Home / Romansa / Life or Not / Bab 37 Masa Lalu

Share

Bab 37 Masa Lalu

Author: Moody Moody
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Waktu terus berjalan sampai tidak terasa sudah satu bulan lamanya Yurian dirawat di rumah saikit jiwa dan dia berada di sebuah ruangan yang merupakan ruang dirinya dirawat. Dengan penampilan yang terlihat lusuh dirinya mencoba untuk tetap waras namun kenyataan malah sebaliknya. Dia sekarang sudah seperti orang lain dimana dia terlihat begitu berbeda walau hanya sekilas. Hana yang menjadi susternya saat itu dan terus mendatanginya untuk melakukan perawatan serta pemberian obat. Melihat Hana yang bekerja kerasa dihadapannya membuat Yurian seketika teringat dimana dirinya dahulu merupakan orang yang seperti itu sehingga dia termenung dalam suasana terkejut sampai Hana menyadari akan hal itu dan bertanya kepada dirinya.

“Yurian. Apa ada yang anda pikirkan?” tanya Hana kepada dirinya dengan tatapan lembut namun penuh arti

“Tidak. Tidak ada apa-apa,” ucap Yurian sambil menggelengkan kepala

“Baiklah kalau begitu. Oh iya jika ada yang ingin

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Life or Not   Bab 38 Sandiwara

    Saat ini Brian sedang berada di dalam ruangan kerjanya dia tengah memikirkan apa yang membuatnya penasaran dengan ucapan dokter Maria sebelumnya. Brian kemudian melihat ke arah jam dinding dan masih menunjukan pukul 3 sore. Tidak lama kemudian dia berencana untuk bertemu dengan dokter Maria yang sekarang berada di ruangannya. Dia kemudian bergerak menuju ke lantai 2 dimana mereka akan bertemu dan begitu sampai di sana dirinya melihat dokter Maria sudah menunggu kedatangannya dengan duduk di kursi ruang kerjanya. Meja di mana banyak sekali tumpukan kertas kemudian dokter Maria menghentikan aktivitasnya begitu Brian datang menemuinya dan mereka berdua akan memulai obrolan yang membuat dirinya penasaran.“Brian. Silahkan duduk,” ucap Maria“Langsung saja ke intinya.”“Baiklah ku harap kau bisa menerima ini dengan baik.”“Terserah saja.”“Yurian bukanlah orang yang waras. Dia semakin ke sini semakin

  • Life or Not   Bab 39 Retak

    Tepat di kediaman Jason. Dirinya sedang meneguk wine sambil duduk dengan santai di kursi ruang kerjanya. Alunan musik klasik membuat suasana di ruangan tersebut terasa elegan. Dia terus menerus menggerakan gelas wine miliknya sebelum kemudian dia meneguknya. Pagi hari yang cukup indah di matanya seakan dia sehabis bermimpi indah. Jason merupakan seorang musisi sebelumnya dirinya sama seperti Yurian yang merupakan seorang pianis. Setelah 3 tahun lamanya dirinya menjadi musisi dan dia sering mengadakan konser di berbagai tempat dan tentunya penggemarnya sudah seperti penggemar selebriti mereka banyak sekali dan bahkan membuat fanbase khusus untuk dirinya yang diberi nama “Jasonius.” Mereka terdiri dari berbagai kalangan usia dan tentunya sangat menyukai dirinya. Bahkan setiap kali dia akan mengadakan konser mereka selalu datang dan mendukungnya bahkan di sebuah forum internet dirinya sempat menjadi trending karena hal itu. Jason memang berasal dari kalangan sendok emas dan

  • Life or Not   Bab 40 End

    Hari ini Brian bekerja seperti biasanya di rumah sakit kota Domino dia sedang melakukan tindakan pemeriksaan fisik kepada pasien pasca operasi. Selama ini dia selalu melakukan pekerjaannya dengan baik sampai dia pulang ke rumahnya. Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore semua orang hari ini menyudahi pekerjaannya dan mereka pulang ke rumah untuk beristirahat. Brian juga demikian dia pulang ke rumahnya yang berada di sebuah apartemen tidak jauh dari pusat kota. Dirinya begitu melihat pemandangan yang sangat indah membuatnya terkesima dalam waktu cepat. Begitu dia sampai di rumahnya dia langsung duduk di sofa sambil memakan ayam goreng yang baru saja dia pesan lewat pesan antar. Hari yang cukup lelah bagi dirinya sehingga dia menikmati dengan santai. Banyak sekali kejadian yang membuat dirinya merasa harus terkuras energinya. Kematian Hana yang merupakan temannya baru ini menyimpan duka mendalam bagi dirinya dan dia masih mengenangnya karena Hana bukan hanya sebagai teman namun dia juga

  • Life or Not   Bab 1 Prolog

    Kehidupan manusia sebagaimana yang terjadi pada dasarnya memang tidak luput dengan tragedi. Banyak yang berpikir dunia ini tidak adil setiap nafas terasa sesak seakan oksigen hampir punah. Namun diriku mencoba terus berjalan beriringan dengan beban yang kupikul disetiap nafasku. Jeritan jiwaku membuat tidak berdaya hari demi hari aku mencoba untuk melewati dan membuatnya menjadi nyata.Namaku Brian McDonnie kini diriku seorang dokter bedah disebuah rumah sakit di kota Beverley. Usiaku hari ini tepat 25 tahun. Diantara semua rekan kerjaku bisa dibilang aku paling muda. Mungkin aku termasuk orang yang beruntung diantara semua orang dalam lingkungan pekerjaanku semua tugas yang diberikan padaku selalu berjalan dengan baik tanpa adanya sedikit pun kesalahan. Bukannnya ini sombong hanya saja kenyataan lah memberikan jawaban.Aku tinggal di apartemen tidak jauh dari tempatku bekerja hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit saja menggunakan mobil. Hidupku bisa terbilang rumit.

  • Life or Not   Bab 2 Awal Mula

    Pagi hari terasa begitu ramai dalam setiap detik nafasku terasa seperti biasanya orang-orang berbincang dan lalu lalang kian kemari dengan dipenuhi kesibukan masing-masing. Ada berbagai rona kehidupan ditengah kota yang tidak pernah sepi. Manusia dengan segala hasratnya membuat suasana kehidupan menjadi semakin berwarna. Tawa terdengar bergeming disetiap sudut jalanan riuh pikuk sudah seperti hal biasa.Hari ini tepat sebelum mulai bekerja tidak lupa aku selalu memesan secangkir kopi di sebuah Cafe bernama Marrianmouse dekat rumah sakit tempatku bekerja. Secangkir kopi hangat menemani diriku di pagi hari yang dingin. Sejenak aku memandangi sekitar rasanya tidak jauh dari biasanya dibalik ketenangan yang terlihat damai tersimpan begitu banyak rahasia.Setelah beranjak dari Cafe tadi tempat aku membeli secangkir kopi waktu sudah menunjukan pukul 08.00 tepat dimana harus memulai bekerja sembari berjalan menuju ruanganku aku disambut seperti biasanya oleh rekanku yang seda

  • Life or Not   Bab 3 Awal Mula bagian 2

    Triiiirrrrttttttttt Triiiiiiiiirrrrrtttttt Triiiiiiiiirrrrrtttttt“Oh Lord,” ucapku dengan keadaan masih mengantuk tanganku memcoba untuk mematikan alarm.Alarm berbunyi tepat berada dekat sekali di samping tempat tidurku dan sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Dengan mata yang masih diselimuti rasa kantuk aku mencoba untuk bangun dari tempat tidurku. Dengan perlahan aku beranjak dari sana dan mematikan alarm yang terus berbunyi. Kemudian aku bergegas menuju kamar mandi.Beberapa waktu pun berlalu dan kini aku sudah berpakaian dengan rapi dan siap untuk dinas pagi di rumah sakit tempatku bekerja. Kali ini aku terlihat sedikit berbeda dari biasanya hanya lebih terlihat modis dengan kemeja yang ku padukan bersama celana hitam biasa namun lebih santai. Tidak lupa aku membawa jas labku sebagai bukti aku seorang dokter. Memang menggelikan aku mengakuinya. Seperti biasanya aku memulai hariku dengan pola hidup sehat tentunya dengan menikmati sarapan pagi da

  • Life or Not   Bab 4 Awal Mula bagian 3

    “Maaf sepertinya aku harus segera pulang sudah malam,” sahut Sera“Bagaimana kalau menginap saja?” ucapku kepada Sera“Tidak, ada pekerjaan yang harus aku kerjakan,”“Baiklah kalau begitu, akan ku antar,”“Iya,” ucap Sera sambil menganggukAku turun ke bawah untuk mengantar Sera pulang. Ku kemudikan mobil yang terparkir di basemen apartemen. Aku tidak banyak bertanya soal apa yang akan dia kerjakan sehingga menolak ajakannku hanya berpikir ini bukan lah hal yang tidak diinginkan. Sesampainya di depan apartemen Sera aku menyuruhnya untuk segera masuk karena malam semakin dingin.“Bye,” ucap Sera“Bye, cepat masuk,” sahutku“Hati-hati di jalan,” ucap Sera lagi sambil melambaikan tanganUntungnya aku tidak terlalu mabuk sehingga bisa mengantar Sera dan mengemudi. Akhirnya suasana kembali hening malam yang penuh bintang menandakan

  • Life or Not   Bab 5 Hariku

    Setelah aku menjemput Sera akhirnya kami sampai di Cafe Milley dan memesan beberapa menu. Kali ini aku memesan steak dan wine begitu juga dengan Sera. Kami menikmati hidangan dengan santai sambil mengobrol hal-hal kecil. Sebenarnya setelah ini aku hendak memberitahukan bahwa aku akan segera dipindahkan tugas. Namun sepertinya waktunya tidak tepat jadi tidak ku ceritakan kepada Sera. Universary kami tinggal menunggu beberapa hari lagi aku bingung apa yang harus ku berikan kepada Sera mengingat banyak sekali barang yang dia suka sudah kuberikan kepadanya. Sepertinya aku harus meminta pendapat temanku yang tau banyak soal perempuan.“Bagaimana makanannya?” tanyaku kepada Sera“Tidak pernah mengecewakan,” jawabnya dengan sedikit tertawa kecilKu tuangkan wine ke dalam gelasnya dan kami bersulang. Meskipun ini siang hari tidak ada salahnya menikmati wine di tengah suasana kencan kami. Melihat makanan yang sudah kami habiskan kini Sera mengajak

Latest chapter

  • Life or Not   Bab 40 End

    Hari ini Brian bekerja seperti biasanya di rumah sakit kota Domino dia sedang melakukan tindakan pemeriksaan fisik kepada pasien pasca operasi. Selama ini dia selalu melakukan pekerjaannya dengan baik sampai dia pulang ke rumahnya. Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore semua orang hari ini menyudahi pekerjaannya dan mereka pulang ke rumah untuk beristirahat. Brian juga demikian dia pulang ke rumahnya yang berada di sebuah apartemen tidak jauh dari pusat kota. Dirinya begitu melihat pemandangan yang sangat indah membuatnya terkesima dalam waktu cepat. Begitu dia sampai di rumahnya dia langsung duduk di sofa sambil memakan ayam goreng yang baru saja dia pesan lewat pesan antar. Hari yang cukup lelah bagi dirinya sehingga dia menikmati dengan santai. Banyak sekali kejadian yang membuat dirinya merasa harus terkuras energinya. Kematian Hana yang merupakan temannya baru ini menyimpan duka mendalam bagi dirinya dan dia masih mengenangnya karena Hana bukan hanya sebagai teman namun dia juga

  • Life or Not   Bab 39 Retak

    Tepat di kediaman Jason. Dirinya sedang meneguk wine sambil duduk dengan santai di kursi ruang kerjanya. Alunan musik klasik membuat suasana di ruangan tersebut terasa elegan. Dia terus menerus menggerakan gelas wine miliknya sebelum kemudian dia meneguknya. Pagi hari yang cukup indah di matanya seakan dia sehabis bermimpi indah. Jason merupakan seorang musisi sebelumnya dirinya sama seperti Yurian yang merupakan seorang pianis. Setelah 3 tahun lamanya dirinya menjadi musisi dan dia sering mengadakan konser di berbagai tempat dan tentunya penggemarnya sudah seperti penggemar selebriti mereka banyak sekali dan bahkan membuat fanbase khusus untuk dirinya yang diberi nama “Jasonius.” Mereka terdiri dari berbagai kalangan usia dan tentunya sangat menyukai dirinya. Bahkan setiap kali dia akan mengadakan konser mereka selalu datang dan mendukungnya bahkan di sebuah forum internet dirinya sempat menjadi trending karena hal itu. Jason memang berasal dari kalangan sendok emas dan

  • Life or Not   Bab 38 Sandiwara

    Saat ini Brian sedang berada di dalam ruangan kerjanya dia tengah memikirkan apa yang membuatnya penasaran dengan ucapan dokter Maria sebelumnya. Brian kemudian melihat ke arah jam dinding dan masih menunjukan pukul 3 sore. Tidak lama kemudian dia berencana untuk bertemu dengan dokter Maria yang sekarang berada di ruangannya. Dia kemudian bergerak menuju ke lantai 2 dimana mereka akan bertemu dan begitu sampai di sana dirinya melihat dokter Maria sudah menunggu kedatangannya dengan duduk di kursi ruang kerjanya. Meja di mana banyak sekali tumpukan kertas kemudian dokter Maria menghentikan aktivitasnya begitu Brian datang menemuinya dan mereka berdua akan memulai obrolan yang membuat dirinya penasaran.“Brian. Silahkan duduk,” ucap Maria“Langsung saja ke intinya.”“Baiklah ku harap kau bisa menerima ini dengan baik.”“Terserah saja.”“Yurian bukanlah orang yang waras. Dia semakin ke sini semakin

  • Life or Not   Bab 37 Masa Lalu

    Waktu terus berjalan sampai tidak terasa sudah satu bulan lamanya Yurian dirawat di rumah saikit jiwa dan dia berada di sebuah ruangan yang merupakan ruang dirinya dirawat. Dengan penampilan yang terlihat lusuh dirinya mencoba untuk tetap waras namun kenyataan malah sebaliknya. Dia sekarang sudah seperti orang lain dimana dia terlihat begitu berbeda walau hanya sekilas. Hana yang menjadi susternya saat itu dan terus mendatanginya untuk melakukan perawatan serta pemberian obat. Melihat Hana yang bekerja kerasa dihadapannya membuat Yurian seketika teringat dimana dirinya dahulu merupakan orang yang seperti itu sehingga dia termenung dalam suasana terkejut sampai Hana menyadari akan hal itu dan bertanya kepada dirinya.“Yurian. Apa ada yang anda pikirkan?” tanya Hana kepada dirinya dengan tatapan lembut namun penuh arti“Tidak. Tidak ada apa-apa,” ucap Yurian sambil menggelengkan kepala“Baiklah kalau begitu. Oh iya jika ada yang ingin

  • Life or Not   Bab 36 Mimpi Buruk

    Di kediaman Yurian 5 tahun yang lalu. Dia sedang berada di dalam kamarnya sambil membaca sebuah buku musik klasik yang dia dapatkan ketika dirinya masih berumur 5 tahun. Ibunya merupakan seorang musisi dia pemain piolin terkenal bernama Julia Antonius semenjak ibunya menikah dengan ayah Yurian dia berganti nama menjadi Julia Frances. Yurian merupakan anak tunggal dari pasangan yang salah satunya musisi dan yang satunya lagi merupakan dokter bedah terkenal di negeri ini namun mereka bedua pindah ke luar negeri begitu Yurian beranjak remaja. Dirinya menjadi seorang yang mandiri sejak saat itu karena harus bertahan hidup sendirian tanpa ada yang mengasuhnya kecuali orang yang menjadi manajernya di masa depan yang tidak lain adalah sekertaris ibunya. Keluarga Yurian cukup harmonis namun begitu ayahnya pulang dari luar negeri seorang diri Yurian merasa ada kekhawatiran dalam dirinya. Saat itu dia masih berumur 15 tahun dan tidak berani menanyakan hal yang terbilang cukup sensitif. Dia me

  • Life or Not   Bab 35 Apa yang Harus Kulakukan?

    Brian dengan sibuk melakukan pekerjaannya tersebut kemudian dia melakukan prosedur operasi kepada pasien dengan bantuan rekan-rekannya. Selama dia melakukan tindakan tersebut dia dengan tenang melakukannya secara hati-hati. Setelah kemudian melanjutkan ke tahap berikutnya dirinya kemudian memotong usus buntu tersebut dan tidak lama kemudian memasukannya ke dalam pipet. Begitu dia selesai melakukan pengangkatan usus buntu itu tidak lama kemudian dia menjahit luka operasinya dengan perlahan sampai akhirnya menutup dengan sempurna. Di bawah lampu operasi dirinya dengan sangat hati-hati menjahit luka tersebut setelahnya dia kemudian membersihkan bekas darah yang berserakan disekitat meja operasi tersebut. Brian kemudian berhasil melakukan prosedur pengangkatan usus buntu.“Akhirnya selesai,” ucap Brian dengan menghela nafas dibalik masker yang dia gunakan“Tidak buruk juga.”“Akan ku bersihkan sisanya. Langsung saja bawa pasien ke ruang

  • Life or Not   Bab 34 Meminta Bantuan

    Pembicaraan mereka berdua berlangsung lama. Brian seketika terdiam sambil memikirkan seseuatu yang terdengar familliar. Hana yang melihat Brian terkejut seperti itu membuat dirinya merasa heran. Brian kemudian meneguk wine di gelasnya dan dia masih terlihat begitu memikirkan sesuatu. Tanpa bertanya cukup banyak Hana kemudian melanjutkan makannya dan dalam pikirannya dia masih bertanya-tanya dengan apa yang terjadi kepada Brian seolah dirinya merasakan sesuatu yang aneh dan terkesan penasaran. Selama ini dirinya memang tertarik kepada Brian hanya saja dia tidak dapat mengungkapkannya kerena berbagai alasan. Dia dengan senang sekarang berada bersamanya namun semua itu tidak membuat dirinya merasa cukup dan ingin tahu lebih dalam.“Apa terjadi sesuatu dok?” tanya Hana kepada Brian“Ada sesuatu yang ingin ku pastikan.”“Memastikan apa?”“Apa kau bisa membantuku?” ucap Brian kepada Hana dengan tatapan meyakinkan.

  • Life or Not   Bab 33 Dejavu

    Tepat di hari konser amal Yurian yang diadakan disebuah gedung opera di kota Domino. Banyak orang yang sudah berkumpul untuk meyaksikan konser tersebut. Mereka semua sangat antusias dan bahkan sudah dari pagi berada di tempat itu. Sambil menunggu acara di mulai mereka mengantri dan begitu masuk ke dalam gedung teater ternyata kursi di sana sudah di isi oleh beberapa orang. Brian yang hari ini datang ke lokasi dirinya melihat orang-orang yang berkumpul untuk menghadiri acara tersebut denga sangat senang. Brian kemudian mengantri seperti mereka dan begitu giliran dirinya dia langsung masuk ke gedung. Tepat di dalam gedung dia langsung duduk di kursi penonton bagian tengah. Ini merupakan pengalaman pertamanya di usia segini menghadiri acara musik. Orang-orang yang berada di kursi penonton mereka semua terlihat begitu gembira dan lagi ada banyak anak-anak yang datang ke tempat ini. Tidak lama kemudian seseorang datang menghampiri Brian. Orang tersebut tidak lain adalah Alex teman kerjan

  • Life or Not   Bab 32 Suara Hati

    Brian berjalan menuju ke ruangannya dia yang masih merasa kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh dokter Maria hanya menghela nafas panjang. Kehidupan seseorang ternyata tidak bisa ditebak. Brian melihat pintu ruangannya dan kemudian dirinya masuk sambil membawa sebuah rekam medis. Dia kemudian duduk di kursinya dan terus melihat isi dokumen tersebut. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 5 sore dia masih memiliki waktu selama satu jam lagi untuk mengakhiri pekerjaannya hari ini. Dalam benaknya terlintas sesuatu yang membuat dirinya nyaman tidak lain yaitu liburan. Selama beberapa pekan dirinya bekeraja di kota ini dia belum merasakan liburan yang semestinya dia dapatkan. Hanya pekerjaan yang menumpuk dan membuat dirinya seakan diambang ketidak warasan dan ingin sekali melarikan diri bahkan bertekad untuk mengakhiri hidup. Sesuatu yang sangat merepotkan. Suara detik jam membuat dirinya merasa tenang terasa sepi dan membuat dirinya tenang. Brian kemudian melihat ponselnya dan ternya

DMCA.com Protection Status