“Pagi semua” sapa audrey pada teman-teman nya yang kebetulan berpapasan di lantai bawah.
“Pagi audrey..”
Kadang audrey lebih suka menjadi karyawan biasa dibanding manager. Hanya terkadang. Karena audrey sadar manager juga posisi incaran setiap karyawan.
Baru saja audrey menaruh bokong nya di kursi kerja. Sebuah ketukan sudah mampir di pintu ruangan nya.
“Masuk” kata audrey mempersilahkan.
“Permisi mba A” sapa pak rahmat – bagian cleaning servis perusahaan.
“Iya pak” kata audrey
“Begini mba. Mba disuruh boss buatin kopi kayak kemarin. Katanya jangan lama-lama” kata pak rahmat
Haduhh. Boss itu lagi.
“CEO yah pak ?” tanya audrey memastikan
“Iya mba” jawab pak rahmat
Setidaknya audrey sudah berharap itu bukan vano. Walau kenyataan nya itu memang dia.
“Iya pak. Makasih yah pak” ucap audrey ram
Audrey bangun lebih lambat hari ini. Untung saja ini akhir pekan dan audrey bersyukur untuk itu.Setidaknya dia tidak bertemu dengan mantan, ralat. Boss nya itu.Bagaimana caranya menghindar dari vano. Audrey sih sebenarnya biasa saja. Tapi pria itu pasti akan mengganggunya lagi.Dia harus mencari kesibukan lain agar pria itu tidak menyuruhnya untuk membuatkan kopi lagi setiap pagi.Semoga saja dia memang tidak disuruh membuatkan kopi lagi nanti.Saat sedang berfikir, ponsel nya tiba-tiba saja berdering. Itu telepon dari dita“Halo dit” ujar audrey setelah mengangkat panggilan itu“Halo mba” kata dita“Dita ganggu nggak nih ?” tanya dita“Enggak dong. Saya juga lagi enggak ada kerjaan” jawab audrey“Gimana honey moon nya, lancar ?” kini giliran audrey yang bertanya“Hehe, lancar kok mba. Lancar banget malah” jawab ditaEntah apa
Waktu berlalu dengan cepat dan hari ini audrey harus kembali bekerja. Dia hanya akan mengabsen di kantor, mengambil berkas dari ruangan dita lalu pergi untuk melakukan survey.Perusahaan sebelah yang dimaksud dita itu, adalah perusahaan yang masih berkerabat dengan perusahaan milik vano.“Woy audrey” teriak dika saat melihat audrey yang baru saja datang“Kenapa muka lo cerah banget hari ini ?” tanya dika“Emang kenapa ? Enggak boleh gitu muka gue cerah ?” kata audrey balik bertanya“Bentar..” ucap dika lalu menatap penampilan audrey hari ini“Tumben lo pake hills tinggi. Terus ni rambut di ikat juga” kata dika“Kenapa ? Beda yah gue” kata audrey“Iya sih. Terus kenapa baju nya kebuka juga, tumben lo pake blazer” ujar dika“Banyak tanya deh lo. Bilangin aja gue cakep. Gitu aja susah” kata audrey“Pede banget lo&rdq
Vano memutuskan untuk pulang ke rumah papa dan mama nya. Sejak tiba dari Aussie vano memang tinggal di apartment pribadinya.“Halo tuan vano” sapa bibi saat vano baru menginjakan kaki nya di depan rumah.“Iya bi” jawab vanoVano berjalan ingin menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas. Tapi sesuatu malah mengalihkan perhatian nya.“Pa, tadi mama beneran ketemu. Tapi enggak sempat bincang lama sih” kata mamaMereka sedang membahas apa ? Vano menjadi penasaran.“Gimana kabarnya ma, papa udah lama sih enggak ketemu” kali ini papa yang mulai berbicara“Dia kelihatan baik. Makin cantik pa anaknya. Dia ramah banget lagi.” Kata mama“Tahu enggak pa, pas mama lewat dia lagi nolongin anak kecil yang kakinya lagi luka gitu.” Lanjut mama lagi“Terus mama ngobrol dong ?” tanya papa lagi“Iya dong pa. Masa enggak” ujar mama
Audrey berniat untuk bertemu dengan ryan hari ini sepulang kegiatan lapangannya. Semoga saja dia berkunjung ke resto audrey sore nanti.Tak berselang lama, audrey langsung menuju ke restonya. Ternyata disana juga ada ryan. Tepat sekali.“Ryan!” panggil audrey dengan raut wajah datar“Gue mau ngomong sama lo!” ucap audrey lagi. Dia langsung berjalan ketempat yang jauh dari banyak pengunjung. Tapi masih berada di dalam resto miliknya.“Nggak usah duduk!” Audrey berkata ketus setelah dia duduk disana.Bukannya berdiri, ryan langsung saja duduk di kursi yang ada di seberang audrey.“Gue tahu itu perempuan gatel masih ada di rumah lo!” ucap audrey“Lo punya hati nggak sih ?. Bisa-bisanya lo selingkuh di rumah. Rumah yang isinya juga ada yaya. Istri lo Ryan.” Marah audrey“Lo beneran bego atau gimana sih?!” lanjut Audrey“Gue nggak tahu audy, gue mas
Vano berangkat lebih pagi hari. Dia sengaja datang lebih awal karena ingin bertemu dengan audrey. Dia tahu audrey pasti menghindari nya. Makanya dia datang lebih awal lalu pergi lagi.“Selamat pagi pak”“Pagi pak”“Pagi pak vano”Beberapa karyawan sudah mulai berdatangan dan menyapa vano saat mereka berpapasan.Padahal vano berharap, audrey lah yang akan menyapanya.Oh iya, wajah vano tidak terlalu memar pagi ini, jadi dia bisa langsung berangkat ke kantor tanpa harus menunggu memarnya menghilang.Vano berdiri di belakang pintu masuk agar audrey tidak menghindar saat melihatnya nanti.Tapi entah, sampai hampir memasuki jam kantor, audrey juga belum datang.Apa dia langsung pergi tanpa ke kantor lebih dulu ?“Permisi pak” ujar dika yang kini berdiri di samping vano“Bapak sebentar lagi ada meeting pak” lanjut dika mengingatkan vano
“Yah karena nggak penting aja.” Jawab audrey santaiAudrey ingin mengembalikan jas yang diberikan vano tadi tapi tangan vano malah menahan nya. Tadi pinggang, sekarang vano meletakkan tangan nya diatas paha audrey yang ditutupi jas miliknya.“Gue mau ke toilet !” ucap audrey pada vano“Lepasin” Audrey langsung berdiri dari sana“Gue mau ke toilet bentar” ujar audrey. Kali ini pada dika dan laraBiarkan saja pasangan itu menghabiskan waktu bersama sebentar di sana.“Apa benar Audrey hanya pernah pacaran sekali sejak SMA ?” Tanya vano setelah dia memastikan audrey sudah berjalan jauh dari sana.“Iya pak. Saya itu udah sahabatan sama Audrey sejak kuliah. Dan semasa kuliah sampai sekarang, Audrey memang tidak punya pacar pak!” jelas dikaTernyata audrey salah dengan meninggalkan mereka. Habis sudah semua rahasianya.Di lain tempat, Audrey selesai mencuci
Dua hari setelahnya, audrey tidak lagi datang ke kantor. Ini hari terakhir dia melakukan pekerjaan di luar kantor dan barulah dia kembali besok.Oh iya. Audrey sudah merenung dua hari ini dan dia yakin mama dan papa vano sudah memberitahu nya tentang kejadian sebenarnya dulu.Waktu itu audrey memang bertemu dengan mama nya vano. Tapi mereka tidak sempat berbincang lebih lama. Tak apalah, setidaknya hubungan diantara mereka masih baik-baik saja hingga sekarang.“Halo audrey” ucap dika bahkan sebelum audrey menyapa lebih dulu di telepon.“Kenapa dik ?” tanya audrey“Kayaknya lo harus nambah survey sehari lagi deh..” ucap dikaMereka membahas tentang survey yang sedang audrey lakukan dan dia harus kesana lagi besok.Syukurlah. Karena setelah besok adalah hari libur. Selamat datang weekend.Mungkin bagi Audrey harinya berlalu dengan biasa saja. Tapi berbeda dengan vano. Dia tidak bisa dibilang ba
audrey langsung berjalan menuju keruangan CEO setelah dia mengambil laporan keuangan itu."menyebalkan sekali." ujar audrey"dia pasti sengaja bersikap seperti itu agar bertemu denganku" lanjut audrey lagiaudrey menaiki lift khusus karyawan dan tak lama kemudian, sampai di lantai ruangan vano.“Eh Audrey!” panggil dika saat dia melihat audrey yang baru saja datang ke sana."apaan ?" balas audrey"akhirnya lo dateng juga." kata dika“Lo emang mimi peri gue deh!” lanjut dika lagi“Ogah gue jadi mimi peri lo!” balas audreyAudrey tidak ingin berbincang lebih lama dengan dika di sana. Karena itu hanya akan membuat vano semakin bertambah marah.Tok tok tokAudrey mengetuk pintu itu sebelum dia masuk ke sana.“Siapa ? Saya sedang sibuk!” terdengar suara vano dari dalam sana.Bukannya pergi, audrey malah langsung masuk ke sana.“Permisi pa