Saat sedang sibuk dengan berbagai laporan didepannya, seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu ruangan yaya
"Iya masuk" kata yaya mengizinkan
Saat pintu itu terbuka, disana ada yudha dengan setelan jasnya.
"Ada apa ?" Tanya yaya saat melihat yudha
"Udah masuk jam makan siang, ke resto depan yuk" ajak yudha
"Emang iya ?" Tanya yaya sembari mengecek arloji di tangannya. Oh astaga, kenapa waktu berputar cepat sekali ?
"Oke. Bentar yah" ucap yaya. Dia membereskan tasnya dan segera keluar.
"Mau ajak pak ryan sekalian ?" Tanya yaya
"Kayaknya enggak usah deh. Kan perginya cuman sama gue" jawab yudha
Justru karena sama lo. Makanya harus di kasih duluan. Bisa ngamuk nanti boss nya.
"Okelah" jawab yaya. Dia baru ingat bahwa pak ryan agak kurang sehat tadi. Mungkin saja dia masih kurang s
Sekarang yaya sedang berjalan keruangannya, karena yudha yang sudah kembali ke kantornya. Tumben dia tidak mampir lebih dulu ke ruangan kakak nya."Mba yaya" panggil kang dadang, cleaning service perusahaan saat yaya akan menaiki lift"Iya kang ?" Tanya yaya"Dipanggil pak boss mba. Disuruh keruangan-nya" ucap kang dadangYaya mengangguk. Pasti boss nya itu akan mengomeli dirinya lagi."Makasih kang" kata yaya"Sip mba, sama-sama" jawab kang dadangYaya yang awalnya ingin pergi ke ruangan nya, malah menuju ruangan pak ryan tanpa menaruh barang-barangnya lebih dulu."Pak Leon!" panggil yaya pada sekretaris pak ryan saat dia sudah sampai di sana."Iya bu. Mau ketemu pak ryan ?" Tanya pak leon"Kok panggilnya bu ?" Tanya yaya penasaran"Kan calon isterinya pa
“Bukan lemah. Hanya saja, dia merasa belum menemukan solusi atas semua masalahnya saat ini.”Yaya tidak membawa mobil hari ini. Mobilnya sedang dipakai papi, karena mobil papi sedang perawatan hari ini.Jadilah yaya harus naik taxi. Percuma juga menunggu sopirnya datang, pasti papi belum selesai memakai mobilnya.“Ikut saya” ucap pak ryan saat yaya sedang menunggu taxi disana“Tidak perlu pak. Saya sedang menunggu taxi” balas yaya tanpa memperhatikan lawan bicaranya.“Apa saya meminta pendapat ? Tidak kan” ucap pak ryan. Dia berjalan keluar dari mobil nya dan memaksa yaya untuk masuk.“Tapi pa”“Cepatlah. Saya tidak ingin berdebat” jelas pak ryanSudahlah. Dia lelah setelah pulang bekerja, dan juga sedang malas berdebat.
Hari berlalu dengan sangat cepat dan ini adalah hari pernikahan yaya dan pak ryan. Banyak undangan yang datang. Baik teman, sahabat, kenalan hingga kolega bisnis kedua keluarga.Mereka mengadakan resepsi setelah itu. Jadi acara nya berjalan dari pagi, hingga malam hari.“Selamat yay. Akhirnya nikah juga” ucap nina yang datang bersama pak arya hari ini“Makasih nina. Lo cepetan nyusul. Sama pak arya juga” kata yayaMereka berdua terlihat tersenyum kikuk saat mendengar itu.“Udah yah. Kasian yang lain udah pada antri” kata pak aryaBanyak lagi tamu yang datang setelah itu. Padahal kaki yaya sudah pegal saat ini.“Selamat yah mba”“Selamat bu”“Selamat dek”Banyak yang memberi ucapan selamat pada yaya dengan
Di tempat yang sama, audrey sedang menyantap kue coklatnya. Rasanya enak. Itu karena audrey lah yang mengurus bagian kue diacara pernikahan ryan dan yaya.“Ekhemm!” dehem seseorang yang sedang berdiri disebelah audreyAudrey mengangkat wajahnya agar dia bisa melihat siapa itu.“Ngapain?” tanya audrey saat melihat vano lah yang berdiri disana.Audrey masih terus menyantap makanannya dengan santai.“Hobi banget yah, pamer-pamer begitu?!” Ucap vano tiba-tiba.Dia melepaskan tuxedo yang sedang dipakainya, dan menyampirkan itu di pangkuan Audrey.“Itu juga gaunnya. Kenapa modelnya kayak gitu?” Ujar vano lagi“Apa sih?” tanya audrey kebingunganDia memakan kuenya dengan santai. Itu karena dia tidak merasa ada yang salah dengan gaun yang sedang
Setelah acara pernikahan dan resepsi itu selesai, yaya dan ryan langsung pergi darisana. Tak lama kemudian, yaya dan kak ryan sudah sampai di tempat tujuan. Rumah itu besar. Bahkan sangat mewah. Semua interior-nya terlihat berkilau dan sangat modern. Walau rumah yaya juga tak kalah besar dan mewah.Kak ryan langsung saja berjalan meninggalkan yaya begitu saja. Bahkan dia tidak mengajaknya untuk masuk."Dasar bossy" ejek yaya. Dia berjalan masuk sendirian kesana. Mustahil menunggu kak ryan untuk menyuruhnya masuk."Selamat malam nyonya" sapa para maid disana saat yaya sudah sampai disana"Selamat malam semua" senyum yaya. Mereka sangat banyak. Bahkan mungkin belasan orang."Mari nyonya, kamarnya dilantai atas. Biar saya bantu" kata salah seorang dari mereka sambil membawa koper yayaYaya berjalan kekamar yang ditunjuk pelayan disana. Mereka juga sudah meletaka
“Mau atau tidak. Seseorang harus meneruskan semua yang sudah dia mulai”Pagi ini yaya bangun dengan perasaan lega. Tidurnya semalam sangat nyenyak. Padahal kemarin itu sangat melelahkan. Entahlah.Yaya mulai membersihkan dirinya. Dia menatap koper milik nya. Mungkin dia akan merapikan pakaian nya nanti. Dia hanya akan merapikan alat rias nya saat ini. Tak lama kemudian, dia sudah rapi dengan celana panjang berbahan kain, dan baju yang tidak berlebihan.“Pagi nyonya” sapa bibi saat melihat yaya yang baru saja turun“Panggil saja yaya” ucap yaya. Dia tidak suka dipanggil seperti itu.Namun bukan nya menjawab, mereka hanya tertawa mendengar perkataan yaya barusan. Apa itu lucu ?. Sudahlah.“Nyonya ingin sesuatu ?” tanya bibi“Tidak. Saya akan memasak. Mungkin akan perlu beberapa bantuan nanti” jawab yaya
Jangan nyerah. Pernikahan itu cuman sekali dan sebisa mungkin kamu harus mempertahankan pernikahanmu”Keesokan pagi-nya, yaya berjalan kelantai bawah untuk menyiapkan makanan seperti hari kemarin."Pagi bi" sapa yaya pada para pekerja disana"Pagi nyonya" jawab mereka"Tidak usah di panggil begitu, panggilnya yaya aja" ucap yaya kembali memberitahu mereka"Enggak bisa gitu nyonya. Kan sekarang rumah ini sudah punya nyonya besar" Yaya mengangguk, walau dia merasa risih dipanggil seperti itu. Sebenarnya beberapa pekerja disini kebanyakan seumuran mami, dan sisanya mungkin berumur 30 sampai 40-an. Jadi yaya yang paling muda disana."Yaya masak aja yah bi" kata yaya segera memasuki dapur untuk membuat makanan."Tapi kalau di tanya sama kak ryan, bilang aja bibi yang masak, jangan bilang ini buatan
“Ini hidupnya. Jadi dia tidak akan membiarkan orang lain menghancurkan nya”~Keesokan harinya yaya menjalani kesibukan seperti hari biasanya. Memasak lebih dulu, baru setelah itu siap-siap untuk olahraga pagi. Sepertinya dia akan lari keliling kompleks pagi ini.Ini hari sabtu, dan kak ryan tentu saja libur.Yaya telah siap dengan kostum olahraga sopannya dan hendak turun kebawah. Apa kak ryan juga suka berolahraga ?. Saat sampai di lantai bawah, yaya malah menemukan diana disana. Pagi-pagi sudah berada di rumah orang. Memang tidak punya tata krama wanita itu."Makan dulu yuk sayang. Udah aku masakin nih" ucap dianaYaya tertawa miris mendengarnya. Dia yang memasak ? Apa yaya tidak salah dengar ?"Kenapa tertawa ?" Tanya diana saat mendengar yaya yang tertawa di belakangnya. Namun yaya hanya mengangkat ba