“Yah karena nggak penting aja.” Jawab audrey santai
Audrey ingin mengembalikan jas yang diberikan vano tadi tapi tangan vano malah menahan nya. Tadi pinggang, sekarang vano meletakkan tangan nya diatas paha audrey yang ditutupi jas miliknya.
“Gue mau ke toilet !” ucap audrey pada vano
“Lepasin” Audrey langsung berdiri dari sana
“Gue mau ke toilet bentar” ujar audrey. Kali ini pada dika dan lara
Biarkan saja pasangan itu menghabiskan waktu bersama sebentar di sana.
“Apa benar Audrey hanya pernah pacaran sekali sejak SMA ?” Tanya vano setelah dia memastikan audrey sudah berjalan jauh dari sana.
“Iya pak. Saya itu udah sahabatan sama Audrey sejak kuliah. Dan semasa kuliah sampai sekarang, Audrey memang tidak punya pacar pak!” jelas dika
Ternyata audrey salah dengan meninggalkan mereka. Habis sudah semua rahasianya.
Di lain tempat, Audrey selesai mencuci
Dua hari setelahnya, audrey tidak lagi datang ke kantor. Ini hari terakhir dia melakukan pekerjaan di luar kantor dan barulah dia kembali besok.Oh iya. Audrey sudah merenung dua hari ini dan dia yakin mama dan papa vano sudah memberitahu nya tentang kejadian sebenarnya dulu.Waktu itu audrey memang bertemu dengan mama nya vano. Tapi mereka tidak sempat berbincang lebih lama. Tak apalah, setidaknya hubungan diantara mereka masih baik-baik saja hingga sekarang.“Halo audrey” ucap dika bahkan sebelum audrey menyapa lebih dulu di telepon.“Kenapa dik ?” tanya audrey“Kayaknya lo harus nambah survey sehari lagi deh..” ucap dikaMereka membahas tentang survey yang sedang audrey lakukan dan dia harus kesana lagi besok.Syukurlah. Karena setelah besok adalah hari libur. Selamat datang weekend.Mungkin bagi Audrey harinya berlalu dengan biasa saja. Tapi berbeda dengan vano. Dia tidak bisa dibilang ba
audrey langsung berjalan menuju keruangan CEO setelah dia mengambil laporan keuangan itu."menyebalkan sekali." ujar audrey"dia pasti sengaja bersikap seperti itu agar bertemu denganku" lanjut audrey lagiaudrey menaiki lift khusus karyawan dan tak lama kemudian, sampai di lantai ruangan vano.“Eh Audrey!” panggil dika saat dia melihat audrey yang baru saja datang ke sana."apaan ?" balas audrey"akhirnya lo dateng juga." kata dika“Lo emang mimi peri gue deh!” lanjut dika lagi“Ogah gue jadi mimi peri lo!” balas audreyAudrey tidak ingin berbincang lebih lama dengan dika di sana. Karena itu hanya akan membuat vano semakin bertambah marah.Tok tok tokAudrey mengetuk pintu itu sebelum dia masuk ke sana.“Siapa ? Saya sedang sibuk!” terdengar suara vano dari dalam sana.Bukannya pergi, audrey malah langsung masuk ke sana.“Permisi pa
Hari berlalu dengan cepat bagi Audrey dan sekarang dia bisa istirahat lebih lama.Tok tok tokTerdengar suara ketukan di pintu kamar audrey“Iya mba” jawab audrey pada asisten rumah tangga yang barusan mengetuk pintunya“Ini neng. Ada mas dika di depan” kata mba kia“Oh iya mba. Bilangin bentar lagi audrey turun” kata audreyTumben dika datang se pagi ini tanpa menelpon lebih dulu.“Eh dik” sapa audrey saat menuruni tangga dan mendapati dika sedang duduk di sofa“Lo yah rey. Parah lo” kata dika“Lo abis ngapain aja sih ? Manjat gunung bromo atau gimana ?” tanya dika“Heh. Mana ada orang manjat gunung bromo ogeb” kata audrey lalu duduk di sebelah dika“Udah dikasih cemilan kan lo” kata audrey“Iya udah” jawab dikaDia langsung melahap cemilan yang pasti diberikan mba kia tadi.
Beberapa hari setelahnya, audrey datang terlambat ke kantor hari ini. Itu karena dia mengobrol panjang lebar dengan yaya semalam. Jadilah dia terlambat bangun pagi ini.Tapi untunglah. Dia belum terlalu terlambat. Jadi itu masih bisa ditoleransi.“Ah sayang. Jangan disini!” ucap seorang wanita yang sepertinya baru Audrey dengar disini.Dia penasaran dengan suara itu, dan berjalan mendekat kesana. Sepertinya tidak jauh dari lift.“Oh astaga!” ucap audrey sembari menutup matanya dan langsung berbalik.Audrey kaget saat melihat vano sedang mencium seorang wanita berpakaian sexy di depannya.“Apa yang kamu lakukan di situ ?” tanya vano yang menyadari kehadiran Audrey“Tidak pak.” Jawab audrey“Kita ke ruangan saya saja.” Ucap vano yang masih bisa Audrey dengarMereka berdua berjalan kearah lift khusus petinggi perusahaan.“Kamu tidak ingin masuk ?&rdquo
Vano datang ke kantor pagi ini dan dia melihat audrey sedang berbincang bersama beberapa karyawan lain.Bagaimana bisa dia tampak baik-baik saja ?Dia sudah sembilan hari tidak bertatap muka dengan vano semenjak kejadian itu. Mungkin saja itu alasan dia tampak baik-baik saja. Cewek memang tidak pernah peka.“Selamat pagi pak”“Pagi pak vano”Para karyawan menyapa-nya tapi dia hanya diam saja.Dia melirik Audrey namun dia tidak terganggu dengan kehadiran vano sama sekali.“Aud!” panggil temannya“Iya ?” ujar audrey“Barusan pak Vano liatin elo. Kok nggak lo sapa sih ?” tanyanya“Masa sih ?” ucap Audrey yang berpura-pura tidak tahu.“Iya beneran. Masa sih lo nggak lihat ?” tanya temannya lagj“Enggak tuh. Nggak gue perhatiin sih tadi.” Jawab audrey“Lo mah. Seganteng pak Vano aja lo anggurin.&rd
"Permisi mba” ucap seorang office girl saat audrey hendak pergi keruangan pak vano“Iya..” jawab audrey“Mba audrey ngeliat pak dika ? Dicari sama boss soalnya” jelasnya“Pak dikanya lagi makan siang. Tapi nggak usah dicari. Nanti saya yang kasih tahu sama pak boss” ujar audrey“Saya kebetulan mau kesana” ujar audrey lagi“Baik mba. Makasih sebelumnya. Saya pamit dulu” ucapnya lagi dan audrey mengangguk mengiyakan.Kenapa vano suka sekali marah-marah ?. Habis semua pekerja dia marahi di kantor ini.“Permisi pak..” ucap audrey yang langsung masuk ke ruangan vano tanpa mengetuk lebih dulu.“Ngapain kamu disini ?” tanya pak vano“Loh. Bukannya bapak tadi nyariin saya ?” bukannya menjawab, Audrey malah balik bertanya.Dia langsung menutup pintu ruangan dan duduk di sofa yang ada disana.“Itu tadi. Sekaran
“Percuma. Sekeras apapun mencoba, dia nggak akan bisa cinta sama kamu”Yaya sudah mulai bekerja lagi di rumah sakit. Kali ini dia mengambil jadwal di hari Jumat-Minggu. Itu akan membuatnya sibuk sehingga tidak akan bertemu dengan kak ryan saat akhir pekan.Ini adalah hari sabtu. Jadi yaya sudah siap dengan pakaian kerjanya. Dia bahkan tidak meminta izin pada kak ryan.Yaya bekerja dari pukul 08 pagi, hingga pukul 05 sore. Dia juga tidak bekerja di kantor kak ryan lagi. Sepertinya kembali ke sana bukanlah ide bagus.“Yaya” teriak seseorang saat yaya sedang membeli beberapa cemilan di minimarket.“Eh yudha” jawab yaya saat melihat yudha lah yang memanggilnya“Lagi ngapain ?” tanya yudha“Ini lagi beli cemilan aja. Kebetulan lewat sini tadi” jawab yaya dan
“Baiklah. Mari lakukan satu hal yang lebih baik hari ini”Beberapa hari kemudian yaya memasak di dapur seperti biasa. Sepertinya bahan makanan-nya berkurang, dia harus berbelanja.Dia berjalan hendak ke kamarnya tapi melihat kak ryan yang masih terlelap. Dia akan terlambat jika masih tidur jam begini.Apa yaya harus mempersiapkan semua perlengkapan ke kantornya juga ?Yaya berjalan ke arah kamar kak ryan dan membangunkan-nya"Kak.. kak" kata yaya mengguncang tubuh kak ryan“Bangun kak” ucap yaya"Emmm.." hanya itu yang terdengar dari kak ryan. Matanya pun masih setengah tertutup."Bangun. Enggak ke kantor ? Nanti telat" kata yaya memberitahu"Eh” kaget kak ryan. Dia langsung bangun dari tidurnya dan kaget saat melihat yaya yang berada di sana.
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.. . .Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada melodi yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku cantik?” tanya yaya“Apa kamu yakin?” kata ryanAda apa lagi ini?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy?” tanya ryan pada melodi“kenapa sih sayang?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya Melodi?”Huffhh, yaya menghela n
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur. Dia sudah mencari keberadaan istrinya dan akhirnya menemukanya disana“Hmm?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban. Dia sedang sibuk melakukan beberapa pekerjaan saat ini.“Lagi ngapain?” tanya ryan. Dia berjalan semakin dekat kesana untuk mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya itu dari belakang.“Ngapain sih?” kata ryan mengulang pertanyaannya barusan, yang belum sempat dijawab oleh Yaya.“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya. Bahkan Ryan bisa melihat bahwa istrinya itu sedang mencuci beberapa tempat makan.“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryan tapi Yaya masih saja meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang!” Panggil ryan lagi. Ada apa dengan suaminya kali ini?“Iyaa, sayang?” tanya yaya seadanya“Kita nggak usah fi
“Kak!” panggil yaya setelah dia mendapati suaminya sedang berada di depan tv saat ini. Ryan yang merasa dipanggil oleh istrinyapun, langsung bergumam sebagai jawabanDia bisa melihat istrinya yang sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini. Padahal Ryan baru saja ingin memanggil Yaya agar berbincang dengannya saat ini.“Hmm?” balas ryan datar, dia mencoba bersikap seperti itu agar Yaya menjadi bertanya tentang tingkahnya.“Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan Yudha dan Ina." ucap yaya sebelum Ryan bertanya lebih dulu. Dia bahkan tidak berniat untukg mengobrol dengan suaminyaSebenarnya Yaya memang berniat seperti itu sejak awal. Dia bahkan sudah berlatih saat berada di kamar tadi. Dengan cermin besar yang ada di kamar mereka tentunya.“Kok gitu sih sayang?” tanya ryan setelah Yaya menjelaskan maksudnya. Tapi kenapa balasannya malah berbeda sekali?Yaya yang mendengar it
Vano dan Audrey sudah melakukan bulan madu selama hampir dua minggu. Selama itupula, mereka hanya melakukan beberapa perjalanan dan sisanya hanya berdiam diri di tempat honeymoon mereka.Siang ini, Vano dan Audrey sudah kembali ke Jakarta. Setelah beberapa jam setelah ketibaan mereka, Audrey dan Vano berencana untuk jalan-jalan keluar. Mereka berdua akhirnya berkunjung ke rumah Yaya dan Ryan setelah mereka memberitahu bahwa mereka akan berkunjung“Halo kak!” sapa yaya setelah Audrey sampai disana“Haii!” balas Audrey yang langsung memeluk yaya dengan semangat.Ternyata selain Audrey dan Vano, mereka juga bertemu dengan Yudha disana. “Kak Audy!” panggil yudha dengan semangat saat melihat Audrey ada disana. Audrey berjalan mendekat dan memeluk sepupunya itu.“Apa kabar, dek?” tanya Audrey pada Yudha“Baik dong kak. Gimana kabar kak Audy sama kak Vano?” tanya Yudha setelah dia me
Vano mencari keberadaan Audrey siang ini di rumah mereka. Dia hanya meninggalkan Audrey sebentar, dan sekarang istrinya itu entah pergi kemana.“Beib?” panggil Vano setelah dia turun ke lantai bawah. Kemana istrinya pergi tanpa memberitahu lebih dulu?Vano berjalan ke kamar mereka dan
Beberapa menit setelah berkendara, mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang tampak elegan. Rumah itu terdiri dari empat tingkat dengan halaman yang sangat luas. Disana terdapat banyak lampu yang menghiasi setiap sudut rumah.“C’mon beib!” ajak Vano yang baru saja membukakan pintu mobil untuk Audrey. Audrey meraih tangan suaminya dan ikut berjalan Bersama“Selamat datang di rumah.” Kata Vano setelah pintu rumah yang tampak megah itu terbuka dengan lebar“Ini bukan rumah kamu.” Ucap Audrey. Dia terbiasa berkunjung ke rumah Vano yang dulu. Tapi itu bukanlah rumah yang sedang mereka datangi saat ini“Ini memang bukan rumah aku.” Jawab Vano. Audrey menatap pria itu dengan sebekah alis yang terangkat. Pertanda bahwa dia tidak mengerti maksud perkataan Vano barusanSebelum Vano menjawab pertanyaan Audrey, dia terlebih dahulu menggendong istrinya ala bridal style. Padahal kenyataannya mereka me
Beberapa hari telah berlalu, dan hari ini adalah acara pernikahan Audrey dan Vano. Saat Vano berkata dia ingin melihat gaun pengantin milik Audrey setelah kembali ke Jakarta, dia ternyata mengurungkan niatnya itu.Dia hanya berkata bahwa dia setuju dengan semua pilihan Audrey. Jadilah Audrey menggunanakan rancangan yang sudah dia beserta mama, mommy, dan beberapa keluarga lainnya pilih waktu itu.
Pagi ini, Audrey sudah membuat janji di butik milik tante Sofia. Itu adalah tantenya Yaya. Butik itu juga sudah menjadi langganan keluarga mereka sebelum mereka bertemu dengan Yaya. Khususnya bagi Audrey, karena tante Sofia juga pernah sekali berkunjung saat Yaya dan Audrey masih berada di Australia. Yaya juga tidak memberitahu Audrey tentang Ryan yang masih saja menahannya untuk tidak pergi hari ini. Tapi walaupun Yaya tidak mengatakan apapun, Audrey sudah bisa menebak sifat sepupunya itu.
Di lain tempat, Dika dan Lara sedang membicarakan tentang Lara yang akan ikut untuk membantu Audrey menyiapkan segala keperluan terkait pernikahannya nanti.“Sayang!” panggil Lara setelah dia mendapati suaminya sedang berada di depan tv saat ini. Dika yang merasa dipanggil oleh istrinyapun, langsung bergumam sebagai jawabanDia bisa melihat istrinya yang sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini. Padahal Dika baru saja ingin memanggil Lara agar berbincang dengannya saat ini.“Hmm?” balas Dika datar, dia mencoba bersikap seperti itu agar diana menjadi bertanya tentang tingkahnya.“Aku mau ketemu sama Audrey dulu. Mau bantuin di rumahnya Yaya. Ada kumpul keluarga mereka disana.” Kata Lara menjelaskan. Dia bahkan tidak berniat untukg mengobrol dengan suaminya lebih duluSebenarnya Lara memang berniat seperti itu sejak awal. Dia bahkan sudah berla