Share

Part 9

Author: Noveriya
last update Last Updated: 2021-05-31 21:08:07

Di satu rumah sakit keluarga Sandres. Terlihat keluarga dr. Safa dan dr. Daniel memeriksa tubuh Erwin dengan sesama.

Keduanya tak bisa menyimpulkan dengan pasti gejala yang terjadi pada ipar mereka. Sehingga dr. Safa dengan cepat memanggil tim dokter spesialis untuk menangani Direktur utama Aritama itu.

Mama Marwah yang baru saja tiba di rumah sakti di sambut dengan sang putri yang terlihat gelisah dan wajah sembab.

"Mama??" seru Maya dengan cepat berlari kecil dan memeluk sang mama.

Wajah gusar Marwah terlihat jelas, ia syok ketika mendengar sang suami jatuh pingsan di kantor dan kini berada di rumah sakit Petramedika.

"Apa yang terjadi??" tanya mama Marwah dengan perasaan gundah.

Wajah penyesalan Maya terlihat di sana, hingga dengan berat hati ia menceritakan kronologis peristiwa-peristiwa yang akhirnya membuat sang Papa jatuh pingsan.

"APA??" seru Marwah tak percaya.

"Maaf mah?? semua salah Maya, mah" ucap Maya dengan penuh penyesalan dan derai air mata yang tak kunjung berhenti.

Tubuh Marwah terguncang hebat, hingga ia merasa akan roboh. Namun dengan cepat Marcel sang putra meraih tubuh sang mama.

"Mah!!" seru Maya dan Marcel bersamaan. Dan keduanya terlihat di kalut dengan rasa cemas.

"Mas??" ucap Marwah lirih. Ia sangat takut jika sesuatu terjadi pada suaminya itu.

Namun tak lama, pintu ruangan intensif pun terbuka. Terlihat dr. Safa dan suami keluar bersama.

Marwah melihat dengan wajah cemas dan berusaha kuat untuk bertanya pada sang kakak.

"Marwah??"

"Kak Safa?? Mas Erwin??" serunya dengan mencoba mengapai lengan sang kakak.

Wajah gelisah dr. Safa terlihat jelas. Ia menoleh sesaat pada sang suami yang berada di sampingnya untuk meyakinkan diri. Dan dr. Daniel pun mengangguk pelan dengan wajah yang sama gelisahnya dengan sang istri.

"Erwin, terserang stroke!!" ujar dr. Daniel pada Marwah dan kedua anaknya.

Syok.. dan seketika tubuh Marwah jatuh pingsan.

Kepanikan pun terjadi ketika Marcel dan dr. Safa dengan cepat menahan tubuh  Marwah.

Namun wajah syok Maya terlihat mematung dengan tak bisa berkata-kata di depan pamannya.

"Apa?" ucap Maya lirih dengan tubuh bergetar.

"Pa-pa? Stroke??" tanya Maya dengan tak bisa membendung rasa bersalah ya.

Sang Paman mencoba mendekat pada Maya yang terlihat benar-benar terguncang.

"Maya??"

"Paman pasti BOHONG!!"pekik Maya marah dengan berusaha tak mempercayai berita ini begitu saja.

"Maya??" ucap dr. Daniel pelan dengan mencoba menenangkan sang keponakan.

"Mana mungkin? Papa!!" ucap Maya yang seketika berlari menuju kamar intensif itu untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri.

dr. Daniel tak bisa mencegah Maya. Ia pun hanya bisa membiarkan sang keponakan untuk melihat langsung kondisi Erwin Aritama.

Marcel dan dr. Safa terlihat masih mencoba menangani mama Marwah yang akhirnya harus di rawat dengan bantuan beberapa suster.

***

Diruangan intensif itu, terlihat Maya masuk dengan wajah gusar dan frustasi. Dua orang perawat tengah memasang alat medis di tubuh sang Papa.

Tatapan Maya terpaku, ia tak bisa mempercayai sosok yang selalu memeluk manja kini terdiam di atas ranjang pasien.

Maya mendekat dengan tubuh  gemetar, perlahan jemarinya hendak menyentuh punggung jemari sang Papa.

Seorang suster menoleh dengan tatapan datar.

"Keluarga pasien??"

Maya tak menjawab, ia hanya berdiri mematung.

Melihat sosok Maya yang mematung dua perawat itu hanya saling memandang lalu perlahan keluar dari ruangan.

Sesaat hening.

Hawa dingin  menyelimuti tubuh Maya yang masih tak percaya dengan apa yang menimpa sang Papa.

Maya mendekat.

"Pah" bisik Maya lirih. Suara paraunya terdengar kentara, ada ketar rasa takut dan penyesalan yang berkecambuk di hati Maya.

"Pa-pah" panggil Maya kembali dengan berharap kedua mata sendu itu terbuka dan menatapnya.

Gemuruh hati Maya kian memunca ketika tak terdengar balasan yang seperti ia harapankan dari sang Papa.

"Pah? bangun pah!!"seru Maya dengan isak tangis sedih yang akhirnya tumpah. Tubuhnya roboh di sisi samping ranjang pasien. Isak tangis Maya benar-benar tak terbendung, entah bagaimana musibah ini menimpa keluarganya.

***

Di sisi lain, di sebuah kantor pengacara. Kabar tentang Direktur New-A jatuh pingsan pun sampai pada sahabatnya Johan B. Bastian.

"APA??" nada suara syok dari Johan terdengar jelas ketika menerima telfon dari sekertaris pribadi Erwin, Billy.

Tubuh pria paruh baya itu terlihat bangun dengan keterkejutannya berita yang baru saja ia dengar.

"Petramedika?? aku akan kesana!!" seru Johan dengan segera memutuskan komunikasi telfon tersebut.

Wajah gelisah dan gusar pun terlihat, ia dengan bersegera menghubungi satu nomor penting.

Dan tak lama nomor itu terhubung.

"Ferdian!!"

"Segera ke Pertamedika!!"

Lalu dengan cepat pula ia memutuskan komunikasi itu. Dan bersegera pergi meninggalkan ruangan kerjanya dengan tergesa-gesa.

Related chapters

  • Love My Second Lead   Part 10

    Di tempat berbeda, di sebuah dermaga kapal besar. Terlihat seorang pria yang baru saja hendak menyelesaikan misinya.Namun hal itu ia urungkan ketika mendapat telfon genting yang membuatnya harus mengikuti perintah sang pemberi telfon.Kedua mata hitam nan tajam memandang sosok pria gondrong yang telah bersimbah darah di sudut gudang pabrik es dengan wajah ketakutan."Mas-master..to-long..beri saya waktu" ucap pria gondrong itu dengan menahan sakit untuk memelas.Ia mendekat dengan sebuah senyum mematikan."Kau beruntung!! aku masih beri waktu untuk berpikirlah sebelum masalah jauh lebih runyam" ujar pria dingin itu dengan sedikit berjongkok di hadapan lawannya yang baru saja ia beri pelajaran.Lalu tak berapa lama, jemari Master pun memberi kode pada anak buahnya yang berjumlah 4 orang."Awasi!! dan tahan semua asetnya jika ia masih belum menandatangani surat pengadilan 1x24 jam!!" perintah Master dengan beranjak pergi meninggal

    Last Updated : 2021-05-31
  • Love My Second Lead   Part 11

    Derap langkah kaki seorang pria terlihat mendekat dengan jelas.Johan melihat dengan wajah kesal. Dan ketika langkah kaki pria itu berhenti tepat di hadapannya pun wajah kesalnya kian terlihat jelas."Kemana saja? sudah 1 jam setengah dan kau baru muncul!!" cecar pada putranya yang terlihat diam dan berekspresi datar.Chandra melihat sosok pria muda itu dengan seksama."Putramu??"Johan mengangguk dengan memperkenalkan putranya."Ya, Ferdian Bastian.. pengacara"Ferdian dengan sopan memberi tangan untuk menjabat tangan teman orang tuanya itu.Chandra melihat dengan wajah kagum."Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" ucap Chandra.Johan mendengus pelan."Tidak semua" selanya cepat."Paman Erwin, terserang stoker" jelas Johan pada Ferdian yang hanya mendengar tanpa menjawab."Dan ini akan jadi masalah baru" timpal Chandra menyambung ucapan Johan.Ferdian hanya mengangguk pelan.Namu

    Last Updated : 2021-06-07
  • Love My Second Lead   Part 12

    Malam harinya Maya berdiri di balkon kamarnya dengan tatapan nanar. Ucapan Paman Johan sudah membuat gelisah."Seharusnya, kamu berpikir sebelum memutuskan semua ini, karena pada akhirnya New-A akan jatuh jika kamu tidak berpikir matang.. dan Erwin, pasti akan sangat sedih jika mendengar hal buruk terjadi pada New-A" ucap Paman Johan dengan serius."Apa yang harus aku lakukan??" gumam Maya bertanya pada diri sendiri.Ia pun mulai mengingat-ingat teman-teman yang bisa ia minta tolong."Reno Barack?? atau Aldi Bakri??" gumamnya lagi dengan mengingat-ingat, namun nyatanya tak satu pun bisa ia pegang."Atau?? Sausan Holmen?" sebutnya lagi."Ck?" decak Maya yang kian pusing, ia merasa jika pikiran kini buntu."Mereka pasti tidak mau, ah.. New-A.. New-A?? apa yang harus kita lakukan??" rutu Maya dengan memijit-mijit kepalanya yang seakan ia rasa berdenyut sakit.Tak lama terdengar suara deringan telfon masuk. Maya pun bergerak untuk

    Last Updated : 2021-06-07
  • Love My Second Lead   Part 13

    Maya berdiam diri dikamar selama hampir dua hari. Ia berpikir keras cara untuk dapat membayar finalty pada Star Tomo.Ia membaca ulang berkas perjanjian kerja dengan Star Tomo. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke kantor pengacara Johan B. Bastian.Ia ingin minta pendapat Paman Johan. Dan ia sangat berharap jika Paman Johan bisa memberikan sedikit solusi pada dirinya.Ia menelfon Marcel untuk menangani sementara waktu kantor dengan berbagai rapat yang sangatlah penting.Namun sebelum ia pergi kekantor pengacara tenar itu, Maya terlebih dahulu berkunjung kerumah sakit untuk menjenguk sang Papa tercinta.Dan saat ia menjenguk sang Papa, tanpa terduga ia mendengar pembicaraan sang dokter dengan sang Mama.Jika saraf pada batang otak belakang Papanya koyak sehingga suatu hal yang mustahil bagi Papa Erwin dapat kembali seperti sediakala.Berita yang cukup berat untuk di terima oleh Mama Marwah, ia benar-benar syok mendengar penjela

    Last Updated : 2021-06-07
  • Love My Second Lead   Part 14

    Keesokan paginya.Rapat pemegang saham tahunan pun di gelar. Hari ini adalah keputusan akhirnya yang harus di ambil.Marcel dan Maya sudah memikirkan hal terburuk jika para pemegang saham akan hengkak dari perusahaan New-A.Debat segit pun terjadi, Marcel angkat bicara sebagai wakil Direktur. Ia mencoba menarik simpati para tertua di New-A untuk mendukungnya.Namun pihak Zinus keberatan karena latar belakang pendidikan Marcel tidak sejalan dengan bisnis.Gebrina bersikeras memberi ide baru jika mereka memberi jalan untuk New-A marjer di bawah naungan Star Tomo.Beberapa pihak sudah mulai memilih jalan voting sebagai hasil akhir.Marjer atau hengkang??.Maya benar-benar dibuat pusing dengan semua ide ini. New-A benar-benar di ujung tanduk.Dan Gebrina dengan senyum percaya diri akan memenangkan pertarungan akhir ini.Marcel kehilangan simpatik para petinggi pemegang saham, tak terkecuali Paman Johan yang juga

    Last Updated : 2021-06-09
  • Love My Second Lead   Part 15

    Kini Maya berada di kamarnya, ia pulang lebih cepat dari biasa demi untuk menyambut sang Papa tercinta.Papa Erwin akhirnya kembali kerumah setelah hampir 3 bulan berada di rumah sakti. Walau kondisinya tak begitu baik.Maya mendorong kursi roda sang Papa, dan terlihat Marcel menemani sang Mama yang terlihat kelelahan."Selamat kembali pah" seru Maya pelan.Perlahan ia berbalik untuk bisa turun di hadapan sang Papa."Pah, berjanji lah untuk selalu semangat menjalani terapi, Papa pasti bisa berjalan lagi, Maya yakin dan percaya Papa pasti bisa lewati ini" ucap Maya memberikan suport positif untuk sang Papa.Mama Marwah mendekat dan ikut membelai lembut pundak suaminya yang terlihat kaku."Kita akan suport dan semangatin Papa selalu" ucap sang istri dengan penuh sayang dan ia menjatuhkan satu kecupan di punca kepala sang suami.Dan malam harinya syukuran kecil pun di buat untuk menambah semangat bagi Papa. Tante Safa

    Last Updated : 2021-06-09
  • Love My Second Lead   Part 16

    Waktu berjalan, dan Maya tak menyia-yiakan waktu yang masih ia punya sebelum peresmian Star Tomo dan New-A.Kini ia duduk di ruang kerja pengacara Ferdian Bastian seorang diri. Maya sengaja memilih untuk menunggu pria itu. Setidaknya itu adalah sebagai penilaian Ferdian bahwa ia benar-benar serius.Namun sampai menjelang sore hari. Sosok Ferdian Bastian tak kunjung tampak. Maya pulang dengan wajah kecewa dan tangan kosong.Hal itu terus terjadi hingga hampir 1 minggu lebih.Hingga satu ketika saat seluruh karyawan kantor Bastian telah pulang. Maya masih mencoba untuk menunggu pengacara Ferdian hingga sore hari.Dan karena kelelahan, tanpa di sadari Maya tertidur di sofa ruangan itu dengan menopang keningnya.Tak lama, perlahan terdengar langkah derap kaki yang kian mendekat masuk ke dalam ruangan kerja itu.Namun betapa kagetnya Ferdian ketika melihat sosok wanita yang terlihat tertidur tengan di sofa tersebut."Sejak kapan??"

    Last Updated : 2021-06-11
  • Love My Second Lead   Part 17

    Terlihat Maya tengah termenung di kamarnya.Ia akhrinya pulang dengan tangan kosong, harapan terakhir benar-benar gagal. Ferdian Bastian memang benar-benar pria yang susah di mengerti apa lagi di takluk kan."Tante Lusya??" ucap Maya mengulang nama wanita yang membuatnya penasaran."Apa mas Ferdian suka tipe Tante-tante??" gumamnya lagi dengan berpikir."Huuufft, dunia oh dunia.. makin hari makin banyak saja orang berselera aneh" decak Maya dengan mengelengkan kepala.Mata Maya terpejam sesaat, rasa lelah dan stres mulai menghinggapi dirinya. Ia tak bisa membayangkan jika Dimas akan menguasai Star Tomo.Ini benar-benar mimpi buruk, ia tak bisa membayangkan jika Dimas Anggara akan menjadi suaminya. Akan jadi seperti apa rumah tangga dengan suami yang suka main perempuan.Maya menghela nafas pelan."Tuhan, kuatkan aku.." bisik Maya pasrah.🍃🍃🍃Di lain tempat, Master duduk di satu sofa mewah. Ia di jamu dengan sanga

    Last Updated : 2021-06-17

Latest chapter

  • Love My Second Lead   Part 38

    Maya mengeliat manja pada tempat yang terasa nyaman ia peluk."Nyamannya.. dan ada detak jantung" gumam batin Maya dalam dunia mimpi.Hening, ia kian mendengar jelas detak jantung yang membuatnya harus segera sadar.Kedua mata Maya terbuka dengan terkaget melihat dirinya memeluk tubuh sang suami yang terlihat tidur dengan lelapnya."Aaaaaaaa" jerit Maya yang histeris. Lalu ia cepat-cepat menjauh dari tubuh Ferdian yang terlihat terusik dengan jeritan histeris Maya."Ada apa??" seru Ferdian dengan berusaha benar-benar sadar.Maya terlihat kelabakan meraba tubuhnya sendiri. Lalu menatap wajah Ferdian yang baru saja bangun dengan terpaksa."Ma-s?? ki-ta?? ki-ta??" ucap Maya terbatah-batah mencoba mencerna situasi macam apa pagi ini."Apa?? kita kenapa??" tanya Ferdian kesal karena terbangun dengan kegaduhan."Mas harus jelasin, kenapa Maya sampai ada di ranjang ini?" tuntut Maya dengan wajah gusar."Kan kau sendiri y

  • Love My Second Lead   Part 37

    "Mulai detik ini, aku umumkan jika New-A akan berganti menjadi New-Dragon.. dengan Direktur pelaksanaan Zarulita Maya" ucap Ferdian lantang saat itu.Dan ucapan itu kian terngiang di benak Maya. Kini Maya berada di ruang Direktur utama. Ia termenung menatap kursi Direktur yang kosong.Tak lama terdengar suara pintu di ketuk, lamunan Maya buyar.Tok..tok..Ceklek...pintu ruang Direktur terbuka.Akhirnya sang pahlawan itu datang. Maya pun berbalik untuk menyambut suaminya itu. Namun ketika ia berbalik, tatapan terpaku ketika melihat sang kembaran lah yang masuk."Marcel?"Senyum dari wajah sang kembaran terlihat jelas."Selamat kembaran ku, kau akhirnya bisa mengakhiri perang ini" ucap dengan berjalan lalu seketika memeluk tubuh Maya.Maya hanya bisa menerima tanpa menolak. Ia menikmati pelukan saudara kandungnya itu.Pelukan itu tererai, Marcel menatap wajah kembarnya."Kalau begitu, aku akan kembali k

  • Love My Second Lead   Part 36

    Keesokan paginya.Tidur lelap Ferdian pun terusik ketika mendengar suara guyuran air shower dari ruang wadrobe.Perlahan ia pun bangun dari tidurnya lalu terduduk dengan menoleh pada ruang wadrobe."Apa dia mandi sepagi ini lagi??" seru Ferdian sembari merenggangkan tubuhnya dan menatap sofa tempat tidur Maya yang kini kosong.Lalu sekilas ia melihat di sisi tempat tidurnya terlah tersusun bantal-bantal dengan rapi.Ferdian pun berdecak sehingga terlihat senyum simpul dari wajahnya. Ternyata ia benar-benar tertidur dengan lelap sampai tak menyadari jika wanita itu bangun lebih awal dan merapikan bantal seperti perintahnya tadi malam.Sekilas ia mengingat ucapan Maya."Mungkin mas gak akan faham arti kehadiran orang tua, karena kehilangan mereka itu benar-benar sangat menyakitkan" tutur Maya malam itu.Namun tak lama, lamunan Ferdian bayar ketika mendengar langkah Maya yang baru saja keluar dari ruang wadrobe dengan handuk melil

  • Love My Second Lead   Part 35

    Waktu berjalan cepat hingga jam menunjukkan 12 malam.Maya dan Ferdian berdiri di depan rumah mereka dengan melambaikan tangan pada Papa Johan yang pergi meninggalkan kediaman Bastian."Apa tadi terjadi pertengkaran??" singgung Maya bertanya dengan ekspresi datar dan masih menatap mobil sedan mewah itu pergi meninggalkan halaman rumah.Ferdian hanya diam tak menjawab, lalu tanpa di duga ia pergi meninggalkan Maya sendiri di sana.Maya menoleh dengan wajah bingung."Ckckck.. heran, kok bisa ada orang kayak begini, di tanya gak di jawab.. di diemin malah maen tinggal aja.. manusia gak sih nie orang??" gumam Maya sendiri sembari ikut melangkah di belakang suaminya."Tunggu mas!!" seru Maya dengan sedikit mempercepat langkah kakinya. Namun hal itu malah menimbulkan rasa sakit di bekas jahitan."Akh!!"pekik Maya yang reflek menahan perutnya yang sakit dengan tangan.Hal itu membuat Ferdian mencuri perhatian dirinya yang akhirn

  • Love My Second Lead   Part 34

    Waktu pun berlalu.Kini Maya pun kembali ke kediaman Bastian. Maya berjalan dengan sedikit pelan, walau dokter menyatakan bekas operasi aman. Namun Maya tidak boleh gegabah dalam berjalan agar bekas lem jahit operasi tidak rusak. Dan hal itu di patuhi oleh Maya.Dirumah Bastian pun, Mami Sari menyambut Maya dengan suka cita. Ia memberi perhatian ekstra pada cucu menantunya itu."Lain waktu, kamu harus makan tepat waktu.. kesehatan itu mahal harganya Maya" ceramah Mami Sari panjang lebar.Maya yang hanya bisa tersenyum kecil mendengar ceramah sang nenek."Untuk sementara waktu kamu makan bubur saja, jangan makan yang pedas-pedas dulu.. dan harus banyak makan buah juga sayur" timpal sang nenek menyambung ceramahnya yang kian panjang."Iya mami" sahut Maya patuh sembari berjalan pelan menuju ruang makan.Ferdian pun mengikuti langkah keduanya dari belakang.Dan tanpa terduga, sosok pria paruh baya pun terlihat duduk dengan w

  • Love My Second Lead   Part 33

    Kehadiran sang mama telah membuat sisi manja Maya pun muncul.Maya kembali bersama sang Mama yang membantunya berjalan hingga ke kamar pasien super VIP itu."Syukurlah jika kamu sekarang jauh lebih baik, mama panik sekali ketika mendengar kabar dari suamimu" jelas sang Mama dengan duduk di sisi kiri sang putri.Maya terlihat merasa bersalah ketika mendengar ucapan sang mama."Maaf ya mah, Maya udah buat mama jadi khawatir"Mama Marwah menghela nafas pelan sembari mengenggam jemari sang putri."Mama cuma bisa bersyukur jika saat ini kamu memiliki pendamping hidup, yang sangat menjaga kamu.." ujar sang mama nanar."Dia, pasti suami yang sangat baik" timpal sang mama dengan menoleh pada pintu yang terdapat kaca bening. Sehingga sosok sang menantu yang berada di luar kamar itu terlihat.Maya pun ikut melihat dengan terteguh pada pria yang terlihat serius berbicara dengan handphonenya itu.Lalu mama kembali menatap

  • Love My Second Lead   Part 32

    Hening..Kamar pasien Maya seketika hening, ketika dokter dan perawat itu meninggalkan ruangan kamarnya.Terlihat Maya dan Ferdian melirik dengan wajah canggung.Maya hanya menghela nafas pelan.Ferdian berjalan menuju meja di samping tempat tidur Maya dengan meletakkan plastik bungkusan yang ia bawa tadi.Maya meremas selimut yang ada di tubuhnya."Ehem.." suara grehem Maya yang seolah mencairkan suasana."Sepertinya dokter terlalu berlebihan, kalau cuma belajar jalan mah, kayaknya Maya bisa sendiri" celetuka Maya yakin dengan menyingkirkan selimut dari tubuhnya.Ferdian hanya melihat gerakan Maya yang berusaha untuk bangun dari tidurnya.Dan terlihat jelas jika Maya berusaha bangun dengan ekspresi wajah menahan sakit."Ssst.." desis bibir Maya mengeluarkan suara rintihan samar.Ferdian sudah menduga jika wanita ini hanya bermulut besar dan berlawanan pada kenyataan yang jelas-jelas terlihat jika ia tak sang

  • Love My Second Lead   Part 31

    "MAYA!!" seru Ferdian untuk mencoba menyadarkan istrinya.Namun tak satupun panggil itu menyadarkan sang istri yang terlihat telah hilang kesadarannya.Hingga tanpa pikir panjang Ferdian dengan cepat mengendong tubuh Maya yang terlihat benar-benar tak berdaya.Dan kepanikan Ferdian berhasil membuat seisi rumah Bastian itu panik.Mami Sari sampai tercengangg melihat tubuh Maya berada dalam gendong Ferdian."Apa yang terjadi?? Maya kenapa?" tanya Mami Sari yang panik.Ferdian berjalan cepat menuju garasi mobil tanpa menjawab pertanyaan sang Mami yang mengikuti langkahnya dari belakang."Panggilkan Pak Dendi!! CEPAT!!" hardik Ferdian tanpa melihat pada siapa yang ia suruh.Wajahnya benar-benar di baluti rasa cemas.Tak lama seorang pria tua datang dengan setengah berlari."Cepat bukakan pintu!!" seru Ferdian pada sang Supir.Pak Dendi pun dengan segera membuka kunci mobil otomatis itu. Lalu membuka pintu mobil

  • Love My Second Lead   Part 30

    Waktu pun berlalu dua hari. Dan pertikaian antara Maya dan Ferdian pun terus berlangsung dingin. Keduanya benar-benar menghindar satu sama lain.Maya terus berusaha tanpa pantang menyerah, ia menghabiskan banyak waktu untuk bisa kembali masuk ke dalam perusahaan Dragon.Sungguh ia akan mencoba cara apa pun untuk bisa bertemu kembali dengan Master.Namun sayangnya, Ferdian sudah memerintahkan jika Juan untuk sementara waktu untuk tak masuk ke kantor agar terhindar dari Maya.Dan dari info yang di terima, Maya terus menunggu sosok Master Kw itu hingga sore. Ia benar-benar menunjukkan kegigihannya. Ia membuang segala gengsi untuk bisa bertemu kembali dengan sang Master dengan bertanya pada satu persatu karyawan Dragon tempat tinggal sang Master.Ferdian benar-benar di buat terperangah, ia tak menyangka jika Maya benar-benar nekat. Namun sayang, Ferdian tak sedikit pun bersimpati pada perjuangan Maya.***Di sisi lain, sang Mami ter

DMCA.com Protection Status