Emily masih tak percaya dengan apa yang telah ia terima hari ini. Banyak hal baik dan ia tak tahu apakah akan sanggup mengemban itu semua karena baginya apa yang keluarga McKennel percayakan padanya adalah sebuah beban tanggung jawab dan hutang budi yang tidak akan pernah bisa ia balas sampai kapan pun.“Kau tak perlu menganggap ini sebuah hutang budi, Emily, kami orang tuamu. Apa yang kau terima adalah hakmu dan kami senang melakukannya. Kami telah mempersiapkan lainnya untuk Jason dan Jared, kau tak perlu risau mengenai itu. Oh, dan juga untuk calon cucuku.”Begitulah yang Charles ucapkan beberapa jam lalu. Dan setelahnya, Emily seperti menjadi trending topik di kantor mereka bahkan seantero Eastonville mengerti kisah hidupnya.‘Cinderella dalam versi yang berbeda’, begitu kata mereka.Dan seperti yang sudah ia perkirakan, beberapa pegawai memang menjadikannya bahan pembicaraan. Dari sudut pandang yang baik dan paling buruk. Ia sudah merasakan semua dalam waktu satu hari.Kini, ia s
Emily duduk seorang diri di L’Restaurante, menunggu Alex datang sesuai janji. Sialnya Shila tidak bisa ikut serta dikarenakan ada hal yang mendadak harus ia kerjakan. Terlebih, Shila berpikir kalau Emily pasti membutuhkan waktu untuk berbincang lebih lama hanya berdua dengan Alex.Emily telah menceritakan sedikit mengenai Alex pada Shila dan sahabatnya itu bahkan mendukung Emily untuk kembali membuka hati untuk pria mana pun yang mencintai dan bisa memberi kebahagiaan untuknya.Tentu saja Emily punya pemikiran yang sama, tetapi tidak secepat itu.Hubungannya dan Alex memang terjalin sejak lama, hanya sebatas dua orang yang bersahabat. Meski tak menutup kemungkinan akan berubah menjadi sepasang kekasih atau bahkan yang lebih dari itu, tetapi membayangkannya sehari setelah bercerai rasanya agak tidak pantas.“Kau sudah menunggu lama?” tanya Alex, yang langsung duduk dan memerhatikan wajah Emily yang memberengut. Ia merasa bersalah karena datang terlambat. Namun, ia punya alasan untuk it
Emily mulai menikmati hari-harinya dengan status baru dalam percintaannya. Anggap saja ia kurang beruntung dalam hal ini, tetapi setidaknya, tidak dengan nasibnya dalam karir. Jelas ia sangat beruntung.Kini ia adalah seorang pemilik perusahaan yang bergerak di bidang desain dan konstruksi, sesuai dengan minatnya dalam hal desain dan seni, meski untuk jenjang pendidikan ia menempuh bisnis dan pemasaran kala itu. Namun, tak menyurutkan semangatnya pada hal yang ia sukai.Kini ia tengah duduk di ruangannya, dengan beberapa lembar desain ada di atas meja, tepat di hadapannya. Ia mengamati dari sekian gambar, yang mana paling menarik.“Kau tetap saja bekerja, padahal baru pagi tadi kau meneleponku dan mengeluh kalau kau sedang tidak enak badan.” Shila menggerutu sembari menyiapkan susu hangat untuk Emily. Emily tak segera menjawab omelan sahabatnya melainkan tetap fokus pada pekerjaan yang ada di hadapannya. Ia sedang bersemangat saat ini, jadi ia tak ingin terpaku pada keluhan yang itu
Emily tidak begitu mudah memberi jawaban pada Jared. Tentu saja sebuah penolakan halus yang ia sampaikan atas pertanyaan yang dilontarkan oleh pria itu mengenai hatinya.Baru beberapa hari ia bercerai dari Jason, dan menerima pria lain untuk mengisi ruang kosong di hatinya tentu saja bukan hal mudah. Terlebih perpisahannya dengan Jason dikarenakan permasalahan yang cukup rumit.Emily ingin memberikan kesempatan hatinya untuk menyembuhkan diri terlebih dahulu. Terlebih tanggung jawab besar yang diberikan oleh Charles membuat Emily jadi jauh lebih sibuk dibanding sebelumnya—hal lain yang bisa membuat Emily lupa akan rasa sakit dan patah hatinya.Belum lagi proyek yang akan ia kerjakan sesuai permintaan Jared. Tentu saja, pada akhirnya Emily menerima permintaan pria itu untuk membantunya mengerjakan sebuah gedung sekolah musik untuknya. Ada hal lain yang membuat Emily tertarik untuk mengerjakan proyek ini, Jared menjanjikan pada Emily kalau dirinya bersedia bekerja sama, Emily boleh mem
Emily terpaku seketika mendengar ancaman dan tantangan yang datang dari Jason. Tak biasanya pria itu mau berurusan dengan Emily hingga membuat sebuah challenge yang pastinya mempertaruhkan banyak hal. Meski sudah jelas alasannya, untuk merebut apa yang sudah Charles dan Emma berikan pada Emily, tetapi bukankah Charles sudah mempersiapkan untuk anak-anaknya? Atau jangan-jangan Jason tidak mengetahui tentang itu?Jason memutar tubuhnya dan meninggalkan Emily seorang diri di ruangannya dengan kegamangan yang berdesakan. Memang tidak seharusnya Emily mengambil dan menerima begitu saja apa yang keluarga McKennel berikan padanya. Ia masih bisa mengusahakan banyak hal, tetapi bagaimana caranya menolak jika ini merupakan bentuk kasih sayang dari Charles dan Emma McKennel?Emily membiarkan Jason pergi. Ia tak ingin menghalangi pria itu yang menyebabkan masalah baru. Mengenai tantangan yang datang darinya, Emily tak mau terlalu memikirkan itu, karena nanti hanya akan membuat fokusnya terpecah.
Emily menghambur ke arah Alex yang tersungkur dan menatap pria yang dengan sembarangan melakukan kekerasan di tempat umum, tanpa alasan.Ia tidak menyangka pria itu terus menghantui hari-hari Emily hingga terus membuat kekacauan.Baru kemarin ancaman itu dialamatkan padanya, dan hari ini Jason mulai berulah seolah dirinya punya hak atas kehidupan Emily. Padahal tidak sama sekali.Sejak Emily menanda tangani lembar perceraian itu, ia sudah memutuskan untuk tidak lagi berurusan dengan Jason, dalam hal apa pun. Bahkan mengenai pekerjaan, ia sudah meminta Charles untuk memindahkannya ke gedung yang berbeda. Ia tahu benar seperti apa perangai Jason, maka menjauh sejauh-jauhnya adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan.Meski tak yakin pria itu akan mengejarnya, karena pastilah kehidupannya bersama Tamara sudah sangat bahagia, tetapi tetap saja, ia tak akan sanggup jika masih terus melihat pria itu dari jarak dekat. Jika seperti itu, akan semakin sulit untuk menyembuhkan patah hatinya.Dan ki
Emily melipat kakinya, menikmati udara segar dengan pemandangan menghijau di hadapannya. Tak ada seorang pun yang tahu di mana keberadaannya, tetapi setidaknya ia sudah mengabari Shila bahwa ia akan baik-baik saja.Seorang wanita dengan seragam rapi berwarna abu-abu muda, datang membawa sebuah nampan berisi makanan untuk Emily. Emily membalas dengan ucapan terima kasih dan senyum di wajahnya. Ia sudah lupa kapan terakhir kali menikmati kesendirian seperti ini. Mungkin nanti kalau ia sudah bosan, ia akan mengajak Shila untuk datang dan menemaninya.Namun, untuk saat ini, lebih baik ia menikmati kesendirian. Tak lama, hanya sampai pikirannya lebih tenang dan bisa berpikir jernih.Dan setelah seharian menikmati kesendirian di pulau yang jauh dari negaranya, tepatnya di sebuah negara dengan penduduk yang ramah, serta salah satu pulau terindah di dunia—Bali—Emily mulai merasa bosan.Ia kemudian menekan nomor di ponselnya dan mendengar pekik penuh rasa kesal dari sahabatnya di seberang.“DI
Charles mengepalkan tangan setelah menggebrak meja yang ada di hadapannya. Berita yang ia dengar cukup mengejutkan, tetapi ia tahu bahwa semua ini tak akan terjadi tanpa alasan.Putri angkatnya tidak mungkin meninggalkan tanggung jawab begitu saja tanpa keterangan. Dan ia yakin pasti ada alasan di balik itu semua. Itu sebabnya ia mendatangi Shila tepat setelah ia mendengar dari salah satu pegawai bahwa Emily tidak masuk untuk bekerja dan beberapa pria berpakaian serba hitam terus mengawasi kantornya.“Aku tak percaya Emily tidak mengatakan apa pun padamu, Nona Andreas.” Charles terus mencecar Shila dengan berbagai pertanyaan dan keraguan.Mulanya Shila memang tidak tahu-menahu mengenai kepergian Emily yang begitu mendadak, tetapi kemudian ia menebak kalau wanita itu kini sedang berada di pulau Bali. Namun, tak mungkin Shila mengatakan pada pria paruh baya yang merupakan bos besar Kennel’z Industry tersebut.“Nona Andreas, katakan sesuatu! Ini bisa gawat karena pesta penyerahan akan di