"Bisakah kau lebih cepat?" "Tuan, jika anda tidak membuat kekacauan di awal, kita sudah di tempat aman sekarang." suara-suara yang terdengar aneh itu semakin dekat ke arah mereka, semua orang menahan nafas, Quinn yang berada di depan berusaha untuk membuat semua orang menjadi tenang. Ketika matanya menatap tajam kepada bangsawan pembuat masalah, tangan kanannya memegangi seorang anak, menahan anak itu agar tidak berteriak. Dari ujung lorong yang dipenuhi dengan warna merah dan hitam bergantian, seekor monster melata mendekat. Seluruh tubuh makhluk itu dipenuhi oleh sisik, ia berjalan dengan empat kaki, lidaknya terjulur, air liurnya menetes di lantai. Mereka seperti bisa mendengar tetesan air liur dari mulut yang terbuka. Seorang anak di tangannya sudah menangis, Quinn memperingatkan semua orang agar tidak berisik. Kling Suara pintu lift yang terbuka mengalahkan detak jantung panik semua orang. Quinn memerintahkan mereka semua untuk segera masuk ke dalam lift. "Tetap tenang." para
Tidak ada satupun kata yang bisa menggambarkan perasaannya saat ini selain rasa pusing dan sakit di pundaknya. Tersedot masuk ke dalam lubang hitam adalah pengalaman pertama bagi Quinn, pengalaman pertama yang tidak ingin ia rasakan lagi."Euggghh..." Quinn ingat bahwa dirinya tidak terseret ke dalam lubang itu sendirian, ia bersama jenderal Xavier. Lebih tepatnya dia berusaha menyelamatkan sang jenderal, namun malah ikut tersedot ke dalamnya.Quinn membuka matanya setelah rasa pusing di kepalanya membaik, dengan tangan yang menggenggam erat pada pakaian sang jenderal, ia baru sadar bahwa dirinya berada di atas tubuh jenderal Xavier.Quinn tidak tahu apa yang harus ia lakukan, apalagi setelah melihat luka di pelipis Xavier. Apa dia baik-baik saja?"Apa kau baik-baik saja?" bukan dirinya yang berbicara, melainkan Xavier Knox yang membuka matanya, kedua manik gelap seperti jurang dalam tanpa batas miliknya bertemu dengan manik terang Quinn."Aku baik, bagaimana denganmu?" saat itu Quin
"Kenapa anda lebih suka menggunakan pedang sebagai senjata?" "Nona Flos sangat tidak bisa ditebak, beberapa menit yang lalu kau berbicara informal denganku, sekarang kau kembali berbicara formal." Quinn juga bingung, terkadang ia pikir Xavier adalah jenderal, jadi dia harus sopan. Hanya saja terkadang ia berbicara dengan Xavier sebagai seorang pria biasa, bukan seorang jenderal. "Jika anda merasa terganggu, aku akan berbicara formal." "Tidak perlu, aku sudah menerima itu semua dari semua orang. Apalagi kondisi kita saat ini adalah rekan." Sang jenderal membuka kotak penyimpanannya, "aku punya semua senjata, tetapi yang ini adalah favoritku," ia mengeluarkan sebuah pedang berwarna hitam dari kotak penyimpan. "Pedang ini sangat fleksibel, bisa menjadi panjang atau pendek, atau menjadi dua pisau yang berbeda." Xavier mengeluarkan beberapa pistol dan menyimpannya di balik bajunya. Pria dengan mata segelap malam itu melirik Quinn sekilas dan berjalan ke arahnya, "apa kau bisa menggunakan
Dua tubuh itu terhempas sangat keras di lantai yang keras. Xavier menarik tangan Quinn untuk menghindar dari serangan yang tanpa henti berdatangan dari segala arah. Gerakan Xavier begitu cepat hingga ketika ia berada dalam posisi melindungi Quinn, sang jenderal masih bisa menghindar dan menangkis serangan yang berdatangan dari segala arah. Itu setelah Xavier Knox melempar peledak kecil ke sudut ruangan hingga serangan itu berhenti. Xavier bernafas lega, Quinn yang berada di dalam pelukannya bangun. Wanita yang menjadi salah satu Seed dari keluarga Knox itu masih terlihat cantik walaupun dengan keadaan yang cukup berantakan. "Itu mengagetkanku." Dari pihak Quinn, ia tidak ingat apa yang telah terjadi kepada mereka, yang ia ingat hanyalah Xavier yang berlari ke arahnya, lengan yang melindungi dirinya dan selebihnya adalah rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya setelah terhempas. Baru beberapa jam lalu ia dikejar dan hampir di telan hidup-hidup oleh Lizard, sekarang ratusan serangan me
Selain bisa menahan kekuatan besar, seperti namanya, batu Black Hole juga bisa digunakan untuk menyerap energi maupun hal-hal buruk. Seperti pedang bermata dua, sebuah pedang bisa digunakan untuk membunuh atau untuk menyelamatkan seseorang.Ia bisa menggunakan batu Black Hole yang ada pada dirinya untuk menyerap racun yang sudah menyebar di seluruh tubuh Xavier. Namun untuk melakukan itu, ia juga butuh kekuatan besar untuk mengaktifkan batu hitam itu. Dirinya hanyalah seorang wanita dengan bunga abu-abu. Sangat mustahil baginya bisa mengaktifkan Black Hole, selain itu, orang yang akan ia selamatkan adalah jenderal Xavier yang merupakan seseorang dengan level di kelas S. Bahkan dengan batu Black Hole bersamanya, ia masih tidak akan bisa menyelamatkan pria itu.Jenderal Xavier terbatuk lagi, "aku harus mematikan sistem pesawat ini sebelum meledak." Pria itu mencoba bangkit dengan kondisinya yang sangat buruk. Quinn menatap punggung yang bergerak lunglai ke arah kontrol, ia sendiripun m
Mata terang terbuka, langit-langit putih menyambutnya. Untuk beberapa saat, sepasang manik cerah itu hanya menatap jauh ke atas, kabut transparan seperti menutupi penglihatannya. Setelah berkedip beberapa kali, barulah manik terang itu bisa melihat dengan jelas. Bola matanya bergerak liar, menelusuri ruangan putih di sekitarnya.Ia seperti kembali ke masa lalu, ketika hari-harinya harus ia lewati di dalam ruangan putih. Hari yang berlalu menjadi minggu, dan minggu yang berlalu menjadi bulan, bulan pun berganti menjadi tahun.Wanita pemilih manik cerah itu panik, otaknya meneriakan ia tidak ingin berada di sana, ia harus pergi dan keluar dari ruangan itu. Tidak lagi ingin berada di sana.Ketika ia ingin bangkit, tubuhnya tidak bisa digerakkan, dan tangannya terhubung dengan mesin yang berkedip-kedip di sisi tempat tidur.Kepanikan tidak lagi bisa ia tahan, dengan segera wanita berbunga abu-abu itu melepaskan semua benda yang melekat pada tubuhnya, berusaha untuk pergi dari sana— yang s
"Tidak heran kerajaan sangat takut dengan jenderal Xavier, selain latar belakang keluarganya, Xavier adalah satu-satunya orang yang berani mengancam raja Daniel III secara terang-terangan, ditambah rakyat lebih memihak kepanya." Quinn mendengarkan dari atas tempat tidur, menarik selimutnya untuk menutupi kakinya yang dingin. "Kemiliteran dengan mudah menggulingkan raja dan mengambil alih istana, mengubah sistem Soul Planet dari kerajaan menjadi kemiliteran." Lanjut Yuer. "Kerajaan masih ada untuk mengingat tradisi dan kebudayaan. Keluarga kerajaan sudah ada sejak awal di Soul Planet, mereka menyambut manusia bumi dengan baik, memberi perlindungan dan tempat tinggal, hingga jadilah Soul Planet yang sekarang." menurut catatan yang ia baca, ketika bumi sudah tidak lagi bisa ditempati, banyak manusia bumi yang pergi ke planet lain, banyak dari mereka yang menjelajahi galaxy lain, menemukan planet baru untuk tinggal dan beradaptasi di planet itu. Namun tidak semua planet yang ditemukan
"Jacob Pan," mendapati tamu tidak diundang di kamarnya, tangan pucat milik Quinn menggenggam erat selimutnya di balik selimut. Dari sekian orang yang pernah bertemu dan berinteraksi bersamanya, Jacob Pan menduudki urutan pertama pria yang tidak ingin ia temui, semua itu karena pria ini memiliki niatan tidak baik pada dirinya, dan jacob tidak berniat untuk menyembunyikan itu semua dari Quinn. "Nona Flos, sekarang anda memanggilku tanpa embel-embel 'tuan' atau 'Mr.' seperti biasa, bukankah anda tidak sopan?" Jacob mendekat, asistennya meletakan bunga dan buah di meja sebelah kasurnya, sebelum keluar dari ruangan itu. Kini hanya dirinya dan Jacob yang tersisa. Jacob berhenti di sebelah tempat tidurnya, berdiri menampilkan senyum dan wajah rubahnya yang menjijikan bagi Quinn, menatapnya dengan sensual. Quinn menahan perutnya yang mual. "Atau... apakah nona Flos sedang mencoba memberitahuku bahwa kau memutuskan untuk menjadi istriku?" secar refleks, Quinn memundurkan wajahnya ketika Jac
Hari itu, cuaca sangat cerah di Soul Planet. Di salah satu kediaman rumah keluarga bangsawan paling berpengaruh di kerajaan Crescere, para nyonya rumah itu tengah asik dengan kegiatan mereka— merangkai bunga. Pagi itu Quinn tidak perlu ke istana, apalagi semalam ia juga menginap di rumah Knox dan berencana untuk kembali ke istana sesudah jam makan siang. Seperti biasa, orang yang sangat senang merangkai bunga adalah ibu mertuanya— nyonya Lian Reigna Knox, sedangkan sang nenek lebih suka duduk meluruskan kakinya seraya menikmati teh hangat hasil racikan Quinn yang lain. Sang nenek tidak pernah berhenti untuk takjub, selalu saja ada inovasi terbaru dari Quinn dalam merangkai tehnya. Tidak ubahnya dengan pagi ini, wajah sang nenek langsung dipenuhi oleh senyuman kepuasan. "Betapa senangnya hari ini, cucu menantuku akhirnya berkunjung dan menghabiskan paginya di sini setelah sekian lama. Ah... maafkan aku Yang Mulia, tentu saja aku masih memperhatikan manner ku karena saat ini kau bukan
"Tidak, aku menolak. Perjalan kali ini aku bisa pergi dengan prajurit Syra atau Lucas dan Oliver, sedangkan untukmu sendiri, aku melarangmu untuk melakukan perjalanan jauh serta melarangmu untuk keluar dari planet ini, jenderal." ruangan itu terasa sangat mencekam dan tegang dari yang mereka duga. Tidak ada yang menyangka jika dua orang ini, baik Yang Mulia Ratu ataupun Jenderal Xavier sama-sama keras kepala. Apa mereka selalu bertengkar seperti ini setiap hari di rumah? Andrian menyenggol bahu saudara kembarnya dengan sikunya, ia memberi kode agar Darian mau angkat bicara dan mengentikan perdebatan mereka berdua yang sudah berlangsung lebih dari lima belas menit. Jika dibiarkan seperti ini, pekerjaan mereka bisa tertunda. "Tetapi Yang Mulia, perjalanan ke luar angkasa adalah perjalanan yang cukup berbahaya, sudah menjadi tugasku untuk melindungi anda sebagai jenderal kerajaan ini. Maka dari itu, anda harus berangkat ke Soul Planet bersama ku." Xavier, yang baru saja terbangun setel
Xavier di rawat di rumah keluarga Knox, selain agar nyonya beserta keluarga sang jenderal bisa mengawasi perkembangan kesehatannya, hal ini juga lebih aman daripada di rawat di rumah sakit umum maupun rumah sakit militer. Tidak ada yang bisa menjamin jika tidak ada yang ingin melukai sang jenderal. Hanya karena Dark Dragon sudah tidak ada, bukan berarti menghilangkan orang yang tidak menyukai mereka. Xavier tetap merupakan jenderal Soul Planet yang memiliki musuh di mana-mana. Sesampainya di depan gerbang rumah keluarga Knox, Zachary langsung bergegas masuk, meninggalkan Quinn yang mengingatkan sang anak dari belakang, "Zach, hati-hati!" ia tahu bahwa putranya tidak anak-anak tiga tahun lagi, Zachary sudah berusia tujuh tahun, dia sudah pergi ke sekolah bersama Shania— putri mendiang Raja Daniel III serta sudah menjadi kakak bagi untuk Freminete Black— putra dari Darian dan Seeli. Mungkin kelak setelah Flower milik putranya mekar, ia akan tetap menganggap Zachary adalah anak kecil.
"Kakek Edmund dan kakek besar pergi begitu saja meninggalkan aku bermain bersama Shania. Dia itu perempuan, dia mengajakku bermain boneka bersamanya." "Zach!" di belakang, Darian tengah berlari mengejar Zachary yang bergelayut di kaki sang ibu. "Yang Mulia! Maaf aku tidak bisa menahan tuan muda Zach yang ingin bertemu dengan anda." Darian nampak terengah-engah, entah dari mana pria itu mengejar Zachary. "Tidak apa. Maaf sudah meerepotkanmu, kepala Darian." Darian mengangguk, sudah lega karena anak tujuh tahun yang super aktif itu bertemu sang ibu dan tidak berlarian ke sana-kemari. Bisa buruk jika ia kehilangan putra dari Yang Mulia ratu! "Kalau begitu, aku pergi dulu." "Ya, silahkan." Setelah Darian pergi, Quinn memberi tatapan penuh tanya kepada sang putra, Zachary yang masih berusia tujuh tahun itu mengembungkan pipinya, mata hitamnya memelas, sedangkan bibirnya maju beberapa senti. "Aku masih tidak terima ibu tidak memperbolehkan ku untuk ikut ke upacara pernikahan bibi Youna
Tepukan tangan bergema di taman yang ada di belakang istana Crecere. Hari ini, halaman belakang itu di hiasi oleh dekorasi yang di dominasi dengan warna putih dan Scarlett sebagai perayaan pernikahan dari seorang dokter di rumah sakit militer dan seorang prajurti wanita yang tergabung dalam pasukan elit Sky Eagle Legion. Youna Scarlett terlihat sangat cantik dalam balutan gaun putihnya, berdiri bersama sang suami di hadapan Sacret Tree yang berdiri kokoh melindungi Soul Planet. Setelah tujuh tahun berlalu, akhirnya Youna memutuskan untuk menerima lamaran dari dokter yang merawatnya ketika di rumah sakit. Sejak penyerangan Dark Dragon tujuh tahun lalu, Youna mendapatkan luka yang cukup serius dan harus di rawat beberapa bulan di rumah sakit. Di sanalah mereka bertemu. Sebenarnya sang dokter sudah lama ingin menikahi Youna, namun wanita itu memerlukan waktu yang lama untuk menata kembali hati dan pikirannya. Berkat ke sabaran sang dokter, akhirnya Youna menerima lamaran itu dan menikah
Ia melihat seluruh kenangan yang tersimpan di dalam Sacret Tree berputar di kepalanya. Di mulai dari pohon kecil di tempat nan gersang, perlahan-lahan tumbuh besar hingga tempat yang tandus berubah menjadi ladang hijau yang subur. Lily of the Valley yang tumbuh mengelilinginya, dan para peri pohon yang hidup dari Sacret Tree. Perlahan-lahan, pohon itu tumbuh semakin besar dan dihuni oleh tumbuhan dan hewan-hewan. Lalu masa ketika para manusia datang, menyentuhkan tangan mereka pada Sacret Tree. Lambat laun, para peri pohon menyambut uluran tangan para manusia, era Soul People pun di mulai. Raja pertama, raja dan ratu selanjutnya. Soul Planet yang semula hanyalah sebuah tempat yang sunyi, perlahan berubah menjadi kota modern yang ramai. Hutan-hutan hijau berganti dengan gedung-gedung tinggi, padang rumput berubah menjadi taman atau rumah-rumah. Semua baik-baik saja hingga Raja Daniel pertama menumpahkan darah saudaranya sendiri, menghilangkan cahaya di setiap daun Sacret Tree yang ber
Quinn membuka matanya yang tertutup dengan rapat, pemandangan di depannya bukan lagi halaman belakang istana yang berantakan, efek dari pertarungan. Ia sekarang berdiri di atas akar raksasa, di kelilingi oleh kolam yang seeprti kaca, memantulkan cahaya. Di depannya, sebuah pohon berdiri dengan kokoh. Betapa cantiknya pohon itu, berwarna perak yang bercahaya berkilauan. Ia terjebak di sebuah tempat yang tidak ia ketahui, ia menatap jauh pada langit di atasnya, namun pandangannya tertutupi oleh daun perak yang seperti menyelimuti seluruh langit. Tidak mengindahkan rasa penasaran yang tengah ia rasakan, Quinn Flos melangkah maju, berjalan di atas akar-akar raksasa perak yang meninggalkan jejak berkilau saat ia lewati. Sangat indah dan mengagumkan. Ia sampai di depan pohon, menatap batangnya yang juga berwarna perak berkilau. Di sekitar pohon itu, tanaman Lily of the Valley mengelilinginya. Quinn ingin mengambil bunga itu, namun ia urungakan dan hanya menyentuhkan ujung jemarinya pada L
Di taman belakang istana Crescere, tempat Sacret Tree tumbuh dan menjadi pusat dari Soul Planet, pertarungan antara dua orang Dark Dragon dan seorang prajurit Sky Eagle Legion beserta Lily of the Valley, pelindung dari Sacret Tree itu sendiri berlangsung sangat sengit dan menegangkan. Musuh mereka tidak mau kalah, belum lagi mereka juga memiliki banyak tipuan di balik lengan baju mereka. Youna tidak segan-degan melemparkan sebuah bom asap ke arah musuh, menyebabkan seluruh asap dimana-mana yang membatasi penglihatan. Di sebelahanya, Quinn dengan peluh yang membasahi pelipisnya, mengusap luka di pipinya, mata terang milik Quinn terlihat sangat dingin, seperti seekor serigala yang kelaparan. Antara merinding dan bingung, Youna harus mengakui jika Quinn yang bersamanya sekarang tidak terlihat seperti Quinn yang terlihat sangat lemah beberapa saat yang lalu. Gerakan wanita itu sangat lincah dan efektif, dengan mudah ia membaca gerakan musuh, menyerang hingga membuat pihak musuh terkejut
Xavier berlari meninggalkan ruangan yang sudah hancur tidak berbentuk karena pertarungan yang terjadi. Ukuran tidak pernah menjadi masalah ketika Xavier berhadapan dengan monter itu. Sulur-sulur panjang Blood Vine terarah ke arahnya, berusaha menangkapnya, akan tetapi dengan sekali ayunan, ia memotong sulur-sulur tanamann itu dengan mudah. Daun yang berjatuhan kemudian menjadi layu dan berubah menjadi genangan darah di lantai. Dinding kaca yang memperlihatkan keadaan di luar anggaksa sana, posisi pesawat induk Dark Dragon sudah menjauhi Soul Planet, jika ledakan besar terjadi, maka tidak akan memberikan dampak buruk pada Soul Planet. Dari markas, Darian hanya perlu menunggu arahan darinya dan mereka bisa menghancurkan pesawat ini sesuai rencana. Satu pedang milik sang jendral berubah menjadi dua bilah pedang, menyerang musuh dari kedua arah. Moster itu memuntahkan cairan lendir yang menghancurakn besi hanya dengan satu semburan kecil. Makhluk ini juga terlihat seperti Lizard dengan