***
"Eh kak, lo itu nggak pantes buat Rey! Yang pantes buat Rey itu, cuma gue! Dan satu hal lagi, Rey itu nggak pernah cinta sama, lo!" ucap seorang gadis yang tak lain adalah Tina, adik angkat Acha.
Mendengar perkataan dari sang adik, Acha pun bertanya, "A- apa maksud lo?" suaranya terdengar bergetar, membuat Tina tersenyum miring.
"Lo itu emang bener-bener bodoh ya, kak! Lo tau nggak? selama ini gue sama Rey yang udah ngerencanain semua ini." begitulah ucap sang Adik yang sontak membuat Acha kembali angkat suara.
"Enggak mungkin! Lo pasti bohong, kan?"
"Ha ha ha ha, lo itu emang bener-bener bodoh ya, Cha! Lo pikir gue bakal bener-bener cinta, sama lo?" kini Rey ikut angkat bicara, tak lupa juga memasang raut wajah mengejek.
Melihat respon Rey yang sangat mengejutkan, Acha pun bertanya dengan suara tertahan, "Rey, apa maksudnya ini? sebenarnya apa mau lo? "
"He cewek bodoh! Sekarang gue bakal kasih tau lo yang sebenarnya. Dengar baik-baik! Gue pacaran sama lo, karena gue mau ambil hak gue kembali." jawab Rey penuh penekanan.
Bingung dengan jawaban Rey, Acha kembali melontarkan pertanyaan, walau suaranya sedikit bergetar, "Hak lo? Emangnya gue pernah ngambil hak lo? jawab gue Rey!"
"Bukan lo! Tapi bokap lo, yang udah bikin keluarga gue bangkrut dan dia juga udah beli semua aset keluarga gue. Asal lo tau ya, hidup gue selama ini susah gara gara bokap lo!" jawab Rey sambil menunjuk Acha, suaranya pun terdengar meninggi.
Dengan modal nyali yang hanya sebiji jagung, Acha pun kembali berkata, "Terus apa hubungannya sama gue? Ouh, apa ini berhubungan sama keluarga lo yang ketahuan korupsi itu?"
Mendengar perkataan Acha, Rey dibuat naik pitam. "Diam! tutup mulut lo! Keluarga gue nggak salah. Kalo bokap lo nggak ngungkap rahasia keluarga gue, pasti ini nggak bakal terjadi!" setelah berkata demikian, Rey tertawa miring. "Dan satu hal lagi, lo kan udah tanda tanganin aset keluarga lo yang mana di sana tertera kalo semua aset keluarga lo beralih tangan ke gue. Jadi gue udah gak butuh lo lagi, sekarang gue pengen lo mati!" lanjutnya kemudian.
Terkejut! Itulah yang Acha rasakan sekarang, ia begitu tak menyangka pada akhirnya ia di khianati oleh ke dua orang yang amat ia sayangi.
"Kalian jahat! Gue selama ini udah ngebantuin kalian, tapi apa balasan kalian?" begitulah teriak Acha sebelum akhirnya berlari pergi.
"Heh, lo mau ke mana? jangan kabur lo! Awas aja sampe kabur!" teriak Rey dan Tina bersamaan.
"Rey, kita harus kejar dia. " ujar Tina yang langsung disetujui oleh Rey. Dan mereka pun langsung bergegas mengejar Acha.
Sedangkan Acha sendiri, terus berlari tanpa menghiraukan teriakan Rey juga Tina, "Gue harus cepet kabur, jangan sampe mereka nangkep gue." begitulah batin Acha di sela larinya.
Akan tetapi, nasib baik sepertinya tidak berpihak pada Acha ,sebab pada saat berlari ia tidak sengaja menabrak tiang listrik. Hingga kepalanya terbentur dan mengeluarkan banyak darah.
Brukk
"Bunyi apa itu? " gumam Tina.
Kemudian ia melihat kearah tiang yang tak jauh dari sana, pandangannya menangkap sesuatu yang familiar menurutnya.
"Rey itu kayaknya kak Acha deh." ujarnya kemudian.
"Iya bener kayaknya. Ayok kita samperin, semoga aja dia udah mati. " balas Rey tanpa merasa bersalah.
Mereka bergegas mendekat ke sisi Acha, kemudian memeriksa keadaan Acha.
Beberapa saat kemudian, mereka tersenyum bersamaan.
"Sekarang dia udah sekarat dan kalo kita tinggal di tempat sepi kayak gini pasti dia bakal cepat mati. Jadi kita gak perlu ngotorin tangan kita lagi." ungkap Rey.
Sedangkan Tina tersenyum miring mendengarnya, "Yaudah sekarang kita pergi aja, pumpung nggak ada orang." usulnya kemudian, dan langsung di setujui oleh Rey.
Akhirnya mereka pergi dan meninggalkan tubuh Acha tergeletak mengenaskan di jalanan yang sepi itu.
***
Di sisi lain, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan seorang gadis menjadi korbannya, dan gadis itu dinyatakan koma setelah menjalani pemeriksaan. Pada waktu bersamaan, ada seseorang yang membawa tubuh Acha yang keadaannya sekarat ke rumah sakit yang sama.
Dan kebetulan Acha dirawat di ruangan yang sama dengan gadis yang tadi menjadi korban kecelakaan. Lalu tanpa sepengetahuan siapapun, arwah dari gadis itu keluar dari tubuhnya dan merasuk kedalam tubuh Acha, ntah akan ada takdir apa lagi selanjutnya dengan kehidupan Acha.
***Disebuah ruangan bernuansa serba putih, terlihatlah seorang gadis yang sedang mengerjapkan matanya.Ia adalah Acha yang baru terbangun setelah 3 hari tidak sadarkan diri."Dimana ini?" gumam Acha sambil melihat sekeliling, "kalo di liat-liat kayaknya ini ruang rawat, deh."Acha kemudian memegang kepalanya kala merasakan sakit yang amat dibagian itu. "Tstt, kepala gue sakit banget."Beberapa saat kemudian rasa sakitnya pun kian mereda. Tiba-tiba terlintas sebuah pertanyaan di benaknya. "Em, kira-kira siapa ya, yang bawa gue ke sini? huft, pikir ntar aja deh. Sekarang gue fokus buat keluar dari sini." Setelahnya ia kemudian beranjak dari tidurnya.Langakahnya terus berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang cukup sepi, hingga kini langkahnya pun terhenti didepan tempat administrasi."Permisi, maaf saya mau tanya," ucap Acha dengan sopan."Iya nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya sang Reseptionis ramah.
***Pukul 17.00 di Cafe starlight, terlihat di pojok ruangan dua orang pemuda sedang berbincang-bincang."Gue udah coba cari tahu, tapi semua buktinya mengarah ke dua pemilik perusahaan yang ada di berkas ini. Lo bisa lihat sendiri di berkas yang gue bawa," tutur seorang pemuda sambil menyodorkan berkas yang dimaksud.Tanpa berfikir lama, pemuda yang berada diseberang meja langsung mengambil berkas itu. kemudian ia langsung membacanya.Ia terlihat sedang berfikir dengan salah satu nama perusahaan yang berada di dalam berkas itu. "Kayaknya gue tau deh Nan, siapa yang bisa bantu gue," katanya."Gimana Lio? lo udah dapet petunjuk?" tanya pemuda yang berada diseberang mejanya, sebut saja namanya ialah Nanda."Kayaknya si udah, tapi masih kemungkinan aja," jawab pemuda yang di panggil Lio itu."Yaudah thank ya, lo udah mau bantu gue. Dan kalo lo dapet info lagi, lo langsung hubungin gue aja," ujarnya kemudian."San
***Flashback on.Saat itu ayah Acha berada di Bandara yang terletak di negara singapura. Ia ingin kembali ke Indonesia karena perjalanan bisnisnya telah usai.Namun pada saat ia menunggu pesawat tiba-tiba ada orang yang membawanya pergi ke tempat sepi. Rupanya orang yang membawanya adalah anak buah Rey yang kala itu ditugaskan oleh Rey untuk menculik Ayah Acha.Secara tiba-tiba Rey menghampirinya lalu berkata, "Putri kesayanganmu telah tewas ditanganku serta Tina. Dan sekarang giliran dirimu!"Setelah berkata demikian Rey lantas menembak Johan, dan Johan pun kemudian jatuh tersungkur tak sadarkan diri. Rey mengira Johan telah tewas. Namun takdir berkata lain, karena setelah kepergian Rey, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menolongnya dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat.Flashback off."Oh jadi ini semua ulah Rey. Dasar bajingan! Tunggu pembalasan gue Rey!" batin Acha bersungguh-s
*** Bug. Sebuah tinjuan berhasil mendarat di pipi pemuda yang sedang memaksa Acha. Karena tidak terima di pukul tiba-tiba, pria itu pun membalas. Namun karena tenaganya kurang kuat, pria itu pun kalah. Dan dengan tergesa-gesa Pria itu pergi. "Lo nggak apa-apa, kan?" tanya pemuda yang menolong Acha. "Iya," jawab Acha singkat. "Lo nggak pulang?" tanya pemuda itu lagi. "Gue lagi nunggu taxi," jawab Acha. "Bodoh lo! Jam segini mana ada taxi, ini itu jam istirahat, paling nanti agak maleman baru ada taxi. Sekarang lo bareng gue aja," ujar pemuda yang menolong Acha sambil membukakan pintu mobil. Acha pun akhirnya menurut dengan ajakan pemuda yang menolongnya itu. "Lo kok bisa tau gue ada disini? jangan-jangan lo ngikutin gue ya?" selidik Acha pada sang penolong yang tak lain adalah Lio. "Gausah pede! Gue nggak sengaja aja tadi liat lo waktu lagi di gangguin sama cowok berengsek," sangkal Lio. Padahal
**** Ini sudah hari di mana Acha harus kembali ke Indonesia. Acha sendiri kini tengah makan siang sambil mengotak-ngatik ponselnya. Ia juga tadi telah memesan tiket pesawat online, karena sore nanti ia akan pulang ke negara tercinta yaitu, indonesia. Untuk urusan segala keperluan yang akan Acha bawa telah disiapkan oleh pelayan ayahnya, jadi ia tidak perlu repot-repot mengurusnya. "Cha, makannya yang bener dong! Ini udah jam 14.00, dari tadi gue perhatiin lo makan nggak selesai-selesai deh," tegur Dirra yang sejak tadi merasa jengah akan kegiatan Acha. Tanpa memalingkan wajahnya dari ponsel yang ia pegang, Acha berkata, "Iya, sebentar lagi selesai ini." Dirra pun hanya bisa menghela nafas, namun kemudian ia kembali angkat suara saat sebuah pertanyaan tiba-tiba terlintas di benaknya. "Em, itu si Lio ikut kita balik ke indo nggak?" Acha mendongak, kemudian ia berkata dengan ragu, "Enggak tau juga sih, tapi kaya
**** Ini sudah hari di mana Acha harus kembali ke Indonesia. Acha sendiri kini tengah makan siang sambil mengotak-ngatik ponselnya. Ia juga tadi telah memesan tiket pesawat online, karena sore nanti ia akan pulang ke negara tercinta yaitu, indonesia. Untuk urusan segala keperluan yang akan Acha bawa telah disiapkan oleh pelayan ayahnya, jadi ia tidak perlu repot-repot mengurusnya. "Cha, makannya yang bener dong! Ini udah jam 14.00, dari tadi gue perhatiin lo makan nggak selesai-selesai deh," tegur Dirra yang sejak tadi merasa jengah akan kegiatan Acha. Tanpa memalingkan wajahnya dari ponsel yang ia pegang, Acha berkata, "Iya, sebentar lagi selesai ini." Dirra pun hanya bisa menghela nafas, namun kemudian ia kembali angkat suara saat sebuah pertanyaan tiba-tiba terlintas di benaknya. "Em, itu si Lio ikut kita balik ke indo nggak?" Acha mendongak, kemudian ia berkata dengan ragu, "Enggak tau juga sih, tapi kaya
*** Bug. Sebuah tinjuan berhasil mendarat di pipi pemuda yang sedang memaksa Acha. Karena tidak terima di pukul tiba-tiba, pria itu pun membalas. Namun karena tenaganya kurang kuat, pria itu pun kalah. Dan dengan tergesa-gesa Pria itu pergi. "Lo nggak apa-apa, kan?" tanya pemuda yang menolong Acha. "Iya," jawab Acha singkat. "Lo nggak pulang?" tanya pemuda itu lagi. "Gue lagi nunggu taxi," jawab Acha. "Bodoh lo! Jam segini mana ada taxi, ini itu jam istirahat, paling nanti agak maleman baru ada taxi. Sekarang lo bareng gue aja," ujar pemuda yang menolong Acha sambil membukakan pintu mobil. Acha pun akhirnya menurut dengan ajakan pemuda yang menolongnya itu. "Lo kok bisa tau gue ada disini? jangan-jangan lo ngikutin gue ya?" selidik Acha pada sang penolong yang tak lain adalah Lio. "Gausah pede! Gue nggak sengaja aja tadi liat lo waktu lagi di gangguin sama cowok berengsek," sangkal Lio. Padahal
***Flashback on.Saat itu ayah Acha berada di Bandara yang terletak di negara singapura. Ia ingin kembali ke Indonesia karena perjalanan bisnisnya telah usai.Namun pada saat ia menunggu pesawat tiba-tiba ada orang yang membawanya pergi ke tempat sepi. Rupanya orang yang membawanya adalah anak buah Rey yang kala itu ditugaskan oleh Rey untuk menculik Ayah Acha.Secara tiba-tiba Rey menghampirinya lalu berkata, "Putri kesayanganmu telah tewas ditanganku serta Tina. Dan sekarang giliran dirimu!"Setelah berkata demikian Rey lantas menembak Johan, dan Johan pun kemudian jatuh tersungkur tak sadarkan diri. Rey mengira Johan telah tewas. Namun takdir berkata lain, karena setelah kepergian Rey, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menolongnya dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat.Flashback off."Oh jadi ini semua ulah Rey. Dasar bajingan! Tunggu pembalasan gue Rey!" batin Acha bersungguh-s
***Pukul 17.00 di Cafe starlight, terlihat di pojok ruangan dua orang pemuda sedang berbincang-bincang."Gue udah coba cari tahu, tapi semua buktinya mengarah ke dua pemilik perusahaan yang ada di berkas ini. Lo bisa lihat sendiri di berkas yang gue bawa," tutur seorang pemuda sambil menyodorkan berkas yang dimaksud.Tanpa berfikir lama, pemuda yang berada diseberang meja langsung mengambil berkas itu. kemudian ia langsung membacanya.Ia terlihat sedang berfikir dengan salah satu nama perusahaan yang berada di dalam berkas itu. "Kayaknya gue tau deh Nan, siapa yang bisa bantu gue," katanya."Gimana Lio? lo udah dapet petunjuk?" tanya pemuda yang berada diseberang mejanya, sebut saja namanya ialah Nanda."Kayaknya si udah, tapi masih kemungkinan aja," jawab pemuda yang di panggil Lio itu."Yaudah thank ya, lo udah mau bantu gue. Dan kalo lo dapet info lagi, lo langsung hubungin gue aja," ujarnya kemudian."San
***Disebuah ruangan bernuansa serba putih, terlihatlah seorang gadis yang sedang mengerjapkan matanya.Ia adalah Acha yang baru terbangun setelah 3 hari tidak sadarkan diri."Dimana ini?" gumam Acha sambil melihat sekeliling, "kalo di liat-liat kayaknya ini ruang rawat, deh."Acha kemudian memegang kepalanya kala merasakan sakit yang amat dibagian itu. "Tstt, kepala gue sakit banget."Beberapa saat kemudian rasa sakitnya pun kian mereda. Tiba-tiba terlintas sebuah pertanyaan di benaknya. "Em, kira-kira siapa ya, yang bawa gue ke sini? huft, pikir ntar aja deh. Sekarang gue fokus buat keluar dari sini." Setelahnya ia kemudian beranjak dari tidurnya.Langakahnya terus berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang cukup sepi, hingga kini langkahnya pun terhenti didepan tempat administrasi."Permisi, maaf saya mau tanya," ucap Acha dengan sopan."Iya nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya sang Reseptionis ramah.
***"Eh kak, lo itu nggak pantes buat Rey! Yang pantes buat Rey itu, cuma gue! Dan satu hal lagi, Rey itu nggak pernah cinta sama, lo!" ucap seorang gadis yang tak lain adalah Tina, adik angkat Acha.Mendengar perkataan dari sang adik, Acha pun bertanya, "A- apa maksud lo?" suaranya terdengar bergetar, membuat Tina tersenyum miring."Lo itu emang bener-bener bodoh ya, kak! Lo tau nggak? selama ini gue sama Rey yang udah ngerencanain semua ini." begitulah ucap sang Adik yang sontak membuat Acha kembali angkat suara."Enggak mungkin! Lo pasti bohong, kan?""Ha ha ha ha, lo itu emang bener-bener bodoh ya, Cha! Lo pikir gue bakal bener-bener cinta, sama lo?" kini Rey ikut angkat bicara, tak lupa juga memasang raut wajah mengejek.Melihat respon Rey yang sangat mengejutkan, Acha pun bertanya dengan suara tertahan, "Rey, apa maksudnya ini? sebenarnya apa mau lo? ""He cewek bodoh! Sekarang gue bakal