“Mau atau tidak. Seseorang harus meneruskan semua yang sudah dia mulai”
Pagi ini yaya bangun dengan perasaan lega. Tidurnya semalam sangat nyenyak. Padahal kemarin itu sangat melelahkan. Entahlah.
Yaya mulai membersihkan dirinya. Dia menatap koper milik nya. Mungkin dia akan merapikan pakaian nya nanti. Dia hanya akan merapikan alat rias nya saat ini. Tak lama kemudian, dia sudah rapi dengan celana panjang berbahan kain, dan baju yang tidak berlebihan.
“Pagi nyonya” sapa bibi saat melihat yaya yang baru saja turun
“Panggil saja yaya” ucap yaya. Dia tidak suka dipanggil seperti itu.
Namun bukan nya menjawab, mereka hanya tertawa mendengar perkataan yaya barusan. Apa itu lucu ?. Sudahlah.
“Nyonya ingin sesuatu ?” tanya bibi
“Tidak. Saya akan memasak. Mungkin akan perlu beberapa bantuan nanti” jawab yaya
Jangan nyerah. Pernikahan itu cuman sekali dan sebisa mungkin kamu harus mempertahankan pernikahanmu”Keesokan pagi-nya, yaya berjalan kelantai bawah untuk menyiapkan makanan seperti hari kemarin."Pagi bi" sapa yaya pada para pekerja disana"Pagi nyonya" jawab mereka"Tidak usah di panggil begitu, panggilnya yaya aja" ucap yaya kembali memberitahu mereka"Enggak bisa gitu nyonya. Kan sekarang rumah ini sudah punya nyonya besar" Yaya mengangguk, walau dia merasa risih dipanggil seperti itu. Sebenarnya beberapa pekerja disini kebanyakan seumuran mami, dan sisanya mungkin berumur 30 sampai 40-an. Jadi yaya yang paling muda disana."Yaya masak aja yah bi" kata yaya segera memasuki dapur untuk membuat makanan."Tapi kalau di tanya sama kak ryan, bilang aja bibi yang masak, jangan bilang ini buatan
“Ini hidupnya. Jadi dia tidak akan membiarkan orang lain menghancurkan nya”~Keesokan harinya yaya menjalani kesibukan seperti hari biasanya. Memasak lebih dulu, baru setelah itu siap-siap untuk olahraga pagi. Sepertinya dia akan lari keliling kompleks pagi ini.Ini hari sabtu, dan kak ryan tentu saja libur.Yaya telah siap dengan kostum olahraga sopannya dan hendak turun kebawah. Apa kak ryan juga suka berolahraga ?. Saat sampai di lantai bawah, yaya malah menemukan diana disana. Pagi-pagi sudah berada di rumah orang. Memang tidak punya tata krama wanita itu."Makan dulu yuk sayang. Udah aku masakin nih" ucap dianaYaya tertawa miris mendengarnya. Dia yang memasak ? Apa yaya tidak salah dengar ?"Kenapa tertawa ?" Tanya diana saat mendengar yaya yang tertawa di belakangnya. Namun yaya hanya mengangkat ba
“Pagi semua” sapa audrey pada teman-teman nya yang kebetulan berpapasan di lantai bawah.“Pagi audrey..”Kadang audrey lebih suka menjadi karyawan biasa dibanding manager. Hanya terkadang. Karena audrey sadar manager juga posisi incaran setiap karyawan.Baru saja audrey menaruh bokong nya di kursi kerja. Sebuah ketukan sudah mampir di pintu ruangan nya.“Masuk” kata audrey mempersilahkan.“Permisi mba A” sapa pak rahmat – bagian cleaning servis perusahaan.“Iya pak” kata audrey“Begini mba. Mba disuruh boss buatin kopi kayak kemarin. Katanya jangan lama-lama” kata pak rahmatHaduhh. Boss itu lagi.“CEO yah pak ?” tanya audrey memastikan“Iya mba” jawab pak rahmatSetidaknya audrey sudah berharap itu bukan vano. Walau kenyataan nya itu memang dia.“Iya pak. Makasih yah pak” ucap audrey ram
Audrey bangun lebih lambat hari ini. Untung saja ini akhir pekan dan audrey bersyukur untuk itu.Setidaknya dia tidak bertemu dengan mantan, ralat. Boss nya itu.Bagaimana caranya menghindar dari vano. Audrey sih sebenarnya biasa saja. Tapi pria itu pasti akan mengganggunya lagi.Dia harus mencari kesibukan lain agar pria itu tidak menyuruhnya untuk membuatkan kopi lagi setiap pagi.Semoga saja dia memang tidak disuruh membuatkan kopi lagi nanti.Saat sedang berfikir, ponsel nya tiba-tiba saja berdering. Itu telepon dari dita“Halo dit” ujar audrey setelah mengangkat panggilan itu“Halo mba” kata dita“Dita ganggu nggak nih ?” tanya dita“Enggak dong. Saya juga lagi enggak ada kerjaan” jawab audrey“Gimana honey moon nya, lancar ?” kini giliran audrey yang bertanya“Hehe, lancar kok mba. Lancar banget malah” jawab ditaEntah apa
Waktu berlalu dengan cepat dan hari ini audrey harus kembali bekerja. Dia hanya akan mengabsen di kantor, mengambil berkas dari ruangan dita lalu pergi untuk melakukan survey.Perusahaan sebelah yang dimaksud dita itu, adalah perusahaan yang masih berkerabat dengan perusahaan milik vano.“Woy audrey” teriak dika saat melihat audrey yang baru saja datang“Kenapa muka lo cerah banget hari ini ?” tanya dika“Emang kenapa ? Enggak boleh gitu muka gue cerah ?” kata audrey balik bertanya“Bentar..” ucap dika lalu menatap penampilan audrey hari ini“Tumben lo pake hills tinggi. Terus ni rambut di ikat juga” kata dika“Kenapa ? Beda yah gue” kata audrey“Iya sih. Terus kenapa baju nya kebuka juga, tumben lo pake blazer” ujar dika“Banyak tanya deh lo. Bilangin aja gue cakep. Gitu aja susah” kata audrey“Pede banget lo&rdq
Vano memutuskan untuk pulang ke rumah papa dan mama nya. Sejak tiba dari Aussie vano memang tinggal di apartment pribadinya.“Halo tuan vano” sapa bibi saat vano baru menginjakan kaki nya di depan rumah.“Iya bi” jawab vanoVano berjalan ingin menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas. Tapi sesuatu malah mengalihkan perhatian nya.“Pa, tadi mama beneran ketemu. Tapi enggak sempat bincang lama sih” kata mamaMereka sedang membahas apa ? Vano menjadi penasaran.“Gimana kabarnya ma, papa udah lama sih enggak ketemu” kali ini papa yang mulai berbicara“Dia kelihatan baik. Makin cantik pa anaknya. Dia ramah banget lagi.” Kata mama“Tahu enggak pa, pas mama lewat dia lagi nolongin anak kecil yang kakinya lagi luka gitu.” Lanjut mama lagi“Terus mama ngobrol dong ?” tanya papa lagi“Iya dong pa. Masa enggak” ujar mama
Audrey berniat untuk bertemu dengan ryan hari ini sepulang kegiatan lapangannya. Semoga saja dia berkunjung ke resto audrey sore nanti.Tak berselang lama, audrey langsung menuju ke restonya. Ternyata disana juga ada ryan. Tepat sekali.“Ryan!” panggil audrey dengan raut wajah datar“Gue mau ngomong sama lo!” ucap audrey lagi. Dia langsung berjalan ketempat yang jauh dari banyak pengunjung. Tapi masih berada di dalam resto miliknya.“Nggak usah duduk!” Audrey berkata ketus setelah dia duduk disana.Bukannya berdiri, ryan langsung saja duduk di kursi yang ada di seberang audrey.“Gue tahu itu perempuan gatel masih ada di rumah lo!” ucap audrey“Lo punya hati nggak sih ?. Bisa-bisanya lo selingkuh di rumah. Rumah yang isinya juga ada yaya. Istri lo Ryan.” Marah audrey“Lo beneran bego atau gimana sih?!” lanjut Audrey“Gue nggak tahu audy, gue mas
Vano berangkat lebih pagi hari. Dia sengaja datang lebih awal karena ingin bertemu dengan audrey. Dia tahu audrey pasti menghindari nya. Makanya dia datang lebih awal lalu pergi lagi.“Selamat pagi pak”“Pagi pak”“Pagi pak vano”Beberapa karyawan sudah mulai berdatangan dan menyapa vano saat mereka berpapasan.Padahal vano berharap, audrey lah yang akan menyapanya.Oh iya, wajah vano tidak terlalu memar pagi ini, jadi dia bisa langsung berangkat ke kantor tanpa harus menunggu memarnya menghilang.Vano berdiri di belakang pintu masuk agar audrey tidak menghindar saat melihatnya nanti.Tapi entah, sampai hampir memasuki jam kantor, audrey juga belum datang.Apa dia langsung pergi tanpa ke kantor lebih dulu ?“Permisi pak” ujar dika yang kini berdiri di samping vano“Bapak sebentar lagi ada meeting pak” lanjut dika mengingatkan vano