihat santai namun sejatinya jantungnya berdebar dengan sangat senang. Ia bahkan sudah membayangkan jika nanti Dimas akan senang dan akan memberikan kecupan karena kejutan ini.Namun kian langkah Maya tiba di lantai ruang kerja Dimas. Terlihat luar ruangan itu sepi, bahkan tak terlihat dua sekertaris Dimas yang selalu setia di meja kerjanya.Wajah Maya hanya melihat kesekeliling dengan sekilas dan berpikir mungkin saja kedua sekertaris itu tengah keluar di jam istirahat siang.Tanpa curiga langkah kaki Maya kian mendekat pada pintu ruangan Direktur Utama yang

    Last Updated : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 8

    Di satu ruangan rapat, terlihat Marcel dengan menerima tamu sang penting. Ia terlihat sangat serius mendengar penjelasan demi penjelasan ketika ada satu perusahaan menengah yang ingin memasukkan inovasi terbaru untuk perusahaan.Namun di tengah ke seriusan rapat tersebut tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka dengan sangat kasar.BRAK!!Sontak para anggota rapat memalingkan muka dan menatap dengan wajah tak nyaman pada saat itu.Dan kening Marcel terlihat berkerut ketika melihat sosok saudara kembarnya, Maya datang dengan wajah sembab."Maya??"Langkah wanita muda itu terlihat marah dan menuju kursi depan. Namun Marcel dengan cepat mendekat dan menahan lengan Maya."Papa??"tanya Maya dengan wajah frustasi menatap wajah kembaran ya."Ada apa?" seru Marcel yang terkaget melihat wajah frustasi Maya."Aku tanya Papa dimana!!" pekik Maya marah pada Marcel yang masih saja lamban.Marcel terkaget lalu ia pun terlihat kesal denga

    Last Updated : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 9

    Di satu rumah sakit keluarga Sandres. Terlihat keluarga dr. Safa dan dr. Daniel memeriksa tubuh Erwin dengan sesama.Keduanya tak bisa menyimpulkan dengan pasti gejala yang terjadi pada ipar mereka. Sehingga dr. Safa dengan cepat memanggil tim dokter spesialis untuk menangani Direktur utama Aritama itu.Mama Marwah yang baru saja tiba di rumah sakti di sambut dengan sang putri yang terlihat gelisah dan wajah sembab."Mama??" seru Maya dengan cepat berlari kecil dan memeluk sang mama.Wajah gusar Marwah terlihat jelas, ia syok ketika mendengar sang suami jatuh pingsan di kantor dan kini berada di rumah sakit Petramedika."Apa yang terjadi??" tanya mama Marwah dengan perasaan gundah.Wajah penyesalan Maya terlihat di sana, hingga dengan berat hati ia menceritakan kronologis peristiwa-peristiwa yang akhirnya membuat sang Papa jatuh pingsan."APA??" seru Marwah tak percaya."Maaf mah?? semua salah Maya, mah" ucap Maya dengan penuh penyesal

    Last Updated : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 10

    Di tempat berbeda, di sebuah dermaga kapal besar. Terlihat seorang pria yang baru saja hendak menyelesaikan misinya.Namun hal itu ia urungkan ketika mendapat telfon genting yang membuatnya harus mengikuti perintah sang pemberi telfon.Kedua mata hitam nan tajam memandang sosok pria gondrong yang telah bersimbah darah di sudut gudang pabrik es dengan wajah ketakutan."Mas-master..to-long..beri saya waktu" ucap pria gondrong itu dengan menahan sakit untuk memelas.Ia mendekat dengan sebuah senyum mematikan."Kau beruntung!! aku masih beri waktu untuk berpikirlah sebelum masalah jauh lebih runyam" ujar pria dingin itu dengan sedikit berjongkok di hadapan lawannya yang baru saja ia beri pelajaran.Lalu tak berapa lama, jemari Master pun memberi kode pada anak buahnya yang berjumlah 4 orang."Awasi!! dan tahan semua asetnya jika ia masih belum menandatangani surat pengadilan 1x24 jam!!" perintah Master dengan beranjak pergi meninggal

    Last Updated : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 11

    Derap langkah kaki seorang pria terlihat mendekat dengan jelas.Johan melihat dengan wajah kesal. Dan ketika langkah kaki pria itu berhenti tepat di hadapannya pun wajah kesalnya kian terlihat jelas."Kemana saja? sudah 1 jam setengah dan kau baru muncul!!" cecar pada putranya yang terlihat diam dan berekspresi datar.Chandra melihat sosok pria muda itu dengan seksama."Putramu??"Johan mengangguk dengan memperkenalkan putranya."Ya, Ferdian Bastian.. pengacara"Ferdian dengan sopan memberi tangan untuk menjabat tangan teman orang tuanya itu.Chandra melihat dengan wajah kagum."Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" ucap Chandra.Johan mendengus pelan."Tidak semua" selanya cepat."Paman Erwin, terserang stoker" jelas Johan pada Ferdian yang hanya mendengar tanpa menjawab."Dan ini akan jadi masalah baru" timpal Chandra menyambung ucapan Johan.Ferdian hanya mengangguk pelan.Namu

    Last Updated : 2021-06-07
  • Love My Second Lead   Part 12

    Malam harinya Maya berdiri di balkon kamarnya dengan tatapan nanar. Ucapan Paman Johan sudah membuat gelisah."Seharusnya, kamu berpikir sebelum memutuskan semua ini, karena pada akhirnya New-A akan jatuh jika kamu tidak berpikir matang.. dan Erwin, pasti akan sangat sedih jika mendengar hal buruk terjadi pada New-A" ucap Paman Johan dengan serius."Apa yang harus aku lakukan??" gumam Maya bertanya pada diri sendiri.Ia pun mulai mengingat-ingat teman-teman yang bisa ia minta tolong."Reno Barack?? atau Aldi Bakri??" gumamnya lagi dengan mengingat-ingat, namun nyatanya tak satu pun bisa ia pegang."Atau?? Sausan Holmen?" sebutnya lagi."Ck?" decak Maya yang kian pusing, ia merasa jika pikiran kini buntu."Mereka pasti tidak mau, ah.. New-A.. New-A?? apa yang harus kita lakukan??" rutu Maya dengan memijit-mijit kepalanya yang seakan ia rasa berdenyut sakit.Tak lama terdengar suara deringan telfon masuk. Maya pun bergerak untuk

    Last Updated : 2021-06-07

Latest chapter

  • Love My Second Lead   Part 38

    Maya mengeliat manja pada tempat yang terasa nyaman ia peluk."Nyamannya.. dan ada detak jantung" gumam batin Maya dalam dunia mimpi.Hening, ia kian mendengar jelas detak jantung yang membuatnya harus segera sadar.Kedua mata Maya terbuka dengan terkaget melihat dirinya memeluk tubuh sang suami yang terlihat tidur dengan lelapnya."Aaaaaaaa" jerit Maya yang histeris. Lalu ia cepat-cepat menjauh dari tubuh Ferdian yang terlihat terusik dengan jeritan histeris Maya."Ada apa??" seru Ferdian dengan berusaha benar-benar sadar.Maya terlihat kelabakan meraba tubuhnya sendiri. Lalu menatap wajah Ferdian yang baru saja bangun dengan terpaksa."Ma-s?? ki-ta?? ki-ta??" ucap Maya terbatah-batah mencoba mencerna situasi macam apa pagi ini."Apa?? kita kenapa??" tanya Ferdian kesal karena terbangun dengan kegaduhan."Mas harus jelasin, kenapa Maya sampai ada di ranjang ini?" tuntut Maya dengan wajah gusar."Kan kau sendiri y

  • Love My Second Lead   Part 37

    "Mulai detik ini, aku umumkan jika New-A akan berganti menjadi New-Dragon.. dengan Direktur pelaksanaan Zarulita Maya" ucap Ferdian lantang saat itu.Dan ucapan itu kian terngiang di benak Maya. Kini Maya berada di ruang Direktur utama. Ia termenung menatap kursi Direktur yang kosong.Tak lama terdengar suara pintu di ketuk, lamunan Maya buyar.Tok..tok..Ceklek...pintu ruang Direktur terbuka.Akhirnya sang pahlawan itu datang. Maya pun berbalik untuk menyambut suaminya itu. Namun ketika ia berbalik, tatapan terpaku ketika melihat sang kembaran lah yang masuk."Marcel?"Senyum dari wajah sang kembaran terlihat jelas."Selamat kembaran ku, kau akhirnya bisa mengakhiri perang ini" ucap dengan berjalan lalu seketika memeluk tubuh Maya.Maya hanya bisa menerima tanpa menolak. Ia menikmati pelukan saudara kandungnya itu.Pelukan itu tererai, Marcel menatap wajah kembarnya."Kalau begitu, aku akan kembali k

  • Love My Second Lead   Part 36

    Keesokan paginya.Tidur lelap Ferdian pun terusik ketika mendengar suara guyuran air shower dari ruang wadrobe.Perlahan ia pun bangun dari tidurnya lalu terduduk dengan menoleh pada ruang wadrobe."Apa dia mandi sepagi ini lagi??" seru Ferdian sembari merenggangkan tubuhnya dan menatap sofa tempat tidur Maya yang kini kosong.Lalu sekilas ia melihat di sisi tempat tidurnya terlah tersusun bantal-bantal dengan rapi.Ferdian pun berdecak sehingga terlihat senyum simpul dari wajahnya. Ternyata ia benar-benar tertidur dengan lelap sampai tak menyadari jika wanita itu bangun lebih awal dan merapikan bantal seperti perintahnya tadi malam.Sekilas ia mengingat ucapan Maya."Mungkin mas gak akan faham arti kehadiran orang tua, karena kehilangan mereka itu benar-benar sangat menyakitkan" tutur Maya malam itu.Namun tak lama, lamunan Ferdian bayar ketika mendengar langkah Maya yang baru saja keluar dari ruang wadrobe dengan handuk melil

  • Love My Second Lead   Part 35

    Waktu berjalan cepat hingga jam menunjukkan 12 malam.Maya dan Ferdian berdiri di depan rumah mereka dengan melambaikan tangan pada Papa Johan yang pergi meninggalkan kediaman Bastian."Apa tadi terjadi pertengkaran??" singgung Maya bertanya dengan ekspresi datar dan masih menatap mobil sedan mewah itu pergi meninggalkan halaman rumah.Ferdian hanya diam tak menjawab, lalu tanpa di duga ia pergi meninggalkan Maya sendiri di sana.Maya menoleh dengan wajah bingung."Ckckck.. heran, kok bisa ada orang kayak begini, di tanya gak di jawab.. di diemin malah maen tinggal aja.. manusia gak sih nie orang??" gumam Maya sendiri sembari ikut melangkah di belakang suaminya."Tunggu mas!!" seru Maya dengan sedikit mempercepat langkah kakinya. Namun hal itu malah menimbulkan rasa sakit di bekas jahitan."Akh!!"pekik Maya yang reflek menahan perutnya yang sakit dengan tangan.Hal itu membuat Ferdian mencuri perhatian dirinya yang akhirn

  • Love My Second Lead   Part 34

    Waktu pun berlalu.Kini Maya pun kembali ke kediaman Bastian. Maya berjalan dengan sedikit pelan, walau dokter menyatakan bekas operasi aman. Namun Maya tidak boleh gegabah dalam berjalan agar bekas lem jahit operasi tidak rusak. Dan hal itu di patuhi oleh Maya.Dirumah Bastian pun, Mami Sari menyambut Maya dengan suka cita. Ia memberi perhatian ekstra pada cucu menantunya itu."Lain waktu, kamu harus makan tepat waktu.. kesehatan itu mahal harganya Maya" ceramah Mami Sari panjang lebar.Maya yang hanya bisa tersenyum kecil mendengar ceramah sang nenek."Untuk sementara waktu kamu makan bubur saja, jangan makan yang pedas-pedas dulu.. dan harus banyak makan buah juga sayur" timpal sang nenek menyambung ceramahnya yang kian panjang."Iya mami" sahut Maya patuh sembari berjalan pelan menuju ruang makan.Ferdian pun mengikuti langkah keduanya dari belakang.Dan tanpa terduga, sosok pria paruh baya pun terlihat duduk dengan w

  • Love My Second Lead   Part 33

    Kehadiran sang mama telah membuat sisi manja Maya pun muncul.Maya kembali bersama sang Mama yang membantunya berjalan hingga ke kamar pasien super VIP itu."Syukurlah jika kamu sekarang jauh lebih baik, mama panik sekali ketika mendengar kabar dari suamimu" jelas sang Mama dengan duduk di sisi kiri sang putri.Maya terlihat merasa bersalah ketika mendengar ucapan sang mama."Maaf ya mah, Maya udah buat mama jadi khawatir"Mama Marwah menghela nafas pelan sembari mengenggam jemari sang putri."Mama cuma bisa bersyukur jika saat ini kamu memiliki pendamping hidup, yang sangat menjaga kamu.." ujar sang mama nanar."Dia, pasti suami yang sangat baik" timpal sang mama dengan menoleh pada pintu yang terdapat kaca bening. Sehingga sosok sang menantu yang berada di luar kamar itu terlihat.Maya pun ikut melihat dengan terteguh pada pria yang terlihat serius berbicara dengan handphonenya itu.Lalu mama kembali menatap

  • Love My Second Lead   Part 32

    Hening..Kamar pasien Maya seketika hening, ketika dokter dan perawat itu meninggalkan ruangan kamarnya.Terlihat Maya dan Ferdian melirik dengan wajah canggung.Maya hanya menghela nafas pelan.Ferdian berjalan menuju meja di samping tempat tidur Maya dengan meletakkan plastik bungkusan yang ia bawa tadi.Maya meremas selimut yang ada di tubuhnya."Ehem.." suara grehem Maya yang seolah mencairkan suasana."Sepertinya dokter terlalu berlebihan, kalau cuma belajar jalan mah, kayaknya Maya bisa sendiri" celetuka Maya yakin dengan menyingkirkan selimut dari tubuhnya.Ferdian hanya melihat gerakan Maya yang berusaha untuk bangun dari tidurnya.Dan terlihat jelas jika Maya berusaha bangun dengan ekspresi wajah menahan sakit."Ssst.." desis bibir Maya mengeluarkan suara rintihan samar.Ferdian sudah menduga jika wanita ini hanya bermulut besar dan berlawanan pada kenyataan yang jelas-jelas terlihat jika ia tak sang

  • Love My Second Lead   Part 31

    "MAYA!!" seru Ferdian untuk mencoba menyadarkan istrinya.Namun tak satupun panggil itu menyadarkan sang istri yang terlihat telah hilang kesadarannya.Hingga tanpa pikir panjang Ferdian dengan cepat mengendong tubuh Maya yang terlihat benar-benar tak berdaya.Dan kepanikan Ferdian berhasil membuat seisi rumah Bastian itu panik.Mami Sari sampai tercengangg melihat tubuh Maya berada dalam gendong Ferdian."Apa yang terjadi?? Maya kenapa?" tanya Mami Sari yang panik.Ferdian berjalan cepat menuju garasi mobil tanpa menjawab pertanyaan sang Mami yang mengikuti langkahnya dari belakang."Panggilkan Pak Dendi!! CEPAT!!" hardik Ferdian tanpa melihat pada siapa yang ia suruh.Wajahnya benar-benar di baluti rasa cemas.Tak lama seorang pria tua datang dengan setengah berlari."Cepat bukakan pintu!!" seru Ferdian pada sang Supir.Pak Dendi pun dengan segera membuka kunci mobil otomatis itu. Lalu membuka pintu mobil

  • Love My Second Lead   Part 30

    Waktu pun berlalu dua hari. Dan pertikaian antara Maya dan Ferdian pun terus berlangsung dingin. Keduanya benar-benar menghindar satu sama lain.Maya terus berusaha tanpa pantang menyerah, ia menghabiskan banyak waktu untuk bisa kembali masuk ke dalam perusahaan Dragon.Sungguh ia akan mencoba cara apa pun untuk bisa bertemu kembali dengan Master.Namun sayangnya, Ferdian sudah memerintahkan jika Juan untuk sementara waktu untuk tak masuk ke kantor agar terhindar dari Maya.Dan dari info yang di terima, Maya terus menunggu sosok Master Kw itu hingga sore. Ia benar-benar menunjukkan kegigihannya. Ia membuang segala gengsi untuk bisa bertemu kembali dengan sang Master dengan bertanya pada satu persatu karyawan Dragon tempat tinggal sang Master.Ferdian benar-benar di buat terperangah, ia tak menyangka jika Maya benar-benar nekat. Namun sayang, Ferdian tak sedikit pun bersimpati pada perjuangan Maya.***Di sisi lain, sang Mami ter

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status