Share

7

Penulis: Annabella Shizu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-26 16:59:48

"Jadi, udah ngerjain PR kamu belum?" Rico kedengaran seperti seorang Pak Guru yang sedang menagih PR dari muridnya.

Sabtu pagi ini, Elora sudah menunggu di gazebo, di taman depan gang. Dan seperti biasa, Rico datang dengan mengendarai motor Vespa-nya. Ia berpakaian lebih rapi hari ini, dengan kaus berkerah warna abu-abu, celana kain hitam, dan jaket kulit warna coklat. Ia langsung duduk di samping Elora. 

"Mmm… Yang aku suka dari diri sendiri, aku orangnya suka bantu orang lain, terus rajin..., ramah...," Elora berhenti sejenak. "Sama ceria..."

"Masih kurang satu. Aku bilang lima," Rico langsung protes.

"Aku udah nggak tau lagi...," suara Elora memelan.

Rico menatap dengan mata tajamnya. "Itu pendapat kamu sendiri, atau kamu nanya orang lain?" 

Kenapa cowok ini bisa tahu ya?

"Aku ada nanya pendapat orang lain juga... Tapi aku milih yang menurut aku sesuai aja...," Elora jujur mengakui.

"Jadi, k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Lessons of Love   8

    Alarm ponsel Elora berbunyi berulang kali. Elora setengah membuka mata, baru jam setengah enam. Dia masih bisa tidur setengah jam lagi. Kepalanya rasanya masih pusing, gara-gara tequila semalam, atau gara-gara kurang tidur? Bangun jam enam belum telat kok, dia masih bisa berangkat jam tujuh.Elora tersentak bangun setengah jam kemudian. Astaga! Dia hampir lupa! Dia harus masak sarapan untuk Rico! Elora buru-buru bangun, setengah berlari ke dapur. Hari ini, dia sudah rencana masak bakmi jawa untuk sarapan. Cukup tidak ya waktunya?Jam tujuh lewat lima menit, Elora berjalan tergesa-gesa ke kontrakan, setelah selesai masak, mandi, dan ganti pakaian. Dia mau langsung berangkat ke kantor setelah menaruh sarapan Rico. Mia sudah berangkat duluan, karena pagi ini ada permintaan make-up dari seorang selebritis. Mia rupanya sudah mulai terima orderan pribadi, sesuai rencananya waktu itu.Pintu kamar Rico terbuka. Apa dia sudah menunggu s

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Lessons of Love   9

    Setelah hari Sabtu itu, Elora mendadak jadi rajin membongkar koleksi VCD film dan lagunya. Hari Minggu, dia isi dengan mendengar lagu dari VCD koleksinya, juga menonton ulang beberapa film romantis yang ada. Elora bukan kutu buku, dia punya beberapa koleksi novel, tapi semuanya lebih ke cerita detektif dan petualangan. Kenapa sih Rico harus beri PR yang susah?Sampai hari Kamis, Elora masih belum bisa memastikan pilihannya. Semua punya pesan cinta yang bagus, tapi yang benar-benar menyentuh dia? Ah, bingung!Sore itu, Elora pulang sendiri dari kantor. Mia lagi-lagi dapat pesanan make-up dari selebritis, sepertinya dia serius untuk berkarier sendiri. Mia juga bilang, dia sedang mengumpulkan uang untuk ditabung, sudah pasti untuk persiapan menikah.Sampai di rumah, Elora nongkrong lagi di depan laptop, untuk menonton film sambil makan malam. Dia baru menonton habis satu film, ketika tiba-tiba ponselnya berbunyi. Kak Laura yang menelepon."Ya, Ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-28
  • Lessons of Love   10

    Rencana pertunangan Trista Calista dan Elang Rajendra sudah menyebar luas di berita infotainment. Sebagai penulis naskah, Elora tentu saja yang lebih dulu tahu isi berita itu. Sepertinya, Trista dan Elang akan mengundang banyak wartawan di acaranya nanti, mereka tak berniat membuat pesta yang bersifat privat.Ya pastilah, mereka selebritis, Elora membatin. Makin banyak berita, makin bagus untuk popularitas mereka. Bahkan, mungkin bisa dapat sponsor gratis atau endorsement. Elora tahu, Trista sering mem-posting hubungannya dengan Elang di media sosial, membuat dirinya makin terkenal, dan dapat banyak endorsement. Biarpun banyak juga netizen yang menghujatnya. Mungkin mereka termasuk penggemar Elang, yang tak rela aktor kesayangan mereka menjalin hubungan dengan Trista.Setelah rencana pertunangan itu menyebar, makin ramai lagi perdebatan di media sosial. Ada yang mendukung, mengucapkan selamat. Tapi ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-28
  • Lessons of Love   11

    Selesai makan, Elora berniat memberi ucapan selamat ke pasangan Trista dan Elang, tapi di atas panggung masih sangat ramai. Pasangan itu sedang sibuk berfoto dengan teman-teman sesama selebritis, dan para wartawan juga masih berkerumun di sekitar panggung. "Masih rame banget ya...," gumam Elora. "Kamu udah mau pulang? Santai aja, El... Baru jam satu," respon Rico. Ia memandang berkeliling, lalu mendadak berdiri. "El, kamu tetap di sini ya..." "Kenapa?" Elora memandangi Rico dengan heran. "Kamu mau ke mana?" Rico hanya tersenyum, ia berjalan ke tempat para pemain musik. Entah apa yang diobrolkan, tapi ia sepertinya disambut gembira oleh para pemain musik. Mendadak, penyanyi dan pemusik berhenti. Rico mengambil alih tempat duduk di belakang piano besar. Seseorang memasangkan microphone di atas piano, di dekat mulutnya. Elora terperangah. Rico mau main piano! Bukan cuma itu, dia juga mau meny

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-28
  • Lessons of Love   12

    Elora terbiasa bangun pagi sejak memasak sarapan buat Rico, tapi ia sampai harus mengingatkan diri sendiri, kalau Rico sedang pergi. Senin pagi, Elora bangun jam setengah enam. Lalu, ia termenung di kamar. Kenapa Rico terus yang ada di pikirannya?Tangan Elora meraih ponsel, mengetik chat untuk Rico. Kemarin siang, Rico mengabari, kalau dia sudah di Ambarawa. Dia langsung ziarah ke makam Mamanya. Dan hari ini, dia akan mengunjungi panti asuhan tempat dia sering dititipkan waktu kecil.Setelah kirim chat, Elora mandi dan ganti pakaian. Lalu, ia mengetuk pintu kamar Mia untuk membangunkan sahabatnya. Mia, seperti biasa, bangun dengan malas."Kamu mau bareng aku nggak?" tanya Elora, melihat Mia masih duduk santai di sofa dan belum mandi."Kamu lagi buru-buru? Ini baru jam enam lewat dikit kok, ngapain berangkat pagi banget?" sahut Mia. "Aku udah mulai males, El... Kayaknya, kalo udah married nanti, aku mau resign. Aku pingin jadi make-up artist p

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-28
  • Lessons of Love   13

    Hari Kamis ini terasa sangat panjang dan melelahkan bagi Elora. Rico berulang kali mengirim chat, bahkan meneleponnya. Tapi tak satu pun yang dia balas. Dia merasa tidak punya semangat untuk mengerjakan apa-apa, dan perasaannya juga mudah sekali tersinggung. Waktu diomeli Raras, dia hampir saja cekcok, kalau tidak ada Vania yang menyenggol tangannya, mengingatkan dia."Kamu kenapa sih, El? Tumben kamu debat sama Raras tadi... Lagian, udah tau nggak ada gunanya, tetap aja dia yang didengerin sama atasan," tegur Vania, waktu mereka sedang istirahat makan siang di pantry.Elora menghela nafas. "Iya, nggak tau nih... Aku lagi bad mood hari ini...""Ada masalah?""Banyak, Van..."Vania tertawa kecil. "Tumben, biasanya kamu tuh paling jarang ngeluh. Yah, semua orang pasti punya masalah, ngapain juga aku nanya ya? Tapi, biasanya keceriaan kamu tuh nular. Kalo liat kamu murung gitu, jadi aneh aja...," komentar Vania.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-28
  • Lessons of Love   14

    Rumah Rico berada di daerah perumahan mewah di Jakarta Selatan, bertingkat dua, dan terlihat sangat megah dari luar. Seorang petugas keamanan membukakan pintu pagar waktu mereka tiba. Mobil Jeep Rico diparkir di garasi, yang terletak di basement. Lalu, mereka naik lewat tangga di basement ke lantai satu, langsung terhubung ke ruangan luas yang terang, sepertinya ruang tengah atau ruang keluarga. Satu ruangan itu saja lebih luas daripada seluruh rumah Elora.Elora terkagum-kagum. Arsitektur rumah itu klasik, warna cream dan putih mendominasi. Ruang keluarga itu seperti terbagi jadi tiga bagian. Di sisi kanan dekat jendela besar, terpajang satu set sofa kulit warna putih dan meja kaca. Bagian tengahnya kosong, sepertinya diisi kalau ada acara saja. Di sisi kiri, ada rak besar dari kayu jati, yang berisi satu set home theatre berukuran ekstra besar. Di depan rak, terdapat lima buah reclining seat atau sofa rebah, berwarna cream. Sepertinya nyaman sekali kalau menonton samb

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-28
  • Lessons of Love   15

    Di kantor Deep Production, situasinya tidak heboh seperti di Max TV kemarin. Tidak ada yang menggosip atau membahas berita kemarin, jadi Elora merasa lega.Dia diperkenalkan oleh Victor dengan Ghani, sutradara yang akan menggarap film Sang Superstar dari naskahnya. Sutradara berambut panjang dan berumur sekitar empat puluh tahun itu orangnya sangat unik, tapi humoris. Dia lulusan IKJ juga, seperti Rico. Dan Elora merasa cocok berdiskusi dengannya.Mereka sedang menyesuaikan beberapa bagian naskah di ruang kerja Ghani, ketika Victor masuk, dan menyerahkan sebuah map kertas pada Ghani."Ini beberapa calon pemain hasil casting kemarin. Besok kamu yang tentuin aja, siapa yang mau kamu pilih. Aku minta mereka datang lagi jam sembilan ya...," kata Victor pada Ghani."Siap, Bos...," jawab Ghani dengan santai.Ghani menoleh memandang Elora. "El, kamu juga mau liat calon pemainnya?""Mmm... Kayaknya nggak perlu sih

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-28

Bab terbaru

  • Lessons of Love   28. Finale

    Elora dan Rico berjalan bergandengan tangan, menyusuri jalan berumput yang masih agak basah oleh embun. Tadi pagi jam enam, Rico sudah mengajak Elora keluar. Seperti yang dikatakannya kemarin, mereka pagi ini mau trekking mengelilingi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mungkin tidak sampai seluruhnya, tapi Elora tahu, Rico sangat hobi trekking seperti ini. Mereka berpakaian santai, kaus, celana training panjang, sepatu kets, dan membawa ransel berisi bekal. Elora mengikat rambutnya model ekor kuda."Kamu belum pernah trekking kayak gini? Daki gunung juga nggak pernah?" tanya Rico."Belum pernah... Aku suka baca novel petualangan, tapi kalo berpetualang beneran, belum pernah," sahut Elora."Mulai sekarang, aku bakal sering ngajak kamu berpetualang. Biar kamu bisa tau banyak tempat."Elora tertawa. "Emangnya kita mau ke mana lagi?""Ya banyak..." Rico memandangnya. "Asal kamu mau, aku bisa bawa kamu ke mana aja."Ah

  • Lessons of Love   27

    Liburan akhir tahun yang dinanti-nanti Elora tiba juga. Setelah semua masalah yang terjadi, kesibukan di kantor, dan jadwal kampus yang padat, Elora merasa benar-benar perlu me-recharge energinya. Kak Laura, Colin, dan Arion, akan ikut bersama Elora dan Rico. Mia dan Danu juga. Ini pasti jadi liburan yang sangat menyenangkan.Seperti usul Rico, mereka berlibur ke Situ Gunung, bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di daerah Sukabumi. Setelah menginap di Situ Gunung selama dua malam, Elora dan Rico akan langsung ikut Mia dan Danu ke rumah Mia, di Sukabumi juga. Mereka mau menghadiri acara lamaran Mia dan Danu, yang diadakan tepat pada hari terakhir di bulan Desember ini.Mobil Jeep hitam Rico dan mobil SUV biru Colin berhenti di depan bangunan villa yang sudah mereka sewa, hari Rabu pagi. Dari villa itu, jaraknya sudah dekat ke objek-objek wisata di Situ Gunung."Waah... Segar banget udaranya...!" Mia setengah memekik, saat turun da

  • Lessons of Love   26

    Elora sudah siap dengan semua kehebohan yang muncul di kantor hari Senin. Puluhan wartawan dari berbagai media sudah stand by di gedung Max TV dari pagi, mereka menunggu konferensi pers jam sepuluh. Semua manajemen Max TV dan sejumlah petinggi dari UP-News turut hadir. Rico sudah bilang, dia sengaja tak mau hadir, supaya orang-orang tidak mengaitkan merger ini dengan Elora.Tapi sepertinya, publik sudah terlalu jatuh hati dengan pasangan itu. Semua tahu kalau Elora bekerja di Max TV, dan Rico adalah direktur utama, sekaligus ahli waris UP-News. Merger itu ibarat makin menguatkan romantisme mereka berdua.Apalagi ketika nama Max TV diumumkan diganti menjadi ER-News. Kepanjangan sebenarnya adalah Education, Recreation, and News, menurut direktur baru ER-News, Ibu Kanaya, yang sebelumnya adalah salah satu petinggi di UP-News. Tak bisa dihindari lagi, nama baru itu pun dikaitkan dengan pasangan favorit itu. Elora and Rico News, itulah kepanjangan ER-News versi

  • Lessons of Love   25

    Elora dan Rico berjalan bergandengan tangan di lorong menuju ruang ICU. Beberapa orang yang mereka lewati menoleh untuk memperhatikan mereka. Kamis sore ini, sepulang dari kantor, mereka langsung meluncur ke rumah sakit. Tante Fey yang menelepon, katanya Om Hilman sudah mulai sadar.Elora bahagia sekali mendengarnya. Dia rela izin tidak masuk kuliah hari ini, demi menjenguk Om Hilman. Dan dia juga baru sadar, ini pertama kalinya Tante Fey mau menelepon dia secara langsung. Biasanya, Kak Laura yang selalu jadi perantara.Kak Laura dan Colin sudah lebih dulu sampai. Mereka sedang duduk di ruang tunggu ICU."Hai, Kak... Hai, Colin...," sapa Elora."El…" Kak Laura langsung memeluk dan mengecup pipi Elora. Wajahnya tampak terharu."Aku sama Colin udah masuk duluan tadi. Kamu masuk sama Rico, ya..."Elora sejenak tertegun."Tante Fey yang minta," sambung Kak Laura, sambil memandang Elora dan Rico bergantian.

  • Lessons of Love   24

    Elora lebih banyak diam di dalam mobil, waktu Rico mengantarnya pulang ke rumah. Berbagai perasaan berkecamuk di hatinya, antara sedih, bingung, galau, ragu... Tante Fey ingin Elora minta tolong pada Rico. Tapi Rico sudah pernah bilang, dia tidak kasihan lagi melihat kasus yang menimpa Trista. Trista pantas mendapat hukuman, katanya. Apa Rico masih mau membantu?Rico punya hati yang baik, Elora membatin. Dia pasti mau, dia tak mungkin membiarkan Om Hilman menderita seperti itu.Di sisi lain, Elora juga merasa sungkan kalau melibatkan Rico dalam masalah keluarganya. Semua ini mungkin saja berawal dari masalah dia dengan Trista. Trista yang selalu tak akur dengannya, mungkin iri melihat naskah filmnya sukses besar. Lalu semuanya jadi makin liar, seperti bola salju yang terus menggelinding makin besar, sampai-sampai Rico juga ikut terseret. Apa pantas dia minta Rico terseret lebih jauh lagi? Kenapa dia selalu bawa masalah? Kenapa selalu Rico yang menyel

  • Lessons of Love   23

    "Bukan aku yang lapor," ucap Rico dengan wajah serius.Sepulang dari kantor, Elora dan Rico mampir makan malam, di sebuah warung lesehan yang menjual seafood. Rico tak pernah gengsi atau malu untuk makan di warung pinggir jalan bersama Elora, dan itu yang bikin Elora tambah kagum. Biarpun sesekali ada saja yang memperhatikan mereka, mungkin mengenali mereka, tapi untungnya, tak pernah ada yang mengganggu.Rico sudah langsung membahas berita tentang Elang dan Trista, biarpun Elora belum tanya. Berita itu memang sudah jadi berita utama di hampir semua stasiun TV. Makin sore, beritanya makin ramai berseliweran."Biarpun aku tau, tapi karena kamu yang minta jangan nuntut Trista, aku nggak lanjutin. Aku nggak bohong, El...," lanjut Rico. Dia asyik menggigit daging ikan gurame.Elora terkejut. "Kamu bilang, kamu tau? Maksud kamu, tau soal mobil selundupan itu? Atau arisan online itu?""Dua-duanya," jawab Rico, masih dengan s

  • Lessons of Love   22

    Mereka mampir ke EZ Cafe untuk makan malam, di situ mereka bisa mengobrol dengan tenang. Zack tampak senang menyambut Elora. Dia memegang kedua bahu Elora, seolah ingin menunjukkan dukungannya."Don’t be afraid, El...," ucapnya sambil tersenyum.Elora membalas senyumnya. "Thanks, Zack..."Elora dan Rico duduk setelah memesan makanan. Rico sudah mencopot jas dan dasinya. Lalu, ia menggenggam kedua tangan Elora."Banyak yang mau aku ceritain...""Aku yang cerita duluan, Rico... Ini soal foto aku sama Elang di teras hotel," Elora buru-buru menyela.Akhirnya, Elora pun cerita semuanya yang terjadi Sabtu malam itu, di teras hotel di Bali. Bagaimana Elang tiba-tiba muncul, menggenggam tangannya, dan membuat dia bingung dengan ungkapan perasaan Elang. Tak ada yang disembunyikan Elora, termasuk jawabannya pada Elang."Aku jadi mikir..., setelah semua masalah ini, apa mungkin Elang terlibat?" Elora mengungkapkan rasa curig

  • Lessons of Love   21

    "Kalo nanti situasinya nggak baik, saya bawa Mbak El balik ke rumah Mas Rico aja...," kata Pak Tino.Pagi itu, Pak Tino datang ke rumah Kak Laura. Sebenarnya, Pak Tino datang untuk meminta Elora tidak usah masuk kantor saja hari ini. Dia curiga dengan situasi di Max TV. Tapi, Elora bersikeras tetap berangkat. Sekarang, Elora sudah duduk di jok tengah mobil Jeep putih."Lho, jangan Pak... Saya nggak enak sama Om Enrico dan Tante Sonia... Masa saya tiba-tiba seenaknya datang ke rumah mereka, cuma gara-gara masalah kayak gini?" Elora buru-buru menyela."Tapi, Pak Enrico yang bilang gitu, nggak apa-apa kok, Mbak...""Jangan, Pak... Lebih baik, saya tetap di rumah Kak Laura aja, kalo emang ada apa-apa... Tapi harusnya aman kok, paling hebohnya cuma satu hari kemarin.""Saya baru bisa yakin Mbak aman, sampai Mas Rico pulang nanti," jawab Pak Tino.Elora terdiam. Semalam Rico cuma kirim chat, memberitahu kalau me

  • Lessons of Love   20

    Elora terbangun karena merasa silau, sinar matahari menembus masuk dari tirai jendela yang terbuka sedikit."Eh, Mbak El... Udah bangun?" suara Adinda memanggil. "Sorry ya, aku berisik ya? Aku habis mandi..." Adinda berdiri di dekat meja rias, di depan cermin besar. Dia tersenyum malu-malu, rambutnya masih kelihatan basah."Nggak...," gumam Elora. "Jam berapa ya?"Rasanya malas sekali untuk bangun, kepalanya masih agak berdenyut."Jam tujuh lewat, Mbak...""Astaga!" Elora tersentak bangun. "Pesawat kita jam sepuluh kan?""Tenang, Mbak... Cuma setengah jam kok ke bandara," Adinda menenangkan Elora. "Kita masih sempat sarapan juga."Elora buru-buru bangun, padahal kepalanya masih pusing. Uh, dia selalu begitu kalau kurang tidur! Akhirnya, dia mandi dengan cepat. Lalu turun ke restoran bersama Adinda untuk sarapan.Semua anggota tim yang lain juga masih sarapan, sambil mengobrol dengan santai. Elora mulai w

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status