“Cantik. Singkat, namun mampu membuat perasaan ku bahagia”
"Mana ryan ?" Tanya diana yang baru saja datang
Astaga. Siang ini yaya kedatangan tamu yang tidak ada sopan nya sedikitpun. Kenapa dunia yaya berisi orang seperti diana ?.
“Mana ryan ?” Tanya diana sekali lagi
"Apa sopan bertamu seperti itu ?" Sinis yaya
Yaya sangat bosan dengan tingkah wanita ini. Dia bahkan sudah mengatakan nya berkali-kali. Dia sangat bosan.
"Gue enggak perlu ceramah dari lo" kata diana
Yaya menatapnya sinis. Yaya tidak merasa sedang memberikan sebuah ceramah. Lebih tepatnya dia sedang melakukan sindiran.
"Kamu pikir ini rumahmu ?" Tanya yaya
"Cepat keluar sebelum saya memanggil security lalu menyeretmu keluar" ucap yaya geram. Sudah cukup dengan semua tingkahnya selama ini.
 
“Awalnya dia ingin bertahan. Tapi jika seperti ini, apa yang harus di pertahan kan ? ”~Hari terus berganti dan sekarang hubungan yaya dan kak ryan semakin dekat. Walau diana masih saja berada diantara mereka. Tapi setidaknya hubungan mereka jauh lebih baik sekarang."Dek" panggil kak ryanYaya yang sedang menyiapkan makanan pun tidak mendengarnya."Sayang" panggil kak ryan. Dia memanggil yaya lagi saat berada di ujung tanggaYaya menghampiri nya yang masih setia berdiri di tangga"Ada apa ?" Yaya bahkan sempat kaget tadi saat mendengar nya"Gitu kan. Jawabnya ketus banget" kata kak ryan cemberutYaya hanya menghela napas pasrah"Kenapa sih ?" Tanya yaya lagi"Dipanggil dari tadi kok enggak nyahut" jelas kak ryan
“Mungkin dia memang egois. Karena dia tidak akan membiarkan nya pergi. Tidak hari ini, esok, atau nanti”Keesokan harinya ryan masih menunggu yaya untuk menyiapkan pakaian kantornya. Dia hanya berjalan kesana kemari dan sangat ragu untuk mengetuk pintu kamar yaya.Sepertinya dia harus menyiapkan semuanya sendiri kali ini. Semoga saja semuanya segera membaik. Ryan pergi meninggalkan kamar yaya dan menuju kamarnya. Yaya pasti tidak akan berbicara dengan nya. Jika ryan keras kepala, maka yaya juga sama keras nya."Pagi tuan" sapa bibi saat melihat ryan baru saja menuruni tanggaRyan kembali merasakan suasana itu. Dimana sapaan pagi itu berasal dari para pelayan dan bukan yaya. Rasanya sangat berbeda.Ryan hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak sedang dalam mood yang baik untuk berbicara atau menjawab."Ini sarapannya tu
Hubungan audrey dan vano semakin membaik beberapa hari ini. Itu berawal dari kebersamaan mereka saat di ruangan vano waktu itu.“Aud!” panggil vanoAudrey sedang berada di pantry untuk membuat kopi untuknya saat ini.“Saya pak ?” ujar Audrey“Tolong buatin saya kopi.” Pinta vano“Loh. Pak vano langsung turun ke sini ?. Kenapa tidak menyuruh petugas saja ?” tanya audreyPadahal boss itu tidak pernah datang langsung ke sana. Biasanya, dia akan menyuruh karyawan umtuk membuatnya.“Saya tahu kamu pasti ada di sini. Jadi saya sengaja ke sini supaya ketemu sama kamu.” Jelas vano sembari tersenyumAudrey hanya mengangguk setelah mendengar itu.“Baiklah. Jadi saya akan meminta petugas disini untuk mengantrakan kopi ke ruangan pak vano.” Ucap audrey“Loh. Kok gitu sih ?” tanya vano“Kenapa dengan bos
Audrey sudah pergi ke restonya lebih dulu. Saat sampai disana, dia lalu menemukan yaya. Sepertinya dia sudah datang lebih dulu kesana.“Yay!” panggil audrey setelah dia menghampiri yaya“Kak!” Balas yayaAudrey duduk disana dan mulai bertanya.“Ada apa ?” tanya audreyYaya sepertinya ragu saat akan memulai ceritanya.“Ini soal kak Ryan sama Diana kak.” Ucap yaya“Aku kayaknya udah nggak bisa lagi buat bertahan.” Kata yaya“Ryan kenapa lagi ? Cerita sama kakak.” Kata audrey“Dia udah janji pengen nikahin Diana kak. Aku denger sendiri kemarin.” Jelas yayaAudrey rasa, sepupunya itu sudah kehilangan akal. Kenapa dia menyianyiakan orang sebaik yaya ?.“Ryan tahu kalau kamu dengerin percakapan mereka ?” tanya Audrey lagiYaya mengangguk sebagai jawaban.“Tahu kak. Dia berusaha bujuk aku agar denger
Keesokan harinya, audrey sudah berada di kantor. Dia sedang sibuk dengan beberapa laporan di depannya.Laporan itu tidak harus diselesaikan hari ini. Tapi lebih baik mengerjakannya sebelum pekerjaan audrey menjadi menumpuk nantinya.“Gimana yah kabar Yaya ?” pikir audreyDia memeriksa laporan itu, tapi pikirannya masih fokus pada yaya.“Dia pasti lagi di Rumah Sakit sekarang,” ujar audrey pada dirinya sendiri.Dia ingin menelpon yaya. Tapi wanita itu pasti sedang sibuk sekarang.“Nanti sajalah!” ujar AudreyDia kembali sibuk dengan laporan yang sedang diperiksanya. Hingga tak lama kemudian..Tok tok tokTerdengar suara ketukan di pintu ruangan audrey“Siapa itu ?” batin audrey“Masuk!” ucap audrey mempersilahkan.“Mba!” panggil anna“Eh An. Sini duduk dulu.” Ucap annaAnna masuk kesana dan duduk di kursi
Dua hari kemudian, audrey sedang bersantai di rumahnya. Ini adalah hari sabtu. Jadi dia tidak perlu pergi ke kantor.“Ke resto aja kali yah!” ucap AudreyDia berjalan hendak naik ke kamarnya, dan akan bersiap-siap.“Mungkin saja Yaya bakalan datang ke resto “ pikir audreyAudrey sudah bersiap-siap dan akan berangkat ke resto.Beberapa menit kemudian, audrey sudah sampai di sana.“Pagi Aud!” sapa pekerja di sana“Pagi Ko !” balas Audrey“Yaya nggak kesini ?” tanya Audrey pada koko“Enggak tuh. Belum kesini dianya.” Jawab koko“Yaudah.” Ucap AudreySaat hari sabtu dan minggu, pengunjung di resto akan lebih banyak. Maklum saja. Mereka pasti ingin menghabiskan waktu libur bersama keluarga maupun teman.“Au!” panggil seseorang saat audy baru saja selesai membuat kopi.“Ngapain ?” Ujar audrey
“Bukan membenci. Dia hanya sedang merasa kecewa. Karena orang yang baru saja dia gantungkan harapan, malah menjatuhkan nya begitu saja”~Life Must Go On~Hari ini adalah hari sabtu. Itu tanda nya, yaya harus berangkat ke rumah sakit hari ini.Ternyata memang ada untungnya dia bekerja saat hari libur. Itu akan membuatnya jauh dari kak ryan.Yaya keluar dari kamarnya pagi ini dengan pakaian kerjanya."Semoga saja dia tidak menggangguku." Harap yayaSaat dia akan menuruni tangga,dia malah mendapati ryan yang sedang berada di sana."Kenapa harapanku malah tidak terkabul ?" Batin yayaBahkan, pria itu tidak hanya kebetulan ada di sana. Itu karena yaya menemukan kak ryan sedang duduk di tangga."Sedang apa dia disana ?" Pikir yayaSaat yaya akan menuruni tangga, ryan malah menyadari keberadaan istrinya disana."Sayang" panggil ryanDia melihat penampilan yaya dari
Dua hari setelahnya, yaya telah siap dengan setelan pakaian rapinya. Ini adalah hari senin. Jadi yaya tidak akan berangkat ke rumah sakit.Entahlah. Dia hanya ingin pergi keluar. Walau tidak tahu juga harus pergi kemana."Sayang, tolong pasangin dasi aku" pinta ryan saat melihat yaya hendak turun ke lantai bawah.Yaya hanya menatap pria itu dengan pandangan sinis.“Kapan dia akan membiarkan aku sendiri ?” batin yaya“Sayang” panggil ryan sekali lagiNamun tetap saja. Yaya sama sekali tidak menggubris perkataan pria itu.“Yay. Pliss.” Ucap ryan saat yaya sudah hampir berada di ujung anak tangga.“Bisa tidak, menjauh dari jalan saya ?” ujar yaya. Dia mulai kesal dengan tingkah pria itu pagi ini."Saya sedang sibuk" lanjut yaya lagi dengan wajah datar. Lalu segera pergi begitu saja"Tunggu" cegah ryan tidak membiar
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.. . .Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada melodi yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku cantik?” tanya yaya“Apa kamu yakin?” kata ryanAda apa lagi ini?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy?” tanya ryan pada melodi“kenapa sih sayang?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya Melodi?”Huffhh, yaya menghela n
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur. Dia sudah mencari keberadaan istrinya dan akhirnya menemukanya disana“Hmm?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban. Dia sedang sibuk melakukan beberapa pekerjaan saat ini.“Lagi ngapain?” tanya ryan. Dia berjalan semakin dekat kesana untuk mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya itu dari belakang.“Ngapain sih?” kata ryan mengulang pertanyaannya barusan, yang belum sempat dijawab oleh Yaya.“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya. Bahkan Ryan bisa melihat bahwa istrinya itu sedang mencuci beberapa tempat makan.“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryan tapi Yaya masih saja meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang!” Panggil ryan lagi. Ada apa dengan suaminya kali ini?“Iyaa, sayang?” tanya yaya seadanya“Kita nggak usah fi
“Kak!” panggil yaya setelah dia mendapati suaminya sedang berada di depan tv saat ini. Ryan yang merasa dipanggil oleh istrinyapun, langsung bergumam sebagai jawabanDia bisa melihat istrinya yang sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini. Padahal Ryan baru saja ingin memanggil Yaya agar berbincang dengannya saat ini.“Hmm?” balas ryan datar, dia mencoba bersikap seperti itu agar Yaya menjadi bertanya tentang tingkahnya.“Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan Yudha dan Ina." ucap yaya sebelum Ryan bertanya lebih dulu. Dia bahkan tidak berniat untukg mengobrol dengan suaminyaSebenarnya Yaya memang berniat seperti itu sejak awal. Dia bahkan sudah berlatih saat berada di kamar tadi. Dengan cermin besar yang ada di kamar mereka tentunya.“Kok gitu sih sayang?” tanya ryan setelah Yaya menjelaskan maksudnya. Tapi kenapa balasannya malah berbeda sekali?Yaya yang mendengar it
Vano dan Audrey sudah melakukan bulan madu selama hampir dua minggu. Selama itupula, mereka hanya melakukan beberapa perjalanan dan sisanya hanya berdiam diri di tempat honeymoon mereka.Siang ini, Vano dan Audrey sudah kembali ke Jakarta. Setelah beberapa jam setelah ketibaan mereka, Audrey dan Vano berencana untuk jalan-jalan keluar. Mereka berdua akhirnya berkunjung ke rumah Yaya dan Ryan setelah mereka memberitahu bahwa mereka akan berkunjung“Halo kak!” sapa yaya setelah Audrey sampai disana“Haii!” balas Audrey yang langsung memeluk yaya dengan semangat.Ternyata selain Audrey dan Vano, mereka juga bertemu dengan Yudha disana. “Kak Audy!” panggil yudha dengan semangat saat melihat Audrey ada disana. Audrey berjalan mendekat dan memeluk sepupunya itu.“Apa kabar, dek?” tanya Audrey pada Yudha“Baik dong kak. Gimana kabar kak Audy sama kak Vano?” tanya Yudha setelah dia me
Vano mencari keberadaan Audrey siang ini di rumah mereka. Dia hanya meninggalkan Audrey sebentar, dan sekarang istrinya itu entah pergi kemana.“Beib?” panggil Vano setelah dia turun ke lantai bawah. Kemana istrinya pergi tanpa memberitahu lebih dulu?Vano berjalan ke kamar mereka dan
Beberapa menit setelah berkendara, mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang tampak elegan. Rumah itu terdiri dari empat tingkat dengan halaman yang sangat luas. Disana terdapat banyak lampu yang menghiasi setiap sudut rumah.“C’mon beib!” ajak Vano yang baru saja membukakan pintu mobil untuk Audrey. Audrey meraih tangan suaminya dan ikut berjalan Bersama“Selamat datang di rumah.” Kata Vano setelah pintu rumah yang tampak megah itu terbuka dengan lebar“Ini bukan rumah kamu.” Ucap Audrey. Dia terbiasa berkunjung ke rumah Vano yang dulu. Tapi itu bukanlah rumah yang sedang mereka datangi saat ini“Ini memang bukan rumah aku.” Jawab Vano. Audrey menatap pria itu dengan sebekah alis yang terangkat. Pertanda bahwa dia tidak mengerti maksud perkataan Vano barusanSebelum Vano menjawab pertanyaan Audrey, dia terlebih dahulu menggendong istrinya ala bridal style. Padahal kenyataannya mereka me
Beberapa hari telah berlalu, dan hari ini adalah acara pernikahan Audrey dan Vano. Saat Vano berkata dia ingin melihat gaun pengantin milik Audrey setelah kembali ke Jakarta, dia ternyata mengurungkan niatnya itu.Dia hanya berkata bahwa dia setuju dengan semua pilihan Audrey. Jadilah Audrey menggunanakan rancangan yang sudah dia beserta mama, mommy, dan beberapa keluarga lainnya pilih waktu itu.
Pagi ini, Audrey sudah membuat janji di butik milik tante Sofia. Itu adalah tantenya Yaya. Butik itu juga sudah menjadi langganan keluarga mereka sebelum mereka bertemu dengan Yaya. Khususnya bagi Audrey, karena tante Sofia juga pernah sekali berkunjung saat Yaya dan Audrey masih berada di Australia. Yaya juga tidak memberitahu Audrey tentang Ryan yang masih saja menahannya untuk tidak pergi hari ini. Tapi walaupun Yaya tidak mengatakan apapun, Audrey sudah bisa menebak sifat sepupunya itu.
Di lain tempat, Dika dan Lara sedang membicarakan tentang Lara yang akan ikut untuk membantu Audrey menyiapkan segala keperluan terkait pernikahannya nanti.“Sayang!” panggil Lara setelah dia mendapati suaminya sedang berada di depan tv saat ini. Dika yang merasa dipanggil oleh istrinyapun, langsung bergumam sebagai jawabanDia bisa melihat istrinya yang sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini. Padahal Dika baru saja ingin memanggil Lara agar berbincang dengannya saat ini.“Hmm?” balas Dika datar, dia mencoba bersikap seperti itu agar diana menjadi bertanya tentang tingkahnya.“Aku mau ketemu sama Audrey dulu. Mau bantuin di rumahnya Yaya. Ada kumpul keluarga mereka disana.” Kata Lara menjelaskan. Dia bahkan tidak berniat untukg mengobrol dengan suaminya lebih duluSebenarnya Lara memang berniat seperti itu sejak awal. Dia bahkan sudah berla