Beranda / Urban / Lost You in the Melody / BAB 1 ~ BLUESTONE

Share

Lost You in the Melody
Lost You in the Melody
Penulis: FA Jasmine

BAB 1 ~ BLUESTONE

Penulis: FA Jasmine
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-14 15:26:03

Sedari kecil, Keira suka bermain piano. Ia dan kakaknya sering belajar bersama di rumah dan di sebuah toko jual beli alat musik dekat rumahnya, toko Bluestone milik paman Noir. Kakaknya sangat pandai bermain piano saat itu. Namun, sekarang tidak mungkin karena piano yang berada dirumah telah dihancurkan dan dibuang oleh ayahnya ketika ia masih kecil. Tidak banyak yang Keira ingat, yang dia ingat hanyalah amarah ayahnya yang menggebu-gebu melarang mereka untuk bermain piano lagi. Pun kakaknya yang kini sudah tidak berada dirumah.

Seperti biasa, hari ini Keira ada kelas di kampusnya. Ia harus mulai bersiap dan berangkat ke sana. Waktu tempuh menuju kampusnya hanya 15 menit dengan berjalan kaki.  

Setelah Keira sampai di kampus, ia langsung menuju kelasnya dan menempati tempat duduknya. Sekitar lima menit lagi kelasnya akan dimulai. Ruang kelas pun sudah penuh.

“Selamat pagi..” ucap dosen yang tiba-tiba masuk, dan kelaspun dimulai seperti biasa.

Sekarang ini merupakan tahun kedua Keira berada di kampus itu. Sangat menyenangkan baginya menempuh studi disana, meskipun banyak badai dan rintangan yang harus ia lewati sendirian. Keira memang sudah terbiasa melakukan segalanya sendirian, karena memang tidak ada satupun orang yang bisa ia andalkan.

Hari ini kelas keira berakhir dengan lancar. Ia diberi tugas mengaransemen sebuah lagu untuk ujian semester, yang akan diadakan tiga bulan lagi. Tapi disamping hal itu, ia sedikit lega karena lagu yg dipilih oleh dosennya untuk diaransemen adalah lagu yang tidak asing baginya. Canon. Canon adalah salah satu lagu klasik yang sangat terkenal. Lagu tersebut adalah lagu yang paling sering ia mainkan sejak kecil. Banyak memori yang terkandung di dalamnya.

Selesai kuliah, Keira pergi ke tempat paman Noir. Ia bergegas kesana karena bekerja paruh waktu. Meskipun kehidupan Keira sangat amat tercukupi, ia tetap bekerja untuk menghabiskan waktu diluar rumah. Ia sangat benci dengan suasana rumahnya yang sepi serta kedua orangtua yang tidak pernah peduli padanya. Sebisa mungkin ia hanya pulang saat ingin tidur dan mengambil barang saja. Sebenarnya dahulu paman Noir tidak menyetujui rencana Keira yang ingin bekerja paruh waktu ditempatnya, karena paman Noir sangat paham seberapa banyak beban pikiran maupun beban tugas-tugas dari kampus yang harus Keira tanggung. Paman Noir akan senang jika Keira hanya bermain dan melakukan hal apapun di tempatnya, seperti kebiasaannya dari dulu. Namun, Keira tetaplah Keira. Ia selalu keras kepala ingin membantu paman Noir yang bahkan hanya mampu menggaji Keira dengan nominal yang sangat kecil. Namun, memang bukan itu yang Keira cari. Ia hanya ingin membantu paman Noir dan juga ingin menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah saja. Dan akhirnya, paman Noir menyerah lalu membiarkan Keira melakukan hal yang ia mau.

Hari ini hujan gerimis, untung saja Keira membawa payung lipat ditasnya. Ia mulai berjalan dengan sedikit cepat diatas jalanan yang licin namun hati-hati. Saat hampir tiba di toko tersebut, Keira melihat nenek tua penjual buah disebelah toko paman Noir sedang kesusahan mengumpulkan buah tomat yang berserakan di depannya. Sepertinya, keranjang buah tomat tersebut telah terjatuh. Dengan segera Keira melipat payungnya yang basah dan membantu nenek tua tersebut.

“Keira bantu ya nek,” ijin Keira sesaat sebelum ia mulai memungut tomat tersebut.

Saat itu juga nenek langsung berkata, “Terimakasih, kei.” sambil tetap mengambil buah tomat yg berada di bawah.

“Sama-sama nenek madu yang manis legit…” ucap Keira sambil tertawa lebar.

“Kau ini tidak pernah berubah,” ujar nenek madu melihat tingkah Keira.

Dibawah hujan gerimis Keira mengambil beberapa buah yang terlempar agak jauh dari posisi keranjang.

Saat Keira mengambil tomat-tomat tersebut, ada seorang pria yang keluar dari toko paman Noir. Pria itu tinggi dengan memakai kemeja bewarna coklat garis-garis hitam dan memakai topi hitam, sehingga matanya tidak begitu terlihat. Bagian lengannya setengah terlipat. Celana bahan bewarna hitam dan sepatu tali bewarna coklat senada dengan bajunya. Saat ia berjalan keluar dan hendak pergi dari toko paman Noir dengan sedikit kesal, pria itu tak sengaja menginjak dua buah tomat yang ada di depan Keira dengan kaki kanan dan kirinya secara beruntun.

“Apakah aku perlu meminjamkan mataku agar kau bisa melihat dengan jelas? Lihatlah apa yang kau lakukan!!!” semprot Keira dengan nada tertahan agar nenek madu tidak mendengar kegaduhan yang sedang terjadi.

Pria tersebut terlihat masih berkutat dengan dengan sepatunya yang terondai cairan tomat dengan sedikit ampas yang menempel. Ia menarik napas lelah karena selain kesialan yang terjadi pada sepatunya, sepertinya ia akan menghadapi amarah gadis yang ada dihadapannya ini.

“Heii!!!” gertak Keira sekali lagi.

“Ma’afkan aku, aku tidak sengaja. Aku sedang buru-buru tadi sehingga tak sadar menginjak tomat milikmu,” kata pria itu dengan sedikit mendongak agar dapat melihat gadis didepannya ini karena tertutup oleh topi miliknya.

Saat baru saja akan terlihat wajah gadis didepannya, Keira langsung membungkuk dan kembali memunguti tomat-tomat yang berserakan di bawah sambil berkata,

“Terserah kau saja! Minggir! Aku akan mengambil tomat-tomat yang ada di sekitarmu. Kau menghalangiku!”

kekesalan pria itu sedikit teralihkan dengan tingkah dan sifat Keira. Tingkahnya mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang dahulu pernah memakaikan plaster luka pada siku dan lututnya, karena jatuh tersandung balok mainan yang terbuat dari plastik yang ia susun sendiri untuk membuat sebuah benteng-bentengan waktu kecil.

Tapi tak lama pria tersebut langsung pergi dari tempat tragedi  tomat itu, karena telah diusir dengan galak oleh Keira. 

Akhirnya, selesailah pertarungan Keira dan nenek madu dengan para tomat nakal tersebut. Mereka berdua mengangkat keranjang berisi tomat kedalam toko buah nenek madu untuk segera dibersihkan dan disortir lagi.

“Bagaimana kabar Rega, kakakmu kei?” tanya nenek madu.

Air muka Keira berubah seketika dan terlihat ada sedikit kesedihan didalamnya.

“Seperti biasa nek, tak pernah ada kemajuan dari dulu. Masih di tempat yang sama,” kata Keira dengan matanya mengawang ke arah gedung rumah sakit besar di pusat kota yang dapat terlihat dari tempat ia berdiri saat ini.

Keira selalu merindukan sosok kakaknya yang seperti dahulu. Sosok yang selalu menjaga dan membantunya disetiap saat. Yang bisa membuatnya merasa menjadi seseorang yang sangat berharga. Namun apalah dayanya kini, giliran Keira yang menjaga kakaknya. Serta membuatnya merasa menjadi orang yang sangat berharga. Karena memang kakaknya sedang sangat membutuhkan Keira disaat seperti ini.

“Ya.. Kini giliranku,” ucap Keira lirih sambil terus menatap gedung rumah sakit tersebut.

Percakapan yang berlangsung singkat tersebut berakhir dengan kalimat pamit dari Keira untuk masuk ke toko Bluestone dan mulai bekerja.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Lost You in the Melody   BAB 2 ~ GREEN HILL

    Keira membuka pintu toko Bluestone yang saat membukanya berbunyi “Tiing..”, karena ada sebuah lonceng kecil yang tergantung di atas pintu. Ia masuk kedalam toko dan langsung menyapa paman Noir. “Selamat sore paman Noir yang paling tampan sejagat alam ghaib serta makhluk-makhluknya!” teriak Keira sambil nyengir kuda. “Astaga Keira, kau kejam sekali mengatai orang tua renta ini dengan sebutan macam itu. Kau ini mau paman sentil retina matanya?” balas paman. “Astaga paman, mohon ampuun… Keira masih ingin melihat wajah tampan jodoh Keira dimasa depan kelak,” ceplos Keira pada paman Noir kesayangannya ini. Paman Noir memang sudah seperti keluarga bagi keira. Sedari kecil paman Noir lah tempat Keira dan kakanya bernaung dari rumahnya. Ia sering sekali mengajari Keira dan kakaknya bermain piano dan juga mengajarkan banyak sekali kebaikan. Mungkin karena pama Noir hidup sendiri sehingga pada saat pertama kali Keira datang bermain kesana paman Noir tampak sang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Lost You in the Melody   BAB 3 ~ PERSETUJUAN

    Pagi hari di akhir pekan ini Keira sudah bersiap untuk pergi ke toko paman Noir. Namun, karena sepagi itu toko belum dibuka, maka Keira pergi ke tempat kakaknya terlebih dahulu. Jika dihari-hari biasa dia pasti datang saat setelah selesai bekerja, namun diakhir pekan Keira datang pagi-pagi sekali untuk bertemu kakaknya. Saat perjalanan menuju rumah sakit di pusat kota yang lumayan dekat dengan rumah Keira, ia menyempatkan untuk membeli bunga di toko bunga langganannya dekat rumah sakit. Toko tersebut memang sudah buka sedari subuh, dan tutup di jam yang sangat larut. Sehingga Keira selalu dapat membeli bunga disana ketika akan menemui kakaknya. Namun, kebiasaan Keira hanya membeli sebatang bunga saja. Yaitu sebatang bunga krisan bewarna ungu. “Permisi!” sapa Keira pada sang penjual yang tampak sedang merangkai beberapa bunga di meja depan toko. “Ahh, seperti biasa nona?” tanya wanita penjual bunga tersebut karena telah hafal dengan apa yang selalu Keira beli

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • Lost You in the Melody   BAB 4 ~ DAY 1

    Hari ini adalah hari pertama Keira akan pergi berlatih untuk kontes di yayasan Green Hill. Pagi tadi, paman Moza menghubungi Keira dan memberitahu bahwa orang suruhannya akan menjemput Keira di halte dekat toko pukul enam sore nanti. Halte yang dimaksud memang sangat dekat dengan toko Bluestone, hanya berjarak empat bangunan saja. Halte tersebut berada tepat di depan toko buku yang cukup besar di kota ini. Setelah selesai kuliah, Keira langsung menuju ke toko seperti biasa. Sore ini, ia ingin mulai menyicil untuk mengerjakan tugas mengaransemen lagunya di tempat paman Noir sambil menunggu waktu saat orang yang akan menjemputnya datang. Keira mulai mencoba lagu "Canon" pada bait awal, lalu ia mencoba menekan beberapa tuts untuk sedikit diganti dan ditambah pada barisan melodinya. Beberapa kali ia mengulang bait awal karena dirasa masih belum tepat dan selaras. Kertas partitur Keira pun mulai banyak coretan di barisan paling atasnya. Ia benar-benar ingin membuat aranse

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • Lost You in the Melody   BAB 5 ~ PERTEMUAN

    “Paman, kita mau ke mana? Sepertinya sedari tadi kita berjalan tapi tak kunjung sampai, seberapa jauh lagi tempat tujuan kita?” tanya Keira gelisah. “Kita akan ke asrama anak-anak, kei. Letaknya memang di bagian belakang dari bangunan ini. Kita akan pergi berlatih di sana. Sebenarnya, seharusnya kau memang tidak turun dari parkiran depan tadi, akan tetapi melalui jalan memutar lewat gerbang belakang. Namun karena kakek Jo membawa barang-barang untuk persiapan kontes maka kakek Jo harus menaruhnya di aula utama yang berada di samping perpustakaan yang kita lewati tadi. Disanalah sanalah tempat kita akan mengadakan kontes besok,” ujar paman Moza menjelaskan pada Keira. “Ahh jadi begitu, paman. Aku sempat khawatir kita akan tersesat di tempat sebesar ini karena tak kunjung sampai, dan juga tempat ini kenapa terlihat sangat sepi sekali paman?” “Hahahaha.. tidak mungkin lah, Kei. Aku saja sudah hampir dua puluh tahun mengurus tempat ini, tidak mungkin kita tersesa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Lost You in the Melody   BAB 6 ~ RIVER FLOWS IN YOU

    “Apakah aku perlu meminjamkan mataku agar kau dapat melihat dengan jelas? Lihatlah apa yang kau lakukan!” teriak Keira karena sedikit kaget dan menahan panasnya kopi yang mengenai tangan serta kakinya. Pria itu juga terlihat sangat kaget, lantas langsung menarik tangan Keira menuju kamar mandi untuk membantunya segera menyiram luka dari panasnya kopi yang ia bawa tadi sambil berkata, “Maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja. Sekali lagi maafkan aku” Keira tak menjawab, ia masih sibuk menyingkap lengan bajunya agar kulitnya segera tersiram dengan air mengalir di kamar mandi. Wajah pria itu tampak khawatir, dengan hati-hati ia membantu Keira untuk menyiram kulitnya dibagian yang terkena kopi dengan air. Untung saja jari-jari Keira selamat, tak terluka sama sekali. Hanya sedikit punggung tangan serta bagian lengannya saja. Bagian kakinya hanya sedikit sekali yang terkena hingga tidak menimbulkan luka berarti. Tiba-tiba paman Moza datan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • Lost You in the Melody   BAB 7 ~ ANGEL'S LOVE

    Paman Moza yang sedari tadi duduk mengawasi latihan mereka bangkit menghampiri. “Hari ini sudah cukup bagus. Kalian hanya harus menguatkan permainan masing-masing dahulu, lalu nanti tinggal menggabungkan dan menyelaraskan permainan kalian saja. Untuk hari ini mari kita akhiri dahulu,” ujar paman Moza dengan senyuman yang menandakan cukup puas akan latihan hari ini. “Baik, paman..” jawab Keira dan Ellish bersamaan. “Permainan mu bagus sekali, Ell. Kau dapat dengan cepat beradaptasi denganku, aku saja cukup kesulitan tadi. Tapi kau malah terlihat sangat rileks dan santai.” “Dulu aku memang sudah terbiasa berkolaborasi dengan paman Moza. Tapi permainan mu tadi juga tidak buruk, kak..” kata Ellish. “Keira, kau ikutlah makan malam bersama kami sekalian di sini. Kau pasti juga lapar karena belum makan malam, kan?” ajak paman Moza pada Keira. “Baiklah, paman. Terimakasih,” ucap Keira yang memang belum makan malam dan merasa bahwa cacing

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22
  • Lost You in the Melody   BAB 8 ~ YESTERDAY

    “Sudah? Mari.. akan segera ku antar kau pulang. Ini sudah larut,” ajak Sean lalu berjalan mendekati Keira dengan gaya sok kerennya. “Iya.. sebentar,” ucap Keira sambil turun dari ranjang anak-anak dengan sangat perlahan, agar mereka tidak terbangun karena pergerakan Keira. Mereka berjalan bersama, keluar dari asrama menuju ke parkiran belakang. Untuk pergi ke tempat itu mereka harus melewati sebuah lorong yang sedikit gelap, mungkin karena lampunya ada beberapa yang mati karena rusak. Di yayasan itu di setiap sisinya selalu terang, hanya bagian itu saja yang tergelap. Saat mereka sudah keluar dari bangunan, tempat itupun juga minim penerangan. Entah mengapa, di tempat seperti ini malah banyak lampu yang rusak. Di sekitar parkiran itu terdapat banyak sekali pepohonan yang mengitari, dan juga semak-semak yang sedikit rimbun. Tepat sebelum mereka memasuki area parkiran, tiba-tiba ada suara seperti pergerakan seseorang di balik semak-semak dekat mereka. M

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Lost You in the Melody   BAB 9 ~ GADIS TOMAT

    Mereka tiba di rumah sakit. Keira menuruni motor sambil membuka helm yang dipakainya tadi lalu memberikannya pada Sean. “Terimakasih banyak karena telah mengantarkanku sampai ke sini dengan selamat.” “Sama-sama gadis tomat. Tapi omong-omong suaramu tadi lumayan,” kata Sean sambil menggantungkan helm yang diberikan Keira tadi ke jok bagian depan. “Kau tidak perlu meledekku seperti itu, aku bisa sadar diri kok. Dan ya, untuk sebutan gadis tomat itu, lumayan lucu. Aku hampir saja tertawa lagi karena kau hari ini,” kata Keira dengan ekspresi yang entah, sangat sulit diartikan oleh Sean. “Aku serius, suaramu sama sekali tidak buruk. Dan lagu tadi,.. apa judulnya?” tanya Sean yang penasaran karena merasa seperti pernah mendengarnya sebelumnya. “Terima kasih, judul lagunya Yesterday-The Beatles. Aku pergi dulu,” jawab Keira dengan tersenyum tipis sebelum akhirnya benar-benar melangkah pergi. Keira berjalan masuk menuju dalam rumah sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25

Bab terbaru

  • Lost You in the Melody   BAB 29 ~ KOSONG

    “Terkutuklah, kau, Setan sialan!” teriak Keira sambil memejamkan mata.“Enak saja setan, dokter tampan seperti ini tidak pantas di sama-samakan dengan setan manapun. Ternyata kau ini juga penakut rupanya,” ujar sang pelaku yang membuat jantung Keira hampir terpental dari asalnya ini.Keira langsung menyadarkan diri, lalu melihat siapa pria di hadapannya saat ini. Dan setelah mengenalinya Keira mulai menarik napas jengah, sambil menampakkan muka yang sangat datar.“Sepertinya aku tidak salah, tuh. Kau kan memang manusia berperilaku seperti setan, mengageti orang seperti itu. Itulah pekerjaan setan, dan kau melakukannya dengan sangat baik.”Astaga, Keira berusaha setengah mati menahan rasa malunya dan berusaha mengalihkan pembicaraan saat ini. Mengingat tingkahnya yang ketakutan tadi, ia benar-benar menyesal sempat bercerita horror dengan Rega sebelumnya. Karena hal itulah ia jadi merasa lebih was-was terhadap sekitarnya,

  • Lost You in the Melody   BAB 28 ~ MEMORI KOSONG

    “Kau mengaku saja!” seru Noel dengan nada santai, namun penuh selidik. “Itu tadi kekasihmu yang waktu itu kan?” lanjutnya sambil tersenyum menggoda menatap Keira yang telah duduk di mejanya kini. Keira pun hanya memutar bola matanya malas. Pria satu ini sepertinya memang sangat kurang kegiatan, hingga memiliki banyak waktu luang untuk mengganggunya saat ini. “Paman Noir, kenapa Paman membiarkan orang aneh ini masuk, sih?” tanya Keira kesal. “Aku kira dia temanmu, Kei. Katanya dulu dia juga sering bermain denganmu,” ucap Paman Noir sambil fokus menatap layar komputer di depannya. Seperti biasa, Paman Noir pasti sedang memainkan permainan katak Zuma kesukaannya. “Tidak, dia bukan temanku,” jawab Keira acuh, sambil memutar bola matanya malas. Paman Noir hanya terkekeh mendengarnya, ia berpikir bahwa mungkin Keira dan Sean sedang bertengkar saat ini. “Paman, apakah Paman ingat dulu aku suka bermain di depan toko ini juga? Bahkan ak

  • Lost You in the Melody   BAB 27 ~ TOKO GITAR

    “Matamu sangat indah. Jadi, aku ingin melihatnya dari dekat seperti ini... Sebentar saja,” ujar Noel sambil memajukan mukanya dan terus menatap mata Keira dalam-dalam.Sangking terkejutnya dengan perlakuan Noel tersebut, Keira hanya bisa terdiam tanpa melakukan apapun. Ia hanya bisa sedikit melebarkan matanya dengan degupan jantung yang tidak karuan karena semua yang terjadi terlalu tiba-tiba.Namun, dengan waktu yang sangat singkat mata Noel dengan mudah dapat mengunci pandangan milik Keira. Disaat yang bersamaan pun Keira ikut tenggelam di dalam mata Noel yang tampak sangat dalam itu. Rasanya terlalu dalam hingga hatinya ingin ikut terbawa, di sisi lain juga ada ketakutan jika ia akan terjatuh terlalu dalam dan sulit untuk keluar dari dasar sana.Hingga beberapa detik berlalu. Angin pun berhembus mengarah ke dataran muka milik Keira yang membuat anak-anak rambutnya ikut tersampir oleh gelombang angin yang lembut, serta membawa sebuah aroma khas mas

  • Lost You in the Melody   BAB 26 ~ ABI TAMPAN

    “Halo, Noel! Ada apa?”“..........”“Ah, iya..”“..........”“Baiklah..”“.........”“Iya, sampai jumpa besok!”Panggilan terputus.Setelah panggilan berakhir, Keira pun menaruh ponselnya kembali ke tempat asalnya lalu kembali berbaring dan memejamkan mata. Baru saja ia memejamkan matanya, lagi-lagi dering ponselnya berbunyi nyaring. Dan entah mengapa kini rasanya dering tersebut semakin terdengar menyebalkan saja, sebab Keira benar-benar sudah hampir terlelap tadi. Tapi, ada saja yang membuatnya memaksakan kedua matanya untuk terbuka secara mendadak.Keira duduk dengan perasaan fustasi, ia mengambil poselnya dengan tidak santai. Ia sekilas melihat layar ponsel, yang ternyata nama Sean lah yang terpampang di sana dan membuatnya sangat kesal. Dengan terpaksa, ia menekan tombol hijau dan mengerahkan benda pipih i

  • Lost You in the Melody   BAB 25 ~ PENEPATAN JANJI

    “Apa?!” tanya Keira sewot.“Sudah, ikut saja. Aku jamin kau akan merasa sangat senang nanti,” jawab Sean sambil memberikan salah satu helm nya.“Tidak, pergilah!” cetus Keira sambil melipat tanganya di depan dada.Sean menghembuskan napas sambil berpikir bagaimana cara untuk membujuk gadis pemarah di depannya ini.“Ayolah..”“Tidak!” gertak Keira lalu berbalik pergi meninggalkan Sean menuju halte di depan sana.Sean tak tinggal diam, ia sedang dalam mode pantang menyerah saat ini. Ia turun dari motor dan memarkirkannya sembarangan lalu mengekor pada Keira.“Kalau begitu aku akan terus mengikutimu seperti ini,” ancam Sean.Ia terus mengekori Keira dengan banyak tingkah. Ia mengikutinya dengan keadaan masih mengenakan helm. Kelakuannya tersebut sampai membuat Keira malu, karena beberapa orang di halte menatap mereka dengan tatapan yang sedikit aneh.Ke

  • Lost You in the Melody   BAB 24 ~ AKHIRNYA

    Ia terlihat berdiri dengan tatapan yang sangat sulit diartikan, sangat aneh, dan terlihat seperti tengah bersedih.“Apakah Sean menangis?” batin Keira sambil mengerutkan dahi.Ia berjalan mendekati Sean dengan langkah cepat dan raut yang khawatir. Ia takut, mungkin saja saat ini Sean sedang kerasukan hantu Noni Belanda yang tengah bersedih ria.Sedangkan di sisi yang berlawanan, Sean terus menatap Keira yang kini tengah berjalan ke arahnya. Keira, dengan gaun indah serta rambut panjangnya yang terurai itu menunjukkan raut khawatir.Sean menghembuskan napas yang semakin memberat sejak beberapa waktu terakhir, banyak sekali penyesalan yang harus ia tanggung sendirian selama bertahun-tahun ini. Namun disaat yang bersamaan, ada kelegaan di hatinya. Usaha pencariannya kini telah menemui akhir, dan sama sekali tidak terduga.Beberapa bulan terakhir memang terasa makin sulit bagi Sean, ia terus terpikirkan oleh rasa bersalahnya t

  • Lost You in the Melody   BAB 23 ~ FINAL DAY

    Keira...Untuk pertama kalinya kini dengan berani menunjukkan diri di depan banyaknya pasang mata. Menunjukkan hal yang paling ia sukai, serta hal yang paling berharga dalam hidupnyamusik.Kakinya perlahan melangkah menaiki tangga kecil untuk segera mencapai tengah panggung di depan sana. Suara langkah kakinya yang memakai flat shoes putih polos itu beradu dengan riuhnya tepuk tangan dari para penonton.Mendadak suasana terasa semakin semu, seperti berada di dunia yang lain. Sebuah dunia baru yang tampak penuh dengan ribuan debaran. Detak jantung yang begitu terasa asing bagi Keira, namun kini ia sangat menyukainya. Waktu pun terasa memberat untuk bergulir maju, hingga memberi kesempatan padanya untuk bisa bernapas sangat panjang.Hingga sampai tepat berada di samping piano atas panggung, dua manusia yang telah siap menampilkan kumpulan melodi indah ini pun sedikit membungkuk untuk memberi salam pada ratusan pasang mata di depan sana.

  • Lost You in the Melody   BAB 22 ~ D-DAY II

    Sementara itu, paman Moza dan Sean mengurus acara di aula depan sana. Mereka mengawasi tata panggung serta menyambut para tamu yang baru datang. Seringkali berbincang, menyapa, serta beberapa kali sedikit membungkuk untuk menyapa tamu lain yang baru saja hadir.Aula yayasan tersebut pun telah disulap menjadi sebuah tempat yang sangat indah. Hiasan-hiasan yang tidak terlalu kekanak-kanakan, akan tetapi tetap terlihat meriah. Panggungnya pun didirikan sedemikian rupa hingga tampak seperti panggung-panggung teater di gedung-gedung teater besar di pusat kota. Sangat mengesankan.Suasana di sana sudah sangat ramai oleh tamu. Juga, paman Noir yang telah datang dan menempati kursinya yang terletak tepat di depan panggung.Setelah jam menunukkan pukul sepuluh tepat, paman Moza dan Sean pun menghentikan kegiatannya lalu pergi ke tempat duduk masing-masing karena acara akan segera dimulai. Semua urusan tatanan acara, bahkan MC, telah disiapkan oleh para staff

  • Lost You in the Melody   BAB 21 ~ D-DAY

    Hari ini, Keira bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan diri sebelum pentas. Kemarin setelah bertemu dengan kakaknya, ia langsung pulang ke rumah dan beristirahat sepanjang hari agar hari ini tubuhnya bisa kembali pulih dan sehat bugar.Benar saja, berkat kemauannya yang besar agar dapat segera pulih serta obat dan vitamin pemberian Sean kemarin membuatnya lebih cepat melalui masa pemulihan. Hari ini rasanya segar sekali, Keira sangat besyukur dengan hal itu.Keira tidak menyiapkan terlalu banyak hal, karena paman Moza tadi malam mengabari bahwa semuanya akan disiapkan oleh yayasan. Termasuk baju, riasan dan lain-lain. Ia lagi-lagi hanya perlu menyiapkan keadaan diri sendiri dan juga mental yang siap saja. Namun, khusus untuk kali ini Keira meminta paman Moza agar tidak perlu menyuruh siapapun menjemputnya. Karena ia berencana untuk mengunjungi kakaknya di rumah sakit terlebih dahulu dan ingin lebih menikmati perjalanannya saja. Ia ingin bert

DMCA.com Protection Status