Suara tepuk tangan bergema bersamaan dengan tarian jenderal Xavier dan Seed pemilihan keluarga yang selesai. Nafas Quinn sedikit terengah namun ada hal lainnya yang membuat senyuman di wajah dinginnya tidak kunjung hilang.Saat kecil ia selalu suka menari. Sejak kecil ia sering melihat sang ayah berdansa sambil tertawa bersama ketika sang ibu tidak sengaja menginjak kakinya. Lalu Quinn kecil akan merajuk dan sang ayahpun mengajaknya untuk menari bersama.Ia terlalu larut dalam kenangan buruk hingga melupakan kenangan indah.Quinn Flos berdiri berdampingan dengan jenderal Xavier, sama-sama memberi penghormatan sebagai bentuk terima kasih sebelum meninggalkan lantai dansa dan berpisah. Xavier menuju teman-temannya, Quinn menuju ke arah temannya."Kau sangat luar biasa Quinn!" Irish menyerahkan segelas minuman berwarna merah kepadanya. Quinn menggeleng, dia tidak minum minuman beralkohol. "Hahaha, aku tidak mengira jenderal Xavier akan mengajakmu berdansa. Plot twist yang tidak terduga!
Nyonya Knox membuka jaket tebal yang ia gunakan, ia mengikat rambutnya dengan tinggi dan berjalan ke tengah arena. Tujuh lawan satu yang berarti mereka semua akan berhadapan dengan sang nyonya Knox untuk mendapatkan batu itu dari tangannya. Meskipun sudah memasuki usia yang tidak muda lagi, nyonya Knox tetap merupakan seorang mantan wakil jenderal di masanya. Dia adalah wanita pertama yang berhasil menjadi second in command, hanya satu tingkat di bawah jenderal pelindung planet. "Ini pertarungan yang tidak adil. Nyonya Knox adalah seorang prajurit, sedangkan kita semua tidak." "Sudah jelas siapa yang akan mendapatkan batu itu." bisik Seed lain yang berdiri tidak jauh darinya. Benar, pertandingan ini hanyalah sebuah formalitas, siapapun tahu jika satu-satunya orang yang sepadan dengan nyonya Knox hanyalah Youna Sarlett. "Aku tidak peduli, aku akan merebut batu itu asalkan pemilihan menyebalkan ini segera berakhir." tanpa aba-aba, Irish bergegas menyerang sang nyonya. Ia menjadi Seed
Di saat gadis lain fokus untuk mengalahkan sang nyonya rumah, Quinn memutar otak memikirkan cara merebut batu dari wanita yang lebih tua. Tujuan utama adalah mengambil Black Hole, bukan mengalahkan seseorang seperti nyonya Knox yang hampir tidak tertandingi di masa lalu. Ia bukan orang bodoh yang akan membiarkan dirinya dipukul habis-habisan.Perasaan asing namun familiar itu sekali lagi ia rasakan. Sebuah perasaan yang sama dengan perasaan yang ia rasakan ketika berdansa bersama jenderal Xavier kemarin malam. Sebuah perasaan nostalgia yang ia rindukan.Bergerak bebas di arena, menerjang ke arah lawan tanpa ampun dan mendapatkan kemenangan dengan hati puas.Bersamaan dengan nafasnya yang terengah dan memburu, Quinn menatap batu hitam gelap ditangannya, tidak habis pikir jika dirinya masih bisa melakukan hal yang sama seperti masa lalu. Seluruh anggota tubuhnya, otot-ototnya masih mengingat itu semua dengan jelas, ia bahkan tidak perlu banyak berpikir, membiarkan angin membawanya berge
Tiga orang di dalam ruangan yang sama, hanya dua dari mereka yang mengerti pembicaraan yang sedang dilakukan. Seperti yang Quinn tebak, nyonya Knox bahkan tidak terkejut, hanya kening sang nenek yang berkerut kebingungan. "Apa yang kau bicarakan? Bunga abu-abu apanya?" tanya sang nenek. Sebagai wanita tua yang hanya ingin melihat anak beserta cucunya bahagia, menyaksikan wanita seperti Quinn yang terpilih sudah melebihi harapannya. Namun nona Flos malah menolak keberhasilannya dan menyebutkan tentang bunga abu-abu. "The Flower yang dimiliki oleh nona Flos berwarna abu-abu." jawab sang menantu. Sang nenek yang tahu istri putranya tidak akan bercanda dalam waktu seperti ini terkejut tidak percaya. "Apa itu benar, Quinn?" tanyanya kepada Quinn. Quinn yang ingin menyelesaikan masalah yang ia perbuat mengangkat tangannya untuk menyibak poni yang selalu menutupi Flower miliknya. Dan benar saja, sang nenek sampai tidak bisa berkata-kata. "Aku ingin minta maaf atas apa—" "Kau sudah menge
Quinn terbangun dari mimpi yang sama. Mimpi yang dipenuhi oleh kegelapan dan kolam merah di kakinya. hampir seluruh wajahnya dipenuhi oleh darah termasuk tangannya yang bergetar hebat. Beberapa langkah dari dirinya, Tubuh kedua orangtuanya sudah tergeletak tidak bernyawa. Ia ingin mendekat pada tubuh yang sudah dingin, akan tetapi sesuatu menghalangi langkahnya. Di saat ia melirik ke arah bawah, ia menemukan kakinya tengah menginjak leher seseorang hingga remuk. Seluruh wajahnya basah oleh keringat. Ketakutan yang menghantuinya selama bertahun-tahun bertambah setiap hari. Nafasnya tersengal dan pendek, ia mengambil air yang diberikan kepadanya, meneguknya hingga habis. Ia kemudian menerapkan pengarahan yang telah diajarkan oleh dokter, tarik nafas pelan dan hembuskan secara perlahan sampai ia merasa tenang. Beberapa menit kemudian, nafas memburu Quinn mulai membaik, "apa anda sudah lebih baik, nona?" suara kaku sebuah robot terdengar. "Hmm.." jawab Quinn pelan, secara perlahan memb
Turun dari lantai atas, di lantai dasar rumah keluarga Knox, sudah ramai dengan para tamu undangan. Dibandingkan dengan keluarga bangsawan lainnya, Knox bisa disebut sebagai keluarga yang paling jarang mengadakan pesta. Hanya beberapa kali dalam setahun, itupun terkadang hanya sebuah pesta privat dengan tamu tertentu. Hanya setelah sang jenderal kebanggaan seluruh kerajaan kembali, barulah keluarga bangsawan Knox mengadakan pemilihan— hingga sering mengadakan pesta seperti hari ini. Quinn sudah berganti pakaian, ia pikir tidak baik untuk menolak undangan dari sang nyonya rumah yang sudah ia kecewakan, anggap saja ini untuk menebus rasa bersalahnya kepada keluarga Knox. Ditambah, akan sangat tidak enak dilihat ia keluar pergi membawa barang dihadapan tamu lain. Itu sama saja dengan menjelekkan nama baik. Wanita berambut hitam gelap itu berdiri jauh dari keramaian, ia tidak ingin berinteraksi dengan siapapun yang ia kenal, termasuk Irish maupun Seeli. Pesan antar dirinya dan Irish mas
Ledakan besar tercipta setelah peluru yang ditembakan ke arah mereka bertabrakan dengan selubung yang mengelilingi kediaman keluarga Knox. Suara jeritan bergema dimana-mana, orang-orang menjadi sangat panik dan takut setelah menyaksikan sendiri bagaimana mengerikannya sebuah peluru raksasa ditembakkan ke arah mereka."Semuanya tenang!" Youna Scarlett meminta tamu yang berhamburan untuk tenang, namun tidak ada yang mendengarkannya."Semuanya tenang!" teriakan menggema dari dalam aula, tuan besar Knox berdiri, kembali berteriak hingga semua orang terdiam di tempat. "Tidak ada yang berlari panik. Semuanya diharapkan untuk tenang!" ujarnya. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri jenderal yang dulu melindungi Soul Planet bersuara. Wibawanya tidak pernah hilang."Tidak akan ada yang terluka selama kalian tetap berada di dalam selubung! Tetap berada di dalam selubung, jangan panik dan mengakibatkan orang lain terluka. Banyak anak-anak di sini!" setelah yakin semua tamu mendengarkannya, sang
"Bisakah kau lebih cepat?" "Tuan, jika anda tidak membuat kekacauan di awal, kita sudah di tempat aman sekarang." suara-suara yang terdengar aneh itu semakin dekat ke arah mereka, semua orang menahan nafas, Quinn yang berada di depan berusaha untuk membuat semua orang menjadi tenang. Ketika matanya menatap tajam kepada bangsawan pembuat masalah, tangan kanannya memegangi seorang anak, menahan anak itu agar tidak berteriak. Dari ujung lorong yang dipenuhi dengan warna merah dan hitam bergantian, seekor monster melata mendekat. Seluruh tubuh makhluk itu dipenuhi oleh sisik, ia berjalan dengan empat kaki, lidaknya terjulur, air liurnya menetes di lantai. Mereka seperti bisa mendengar tetesan air liur dari mulut yang terbuka. Seorang anak di tangannya sudah menangis, Quinn memperingatkan semua orang agar tidak berisik. Kling Suara pintu lift yang terbuka mengalahkan detak jantung panik semua orang. Quinn memerintahkan mereka semua untuk segera masuk ke dalam lift. "Tetap tenang." para
Hari itu, cuaca sangat cerah di Soul Planet. Di salah satu kediaman rumah keluarga bangsawan paling berpengaruh di kerajaan Crescere, para nyonya rumah itu tengah asik dengan kegiatan mereka— merangkai bunga. Pagi itu Quinn tidak perlu ke istana, apalagi semalam ia juga menginap di rumah Knox dan berencana untuk kembali ke istana sesudah jam makan siang. Seperti biasa, orang yang sangat senang merangkai bunga adalah ibu mertuanya— nyonya Lian Reigna Knox, sedangkan sang nenek lebih suka duduk meluruskan kakinya seraya menikmati teh hangat hasil racikan Quinn yang lain. Sang nenek tidak pernah berhenti untuk takjub, selalu saja ada inovasi terbaru dari Quinn dalam merangkai tehnya. Tidak ubahnya dengan pagi ini, wajah sang nenek langsung dipenuhi oleh senyuman kepuasan. "Betapa senangnya hari ini, cucu menantuku akhirnya berkunjung dan menghabiskan paginya di sini setelah sekian lama. Ah... maafkan aku Yang Mulia, tentu saja aku masih memperhatikan manner ku karena saat ini kau bukan
"Tidak, aku menolak. Perjalan kali ini aku bisa pergi dengan prajurit Syra atau Lucas dan Oliver, sedangkan untukmu sendiri, aku melarangmu untuk melakukan perjalanan jauh serta melarangmu untuk keluar dari planet ini, jenderal." ruangan itu terasa sangat mencekam dan tegang dari yang mereka duga. Tidak ada yang menyangka jika dua orang ini, baik Yang Mulia Ratu ataupun Jenderal Xavier sama-sama keras kepala. Apa mereka selalu bertengkar seperti ini setiap hari di rumah? Andrian menyenggol bahu saudara kembarnya dengan sikunya, ia memberi kode agar Darian mau angkat bicara dan mengentikan perdebatan mereka berdua yang sudah berlangsung lebih dari lima belas menit. Jika dibiarkan seperti ini, pekerjaan mereka bisa tertunda. "Tetapi Yang Mulia, perjalanan ke luar angkasa adalah perjalanan yang cukup berbahaya, sudah menjadi tugasku untuk melindungi anda sebagai jenderal kerajaan ini. Maka dari itu, anda harus berangkat ke Soul Planet bersama ku." Xavier, yang baru saja terbangun setel
Xavier di rawat di rumah keluarga Knox, selain agar nyonya beserta keluarga sang jenderal bisa mengawasi perkembangan kesehatannya, hal ini juga lebih aman daripada di rawat di rumah sakit umum maupun rumah sakit militer. Tidak ada yang bisa menjamin jika tidak ada yang ingin melukai sang jenderal. Hanya karena Dark Dragon sudah tidak ada, bukan berarti menghilangkan orang yang tidak menyukai mereka. Xavier tetap merupakan jenderal Soul Planet yang memiliki musuh di mana-mana. Sesampainya di depan gerbang rumah keluarga Knox, Zachary langsung bergegas masuk, meninggalkan Quinn yang mengingatkan sang anak dari belakang, "Zach, hati-hati!" ia tahu bahwa putranya tidak anak-anak tiga tahun lagi, Zachary sudah berusia tujuh tahun, dia sudah pergi ke sekolah bersama Shania— putri mendiang Raja Daniel III serta sudah menjadi kakak bagi untuk Freminete Black— putra dari Darian dan Seeli. Mungkin kelak setelah Flower milik putranya mekar, ia akan tetap menganggap Zachary adalah anak kecil.
"Kakek Edmund dan kakek besar pergi begitu saja meninggalkan aku bermain bersama Shania. Dia itu perempuan, dia mengajakku bermain boneka bersamanya." "Zach!" di belakang, Darian tengah berlari mengejar Zachary yang bergelayut di kaki sang ibu. "Yang Mulia! Maaf aku tidak bisa menahan tuan muda Zach yang ingin bertemu dengan anda." Darian nampak terengah-engah, entah dari mana pria itu mengejar Zachary. "Tidak apa. Maaf sudah meerepotkanmu, kepala Darian." Darian mengangguk, sudah lega karena anak tujuh tahun yang super aktif itu bertemu sang ibu dan tidak berlarian ke sana-kemari. Bisa buruk jika ia kehilangan putra dari Yang Mulia ratu! "Kalau begitu, aku pergi dulu." "Ya, silahkan." Setelah Darian pergi, Quinn memberi tatapan penuh tanya kepada sang putra, Zachary yang masih berusia tujuh tahun itu mengembungkan pipinya, mata hitamnya memelas, sedangkan bibirnya maju beberapa senti. "Aku masih tidak terima ibu tidak memperbolehkan ku untuk ikut ke upacara pernikahan bibi Youna
Tepukan tangan bergema di taman yang ada di belakang istana Crecere. Hari ini, halaman belakang itu di hiasi oleh dekorasi yang di dominasi dengan warna putih dan Scarlett sebagai perayaan pernikahan dari seorang dokter di rumah sakit militer dan seorang prajurti wanita yang tergabung dalam pasukan elit Sky Eagle Legion. Youna Scarlett terlihat sangat cantik dalam balutan gaun putihnya, berdiri bersama sang suami di hadapan Sacret Tree yang berdiri kokoh melindungi Soul Planet. Setelah tujuh tahun berlalu, akhirnya Youna memutuskan untuk menerima lamaran dari dokter yang merawatnya ketika di rumah sakit. Sejak penyerangan Dark Dragon tujuh tahun lalu, Youna mendapatkan luka yang cukup serius dan harus di rawat beberapa bulan di rumah sakit. Di sanalah mereka bertemu. Sebenarnya sang dokter sudah lama ingin menikahi Youna, namun wanita itu memerlukan waktu yang lama untuk menata kembali hati dan pikirannya. Berkat ke sabaran sang dokter, akhirnya Youna menerima lamaran itu dan menikah
Ia melihat seluruh kenangan yang tersimpan di dalam Sacret Tree berputar di kepalanya. Di mulai dari pohon kecil di tempat nan gersang, perlahan-lahan tumbuh besar hingga tempat yang tandus berubah menjadi ladang hijau yang subur. Lily of the Valley yang tumbuh mengelilinginya, dan para peri pohon yang hidup dari Sacret Tree. Perlahan-lahan, pohon itu tumbuh semakin besar dan dihuni oleh tumbuhan dan hewan-hewan. Lalu masa ketika para manusia datang, menyentuhkan tangan mereka pada Sacret Tree. Lambat laun, para peri pohon menyambut uluran tangan para manusia, era Soul People pun di mulai. Raja pertama, raja dan ratu selanjutnya. Soul Planet yang semula hanyalah sebuah tempat yang sunyi, perlahan berubah menjadi kota modern yang ramai. Hutan-hutan hijau berganti dengan gedung-gedung tinggi, padang rumput berubah menjadi taman atau rumah-rumah. Semua baik-baik saja hingga Raja Daniel pertama menumpahkan darah saudaranya sendiri, menghilangkan cahaya di setiap daun Sacret Tree yang ber
Quinn membuka matanya yang tertutup dengan rapat, pemandangan di depannya bukan lagi halaman belakang istana yang berantakan, efek dari pertarungan. Ia sekarang berdiri di atas akar raksasa, di kelilingi oleh kolam yang seeprti kaca, memantulkan cahaya. Di depannya, sebuah pohon berdiri dengan kokoh. Betapa cantiknya pohon itu, berwarna perak yang bercahaya berkilauan. Ia terjebak di sebuah tempat yang tidak ia ketahui, ia menatap jauh pada langit di atasnya, namun pandangannya tertutupi oleh daun perak yang seperti menyelimuti seluruh langit. Tidak mengindahkan rasa penasaran yang tengah ia rasakan, Quinn Flos melangkah maju, berjalan di atas akar-akar raksasa perak yang meninggalkan jejak berkilau saat ia lewati. Sangat indah dan mengagumkan. Ia sampai di depan pohon, menatap batangnya yang juga berwarna perak berkilau. Di sekitar pohon itu, tanaman Lily of the Valley mengelilinginya. Quinn ingin mengambil bunga itu, namun ia urungakan dan hanya menyentuhkan ujung jemarinya pada L
Di taman belakang istana Crescere, tempat Sacret Tree tumbuh dan menjadi pusat dari Soul Planet, pertarungan antara dua orang Dark Dragon dan seorang prajurit Sky Eagle Legion beserta Lily of the Valley, pelindung dari Sacret Tree itu sendiri berlangsung sangat sengit dan menegangkan. Musuh mereka tidak mau kalah, belum lagi mereka juga memiliki banyak tipuan di balik lengan baju mereka. Youna tidak segan-degan melemparkan sebuah bom asap ke arah musuh, menyebabkan seluruh asap dimana-mana yang membatasi penglihatan. Di sebelahanya, Quinn dengan peluh yang membasahi pelipisnya, mengusap luka di pipinya, mata terang milik Quinn terlihat sangat dingin, seperti seekor serigala yang kelaparan. Antara merinding dan bingung, Youna harus mengakui jika Quinn yang bersamanya sekarang tidak terlihat seperti Quinn yang terlihat sangat lemah beberapa saat yang lalu. Gerakan wanita itu sangat lincah dan efektif, dengan mudah ia membaca gerakan musuh, menyerang hingga membuat pihak musuh terkejut
Xavier berlari meninggalkan ruangan yang sudah hancur tidak berbentuk karena pertarungan yang terjadi. Ukuran tidak pernah menjadi masalah ketika Xavier berhadapan dengan monter itu. Sulur-sulur panjang Blood Vine terarah ke arahnya, berusaha menangkapnya, akan tetapi dengan sekali ayunan, ia memotong sulur-sulur tanamann itu dengan mudah. Daun yang berjatuhan kemudian menjadi layu dan berubah menjadi genangan darah di lantai. Dinding kaca yang memperlihatkan keadaan di luar anggaksa sana, posisi pesawat induk Dark Dragon sudah menjauhi Soul Planet, jika ledakan besar terjadi, maka tidak akan memberikan dampak buruk pada Soul Planet. Dari markas, Darian hanya perlu menunggu arahan darinya dan mereka bisa menghancurkan pesawat ini sesuai rencana. Satu pedang milik sang jendral berubah menjadi dua bilah pedang, menyerang musuh dari kedua arah. Moster itu memuntahkan cairan lendir yang menghancurakn besi hanya dengan satu semburan kecil. Makhluk ini juga terlihat seperti Lizard dengan