Hari berlalu dengan cepat bagi Audrey dan sekarang dia bisa istirahat lebih lama.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan di pintu kamar audrey
“Iya mba” jawab audrey pada asisten rumah tangga yang barusan mengetuk pintunya
“Ini neng. Ada mas dika di depan” kata mba kia
“Oh iya mba. Bilangin bentar lagi audrey turun” kata audrey
Tumben dika datang se pagi ini tanpa menelpon lebih dulu.
“Eh dik” sapa audrey saat menuruni tangga dan mendapati dika sedang duduk di sofa
“Lo yah rey. Parah lo” kata dika
“Lo abis ngapain aja sih ? Manjat gunung bromo atau gimana ?” tanya dika
“Heh. Mana ada orang manjat gunung bromo ogeb” kata audrey lalu duduk di sebelah dika
“Udah dikasih cemilan kan lo” kata audrey
“Iya udah” jawab dika
Dia langsung melahap cemilan yang pasti diberikan mba kia tadi.
Beberapa hari setelahnya, audrey datang terlambat ke kantor hari ini. Itu karena dia mengobrol panjang lebar dengan yaya semalam. Jadilah dia terlambat bangun pagi ini.Tapi untunglah. Dia belum terlalu terlambat. Jadi itu masih bisa ditoleransi.“Ah sayang. Jangan disini!” ucap seorang wanita yang sepertinya baru Audrey dengar disini.Dia penasaran dengan suara itu, dan berjalan mendekat kesana. Sepertinya tidak jauh dari lift.“Oh astaga!” ucap audrey sembari menutup matanya dan langsung berbalik.Audrey kaget saat melihat vano sedang mencium seorang wanita berpakaian sexy di depannya.“Apa yang kamu lakukan di situ ?” tanya vano yang menyadari kehadiran Audrey“Tidak pak.” Jawab audrey“Kita ke ruangan saya saja.” Ucap vano yang masih bisa Audrey dengarMereka berdua berjalan kearah lift khusus petinggi perusahaan.“Kamu tidak ingin masuk ?&rdquo
Vano datang ke kantor pagi ini dan dia melihat audrey sedang berbincang bersama beberapa karyawan lain.Bagaimana bisa dia tampak baik-baik saja ?Dia sudah sembilan hari tidak bertatap muka dengan vano semenjak kejadian itu. Mungkin saja itu alasan dia tampak baik-baik saja. Cewek memang tidak pernah peka.“Selamat pagi pak”“Pagi pak vano”Para karyawan menyapa-nya tapi dia hanya diam saja.Dia melirik Audrey namun dia tidak terganggu dengan kehadiran vano sama sekali.“Aud!” panggil temannya“Iya ?” ujar audrey“Barusan pak Vano liatin elo. Kok nggak lo sapa sih ?” tanyanya“Masa sih ?” ucap Audrey yang berpura-pura tidak tahu.“Iya beneran. Masa sih lo nggak lihat ?” tanya temannya lagj“Enggak tuh. Nggak gue perhatiin sih tadi.” Jawab audrey“Lo mah. Seganteng pak Vano aja lo anggurin.&rd
"Permisi mba” ucap seorang office girl saat audrey hendak pergi keruangan pak vano“Iya..” jawab audrey“Mba audrey ngeliat pak dika ? Dicari sama boss soalnya” jelasnya“Pak dikanya lagi makan siang. Tapi nggak usah dicari. Nanti saya yang kasih tahu sama pak boss” ujar audrey“Saya kebetulan mau kesana” ujar audrey lagi“Baik mba. Makasih sebelumnya. Saya pamit dulu” ucapnya lagi dan audrey mengangguk mengiyakan.Kenapa vano suka sekali marah-marah ?. Habis semua pekerja dia marahi di kantor ini.“Permisi pak..” ucap audrey yang langsung masuk ke ruangan vano tanpa mengetuk lebih dulu.“Ngapain kamu disini ?” tanya pak vano“Loh. Bukannya bapak tadi nyariin saya ?” bukannya menjawab, Audrey malah balik bertanya.Dia langsung menutup pintu ruangan dan duduk di sofa yang ada disana.“Itu tadi. Sekaran
“Percuma. Sekeras apapun mencoba, dia nggak akan bisa cinta sama kamu”Yaya sudah mulai bekerja lagi di rumah sakit. Kali ini dia mengambil jadwal di hari Jumat-Minggu. Itu akan membuatnya sibuk sehingga tidak akan bertemu dengan kak ryan saat akhir pekan.Ini adalah hari sabtu. Jadi yaya sudah siap dengan pakaian kerjanya. Dia bahkan tidak meminta izin pada kak ryan.Yaya bekerja dari pukul 08 pagi, hingga pukul 05 sore. Dia juga tidak bekerja di kantor kak ryan lagi. Sepertinya kembali ke sana bukanlah ide bagus.“Yaya” teriak seseorang saat yaya sedang membeli beberapa cemilan di minimarket.“Eh yudha” jawab yaya saat melihat yudha lah yang memanggilnya“Lagi ngapain ?” tanya yudha“Ini lagi beli cemilan aja. Kebetulan lewat sini tadi” jawab yaya dan
“Baiklah. Mari lakukan satu hal yang lebih baik hari ini”Beberapa hari kemudian yaya memasak di dapur seperti biasa. Sepertinya bahan makanan-nya berkurang, dia harus berbelanja.Dia berjalan hendak ke kamarnya tapi melihat kak ryan yang masih terlelap. Dia akan terlambat jika masih tidur jam begini.Apa yaya harus mempersiapkan semua perlengkapan ke kantornya juga ?Yaya berjalan ke arah kamar kak ryan dan membangunkan-nya"Kak.. kak" kata yaya mengguncang tubuh kak ryan“Bangun kak” ucap yaya"Emmm.." hanya itu yang terdengar dari kak ryan. Matanya pun masih setengah tertutup."Bangun. Enggak ke kantor ? Nanti telat" kata yaya memberitahu"Eh” kaget kak ryan. Dia langsung bangun dari tidurnya dan kaget saat melihat yaya yang berada di sana.
“Cantik. Singkat, namun mampu membuat perasaan ku bahagia”"Mana ryan ?" Tanya diana yang baru saja datangAstaga. Siang ini yaya kedatangan tamu yang tidak ada sopan nya sedikitpun. Kenapa dunia yaya berisi orang seperti diana ?.“Mana ryan ?” Tanya diana sekali lagi"Apa sopan bertamu seperti itu ?" Sinis yayaYaya sangat bosan dengan tingkah wanita ini. Dia bahkan sudah mengatakan nya berkali-kali. Dia sangat bosan."Gue enggak perlu ceramah dari lo" kata dianaYaya menatapnya sinis. Yaya tidak merasa sedang memberikan sebuah ceramah. Lebih tepatnya dia sedang melakukan sindiran."Kamu pikir ini rumahmu ?" Tanya yaya"Cepat keluar sebelum saya memanggil security lalu menyeretmu keluar" ucap yaya geram. Sudah cukup dengan semua tingkahnya selama ini. 
“Awalnya dia ingin bertahan. Tapi jika seperti ini, apa yang harus di pertahan kan ? ”~Hari terus berganti dan sekarang hubungan yaya dan kak ryan semakin dekat. Walau diana masih saja berada diantara mereka. Tapi setidaknya hubungan mereka jauh lebih baik sekarang."Dek" panggil kak ryanYaya yang sedang menyiapkan makanan pun tidak mendengarnya."Sayang" panggil kak ryan. Dia memanggil yaya lagi saat berada di ujung tanggaYaya menghampiri nya yang masih setia berdiri di tangga"Ada apa ?" Yaya bahkan sempat kaget tadi saat mendengar nya"Gitu kan. Jawabnya ketus banget" kata kak ryan cemberutYaya hanya menghela napas pasrah"Kenapa sih ?" Tanya yaya lagi"Dipanggil dari tadi kok enggak nyahut" jelas kak ryan
“Mungkin dia memang egois. Karena dia tidak akan membiarkan nya pergi. Tidak hari ini, esok, atau nanti”Keesokan harinya ryan masih menunggu yaya untuk menyiapkan pakaian kantornya. Dia hanya berjalan kesana kemari dan sangat ragu untuk mengetuk pintu kamar yaya.Sepertinya dia harus menyiapkan semuanya sendiri kali ini. Semoga saja semuanya segera membaik. Ryan pergi meninggalkan kamar yaya dan menuju kamarnya. Yaya pasti tidak akan berbicara dengan nya. Jika ryan keras kepala, maka yaya juga sama keras nya."Pagi tuan" sapa bibi saat melihat ryan baru saja menuruni tanggaRyan kembali merasakan suasana itu. Dimana sapaan pagi itu berasal dari para pelayan dan bukan yaya. Rasanya sangat berbeda.Ryan hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak sedang dalam mood yang baik untuk berbicara atau menjawab."Ini sarapannya tu
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.. . .Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada melodi yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku cantik?” tanya yaya“Apa kamu yakin?” kata ryanAda apa lagi ini?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy?” tanya ryan pada melodi“kenapa sih sayang?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya Melodi?”Huffhh, yaya menghela n
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur. Dia sudah mencari keberadaan istrinya dan akhirnya menemukanya disana“Hmm?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban. Dia sedang sibuk melakukan beberapa pekerjaan saat ini.“Lagi ngapain?” tanya ryan. Dia berjalan semakin dekat kesana untuk mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya itu dari belakang.“Ngapain sih?” kata ryan mengulang pertanyaannya barusan, yang belum sempat dijawab oleh Yaya.“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya. Bahkan Ryan bisa melihat bahwa istrinya itu sedang mencuci beberapa tempat makan.“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryan tapi Yaya masih saja meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang!” Panggil ryan lagi. Ada apa dengan suaminya kali ini?“Iyaa, sayang?” tanya yaya seadanya“Kita nggak usah fi
“Kak!” panggil yaya setelah dia mendapati suaminya sedang berada di depan tv saat ini. Ryan yang merasa dipanggil oleh istrinyapun, langsung bergumam sebagai jawabanDia bisa melihat istrinya yang sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini. Padahal Ryan baru saja ingin memanggil Yaya agar berbincang dengannya saat ini.“Hmm?” balas ryan datar, dia mencoba bersikap seperti itu agar Yaya menjadi bertanya tentang tingkahnya.“Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan Yudha dan Ina." ucap yaya sebelum Ryan bertanya lebih dulu. Dia bahkan tidak berniat untukg mengobrol dengan suaminyaSebenarnya Yaya memang berniat seperti itu sejak awal. Dia bahkan sudah berlatih saat berada di kamar tadi. Dengan cermin besar yang ada di kamar mereka tentunya.“Kok gitu sih sayang?” tanya ryan setelah Yaya menjelaskan maksudnya. Tapi kenapa balasannya malah berbeda sekali?Yaya yang mendengar it
Vano dan Audrey sudah melakukan bulan madu selama hampir dua minggu. Selama itupula, mereka hanya melakukan beberapa perjalanan dan sisanya hanya berdiam diri di tempat honeymoon mereka.Siang ini, Vano dan Audrey sudah kembali ke Jakarta. Setelah beberapa jam setelah ketibaan mereka, Audrey dan Vano berencana untuk jalan-jalan keluar. Mereka berdua akhirnya berkunjung ke rumah Yaya dan Ryan setelah mereka memberitahu bahwa mereka akan berkunjung“Halo kak!” sapa yaya setelah Audrey sampai disana“Haii!” balas Audrey yang langsung memeluk yaya dengan semangat.Ternyata selain Audrey dan Vano, mereka juga bertemu dengan Yudha disana. “Kak Audy!” panggil yudha dengan semangat saat melihat Audrey ada disana. Audrey berjalan mendekat dan memeluk sepupunya itu.“Apa kabar, dek?” tanya Audrey pada Yudha“Baik dong kak. Gimana kabar kak Audy sama kak Vano?” tanya Yudha setelah dia me
Vano mencari keberadaan Audrey siang ini di rumah mereka. Dia hanya meninggalkan Audrey sebentar, dan sekarang istrinya itu entah pergi kemana.“Beib?” panggil Vano setelah dia turun ke lantai bawah. Kemana istrinya pergi tanpa memberitahu lebih dulu?Vano berjalan ke kamar mereka dan
Beberapa menit setelah berkendara, mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang tampak elegan. Rumah itu terdiri dari empat tingkat dengan halaman yang sangat luas. Disana terdapat banyak lampu yang menghiasi setiap sudut rumah.“C’mon beib!” ajak Vano yang baru saja membukakan pintu mobil untuk Audrey. Audrey meraih tangan suaminya dan ikut berjalan Bersama“Selamat datang di rumah.” Kata Vano setelah pintu rumah yang tampak megah itu terbuka dengan lebar“Ini bukan rumah kamu.” Ucap Audrey. Dia terbiasa berkunjung ke rumah Vano yang dulu. Tapi itu bukanlah rumah yang sedang mereka datangi saat ini“Ini memang bukan rumah aku.” Jawab Vano. Audrey menatap pria itu dengan sebekah alis yang terangkat. Pertanda bahwa dia tidak mengerti maksud perkataan Vano barusanSebelum Vano menjawab pertanyaan Audrey, dia terlebih dahulu menggendong istrinya ala bridal style. Padahal kenyataannya mereka me
Beberapa hari telah berlalu, dan hari ini adalah acara pernikahan Audrey dan Vano. Saat Vano berkata dia ingin melihat gaun pengantin milik Audrey setelah kembali ke Jakarta, dia ternyata mengurungkan niatnya itu.Dia hanya berkata bahwa dia setuju dengan semua pilihan Audrey. Jadilah Audrey menggunanakan rancangan yang sudah dia beserta mama, mommy, dan beberapa keluarga lainnya pilih waktu itu.
Pagi ini, Audrey sudah membuat janji di butik milik tante Sofia. Itu adalah tantenya Yaya. Butik itu juga sudah menjadi langganan keluarga mereka sebelum mereka bertemu dengan Yaya. Khususnya bagi Audrey, karena tante Sofia juga pernah sekali berkunjung saat Yaya dan Audrey masih berada di Australia. Yaya juga tidak memberitahu Audrey tentang Ryan yang masih saja menahannya untuk tidak pergi hari ini. Tapi walaupun Yaya tidak mengatakan apapun, Audrey sudah bisa menebak sifat sepupunya itu.
Di lain tempat, Dika dan Lara sedang membicarakan tentang Lara yang akan ikut untuk membantu Audrey menyiapkan segala keperluan terkait pernikahannya nanti.“Sayang!” panggil Lara setelah dia mendapati suaminya sedang berada di depan tv saat ini. Dika yang merasa dipanggil oleh istrinyapun, langsung bergumam sebagai jawabanDia bisa melihat istrinya yang sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini. Padahal Dika baru saja ingin memanggil Lara agar berbincang dengannya saat ini.“Hmm?” balas Dika datar, dia mencoba bersikap seperti itu agar diana menjadi bertanya tentang tingkahnya.“Aku mau ketemu sama Audrey dulu. Mau bantuin di rumahnya Yaya. Ada kumpul keluarga mereka disana.” Kata Lara menjelaskan. Dia bahkan tidak berniat untukg mengobrol dengan suaminya lebih duluSebenarnya Lara memang berniat seperti itu sejak awal. Dia bahkan sudah berla